Setelah selesai dari butik, "Kita langsung pulang" Ujar Zean segera menuju mobilnya.
"Zean" Panggil Sovia dari belakangnya.
"Ada apa?" Tanya Zean menghentikan langkahnya, kemudian melihat kebelakangnya.
"Aku lapar" Jawab Sovia dengan wajah memelas.
"Hhhhmmmm.. Haaaahhhh.." Hela Zean membuang nafasnya. "Baiklah.. Kita cari makan disekitar sini saja" Ngalah Zean langsung masuk kedalam mobilnya
"Mmmmmm" Senyum Sovia langsung ikut masuk kedalam mobilnya Zean.
Sesampainya mereka disebuah restoran, Zean pun segera keluar dari dalam mobilnya, "Tunggu Zean" Tahan Sovia saat salbetnya tak bisa dibuka.
"Kenapa?" Lihat Zean.
"Ini enggak bisa dibuka" Jawab Sovia dengan wajah melasnya lagi.
"Hhaaaahhh.." Helanya lagi melihat Sovia, "Seandainya anak buah Papah tidak mengikuti kami, Pasti sudah aku tinggalin ni anak" Batin Zean kesal, tetapi tetap membantu Sovia melepaskan sabut pengamannya.
"Terima kasih Zean" Senyum Sovia dengan manis.
"Mmmmmm" Gumam Zean langsung turun dari dalam mobil itu. Begitu juga dengan Sovia yang ikut turun dari dalam mobil itu.
"Selamat datang tuan nona di restoran kami" Sapa para pelayan itu dengan sopan.
Tampa membalas, Zean dan Sovia pun langsung masuk kedalam restoran itu. "Kita duduk disitu saja Zean" Tarik Sovia langsung ditangan Zean.
Setelah mereka berdua telah duduk, Salah satu dari pelayan pun langsung menghampiri meja Zean dan Sovia, "Menunya silahkan dipilih tuan nona" Berinya dengan tersenyum ramah.
"Baiklah" Terima Sovia langsung membuka daftar menu itu, "Kamu mau makan apa Zean?" Tanya Sovia sambil mencari menu yang enak.
"Kopi saja" Jawab Zean yang fokus dengan ponselnya.
"Loh.. Kok kopi Zean? Kamu kan belum sarapan dari tadi pagi" Lihat Sovia langsung ke Zean.
"Terserah saja" Jawab Zean masih fokus dengan ponselnya.
"Kamu lagi lihatin apa sih?" Tanya Sovia lagi dengan penasaran.
"Tidak" Jawab Zean langsung memasukkan ponselnya kembali kedalam kantong celananya.
"Hhhhmmmm" Gumam Sovia kembali fokus kedaftar menunya. "Kalau gitu kami pesan cumi bakarnya dua sama udang bakarnya dua, terus minumnya lemon tea" Ucapnya ke pelayan restoran itu.
"Baiklah nona" Ucapnya, "Mohon ditunggu sebentar ya nona" Ujarnya langsung pergi dari meja mereka.
Setelah beberapa menit kemudian, Pesanan mereka pun langsung datang, "Silahkan dinikmati tuan nona" Ucap mereka sambil meletakkan pesanan Sovia dan Zean.
"Mmmmmmm" Gumam Sovia.
Setelah itu Zean dan Sovia pun langsung menikmati makanan itu.
.
"Kenapa Zean tidak bisa dihubungi ya?" Gumam Diandra sambil mencoba lagi menghubungi nomor ponsel Zean.
"Maaf, Nomor yang anda tujuh sedang tidak aktif atau berada diluar jangkauan" Jawab sang operator lagi.
"Ada apa dengannya? Apa dia baik-baik saja" Mulai khawatir Diandra didalam kontrakannya. Kemudian Diandra mengirim pesan, "Sayang.. kamu lagi dimana? Apa kamu baik-baik saja? Kenapa ponselnya kamu dari tadi pagi tidak aktif?" Isi pesan Diandra.
"Semoga Zean membacanya" Gumam Diandra tersenyum, Kemudian melihat layar ponselnya kembali, "Aku sangat merindukan kamu sayang" Senyum Diandra lagi melihat foto mereka berdua dilayar ponsel itu. "Cepat datang sayang, Aku ada kabar bahagia untuk kamu" Masih senyum Diandra sambil mengelus perut ratanya. "Sayang.. Papah kamu pasti sangat bahagia sekali saat mengetahui kamu nantinya telah ada di rahim mamah" Ucap Diandra masih mengelus perutnya.
.
Kini Zean dan Sovia pun telah selesai menikmati makanannya, Mereka berdua pun langsung keluar dari dalam restoran itu. "Terima kasih banyak tuan nona telah menikmati hidangan restoran kami" Ucap mereka dengan ramah.
"Mmmmmm" Senyum tipis Zean kepada mereka.
