"Hhhhuuufffff" Lelah Diandra langsung terbaring diatas ranjangnya, "Dapat uang dari mana ya?" Gumam Diandra sambil melihat langit-langit kamarnya.
Tok.. Tok..
"Diandra" Teriak seseorang dari luar pintunya.
"Iya" Sahut Diandra langsung membuka pintunya.
Ceklek..
"Eekkhhh.. Ibu" Senyum Diandra saat melihat ibu kontrakannya.
"Dian, Bulan ini Ibu minta kamu cepat bayar uang kontrakan yaa" Ujarnya.
"Lohh.. Kenapa Buk?" Tanya Diandra menaikkan alisnya.
"Anak Ibu lagi sakit Dian, Jadi ibu lagi butuh dana sekali" Jawabnya dengan memelas.
"Oohhh.." Gumam Diandra.
"Yaa Dian.. Ibu minta tolong ya?"
"Iya buk, Nanti Diandra usahakan" Angguk Diandra tersenyum.
"Terima kasih Dian, Kalau gitu ibu permisi dulu ya"
"Iya buk"
Setelah ibu pemilik kontrakan Diandra pergi, Daindra pun semakin tambah dibuat pusing. "Belum 1 masalah selesai, Udah datang 1 masalah lagi" Ujar Diandra kembali masuk.
.
"Pah.. Pah.." Senang Viviana berputar-putar di hadapan Alberto, "Gimana Pah.. Mamah cantik enggak?" Tanya Viviana.
"Mmmmm.. Mamah sangat cantik sekali" Jawab Alberto tersenyum.
"Benarkah?"
"Iya Mah" Angguknya.
"Tapi, jeng Raniya pasti lebih cantik dari pada Mamah Pah.." Gumam Viviana sambil bercermin.
"Hheemm" Senyum Alberto. "Tapi dimata Papah, Mamah jauh lebih cantik dari pada yang lainnya" Ujar Alberto memeluk Viviana dari belakangnya.
"Hhhheemmmm" Viviana pun langsung tersenyum bahagia sekali, Kemudian menghadap kearah Alberto, "Terima kasih Pah.. Mamah sangat mencintai Papah" Peluk Viviana ditubuh Alberto.
"Papah juga Mah.." Balas Alberto memeluk Viviana.
Setelah itu, "Ayok Pah.. Nanti kita bisa telah" Ajak Viviana langsung menyambar tas brenditnya.
"Iya Mah.." Ikut Alberto dari samping Viviana.
Sesampainya mereka diruang tamu, "Gebi sudah turun Bi?" Tanya Viviana kepada kepala pelayan ya itu.
"Belum nyonya" Jawabnya.
"Burung Bi.. Panggilin Gebi" Suruh Viviana.
"Siap Nyonya" Angguknya langsung manaiki anak tangga.
"Gebi sudah siap Mah.." Teriak Gabi langsung menuruni anak tangga sambil berlari kecil.
"Gebi" Teriak Alberto langsung saat melihat Gebi menuruni anak tangga dengan cepat.
"Sayang" Hampiri Viviana langsung.
"Hehehehe" Tawa Gebi sambil menunjukkan gigi ratanya.
"Kamu itu yah.." Pukul Viviana langsung di bahu Gebi dengan pelan.
"Iya.. iya.. Gebi minta maaf Mah.. Pah.. Gebi enggak akan ngulangi lagi" Ucap Gebi saat melihat tatapan tajam Alberto.
"Jangan diulangi lagi" Bisik Vivana tersenyum saat melihat Gebi langsung tunduk saat Alberto menatap Gebi dengan mata tajam.
"Hhhhmmmm" Gumam Gebi.
"Ayok" Ajak Viviana langsung, "Nanti tuan Wilson dan jeng Raniya terlalu lama menunggu kita. Kan enggak enak" Kemudian mereka pun langsung menuju pintu utama, Dan terlihatlah sang supir telah menungguin mereka didepan mobil mewah itu.
"Silahkan masuk Tuan, Nyonya, Nona" Ujarnya dengan sopan.
Mereka pun langsung masuk ke dalam mobil mewah itu.
Setelah 25 menit menempuh perjalan, Sekarang mereka pun telah tiba di sebuah hotel berbintang 5 yang sangat terkenal di kota itu, "Ayok mah" Ajak Alberto.
"Ayok" Angguk Viviana sambil berjalan dengan elegan.
"Mah.. Kak Zean enggak datang?" Tanya Gebi dari samping Viviana.
"Kakak mu lagi dalam perjalanan Geb" Jawab Alberto.
"Oohhhh" Angguk Gebi.
Sesampainya mereka di ruang tamu VVIP, "Selamat malam tuan, nyonya, silahkan masuk" Ucap sang petugas dengan sopan, Kemudian langsung membukakan pintu untuk mereka.
Ceklek..
Keluarga Wilson pun langsung bangkit berdiri dari kursi masing-masing saat pintu itu terbuka, "Wah.. Selamat datang tuan Alberto" Salam Wilson langsung dengan senang.
"Hahahhaa" Balas Alberto langsung, "Apa kabar mu Wilson?" Tanya Alberto menyalam balik Wilson.
"Baik-baik" Angguk Wilson sambil tertawa.
