Dengan senyum yang terbit diwajahnya, Zean pun langsung memasuki mension itu. "Hhaakkkhh.. Papah sama Mamah kok belum tidur ya?" Gumam Zean saat melihat Alberto telah menatap tajam kepadanya.
"Zean langsung tidur ya Pah.. Mah.." Izin Zean segera menaiki anak tangga itu.
"Kamu dari mana Zean?" Tanya Alberto dengan tajam dari duduknya.
Deng..
"Bagaimana bisa Papah tau?" Batin Zean, Kemudian membalikkan badannya menghadap mereka. "Zean mengantar Sov..
"Kamu dari mana Zean?" Tanya Alberto lagi semakin tajam.
"Ze-zean tadi singgah sebentar di tempat lain Pah.." Jawab Zean dengan gugup.
"Dimana Zean?"
"Di-di...
"Ditempat wanita ini?" Tunjuk Alberto langsung gambar yang diambil anak buah Alberto menggunakan File yang dikirim mereka.
"Hhhhaaaakkkk" Kejut Zean langsung membulatkan kedua matanya. "Ba-bagaimana bisa Papah tau?" Tanya Zean melihat Alberto.
"Hhhaakkkkhhh.." Sinis Alberto melihat gambar Zean dan Diandra yang berada di layar ponsel tabletnya itu.
"Kenapa Zean? Apa kamu masih mau bohongi Papah lagi?"
"Zean" Hampiri Viviana langsung, "Kenapa sayang? Kenapa kamu harus bohongin Papah sama Mamah Zean?" Kecewa Viviana kepada putra tercintanya itu.
"Mah.." Lihat Zean kepada Viviana.
"Mamah sangat kecewa pada mu Zean, Mamah sangat kecewa sekali" Sedih Viviana melihat Zean.
DDRRRTTTT... DDRRRTTTT..
"Hallo" Jawab Alberto mengangkat ponselnya.
"Tuan, Kami sudah mengirim Videonya" Beritahu anak buahnya.
"Hheemmm.. Bagus" Ucap Alberto langsung mematikan ponselnya. Kemudian Alberto membuka pesan masuk dari anak buahnya itu. Dan terlihatlah dilayar ponsel itu ada sebuah Video, Kemudian Alberto memutarnya dihadapan Zean.
"Hhhaaaakkkhhhh.." Kejut Zean langsung berlutut di atas lantai dingin itu saat anak buah Alberto berhasil memasuki kontrakan Diandra dengan menodong sebuah senjata api tepat diatas dikepala Diandra yang sedang tertidur pulas, "Pah.." Lihat Zean kepada Alberto dengan mata berkaca-kaca.
"Kenapa?" Sinis Alberto melihat Zean.
"Kumohon Pah.. Jangan sakiti dia jangan sakiti Diandra Pah.." Tunduk Zean meneteskan air matanya.
"Baiklah.. Papah akan melepaskan dia" Jawab Alberto sambil meletakkan tablet itu lagi diatas meja. "Tapi.." Gantung Alberto.
"Tapi apa Pah..?" Tanya Zean melihatnya.
"Kamu harus menikahi Sovia" Jawab Alberto.
Deng..
Zean pun tak bisa lagi berkata apa-apa selain meneteskan air matanya.
"Bagaimana Zean? Apa kamu bersedia menerima tawaran Papah?"
"Pah..
"Papah tidak menerima jawaban kamu Zean selain kamu siap menikahi Sovia" Potong Alberto langsung.
Sedangkan dari atas lantai itu, "Kasihan sekali kak Zean" Sedih Gebi melihat kakak tercintanya itu sedang memohon sambil berlutut dihadapan Alberto dan juga Viviana.
"Mamah juga setuju dengan Papah kamu Zean" Imbun Viviana juga mendukung Alberto.
"Ba-baiklah Pah.. Zean akan menikahi Sovia" Tangis Zean semakin deras mengeluarkan air matanya, "Tapi Papah harus janji tidak akan pernah mengusik kehidupannya lagi" Ucap Zean.
"Hhhmmm" Angguk Alberto setuju, "Dan kamu juga, Sekali lagi kamu ketahuan menemui Dia, Papah tidak akan segan-segan langsung membunuh dia" Ucap Alberto dengan tajam.
DENG..
Kejut Zean lagi, Kemudian "Pah.. Izinkan Zean menemui dia satu kali lagi" Mohon Zean.
Setelah beberapa detik kemudian, "Baiklah" Izin Alberto.
.
