Deng..
"Hhhaaaahhhhh" Senyum Zean langsung dengan sinis. Kemudian, "Ternyata gara-gara itu Mah..?" Lihat Zean kepada Viviana. "Iya Mah..?" Tanya Zean lagi saat Viviana tak menjawabnya.
Kemudian Alberto melihat kepada para petugas keamanan itu, "Bawa dia" Ucapnya.
"Baik tuan" Angguk mereka langsung mendekati Zean. "Maafkan kamu tuan" Ucap mereka menyentuh tubuh Zean.
"Hentikan" Marah Zean kepada mereka. Kemudian Zean bangkit berdiri dari atas sofa itu, Lalu pergi dari hadapan mereka semua menuju kamarnya.
BBBRRAAAKKK...
Marah Zean menutup pintu kamarnya.
Lalu Viviana mendekati Sovia, "Sovia" Panggil Viviana langsung duduk disamping Sovia.
"Iya tante" Jawab Sovia tersenyum.
"Maafkan anak tante ya sayang, Tante harap kamu tetap menyetujui perjodohan ini" Ucap Viviana dengan memohon.
"Iya tante" Angguk Sovia, "Karna Sovia telah jatuh cinta kepada Zean tan, Jadi apapun masalahnya Sovia tetap akan menerima perjodohan ini" Balas Sovia masih tersenyum.
"Benarkah sayang?" Tanya Viviana langsung sangat senang.
"Iya tante" Angguk Sovia lagi.
"Yaa ampun.." Peluk Viviana langsung ditubuh Sovia, "Tante janji sayang, Tante akan membuat Zean menerima kamu dan mencintai kamu" Ucap Viviana sangat bahagia.
"Hhheeemm.. Terima kasih tente" Senyum Sovia dengan manis. "Tentu saja tante harus janji, Karna Zean harus tetap menjadi milikku.. Dan tidak akan ada yang bisa memilikinya selain aku" Batin Sovia.
Sedangkan Gebi yang melihat wajah Sovia, "Sepertinya dia bukanlah wanita yang baik" Gumam Gebi tak suka melihat Sovia. "Mah.. Gebi masuk kamar dulu ya" Ucapnya bangkit berdiri dari atas sofa.
"Iya sayang" Angguk Viviana.
Kemudian Gebi pun langsung naik atas kamarnya, Namun saat Gebi melewati kamarnya Zean, Gebi pun mendengar suara tangisan Zean dibalik pintu kamarnya. "Kak Zean lagi menangis" Gumam Gebi. Kemudian Gebi mengetuk pintu kamarnya Zean.
Tok.. Tok..
"Kak.." Panggil Gebi, "Kak.. Gebi bisa masuk enggak?" Tanya Gebi dari luar pintu. Namun Gebi tidak mendapatkan jawaban dari Zean. Akhirnya Gebi pun mengalah dan langsung pergi begitu saja dari depan pintu kamar Zean.
Setelah itu, Zean pun langsung masuk kedalam kamar mandinya untuk berendam di dalam Bat-hup super mewah itu.
.
"Kamu kenapa Dian? Kok makanannya diaduk-aduk terus dari tadi?" Tanya Nadia melihat Diandra yang tidak berselera.
"Iya Dian, Kamu kenapa nak? Apa kamu baik-baik saja nak?" Ikut tanya Mamah Nadia.
"Enggak apa-apa kok Tan, Diandra baik-baik saja, Hanya saja Diandra kurang berselera, Tapi Diandra akan habisin kok Tante" Jawab Diandra tersenyum.
"Oohhh iya.. Aku lupa Dian.. Sorry ya" Senyum Nadia kepada Diandra.
Ingat Nadia langsung soal uang 70 juta Diandra. Jadi Nadia menganggap Diandra tak berselera oleh karna itu.
"Hhhheeemmmm" Balas Diandra tersenyum.
"Enggak apa-apa Dian, Kalau kamu kurang berselera jangan dipaksa ya. Nanti kamu bisa muntah loh.." Ucap Mamah Nadia perduli.
"Uuuummmmpphhh..." Diandra pun yang mendengar perkataan Mamah Nadia langsung merasa mual.
"Dian" Khawatir mereka semua langsung. "Ini Dian minum dulu" Beri Nadia ketangan Diandra.
"Makasih ya Nad" Terima Diandra.
"Mmmmmm" Angguk Nadia.
Sedangkan dari tadi Mamah Nadia pun langsung mengelus-elus punggung Diandra. "Terima kasih ya tante" Senyum Diandra.
"Iya Dian, Sama-sama" Angguk Mamah Nadia.
"Sepertinya kak Dian masuk ingin" Ucap Doni melihat Diandra.
"Mmmmm.. Sepertinya Don" Angguk Diandra setuju.
"Kalau gitu tante buat teh jahe dulu ya" Ucap Mamah ya Nadia langsung menuju dapur.
"Tidak usah tante, Nanti saja dikontrakan Diandra buat Tan" Tolak Diandra.
"Kamu yakin?"
"Iya tante" Angguknya.
"Yaa sudah.." Mamah ya Nadia pun kembali duduk di kursinya lagi.
Setelah itu, Diandra pun akhirnya pamit pulang kekontrakannya, "Kamu yakin mau langsung pulang Dian?" Tanya Mamah Nadia.
