Ruangan kedap suara itu hening seperti tidak ada manusia didalam. Alfonso masih mengecek semua di laptop. Sorot matanya terus menatap layar laptopnya. Sesekali Alfonso mengepalkan tangannya.
"Gareth! sekarang perintahkan seluruh anak buah untuk bersiap siap di markas." perintah Alfonso.
"Baik, Al." Gareth menjawab. Lalu, Gareth segera berjalan keluar dari ruangan bawah tanah meninggalkan Alfonso yang masih mencari informasi di laptopnya.
Ceklek....
Pintu dibuka dan Garethpun berjalan keluar dari ruangan Alfonso.
"Kevin, dan Andre ikut aku ke Markas. Dan kamu Glen, kamu tunggu disini dulu, nanti kamu bareng Alfonso, susul kami ke markas.'' perintah Gareth.
"Baiklah, kamu duluan aja." sambung Glen
Tap...
Tap...
Tap....
Langkah kaki ketiga Pria berbody bidang itu keluar dari Mansion Alfonso. menuju mobil. yang hanya boleh keluar masuk Mansion Alfonso, hanya ke empat pria sahabat sekaligus bawahan Alfonso.
Glen, berjalan menuju ruang tivi duduk disofa panjang sambil menonton film Action Hollywood.
"Nak Glen, mau makan dulu?" panggil Bi Yati.
Glen, yang mendengar kalau ada yang memanggil namanya. segera, bangun dari sofa dan melihat ke arah suara yang memanggilnya.
"Iya, Bi! nanti aja saya makan bareng Alfonso aja.'' jawab Glen dengan sopan.
Setelah menyelesaikan pekerjaannya. Alfonso pun berjalan keluar menemui Glen di ruang tivi.
Tak....tak...tak...
Langkah kaki Alfonso datang menuju ruang tivi, dimana Glen sementara nonton.
Haaaahhhh.....
Alfonso, menarik nafas panjang. lalu, mengusap kasar rambutnya. Alfonso frustasi sesekali gerahangnya dibunyikan. Kalau saja ada musuh didepannya, sudah habis mereka ditangan Alfonso.
Glen yang sudah paham akan kemarahan sahabat sekaligus atasannya itu. Hanya, diam dan terus menonton filmnya.
"Sergio, terus mengusik hidup aku.Apa dia ingin cepat aku kirim ke neraka sebelum waktunya." Alfonso geram.
"Jadi , bagaimana apakah kita segera menyerang markasnya, hari ini?" Glen bangun dari tidurnya dan bertanya.
"Kita tunggu kabar dari Gareth, dan ayo kita makan setelah makan. Setelah itu kita akan ke perusahaan ayah sebentar." tutur Alfonso.
Mereka, segera berjalan menuju ruang makan. menarik kursi dan duduk.
pelayan datang memberi piring pada kedua pria berwajah dingin itu.
Alfonso dan Glen segera menikati makanan mereka. Tidak ada suara sama sekali. kecuali bunyi perpaduan alat makan mereka masing masing.
Setelah makan mereka berdua menuju ruang tivi sambil merokok.
"Glen, ayo kita berangkat ke Markas. Tetapi, sebelummya kita ke perusahaan Ayah dulu. ada yang mau aku bahas dengan Walker." ucap Alfonso. sambil mengepulkan asap rokonya ke atas langit langit ruangan.
''Siap, ayo berangkat.'' jawab Glen. lalu berdiri dari sofa dan berjalan keluar dari ruangan menuju halaman depan.dimana mobil disiapkan.Glen, yang menyetir mobil dan Alfonso duduk disebelah Glen.
klik..
Sabuk pengaman terpasang dengan baik. Lalu, Glen mulai menginjak pedal gas dan berangkat menuju perusahaan Rudolf. Sebenarnya Alfonso sangat malas, kalau diminta ke perusahanan sang Ayah. karena disana ada seorang wanita, yang sangat tergila gila pada Alfonso. selain itu juga Alfonso tidak ingin ajti dirinya diketahui oleh musuhnya.
"Al, apa kamu tidak risih didekatin Antonia seperti itu?" tanya Glen.
"Hmmmm......" Menghela nafas panjang dan melirik ke arah Glen.
"Glen, bagaimana kalau kamu saja yang dekat dengan gadis bodoh itu?" tanya Alfonso dengan senyum usilnya.
"Ogah, aku tertarik dengan managernya model parfum diperusahaan itu." jawab Glen.
Glen, sejak pertama kali bertemu manager Leticia. Glen sudah kepincut tapi Stefani sama sekali tidak menganggap Glen.
Karena asyik ngobrol merekapun tiba di perusahaan sang Ayah. PT.KATRIDOF.
Alfonso segera turun dari mobil didepan lobby kantor. Glen pergi memarkirkan mobil ditempat parkir khusus Presdir.
Tak...tak....tak....
Bunyi sepatu Alfonso menuju ruangan kerja Walker. yang berada dilantai atas.
Alfonso, sengaja berlari untuk menghindari kerumunan wanita wanita yang bekerja diperusahaan itu. Karena, setiap kali Alfonso datang di kantor ada saja alasan yang dibuat oleh wanita wanita yang bekerja di kantor Rudolf, yang menurut Alfonso tidak masuk akal semua.
Ya, karyawan kantor mereka tidak tau. kalau Alfonso adalah Presdir mereka. yang mereka tau Alfonso sahabat Walker. Makanya, mereka dengan masa bodoh mendekati Alfonso tanpa menjaga jarak.
Glen, datang dan langsung menyusul Alfonso menuju ruangan atas.
Ceklek...
Pintu dibuka oleh Alfonso. tanpa menunggu ijin Alfonso langsung masuk ke ruangan Walker, disusul Glen dari belakang.
Walker begitu terkejut melihat kedua Mafia itu masuk tanpa permisi dan pemberitahuan lebih dahulu.
"Kalian? mirip buronan saja masuk ruangan tidak ada permisi. dasar mafia mafia gila." gerutu walker.
Visual Walker
"Sudah Revisi."
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 332 Episodes
Comments
lee
masa yang punya sendiri masuk harus minta permisi.itu mahhh ngga serruuu...tau!!!!
2023-11-28
1
arie
Walker sangat ganteng.....
2023-04-19
2
Kesya Kesya
lanjut thoor q suka
2022-06-06
4