Sesampainya Diandra di depan Gedung perusahaan Hernandez Group. Diandra pun langsung naik kelantai atas dimana ruang kerjanya berada.
Ting..
Pintu lift pun terbuka, Diandra pun langsung masuk.
Hingga kini Diandra telah berada dilantai kerjanya, "Hhhaaaahhhhh" Helanya kelelahan, Lalu Diandra pun segera masuk kedalam ruangannya, "Nadia" Panggil Diandra, "Nad" Panggilnya lagi.
"Dian, Kamu baru datang?" Tanya rekan kerjanya melihat Diandra.
"Hheeemmmm" Senyum Diandra langsung.
"Ini sudah jam berapa Dian? Kenapa kamu baru saja datang?" Heran mereka melihat Diandra.
"Maaf.. Maaf ya" Masih senyum Diandra dan langsung pergi dari hadapan mereka.
"Hebat sekali dia ya" Geleng mereka tak percaya.
"Nad" Panggil Diandra langsung menepuk pundak Nadia.
"Eekkhh.. Diandra" Kaget Nadia melihatnya.
"Hehehe.. Sorry Nad" Senyum Diandra.
"Wajah kamu kenapa pucat gitu Dian?" Lihat Nadia.
"Hehehhe.. Akhir-akhir ini aku kurang tidur Nad" Jawab Diandra masih tertawa kecil.
"Oohhh" Angguk Nadia. "Tapi kamu baik-baik saja kan?"
"Iya.. Aku baik-baik saja Nad"
"Yaa sudah, Buruan gih.. Kamu sudah ditungguin dari tadi diruangan pak manager" Ujar Nadia.
"Kalau gitu aku pergi dulu ya Nad"
"Mmmmmm" Angguk Nadia tersenyum.
Setelah itu Diandra pun langsung menuju ruangan sang Manager.
Tok.. tok..
"Masuk" Jawabnya.
Diandra pun langsung masuk kedalam ruangan sang Manager itu, "Permisi pak, Apa bapak memanggil saya?" Tanya Diandra dengan sopan.
"Iya, Kemarilah" Jawab sang Manager itu sambil mengeluarkan sebuah amplot putih dari dalam laci mejanya. "Inih" Berinya dihadapan Diandra.
Diandra pun yang melihat amplot putih itu langsung membulatkan kedua matanya, "I-ini apa pak?" Tanya Diandra terbata-bata.
"Seperti yang kamu lihat, Hari jni juga kamu telah dipecat" Jawabnya melihat Diandra.
Diandra pun yang mendengar perkataan sang Manager, "Ba-bagaimana bisa pak? Kenapa saya dipecat? Saya tidak pernah melakukan kesalahan selama saya bekerja disini?" Tanya Diandra dengan air mata yang telah telah berjatuhan dari peluput matanya.
"Sebaiknya kamu bereskan sekarang juga meja kerja mu, Soal sisa gaji kamu nanti pihak perusahaan akan teransfer langsung ke atm kamu" Ucapnya dengan tegas.
"Hiks.. hiks.. hiks.." Tangis kuat Diandra langsung dihadapan sang Manager. Kemudian Diandra keluar.
Sedangkan diluar ruangan itu, Para karyawan semuanya telah dibuat heboh oleh kabar tentang pernikahan Zean Marvel Hernandez dengan Sovia Anderson. "Pak Zean besok akan menikah?" Kejut mereka tak percaya. Bahwasanya semua karyawan yang ada disitu tidak pernah mendengar Zean pernah berpacaran dengan siapa pun
"Tapi lihatlah.. Calon istri pak Zean sangat cantik sekali ya" Kagum mereka melihat foto praweding Zean dan Sovia.
"Iya, Mereka berdua sangat serasi sekali, Cantik dan tampan" Imbun yang lainnya.
"Kalian itu lagi ngebahasin apaan sih?" Tanya Nadia penasaran.
"Inih.. Pak Zean akan menikah besok Nad" Tunjukan mereka kepada Nadia.
"What?? Pak Zean" Kejut Nadia melihat foto praweding Zean dan Sovia.
"Mmmmmm" Angguk mereka. "Kamu lihat sendiri di handphone kamu" Ujar mereka.
Nadia pun langsung membuka melalui ponselnya. Dan benar sekali, Gambar Zean dan Sovia pun langsung tertera di pencarian awal google ya, "OMG.. Pak Zean benar-benar akan menikah besok" Gumam Nadia sambil geleng-geleng kepala terkejut. "Tapi kenapa wajah pak Zean terlihat...
"Nad" Panggil Diandra. "Nadia" Panggil Diandra lagi dari belakang Nadia.
"Hhhmmmm" Kejut Nadia langsung melihat kebelakangnya. "Dian" Senyum Nadia langsung.
"Kamu lagi lihat apa Nad? Kenapa semua orang sedang asik melihat ponselnya masing-masing?" Tanya Diandra.
