"Siapa wanita ini Zean?" Tanya Viviana lagi sambil melihat Diandra.
"Calon istri Zean Mah" Jawab Zean melihat Viviana.
DENG..
"Apaa??" Teriak Viviana langsung.
"Calon? Jadi wanita ini yang telah membuat kak Zean tidak menyukai perjodohan itu" Batin Gebi melihat Diandra yang sudah terlihat takut.
"Iya Mah" Angguk Zean lagi.
"Kurang ajar" Bangkit Alberto langsung dari atas sofa kemudian menampar wajah Zean dengan kuat.
PLAAAKKKKK...
"Hhhhaaaaakkkkkk" Kejut Diandra langsung menutup mulutnya.
"Mau jadi apa kamu Hahhh..?" Teriak Alberto sangat marah. "Kamu mau membantah Papah sama Mamah?"
"Tapi Pah.. Zean sudah dewasa, Zean berhak memilih pasangan hidup Zean" Jawab Zean agak sedikit meninggikan suaranya.
PPLLAAAAKKKK...
Alberto pun menampar wajah Zean lagi semakin kuat, "Dasar anak enggak tau diri" Maki Alberto yang sudah sangat marah sekali. "Kamu mau taroh diamana wajah Papah dan Mamah kamu Hhaaahhhhh...??"
"Ada apa ini Om.. Tante..?" Tanya Sovia yang baru saja tiba.
"So-sovia" Kejut Viviana langsung menghampiri Sovia.
"Ada apa ini tante, Kenapa Zean ditampar?" Tanya Sovia lagi melihat Viviana.
"Tidak sayang, Hanya masalah paham sedikit saja" Jawab Viviana tersenyum.
Kemudian Sovia melihat kearah Diandra yang sudah bergetar sangat ketakutan sekali, "Lalu siapa wanita itu tente?" Tanyanya lagi.
Kemudian Alberto pun langsung menyuruh para pelayan yang ada disitu untuk membawa Diandra keluar, "Bawa dia keluar dari mension ini" Ucap Alberto dengan tajam.
"Baik tuan" Angguk mereka.
"Tidak Pah.." Halang Zean langsung melindungi Diandra. "Tidak" Geleng Zean sambil menggenggam tangan Diandra.
"Lepasakan dia, Biarkan dia pergi dari sini Zean" Ucap Alberto menatap tajam kepadanya.
"Tidak pah.. tidak.. Aku tidak akan melepaskannya"
"Bawa dia" Teriak Alberto langsung.
Para pelayan itu pun langsung menarik tangan Diandra dari genggaman tangan Zean, "Maafkan kami tuan" Ujar mereka sambil berusaha memisahkan Zean dan Diandra.
"Zean" Panggil Diandra saat tangannya telepas, "Zean" Panggilnya lagi sambil menangis.
"Tidak tidak.. Dian.. Sayang.." Panggil Zean saat petugas keamanan itu datang untuk menahan tubuhnya Zean.
"Zean" Panggil Diandra lagi saat mereka telah berjauhan.
"Diandra" Teriak Zean langsung sambil berusaha untuk lepas dari pelukan petugas keamanan itu. "Sayang" Tangis Zean langsung setelah melihat Diandra menghilang dari hadapannya.
.
Setelah para pelayan itu berhasil membawa Diandra keluar, "Kamu tunggu sebentar ya sayang" Ucap Viviana kepada Sovia.
"Iya tante" Angguk Sovia.
Viviana pun langsung mengikuti mereka yang sedang membawa Diandra keluar. Sesampainya diluar, Mereka semua pun langsung menjatuhkan tubuh Diandra ketas lantai dingin itu.
"Aakkkhhh" Pekik Diandra kesakitan saat tangan dan sikunya terluka.
"Cepat kamu pergi dari sini, Sebelum kami memperlakukan kamu dengan kasar lagi" Usir kepala pelayan itu kepada Diandra dengan tegas.
"Kumohon biar saya masuk" Ujar Diandra sambil mencoba untuk masuk lagi.
"Jangan banyak protes" Plototnya kepada Diandra dengan tajam, Kemudian meninggalkan Diandra.
"Aaakkhhhh" Sakit Diandra bangkit berdiri.
"Nyonya" Tunduk mereka langsung saat Viviana berada dihadapan mereka.
"Bawa dia kemari" Suruh Viviana.
"Baik Nyonya" Mereka pun langsung menyeret Diandra kehadapan Viviana.
"Aaaakkkkhhhhhh" Sakit Diandra lagi saat mereka menyeret dia secara paksa.
Kemudian Viviana pun semakin mendekatkan dirinya kepada Diandra, "Dasar prempuan murahan" Ucap Viviana langsung sambil menampar wajah Diandra dengan kuat.
PPLLAAAKKKK....
"Aaakkhhhhh" Kejut Diandra langsung menyentuh wajahnya dengan mata berkaca-kaca kembali.
"Kalau jalang tetap jalang" Sinis Viviana melihat Diandra dari atas sampai bawah.
Deng..
"Diandra tidak jalang tante hiks.. hiks.. Diandra tidak jalang" Tangis Diandra sambil mengeleng-gelengkan kepalanya.
