Tok.. tok..
"Tuan" Panggil mereka.
Tok.. tok..
"Tuan" Panggil mereka lagi yang kedua kalinya.
Ceklek..
"Ada apa?" Tanya Zean dengan dingin.
"Kami diperintah..
"Baiklah" Potong Zean langsung menutup pintunya untuk segera turun kelantai bawah.
"Zean" Senyum Viviana langsung bangkit berdiri dari kursinya saat melihat Zean telah menuruni anak tangga.
"OMG, Kenapa Zean sangat tampan sekali hanya menggunakan pakai sederhana saja" Batin Sovia melihat ketampanan Zean.
"Ada apa Pah?" Tanya Zean dihadapan Alberto.
"Antarkan Nak Sovia kekediaman Anderson" Jawab Alberto melihat Zean.
"Hhaaahhhhhh" Hela Zean, Kemudian melihat kearah Sovia yang sedang tersenyum lebar kepadanya. "Baiklah" Ngalah Zean untuk mengantar Sovia pulang.
"Nah.. Kamu lihat sedirikan sayang, Zean mau mengantar mu pulang" Ujar Viviana kepada Sovia.
"Hhheeemmm" Senyum Sovia dengan manis kepada Viviana. "Kalau gitu Sovia pamit pulang dulu ya Tente.. Om" Salam Sovia langsung kepada Viviana dan Alberto.
"Iya sayang.. Kamu hati-hati dijalan ya, Kalau ada apa-apa cepat beritahu tante sama om" Ujar Viviana.
"Iya tante" Angguk Sovia.
"Pastikan nak Sovia sampai dengan selamat di kediamanan Anderson" Ucap Alberto melihat Zean.
"Iya Pah.." Angguk Zean.
"Jaga menantu Mamah ya sayang" Ucap Viviana kapada Zean.
"Iya Mah.." Angguk Zean lagi. Kemudian Zean dan Sovia pun langsung keluar dari dalam mension itu menuju mobil sportnya.
Setelah Zean dan Sovia keluar dari dalam mension itu, Alberto pun langsung menyuruh anak buahnya untuk mengikuti Zean kemana pun dia pergi. "Ikuti Zean" Perintahnya.
"Baik tuan" Angguk mereka langsung mengikuti Zean dari belakang tampa sepengetahuan Zean.
.
Didalam mobil suasana itu tampak sangat sunyi sekali, "Zean" Panggil Sovia. "Zean" Panggil Sovia lagi melihat Zean.
"Mmmmmm" Gumam Zean masih fokus menyetir.
"Apa kamu sangat mencintai wanita itu?" Tanya Sovia memberanikan diri.
"Mmmmmm" Gumam Zean lagi tampa melihat kearah Sovia.
"Sejak kapan kalian berdua berhubungan?" Tanya Sovia lagi dengan keponya.
"3 tahun lebih" Jawab Zean.
"Oohhhh" Angguk Sovia mengerti. Kemudian Sovia melihat Zean lagi, "Terus.. Bagaimana dengan perjodohan kita?"
"Kalau kamu menolak perjodohan ini..
"Tidak Zean.. Aku tidak akan pernah menolak perjodohan ini" Potong Sovia langsung membuang wajanya kesamping.
DDDRREEEEETTTTT..
Zean pun langsung mengrem mobilnya mendadak.
"Aaakkhhhhh.." Kejut Sovia langsung melihat Zean.
"Kenapa?" Lihat Zean kepada Sovia dengan tajam. "Kenapa?" Bentak Zean sedikit meninggikan suaranya.
"Karna aku mencintai kamu Zean" Jawab Sovia yang ikut meninggikan suaranya kepada Zean.
"Hhhheeemmm.." Senyum Zean dengan sinis, "Mencintai?? Aakkhhh.. kamu ternyata mencintai saya?" Ujar Zean tersenyum sinis lagi melihat Sovia.
"Kenapa Zean? Apa aku juga tidak pantas mencintai kamu?" Tanya Sovia dengan mata berkaca-kaca. "Kenapa Zean? Kenapa aku tidak bisa memiliki mu.. Hiks.. hiks.." Tangis Sovia langsung dihadapan Zean.
"Hhhhaaaahhhhhhh" Hela Zean membuang nafasnya kesamping, Kemudian melihat kearah Sovia lagi, "Karna kamu telah saya anggap sebagai adek aku sendiri sama halnya dengan Gebi" Jawab Zean.
"Hiks.. hiks.. hiks.." Semakin tangis Sovia dihadapan Zean.
Zean pun yang telah merasa bersalah, "Maafkan aku Sovia" Ujar Zean melihat Sovia.
"Kenapa Zean? Kenapa baru sekarang kamu menyebut nama ku lagi? Apa semudah itukah kamu melupakan pertemanan kita, Apakah kamu menganggap aku sama halnya dahulu seperti Gebi Zean? Hiks.. hiks.. Kamu tau sendiri.. Sejak kecil kita selalu bersama dan bermain bersama. Tiba sekarang, Kamu telah melupakan semua kenangan kita dengan semudah itu Zean" Masih tangis Sovia.
