"Maafkan aku sayang" Masih tangis Zean memeluk tubuh Diandra.
"Aaarrkkhhh.. Hiks.. hiks.." Tangis Diandra dipelukan Zean, "Aarrkkhhhh" Tangis Diandra lagi sambil memukul lengan Zean dengan pelan.
Lalu Zean pun melapaskan pelukannya, "Sayang.." Panggil Zean menyentuh wajah Diandra, "Hukumlah aku semampu kamu, Aku siap apapun yang akan kamu lakukan" Ucap Zean mendekatkan keningnya di kening Diandra.
"Hiks.. hiks.. Kenapa aku harus menghukummu?" Tanya Diandra melihat wajah Zean.
"Maafkan aku sayang" Hanya itulah yang keluar dari mulut Zean.
"Tidak.. tidak Zean, Jangan katakan maaf, Aku benci kata maaf mu" Geleng Diandra sambil menutup kedua telinganya.
"Sekali lagi maafkan aku Dian" Ucap Zean langsung bangkit berdiri.
"Tidak.. Kumohon jangan tinggalkan aku, Aku mohon sayang" Tahan Diandra langsung ditangan Zean dengan air mata yang terus berderai dari peluput matanya.
"Maafkan aku Dian" Balas Zean melepaskan tangan Diandra.
"Sayang kumohon.. Kumohon jangan tinggalkan aku" Semakin histeris Diandra memeluk kaki kiri Zean langsung.
"Maafkan aku Dian" Ucap Zean lagi melepaskan tangan Diandra dari kakinya. Kemudian Zean langsung pergi dari dalam kontrakan Diandra.
"Aarrrkkhhh.. Zean zean" Teriak Diandra yang telah tergeletak diatas lantai itu. "Zean.. Kumohon jangan tinggalkan aku Hiks.. hiks.. Kumohon Zean" Prustasi Diandra menangis.
Sedangkan dibalik pintu itu, Zean pun tak henti-hentinya menangis sambil meremas rambutnya. "Maafkan aku sayang.. Maafkan aku" Ucap Zean langsung pergi dari depan pintu kontrakan Diandra.
"Zean" Berusaha bangkit berdiri Diandra dari atas lantai dingin itu, "Zean tunggu aku, tunggu aku" Susul Diandra mencari Zean. Sesampainya Diandra diluar, "Zean.. Zean" Teriak Diandra langsung mengejar Zean yang sedang masuk kedalam mobilnya. "Sayang.. sayang.. Kumohon jangan tinggalkan aku" Ucap Diandra sambil mengetuk-etuk pintu kaca mobil Zean. "Zean.. Kumohon" Ketuk Diandra lagi sangat memohon.
Tampa menghiraukan Diandra lagi, Zean pun langsung melajukan mobilnya dari hadapannya, "Zean Zean" Semakin histeris Diandra menangis sambil mengejar mobil Zean, "Zean" Teriak Diandra "Aaakkkrrhhhh.." Teriak Diandra langsung berjongkok. "Zean Hiks.. hiks.. Zean" Senggugukan Diandra.
Setelah Zean dan Diandra berpisah, "Ayok" Ucap anak buah Alberto langsung meninggalkan lingkungan Diandra.
.
Sesampainya Zean di mension, Zean pun langsung naik keatas, "Zean" Panggil Viviana menghentikan langkah Zean.
"Mah.. Zean butuh istirahat" Balas Zean dengan dingin tampa melihat kearahViviana.
"Hhhhmmmm" Hela Viviana menghentikan langkahnya, "Baiklah" Ngalah Viviana. Setelah itu Zean pun langsung naik keatas.
"Pah.." Lihat Viviana ke Alberto.
"Biarkan saja Mah.." Ucap Alberto meminum tehnya itu.
"Tuan" Sapa anak buahnya itu.
"Apa semua sudah beres?" Tanya Alberto meletakkan gelasnya diatas meja.
"Semua sudah beres tuan" Jawab mereka.
"Bagus" Senyum Alberto.
"Kalau begitu kami permisi dulu tuan" Undur mereka.
"Mmmmmm" Angguk Alberto.
Saat Zean telah berada diatas, Gebi pun langsung melihat wajah prustasinya Zean, "Kak" Hampiri Gebi dengan mata berkaca-kaca, "Kak Zean" Rabah Gebi diwajahnya Zean, "Kenapa bisa seperti ini kak?" Lihat Gebi diwajahnya dengan perasaan sangat hancur.
Zean pun yang tidak bisa menahan air matanya lagi, "Hiksss.." Tangis Zean langsung dihadapan Gebi.
"Kak Zean" Ikut tangis Gebi langsung memeluk tubuh Zean yang bergetar, "Kak" Elus Gebi dipunggung Zean.
.
Setelah itu, "Zean" Bangkit Diandra dari jongkoknya, Kemudian melihat lurus kearah jalan itu, "Zean.. Jangan tinggalkan aku" Tangis Diandra lagi.
Beberapa menit kemudian, Diandra pun langsung masuk kedalam kontrakannya. "Hiks.. hiks.." Masih tangis Diandra sambil mengambil hasil test-pecknya dibawah meja. "Zean.. Lihatlah, Apa kamu tega meninggalkan aku sama bayi kita?" Usap Diandra di perutnya. "Apa kamu tega?" Lemas Diandra langsung pingsan.
.
Pagi harinya Sovia tampak sangat bersemangat sekali, "Sov.. Sovi" Panggil Raniya dari luar pintu kamarnya.
"Iya Mah.." Jawab Sovia langsung membuka pintu kamarnya.