"Inih Dian" Nadia pun langsung menunjukkan layar ponselnya kepada Diandra.
"Hhaaahhhhh?" Kejut Diandra melihat foto paraweding itu. "Zean" Gumam Diandra dengan mata berkaca-kaca.
"Dian, Kamu kenapa?" Tanya Nadia dengan heran saat melihat ekspresi Diandra yang sangat terkejut sekali dari diantara mereka semua.
"Nad.." Lihat Diandra langsung memeluk tubuh Nadia, "Aarrkkhhh.. Hiks.. hikss" Tangis Diandra dipelukan Nadia.
"Ada apa dengannya? Kenapa dia sangat menangis seperti itu sekali?" Bisik mereka melihat Diandra.
"Entah, Saat dia tau besok pak Zean akan menikah dia pun langsung menangis seperti" Imbun yang lainnya melihat Diandra.
"Terus.. Apa hubungannya dengan dia kalau pak Zean mau menikah?"
"Mungkin selama ini dia memendam perasaan kepada Pak Zean. Kan kita tidak tau" Sahut yang lain lagi.
"Mungkin" Ujar mereka langsung bubar.
"Dian.. Dian" Elus Nadia dipunggung Diandra. "Ada apa dengan mu Dian? Ayok ceritakan sama ku" Ucap Nadia melepaskan pelukannya.
"Hiks.. hiks.." Senggugukan Diandra didepan Nadia, "Nad.."
"Mmmmmm" Angguk Nadia.
"A-aku dipecat Nad" Jawab Diandra semakin menangis.
"Apa??" Kejut Nadia.
"Mmmmmmm" Angguk Diandra.
"Bagaimana bisa Dian kamu dipecat?"
"Aku juga enggak tau Nad"
"Aneh" Heran Nadia. Kemudian melihat wajah Diandra lalu mengusapnya. "Maafkan aku Dian yang tidak bisa membantu mu" Ucap Nadia.
.
"Zean" Hampiri Sovia kearah sofa yang masing menggenakan gaun pengantinnya.
"Aku lelah" Jawab Zean langsung bangkit berdiri dari atas sofa itu. Kemudian melangkah pergi dari hadapan Sovia.
"Zean tunggu" Tahan Sovia ditangan Zean.
Zean pun yang tidak bersemangat langsung melepasakan tangan Sovia. Lalu pergi begitu saja.
"Zean" Panggil Sovia. "Zean" Panggilnya lagi. "Aarrkkhhh sial" Kesal Sovia meremas gaun pengantinnya.
Dan kini Zean pun sedang berada di atas atap gedung itu dengan sebatang rokok yang ada ditangan kananya, Kemudian Zean mengisapnya sambil menikmati angin siang itu. "Hhhaaahhhhh" Hela Zean sambil menatap lurus kearah gedung-gendung tinggi itu dengan tatapan kosong.
Setelah hari semakin sore, Zean pun akhirnya turun dari atas gedung itu, "Zean.. Kamu dari mana saja?" Tanya Sovia dengan khawatir saat Zean telah berada dihadapannya.
"Cari angin" Jawab Zean langsung pergi dari hadapan Sovia.
"Hhhhhmmmm" Dengus Sovia dengan kesal, Namun tetap mengikuti langkah kaki Zean.
.
Sambil membawa kotaknya, Diandra tampak terlihat semakin pucat sekali, "Pusing" Gumam Diandra langsung pingsan ditengah jalan.
"Astaga.. Ada orang pingsan" Kejut orang-orang yang berlewatan itu langsung menghampiri Diandra. Hingga sampai terjadi kerumunan.
"Cepat bawa dia kerumah sakit" Ujar yang lainnya.
"Iya.. Cepat bawa dia kerumah sakit" Sahut yang lainnya.
Diandra pun langsung dilarikan kerumah sakit terdekat, Dan sesampainya mereka dirumah sakit, "Sus.. suster" Teriak mereka "Tolong dia sus" Ucap mereka lagi. Setelah itu para suster itu pun langsung berlari menghampiri mereka. Kemudian membawa Diandra keruang IGD.
"Kami titip dia ya sus" Ujar mereka langsung pergi meninggalkan Diandra.
"Iya" Angguk sang suster.
Setelah itu, Sang Dokter pun langsung datang memeriksa keadaan Diandra. "Siapa walinya Sus?" Tanya sang dokter.
"Dia tidak punya wali dok"
"Terus.. Yang membawa dia kemari siapa?"
"Orang yang menyelamatkan dia dok"
"Yaa sudah.. Nanti kalau di sudah sadar cepat beritahu saya"
"Baik dok" Angguknya.
Kemudian Sang dokter pun langsung pergi meninggalkan Diandra yang masih tertidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Evita Laura
Semangat Diandra, Nadia akan selalu ada untuk mu, Sahabat sama halnya seperti dengan kedua orang tua kita yang selalu ada saat susah dan bahagia
2021-05-05
1
Irna Yudhawanty
kasian diandra
2021-04-26
1