Pagi harinya, "Hhhooaaammmm" Bangun Diandra langsung dari tidurnya, Kemudian Diandra memijit-mijit tengkuknya, "Aakkhhh.. Kenapa badan ku sangat lemas sekali ya?" Gumam Diandra. "Dan.. Uuummmpphhh.. Uuummmppphhhh" Mual Diandra segera menutup mulutnya dengan kedua tangannya, "Ada apa dengan ku? Kenapa aku jadi mua.. Uuummmpphhh" Mual Diandra lagi langsung berlari kedalam kamar mandinya, "Hhhuueeekkhhh.. Hhuuueeekkhhhh" Muntah Diandra didalam closetnya. "Hhuuueeekkk.." Muntahnya lagi. Setelah itu Diandra pun langsung terduduk dengan lemas disamping kloset itu. "Aaakkhhhh.. Kenapa dengan ku?" Gumam Diandra lagi. Kemudian bangkit berdiri dari atas lantai dingin itu menuju ranjangnya. "Uuummmpphhh.. Uummmpphhh.." Mual Diandra lagi langsung berlari kedalam kamar mandi itu, "Hhuueeekkhhh.. Hhuuueeekkkhhh" Muntahnya. "Hhuueeekkhhhh" Muntah Diandra lagi. Lalu melap mulutnya, "Kenapa cuma cairan saja? Apa gara-gara semalam aku tidak makan ya?" Ucap Diandra. Setelah itu Diandra pun langsung mencuci wajahnya di wastafel.
Beberapa menit kemudian, Diandra pun langsung keluar dari dalam kamar mandi dengan tubuh yang sangat lemas. Kemudian Diandra menuju dapurnya untuk mengambil segelas air putih hangat kuku lalu meminumnya. Setelah itu Diandra pun kembali keatas ranjangnya, Saat Diandra ingin membaringkan tubuhnya.
DDDRRTTT.. DDDRRRTTTT..
"Hallo Nadia" Jawab Diandra.
"Kamu dimana Dian? Kenapa suara kamu sangat lemas sekali gitu?" Tanya Nadia dari sebrang telpon sana.
"Iya Nad, Sepertinya aku sedang masuk angin" Jawab Diandra sambil memijit-mijit keningnya.
"Terus kamu sudah minum obat Dian?" Mulai khawatif Nadia.
"Sudah Nad" Jawab Diandra berbohong agar Nadia tidak khawatir.
"Hhhheeemmm" Hela Nadia langsung dari sebrang sana.
"Oohh iya Nad.. Sepertinya hari ini aku enggak masuk kerja, Tolong ya kamu izinin aku sama manager" Ucap Diandra.
"Iya Dian kamu istirahat saja, Kalau ada apa-apa cepat beritahu aku ya" Balas Nadia.
"Iya Nad, Makasih banyak ya" Senyum Diandra.
"Iya Dian"
"Kalau gitu aku tutup dulu ya Nad"
"Mmmmmm" Angguk Nadia segera mematikan sangbungan telpon itu.
Setelah itu Diandra pun kembali lagi meletakkan ponselnya diatas meja. Kemudian menidurkan badannya kembali. Namun sebelum Diandra memejamkan kedua matanya, tiba-tiba saja Diandra teringat akan sesuatu, "Tanggal berapa sakarang?" Ujar Diandra langsung mengambil ponselnya kembali. "Astaga.. Ini kan sudah tanggal 23, Kenapa bulanan ku belum datang-datang juga ya? Atau jangan-jangan... aku hamil" Ucap Diandra langsung menutup mulutnya.
"Astaga" Bangkit Diandra langsung dari atas ranjangnya. Kemudian menyambar switernya, Lalu dengan cepat Diandra bergegas keluar dari dalam kontrakannya menuju sebuah Apotik.
Sesampainya Diandra didepan toko Apotik itu, "Tidak-tidak.. Jangan beli disini" Geleng Diandra mencari Apotik lain lagi. Hingga kini Diandra telah menemukan sebuah Apotik lagi yang lumayan jauh dari kontrakannya. "Mbak" Panggil Diandra sedikit menutup wajahnya dengan rambut panjangnya yang sedang tergerai.
"Iya Mbak" Jawab sang Apoteker tersenyum.
"Saya minta Test-pack ya 1 mbak" Ucap Diandra sambil menyerahkan uang birunya.
"Tunggu sebentar ya mbak" Sang Apoteker pun langsung mengambil permintaan Diandra. "Ini mbak" Serahnya kehadapan Diandra.
"Terima kasih ya mbak" Ucap Diandra langsung pergi.
"Tunggu Mbak" Tahannya.
"Iya mbak" Henti Diandra melihat kembali kepada sang Apoteker itu.
"Kembalian ya mbak" Berinya.
"Aakkhh iya.." Terima Diandra langsung berlari kecil dari hadapannya.
"Hheeemmm" Senyum sang apoteker melihat Diandra sambil geleng-geleng kepala.
"Aaakkhhh.. Aku sangat malu sekali" Gerutu Diandra dengan kesal kepada dirinya sendiri.
Dan sekarang Diandra telah berada di dalam kontrakannya, "Gimana ya cara gunainya?" Gumam Diandra sambil membuka ponselnya. Kemudian Diandra membuka sebuah Youtube. Lalu mengikuti cara yang ada di Youtube itu. Setelah itu, "Ooohh Seperti ini ternyata" Ujar Diandra sambil menunggu hasil Test-packnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Firman Junior
maka y jadi cewek jgn murahan..kalau udh kyk gini....baru tahu....apalagi cinta tak d restui
2023-03-29
0
Conglie Lie
hamil muda.
HB terus menerus.
2021-05-14
2
Windi Aril
kawin lari aja.
2021-05-09
1