"Iya tante" Jawab Diandra.
"Kalau gitu aku antar ya Dian" Tawar Nadia.
"Enggak usah Nad, Kamu disini saja. Lagian ini sudah mau malam" Tolak Diandra tersenyum.
"Oohhh.. Yaudah" Ngalah Nadia.
"Ini kak" Beri Doni mangga mengkal Diandra ketangannya.
"Hhheeemmm.. Makasih ya Don" Terima Diandra.
"Iya kak" Angguk Doni.
"Hati-hati ya Nak" Ucap Papah Nadia.
"Iya Om, Kalau gitu Diandra pamit dulu ya" Lambai Diandra kepada mereka.
"Iya" Angguk mereka.
.
Setelah Zean selesai berendam didalam Bat-hupnya, Zean pun langsung keluar dari dalam kamar mandi. Dengan handuk yang melilit diatas pinggangnya.
"Aaarrkkhhhh" Teriak Sovia langsung menutup kedua matanya.
"Hhaaahhh" Ikut kejut Zean. Kemudian, "Apa yang sedang kamu lakukan disini?" Tanya Zean dengan dingin.
"Ma-maafkan aku Zean, Aku hanya ingin.." Gantung Sovia.
"Ingin apa?" Tanya Zean lagi.
"Ingin menghampiri mu saja" Lihat Sovia kepada Zean. "Apa aku tidak bisa?" Tanya balik Sovia.
Flasback.
"Tante" Panggil Sovia.
"Iya sayang" Jawab Viviana.
"Sovia bisa masuk enggak tante kekamar Zean?" Tanyanya.
"Tentu saja bisa sayang, Kamu itukan calon istrinya Zean, Iya kan Pah..?" Ucap Viviana melihat Alberto.
"Iya nak" Angguk Alberto tersenyum kepada Sovia.
"Terima kasih Om.. Tante.." Senang Sovia, "Kalau gitu Sovia naik dulu ya tan.. om.." Izin Sovia naik.
"Iya sayang" Angguknya, Kemudian Viviana langsung melihat kearah para pelayan mension itu, "Bawa sovia kekamar Zean" Ucap Viviana.
"Siap Nyonya" Angguknya langsung.
"Semoga kamu berhasil sayang" Semangat Viviana.
"Iya tante" Angguk Sovia.
*****
"Saya mau ganti pakaian, Sebaiknya kamu keluar sekarang" Usir Zean tampa melihat kerah Sovia. Kemudian Zean menuju lemari pakaiannya.
"Apa kamu sedang mengusir ku?" Tanya Sovia memelas.
"Apa kamu tidak melihat saya mau ngapain?" Tanya Zean lagi dengan dingin.
"Hhmmm.. Baiklah" Angguk Sovia langsung keluar dari dalam kamar Zean. "Sial" Kesal Sovia setelah keluar dari dalam kamar Zean. Kemudian Sovia langsung tersenyum-senyum mengingat tubuh Zean "Tapi enggak apa-apalah, Aku suka penampilan yang tadi" Batin Sovia senang melihat tubuh Sixpack Zean.
Setelah itu, Sovia pun langsung turun kebawah, "Gimana sayang? Apa Zean mau bicara dengan mu?" Tanya Viviana saat Sovia telah berada dihadapan mereka.
"Tidak tante, Zean malah mengusirku dari sanah" Jawab Sovia memelas.
"Zean" Marah Viviana langsung berkacak pinggang. "Kamu tunggu disini ya sayang, Biar tante yang kesana marahin Zean" Ucap Viviana.
"Tidak usah tante" Tahan Sovia.
"Kenapa sayang? Anak itu harus diberi pelajaran, Biar jangan kaya gitu lagi sama kamu"
"Tapi Sovia tidak mau buat masalah lagi tante, Sovia kasihan melihat Zean seperti ini" Jawab Sovia.
"Yaa ampun Sovia, Kenapa kamu sangat pengertian sekali sih.." Kagum Viviana melihat kedewasaan Sovia.
"Terima kasih tante" Senyum Sovia langsung. "Kalau gitu, Sovia pamit pulang dulu ya tan, Soalnya ini sudah malam" Ujar Sovia.
"Tunggu dulu nak, Biar Zean saja yang mengantar mu pulang" Ucap Alberto.
"Tapi Om"
"Iya sayang, Biar Zean saja yang mengantar mu pulang. Kan enggak baik, Anak gadis bawa mobil sendiri" Imbun Viviana.
"Bagaimana kalau Zean tidak mau Om.. Tante..?" Tanyanya
"Zean pasti mau sayang" Jawab Viviana langsung.
"Yaa sudah tante" Ngalah Sovia akhirnya dengan senang.
Kemudian Alberto melihat kearah pengawalnya itu, "Panggil Zean" Suruhnya.
"Baik tuan" Angguknya langsung menuju kamar Zean.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Conglie Lie
saya harap anda Fokus Thor .
bnyak salah ketik
2021-05-14
1
Conglie Lie
saya harap anda Fokus Thor .
bnyak salah ketik
2021-05-14
1
Windi Aril
kesempatan zen keluar rumah antar sovia pulang. biar langsung bawa kabuR diandra aja ajk kawin lari,
2021-05-09
1