Ceklek..
"Ada apa Mah?" Tanyanya.
"Ayok sayang" Tarik Raniya ditangan Sovia.
"Kemana Mah?"
"Besokkan hari pernikahan kamu sayang, Jadi kita harus pecantik dulu" Jawab Raniya bersemangat.
"Hhheeemmm" Senyum Sovia langsung, "Tunggu sebentar ya Mah.. Sovia ngambil tas dulu" Ujar Sovia mengambil tasnya kedalam kamarnya.
"Iya sayang" Tunggu Raniya.
Setelah itu, "Ayok Mah.." Ucap Sovia.
"Ayok" Raniya dan Sovia pun langsung menuruni anak tangga itu, "Bi.. Kami mau keluar dulu" Ucap Raniya.
"Iya Nyonya" Angguknya dengan sopan.
Sesampainya Raniya dan Sovia di clinik beauty yang sangat terkenal di kota itu, Raniya dan Sovia pun langsung disambut oleh para pegawai toko dengan sangat ramah. "Selamat datang Nyonya di beauty Aromay kami" Ucap mereka tersenyum.
"Mmmmmm" Balas Raniya tersenyum.
"Ada yang bisa kami bantu nyonya?" Tanya mereka.
"Iya, Usahan putri ku ini secantik-cantiknya karna besok dia akan menikah" Jawab Raniya.
"Hheeemm.. Tapi nona ini sudah sangat cantik sekali nyonya" Senyum pegawai toko itu, Bahwasanya Sovia memang sangat cantik.
"Tapi saya mau dia lebih cantik lagi" Ujar Raniya dengan kesal.
"Baiklah Nyonya" Angguknya, "Ayok Nona ikut saya" Ajaknya langsung.
"Mmmmmmm" Ikut Sovia.
.
DDDRRRTTT.. DDDRRTTT...
"Aaakkhhhhh" Pengang Diandra dikepalanya.
DDDRRRTTT.. DDDRRRRTTTT..
"Uuummmppphhh.. Uuuummmpphhhh" Mual Diandra langsung menutup mulutnya. Setelah itu Diandra pun langsung bangkit berdiri dari atas lantai dingin itu, "Badan ku" Remuk Diandra kesakitan.
DDDRRRTTT... DDDRRRTTTT..
Diandra pun yang mendengar suara ponselnya berdering, Dia pun langsung berjalan menuju ranjangnya, "Hallo buk" Jawab Diandra.
"Dian, Bagaimana ini? Hiks.. hiks.. Juragan Nelson telah berada di rumah" Ujar Meldi pura-pura menangis.
"Apa?" Kejut Diandra langsung memegang keningnya.
"Iya Dian Hiks.. hiks.." Masih tangis Meldi.
"Buk.. Ibu tenang dulu ya" Ucap Diandra menenagkan Meldi, "Tolong berikan ponsel ibu kepadanya"
Meldi pun langsung memberikan ponselnya kepada Nelson, "Hallo" Jawab Nelson.
"Hallo, Tuan.." Gantung Diandra, "Uuummmpphhh.. Uummpphhh" Mualnya lagi. "Uuuummmmpphhhhh" Diandra pun langsung berlari kedalam kamar mandinya. "Hhhuuueeekkhhh.. Hhhuuueeekkkhhh" Muntah Diandra didalam klosetnya. "Hhhuuueeekkkhhhh" Muntahnya lagi. Setelah itu, "Aaakkkhhhh" Tambah lemas Diandra lagi. Kemudian bangkit berdiri dari samping closetnya itu, Lalu Diandra membasuh wajahnya di wastafel.
Setelah itu Diandra pun kembali lagi keranjangnya, "Buk.. Besok Diandra transfer ya, Tapi Dian tidak bisa mengirim uang 70 juta ya buk, Yang bisa Dian kirim hanya 8 juta saja. Karna Diandra pun harus bayar uang kontrakan lagi buk, Kalau nanti Dian dapat rejeki, Dian janji buk Dian akan kirim uang itu lagi" Isi pesan Diandra kepada Meldi.
"Aakkkhhhh" Hela Diandra. Kemudian membaca pesan masuk dari Nadia, "Dian, Kamu dimana? Apa hari ini kamu tidak bekerja? Soalnya manager kita meminta mu untuk datang kekantor" Pesan Nadia.
"Iya Nad, Hari ini aku kekantor, Tolong ya beritahu bapak itu bahwasanya aku telat" Balas Diandra.
Ting..
Pesan masuk Nadia, "Kenapa baru balas sekarang Dian? Tadi kamu dari mana saja? Inikan sudah pukul 10 pagi lewat" Balasan dari Nadia
Diandra pun langsung melihat jam ponselnya, "Astaga.. Ternyata sudah jam 10 lewat" Gumam Diandra langsung bergegas menganti pakaiannya menjadi pakaian kantor.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Leny Andriyani
saking sayank & cinta ya kelihatan Diandra emg gadis yg lucu ap goblok ya udh tau hamil ap ngak takut ditolak kluarga zean wkt it udh d usir BKN mikir nii kyk ngak ada ap" iihh Gomes qu liat si Diandra Sam sprti ortu zean gembanggain Sovia tau menantu ya it uler keket juga
zean yg lemah juga ngak bisa ngapa"in cmn psrh doank jdi cowo
hadeww
2023-02-19
0
Ely
sabar..sabar diandra......🤣🤣
2021-06-26
1
Evita Laura
Kamu sangat keterlaluan Zean, Kamu tega melihat Diandra seperti itu, Dimana hari nurani mu.
2021-05-05
1