🌹JANGAN LUPA KASIH EMAK VOTE YA ANAK ANAK KESAYANGAN EMAK, EMAK SAYANG BANGET SAMA KALIAN.🌹
🌹IGEH EMAK JUGA DIFOLLOW DI : @REDLILY123.🌹
🌹SELAMAT MEMBACA, EMAK SAYANG KALIAN.🌹
Kirana masih belum percaya, kalau adik dari Mario adalah kekasih Arjuna. Dunia memang benar benar sempit ya, Kirana bisa melihat bagaimana Merlinda bercerita tentang Arjuna dengan sangat antusias. Seperti sekarang ini.
"Dia tuh keren, Kak. Gue kenalan sama dia pas beberapa bulan masuk kampus deh," ucapnya sambil mencoba mengingat ucapannya sendiri. "Terus nanti kalau gue udah lulus kita mau nikah."
Kirana hanya tersenyum mendengarkan, rasa sakit di hatinya tumbuh begitu besar. Kirana ingin mengahiri rasa saitnya, dia ingin menjadi egois.
Namun satu yang diajarkan kakeknya. "Jadilah si Egois yang bertanggung jawab. Lakukan apa yang kamu inginkan, tapi jangan pernah melukai orang lain."
Hal lain yang diajarkan neneknya adalah, "Kita hidup bukan hanya di dunia, tapi di akherat juga. Kita itu menuai pahala dari manusia. Jangan lupakan etika untuk semua hal. Terus lah berbuat baik. Ingat, nabi Muhammad saja yang rasul Allah memiliki pembenci. Apa lagi kita? Sertakan semuanya pada Allah."
Karena itulah Kirana ingin semuanya berjalan seperti seharusnya. Seperti air mengalir, disertai doa dan perjuangannya.
Merlinda melanjutkan kalimatnya. "Gue juga mau honeymoon di Raja Ampat."
"Udah dong, Dek. Kasihan Kirana malah murung dengeri lu," ucap Mario. "Ran, jangan depresi gitu."
"Eh, enggak kok, Kak. Aku gak fokus maaf."
"Banyak kerjaan lu di rumah?"
"Nah itu," ucap Kirana sambil tertawa hambar.
"Lagian ngapain ngagul ngagul si Arjuna ya, Ran? Semua orang juga tau dia cowok kulkas yang gak seru. Lu setuju?" Tanya Mario pada Kirana.
Membuat Merlinda tidak terima. "Eeeeeehhhh! Apaan lu, Kak. Orang Kirana pernah liat gue dijemput sama dia. Iya gak, Ran?"
"Iya, Kak. Romantis mereka."
"Tuh kan!"
"Hilih! Cowok kayak gitu. Gue udah tau si Arjuna belang sih. Beda dari raut mukanya juga."
"Awas ya jelek jelekin pacar gue lagi, Kak."
Dan saat melihat ada angkot lewat, Kirana segera berdiri. "Kak, aku duluan ya. Assalamualaikum."
"Walaikum salam. Hati hati, Ran," ucap Mario memberi peringatan.
Yang mana membuat Merlinda memicingkan matanya. "Lu suka sama dia, Kak?"
"Suka sih, dianya gak kasih gue kesempatan. Terus aja ngehindar."
"Dah punya cowok kali," ucap Merlinda.
Membuat Mario tetap melihat Kirana masuk ke dalam mobil dan mulai menghilang dari pandangan. Pria itu menggeleng. "Gue yakin bisa dapet, cuma bingung modusnya sama dia kudu gimana."
"To the point aja, kali dia suka cowok yang langsung nikah, yang to the point. Bukan yang ngajak pacaran."
"Dia gak ngasih kode ih!"
"Kita ikutin yuk, kemana rumahnya," saran Merlinda.
"Lu mau jadi penguntit?"
"Ayooo cepetan. Makannya udah ayoook! Mumpung masih sore!"