"Kamu tetap jalang, Karna kamu telah berani sekali menggoda putra ku seorang pewaris Hernandez, Apa kamu tidak berpikir Haaahhhhh? Kamu itu siapa? Apa kamu tidak punya cermin dirumah mu?" Sangat marah Viviana kepada Diandra.
"Ta-tapi tante, Kami sangat mencintai satu sama lain Hiks.. hiks.." Tangis Diandra lagi dihadapan Viviana.
"Hhhaaaahhhhh" Sinis Viviana kepada Diandra, "Cinta?? Apa kamu enggak sadar diri.. Kamu itu siapa? Kamu itu hanyalah gadis miskin yang enggak tau diri" Ucap Viviana sambil menunjuk-nunjuk kepala Diandra dengan menggunakan jari telunjuknya. "Dasar enggak tau diri" Sinis Viviana lagi langsung pergi dari hadapan Diandra.
"Tante tunggu" Teriak Diandra.
"Cepat pergi dari sini.. Sekarang juga" Marah kepala pelayan itu lagi kepada Diandra.
"Aaaakkkkk.. Aaakkkkkk" Tangis Diandra dihadapan mereka langsung berjongkok. "Apa salah Diandra.. Hiks.. Hiks.. Apa salah Diandra, Kenapa Diandra tidak bisa mencintai Zean, Hiks.. hiks.. Kenapa?" Tangis Diandra sambil menundukkan kepalanya.
"Hhhmmmm" Sinis para pelayan itu melihat Diandra yang sungguh sangat percaya diri sekali, "Dasar murahan.. Apa dia tidak sadar diri siapa tuan muda sebenarnnya?" Ujar salah satu pelayan itu.
"Dia hanya tergila-gila dengan hartanya tuan muda saja, Lihatlah.. Tampang dia, Seperti wanita murahan yang gila harta" Sahut yang lainnya.
"Dari pada ngebahasin dia, Lebih baik kita pergi dari sinih, Ayok.." Pergi mereka meninggalkan Diandra.
Setelah mereka pergi, "Zean.. Zean.." Panggil Diandra mencoba untuk bangkit berdiri. "Zean.. Hiks.. hikss" Tangis Diandra langsung. Kemudian Diandra pun langsung meninggalkan istana mewah itu.
.
Sedangkan didalam mension itu, "Duduk" Ujar Alberto. "Duduk" Bentak Alberto langsung saat Zean masih berlutut diatas lantai dingin itu.
"Duduklah Zean" Bujuk Viviana sambil membantu Zean untuk duduk.
Setelah Zean duduk diatas sofa, Alberto pun langsung berkata, "Mulai hari ini, Kamu hanya akan fokus dengan persiapan pernikahan kalian saja, Sebelum kalian berdua menikah, Kamu tidak akan pernah Papah kasih izin kekantor. Dan Papah tidak mau tau dan tidak terima bantahan" Ucap Alberto dengan tegas.
"Iya Zean, Kamu enggak kasihan melihat Sovia" Lihat Viviana kepada Sovia yang hanya duduk diam saja, "Mamah dan Papah sangat berharap sekali kalian berdua cepat menikah, Supaya kita berdua cepat menggendong cucu sayang" Ujar Viviana yang mengelus punggung Zean.
"Tapi Zean enggak mencintai Sovia Mah.. Zean telah mengganggap Sovia itu sebagai adek Zean sama halnya seperti Gebi Mah" Balas Zean melihat Viviana dengan mata berkaca-kaca, "Zean hanya mencintai Diandra Mah.. Zean hanya mencinta Diandra" Langsung tangis Zean dihadapan mereka semua.
"Sial.. Siapa sih wanita itu? Bisa-bisanya dia membuat Zean bertekuk lutut seperti ini kepadanya" Kesal Sovia dalam hatinya.
"Zean" Bentak Alberto lagi, "Tidakkah.. Kamu bisa menghargai Nak Sovia disini?" Marah Alberto lagi.
"Sudah Om.. Zean-nya jangan dibentak lagi, Kasihan dia" Senyum Sovia kepada Alberto.
"Tapi Zean sudah sangat kerterlaluan"
"Sovia baik-baik saja kok Om" Senyum Sovia lagi.
"Hhhhaaaaahhhhhhh" Hela Alberto membuang nafasnya.
"Lihatlah sayang, Sovia sangat pergertian sekali dengan mu, Sudah baik, Dewasa, Pintar, Cantik lagi" Ujar Viviana sambil memuji Sovia.
Zean pun langsung menatap kearah Sovia. "Hhheeeemmmm" Senyum Sovia langsung kepada Zean.
"Seandainya kamu itu Diandra, Aku pasti akan sangat bahagia sekali" Batin Zean kembali meneteskan air matanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Ely
Memang Zean gak bisa protes ya thor?
2021-06-26
2
Evita Laura
Aakhh.. Jahat sekali kamu Alberto, Kamu lebih memilih rasa egois mu dibandingkan dengan kebahagian anak kamu sendiri, Orang tua macam apa kamu Alberto?
2021-05-05
1
Irna Yudhawanty
sedih bacax
2021-04-20
1