Begitu juga dengan Viviana dan Raniya, Mereka pun langsung berpelukan, "Jeng.. Apa kabarnya?" Tanya Raniya.
"Baik jeng.. Sangat baik" Senang Viviana.
"Makin tua, Jeng Viviana makin cantik saja ya" Puji Raniya dengan tulus.
"Hahahhahaha" Tawa Viviana langsung. "Jeng Raniya ada-ada saja, Jeng Raniya juga sangat cantik sekali" Balas Viviana memuji Raniya.
"Hheemm.. Terima kasih jeng" Senang Raniya. "Oohh Iya.. Ini pasti Gebi kan Jeng?" Tebak Raniya.
"Hhheemmm" Senyum Viviana menganguk.
"Hallo Om Tante" Salam Gebi langsung dengan sopan.
"Wahh.. Kamu cepat sekali sayang besarnya, Cantik lagi" Peluk Raniya langsung ditubuh Gebi.
"Hehehehe.. Terima kasih tante" Balas Gebi memeluk Raniya.
"Oohh iya.. Sovia mana jeng?" Tanya Viviana tak melihat sosok Sovia sedari tadi.
"Sovia sedang ke kamar kecil sebentar jeng" Jawab Raniya.
Ceklek..
"Nah.. Itu Sovia jeng" Senyum lebar Raniya langsung saat putri semata wayangnya itu masuk. "Sinih sayang.." Ajak Raninya.
"Iya Mah.." Angguk Sovia mendekati mereka.
"Sovia" Senang Viviana langsung saat melihat Sovia masuk.
"Tante.. Om" Sapa Sovia langsung menyalimin Alberto dan juga Viviana secara bergantian.
"Waduh.. Kamu sangat cantik sekali sayang, sopan lagi" Puji Viviana dengan mata berbinar-binar.
"Hhheeemmm.. Terima kasih tante" Senyum Sovia kepada Viviana.
"Sama-sama sayang" Angguk Viviana. "Boleh tidak tante memeluk kamu sayang?"
"Tentu saja boleh tante" Angguk Sovia langsung memeluk Viviana.
"Calon menantu idaman" Balas Viviana memeluk Sovia, Kemudian mencium kening Sovia dengan sayang. "Tente harap kamu akan menyukai anak tante nanti sayang" Senyum Viviana melepas pelukannya.
"Hhheeemmmm" Balas Sovia dengan senyuman. Kemudian melihat kearah Gebi yang sedari tadi hanya diam saja, "Dia siapa tante?" Tanya Sovia.
"Oohhh.. Sini sayang" Ajak Viviana kepada Gebi, "Ini Gebi sayang adeknya Zean, Mungkin kamu sudah lupa dengannya, Karna sudah terlalu lama sekali kalian tidak pernah bertemu" Ujar Viviana.
"Oohhhh" Angguk Sovia tersenyum kepada Gebi, Kemudian Sovia mengulurkan tangannya, "Sovia" Ucapnya.
"Hheeemmm" Senyum Gebi membalas tangan Sovia, "Gebi" Jawabnya.
Setelah itu Wilson pun, "Ayok.. Kita duduk dulu" Ajak Wilson yang masih tersenyum setelah Sovia dan Gebi selesai bersalaman.
"Heeemmm" Angguk Alberto langsung duduk, Begitu juga dengan Viviana dan Gebi.
"Zean dimana?" Tanya Wilson.
"Dia sedang dalam perjalanan kemari Wilson" Jawab Alberto.
"Oohhh" Angguknya.
Setelah beberapa menit kemudian. Zean pun langsung muncul diambang pintu.
Ceklek..
Mereka semua pun langsung melihat kearah sumber suara itu, "Zean" Senyum Wilson langsung.
"Om" Senyum Zean langsung menghampiri mereka. "Maaf Om.. Tente.. Zean telah" Salam Zean dengan sopan.
"Tidak apa-apa nak Zean" Jawab Wilson dengan masih tatapan kagum kepada Zean.
"Jeng.. Ini benar-benar Zean?" Tanya Raniya yang masih terpana melihat ketampanan Zean.
"Iya jeng" Angguk Viviana dengan bangganya.
"Astaga.. Tampan sekali kamu nak Zean" Kagum Raniya masih.
"Hhheeemmm.. Terima kasih tante" Balas Zean tersenyum manis.
"Ayok nak Zean.. Kamu duduk dulu" Ujar Wilson kepadanya.
"Iya Om" Angguk Zean langsung duduk disamping Gebi.
"Nak Zean.. Apa kamu masih mengenal putri tante?" Tanya Raniya melihat Zean.
"Tentu saja Zean masih mengenalnya tente, Sovia kan?" Lihat Zean kepada Sovia.
"Hahahhahaha" Tawa mereka langsung dengan senang. "Ternyata kita enggak salah menjodohkan mereka mereka Alberto" Ujar Wilson senang.
"Iya, Aku berharap mereka sama-sama menyukai" Balas Alberto.
Sedangkan Sovia hanya tersenyum-senyum saja melihat dua keluarga itu, "Kenapa Zean sangat tampan sekali?" Batin Sovia sambil menatap kagum kepada Zean yang sedang tersenyum manis itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Evita Laura
Aduh.. Apa yang akan terjadi ya
2021-05-05
2