🌹🌹🌹
Sementara itu, setelah kepulangan teman-temannya, Arjuna berniat untuk pergi ke kediaman sang nenek mertua. Dia bersiap di kamarnya, memakai parfume untuk menyamarkan bau alkohol.
Sampai dering telpon kembali terdengar, Arjuna menangangkatnya dan bersiap mendapatkan ceramah panjang dari sang bunda.
"Assalamualaikum, Bang! Udah ke sana belum?!"
"Waalaikum salam. Iya ini mau berangkat, Bun."
"Kamu ini bukannya dari tadi ih! Kasian Kirana! Jangan durhaka kamu jadi suami!"
"Iya, Bun. Tadikan ada kerjaan, bunda lupa kita join kerjasama sama perusahaannya Alex?"
"Tapi gak bikin istri kamu terlantar juga, Bang. Dia prioritas kamu."
Dan inilah yang Arjuna tidak suka, sebenarnya apa yang menjadi dasar menjodohkan mereka berdua. Saat Arjuna sedang sibuk di kantor, sang ayah menelponnya dan menyuruhnya ke rumah sakit. Kemudian tiba tiba dinikahkan secara agama, sebelum 1 minggu kemudian diresmikan tanpa ada acara besar karena Arjuna menentang.
"Iya, Bun," ucap Arjuna masih dengan sifatnya yang dingin.
"Hati hati di jalan, bawa makanan juga buat Kirana."
"Iya, Bun."
"Hati hati, Bang. Assalamualaikum."
"Waalaikum salam." Arjuna mematikan layar dan memasukannya ke dalam saku.
Arjuna mengemudi sendirian. Namun, hal yang pertama dia tuju adalah toko bunga. Membeli satu buket bunga sebelum pergi ke pemakaman. Dimana di sana ada kuburan baru.
Arjuna berjongkok di sana, tangannya menyentuh nisan sambil memejamkan matanya.
"Maaf."
Hanya satu kata yang dia ucapkan, namun penuh dengan makna. Setelahnya Arjuna melangkah pergi dari sana, menuju rumah sang nenek sebelumnya.
Ini sudah jam 10 malam, biasanya Kirana sudah berada di kamarnya. Sebelun keluar dari mobil, Arjuna kembali mendapatkan telpon dari Bundanya.
"Hallo, Bu--"
"Udah?!"
"Iya ini di depan."
"Mana? Bunda mau ngomong sama Kirana."
"Iya iya," ucap Arjuna turun dari mobil. Dia membiarkan sambungan tetap menyala sebagai bukti.
Mengetuk pintu rumah, yang membukanya adalah sang pembantu.
"Bapak. Silahkan masuk, Pak. Mau ketemu Ibu?"
"Dimana dia?"
"Di kamar bekas Nenek sepuh. Mau saya panggilin, Pak?"
"Gak usah, saya saja," ucap Arjuna melangkah mendekati pintu yang tertutup. Arjuna mengetuk beberapa kali.
Sampai akhirnya pintu terbuka. "Kenapa, Bi….. Kakak?"
Kirana kaget, pun dengan Arjuna. Dia terdiam di tempatnya, melihat Kirana yang tidak memakai kerudung. Baru pertama kali, dia melihat perempuan itu tanpa penutup kepala. Dimana rambut hitamnya berurai panjang sampai pinggang, wajahnya yang bulat dan juga putih.
"Kenapa, Kak?"
"Bunda telpon," ucap Arjuna memberikan ponselnya kemudian melangkah menjauh. "Buatkan saya kopi, Bi."
"Baik, Pak."
🌹🌹🌹🌹
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
gia nasgia
yayaya penguntit mulai beraksi 😂
2025-02-28
0
Neulis Saja
already Kiran with Mario only
2022-10-21
0
Yuli S
kakek dan nenek ...ajaran.x bikin goyahan hati niiih .....insyaallah di jalanin biarpun dunia ini tu penuh tipuan orang bukan tuhan ....yg penting tetap tawakkal...allah di hati kita ❤❤❤
2022-06-14
0