Setelah itu Zean pun langsung mengantar Sovia pulang kekediaman Anderson, "Kamu enggak singgah dulu?" Tanya Sovia yang telah berada di mension keluarganya.
"Tidak, Kapan-kapan saja" Jawabnya.
"Yaa sudah" Ucap Sovia langsung turun dari dalam mobil Zean.
Begitu Sovia turun dari dalam mobilnya, Zean pun langsung melajukan mobilnya dari hadapan Sovia. "Hhheemmmm" Senyum Sovia. "Sebentar lagi Zean kamu akan menjadi milikku" Gumam Sovia langsung masuk kedalam mension itu.
.
Tok.. Tok..
"Iya sebentar" Jawab Diandra langsung membukakan pintunya.
Ceklek..
"Zean" Senyum lebar Diandra langsung saat melihat Zean berada di hadapannya, Kemudian Diandra memeluk tubuh Zean dengan erat, "Sayang aku sangat merindukan kamu" Ucap Diandra sambil bermanja didada bidang Zean.
"Hhhheeeemmmm" Senyum Zean tampa bisa melihat wajah Diandra.
"Ada apa dengan mu sayang? Kenapa kamu tidak membalas pelukanku?" Tanya Diandra melihat wajah Zean.
"Hheeemmmm" Senyum Zean lagi memberanikan diri melihat wajah Diandra sambil mencoba menahan air matanya. "Aku haus Dian" Ucapnya.
"Aaakhhh iya.. Ayok masuk sayang" Tarik Diandra ditangan Zean kearah kursi sofa sederhananya, "Kamu tunggu disini ya" Ucap Diandra langsung mengambil segelas air putih kedapurnya.
"Mmmmmm" Angguk Zean. Setelah Diandra berada didapurnya, Zean pun langsung menumpahkan air matanya yang sedari tadi Zean tahan. "Maafkan aku sayang" Ucap Zean mengusap wajahnya.
"Sayang" Panggil Diandra yang baru saja datang dari dapurnya dengan segelas air putih yang berada ditangan kanannya. "Inih sayang.. Diminum sampai habis ya" Beri Diandra ketangan Zean.
"Terima kasih Dian" Terima Zean dari tangan Diandra kemudian meminumnya.
"Sayang" Panggil Diandra. "Aku ada sesuatu untuk kamu, Tunggu sebentar ya" Ucap Diandra langsung menuju ranjangnya. "Hheeemmm" Senyum Diandra melihat hasil dua garis itu, "Zean pasti sangat bahagia melihat ini" Senang Diandra langsung membawa hasil test-packnya kepada Zean.
"Dian" Bangkit Zean langsung saat melihat Diandra telah berada dihadapannya.
"Mmmmmm" Senyum Diandra sambil menyembunyikan tanganya dibelakang.
Zean pun langsung berlutut dihadapan Diandra sambil menundukkan kepalanya, "A-apa yang sedang kamu lakukan sayang?" Kejut Diandra langsung saat Zean tiba-tiba saja berlutut dihadapannya.
"Maafkan aku" Tangis Zean menumpahkan air matanya.
"Maaf untuk apa sayang?" Tanya Diandra yang ikut berjongkok dihadapan Zean.
"Maafkan aku yang tidak bisa bersama mu lagi Dian" Lihat Zean kewajah Diandra dengan air mata yang telah bercucuran dari matanya.
DENG..
"Ma-maksud kamu apa sayang?" Tanya Diandra langsung dengan mata berkaca-kaca.
"Maafkan aku Dian, Maafkan aku.. Maafkan aku yang tidak bisa hidup bersama mu" Ucap Zean semakin menumpahkan air matanya dihadapan Diandra.
Diandra pun yang tidak bisa menahan air matanya, "Kenapa harus minta maaf sayang, Kamu tidak ada berbuat kesalahan apa-apa, Hiks.. hiks.." Tangis Diandra langsung memeluk tubuh Zean yang bergetar. "Ceritakan.. Apa yang telah membuat mu seperti ini sayang" Tanya Diandra sambil mengusap air matanya Zean.
"Minggu ini aku akan menikahi Sovia Dian" Jawab Zean menundukkan kepalanya kembali.
DENG..
Diandra pun semakin dibuat terkejut mendengar perkataan Zean. "Aa-apa??" Duduk Diandra langsung dengan lemas.
"Maafkan aku Sa-sayang" Peluk Zean langsung ditubuh Diandra sambil menangis.
"Me-menikah?" Gumam Daindra sambil membulatkan kedua matanya.
"Maafkan aku sayang maafkan aku" Semakin erat Zean memeluk tubuh Diandra
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Evita Laura
Hiks.. hikss.. Sungguh thoour.. Ini benar-benar membuat ku sakit hati, Apa sih yang kamu pikirkan Zean, Diandra sedang hamil, Dia sangat butuh kamu Zean.
2021-05-05
0
Irna Yudhawanty
sedih banget
2021-04-26
1