"Maaf Sovia.. Tapi dari dulu sampai sekarang aku masih menganggap kamu sebagai adek aku" Ucap Zean mengelus kepala Sovia dengan sama halnya Zean mengelus kepala Gebi.
"Aarrrkkhhh.. Hiks.. hikss..." Semakin tangis Sovia lagi melepaskan tangan Zean yang berada di atas kepalanya.
Zean pun yang merasa semakin bersalah kepada Sovia, "Maafkan aku Sovia" Ucap Zean lagi langsung memeluk tubuh Sovia sambil mengelus punggungnya yang sudah sangat bergetar.
Begitu juga dengannya, Sovia pun membalas pelukan Zean, "Apapun alasannya.. Kamu akan tetap menjadi milikku Zean, Tidak akan bisa ada orang lain memiliki mu, Bahkan wanita itu" Ucap Sovia dalam hatinya.
Setelah tangis Sovia mereda, Zean pun langsung melepaskan pelukkannya, Kemudian Zean melajukan kembali mobilnya.
Beberapa menit kemudian, Zean dan Sovia pun telah berada di mension Anderson, "Masuklah" Ujar Zean.
"Mmmmmm" Angguk Sovia langsung membuka pintu mobil Zean.
"Tunggu" Tahan Zean.
Sovia pun langsung melihat kearah Zean, "Titip salam untuk Om dan Tante" Ujar Zean.
"Mmmmmm" Angguk Sovia lagi.
"Yaa sudah.. Selamat tidur" Ucap Zean.
"Hheeeemmmm" Senyum paksa Sovia kepada Zean, Kemudian Sovia pun menutup kembali pintu mobil Zean.
Setelah itu Zean pun segera melajukan mobilnya dari hadapan Sovia menuju kontrakan Diandra. "Hhheeemmm" Senyum Zean membayangkan wajah Diandra. "Aku sangat merindukan mu sayang" Gumam Zean semakin mempercepat laju mobilnya.
Setibanya Zean di depan Gg kontrakan Diandra, Zean pun segera memarkirkan mobil sportnya, Lalu menuju kontrakan Diandra.
Tok.. tok..
Sengaja Zean mengetuk pintu kontrakan Diandra agar Zean bisa langsung memeluknya.
"Sebentar" Jawab Diandra dari dalam kontrakannya. Kemudian Diandra langsung menuju pintu untuk membukakannya, "Ibu kos enggak ya?" Gumam Diandra sambil membuka.
Ceklek..
Zean pun langsung memeluk tubuh Diandra dengan erat. "Sayang" Senang Diandra langsung membalas pelukan Zean.
"Aku sangat merindukan mu sayang" Bisik Zean semakin mengeratkan pelukannya.
"Hheeemmm" Senyum Diandra. "Aku juga" Balas Diandra semakin menyamankan dirinya di dada bidang Zean. Dan untuk sementara Zean dan Diandra pun melupakan kejadian yang tadi pagi menimpa mereka berdua.
Sambil berpelukan, Zean pun membawa Diandra masuk kedalam kontrakannya sambil berjalan, Hingga tubuh mereka berdua terjatuh diatas ranjang Diandra. "Sayang" Panggil Zean yang berada di atas tubuh Diandra.
"Hheemmmm" Senyum Diandra melihat wajah tampan Zean.
"I love you Diandra" Bisik Zean dengan senyum manisnya.
"I love you too Zean" Balas Diandra dengan senyuman manis yang tak kalah dari Zean.
Zean pun yang sudah sangat gemas sekali melihat wajah mungil Diandra, "Malam ini aku akan memakan mu sayang" Senyum mesum Zean langsung mencium bibir mungil Diandra dengan penuh kasih sayang. Sambil menyentuh dengan lembut sekujur tubuh Diandra. Hingga akhirnya pasangan itu menyatukan tubuh mereka.
Setelah itu, "Hhheeeemmmm" Senyum Zean melihat wajah lelah Diandra. "Sayang" Panggil Zean menyentuh lembut wajah mungil Diandra.
"Mmmmmm" Gumam Diandra melihat wajah Zean dengan mata lelah.
"Apa kamu lelah?"
"Mmmmmm" Angguk Diandra.
"Yaa sudah.. Tidurlah sayang" Cium Zean dikening, mata dan kedua pipi Diandra.
Setelah Diandra tertidur pulas, Zean pun langsung bangkit dari atas ranjang Diandra, "Aku pamit pulang ya sayang" Elus Zean dikepala Diandra, Kemudian mencium sekilas bibir mungil itu, Lalu Zean berjalan keluar dari dalam kontrakan Diandra.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Firman Junior
Diandra" gk salah kalau ibu zean bilang kamu Jalang...krn
mmg begitu ada y
2023-03-29
0
arin
zean itu kurng tegas jdi greget
2021-12-09
0
Nur Aini
yah blm halal zein..
2021-12-03
0