Orang Orang Asing

🌹JANGAN LUPA KASIH EMAK VOTE YA ANAK ANAK KESAYANGAN EMAK, EMAK SAYANG BANGET SAMA KALIAN.🌹

🌹IGEH EMAK JUGA DIFOLLOW DI : @REDLILY123.🌹

🌹SELAMAT MEMBACA, EMAK SAYANG KALIAN.🌹

Kirana menatap gundukan tanah yang ada di depannya. Banyak tetangga yang membantunya. Kirana bahkan tidak tahu sang nenek sakit, dia menyesal tidak tinggal bersamanya dan menemeninya menemui Allah. Membimbingnya menemui sang pencipta.

Masih ingat saat pagi hari tatkala dirinya menjenguk neneknya, dia sudah terbujur kaku dalam tidurnya. 

Sang pembantu sedang libur, Neneknya benar benar sendirian.

"Sabar, Nak. Nenek Aminah sudah tenang di sana. Beliau orang sholeh. Jangan menangis, kasihan mayatnya." Sang tetangga menenangkan

Kirana mengangguk dan menyeka air matanya. Dia menarik napasnya dalam dalam untuk menenangkan dirinya sendiri.

"Sudah yuk pulang, Neng harus istirahat dulu."

"Makasih bantuannya, Buk."

"Sama sama. Kalau butuh bantuan untuk tahlilan nanti malam, kasih tau ibuk ya."

"Iya, Buk."

"Mau pulang sekarang?"

"Sebentar lagi, Buk."

"Yaudah, ibuk duluan ya. Assalualaikum."

"Waalaikum salam."

Ketika Kirana tinggal seorang diri di sana, dia menarik napasnya dalam. Dia berjongkok supaya bisa menyentuh nisan sang Nenek. Masih teringat jelas percakapannya dengan sang Nenek.

FLASHBACK.

Malam itu, Kirana pulang ke rumah sang Nenek di malam hari dengan tangisan. Dia memeluk sang Nenek sambil menangis tersedu sedu.

"Loh loh, kenapa ini datang datang nangis toh, nduk?"

"Hiks… Nenek…. Hiks…"

"Kenapa? Bilang sama Nenek kenapa?"

"Hiks… kangen….," Ucap Kirana dusta, dia tidak ingin mengatakan kebenarannya pada sang nenek. Perihal rumah tangganya yang benar benar sedang tidak baik baik saja.

"Loh, masa kangen nyampe nangis gitu. Kenapa? Ada masalah sama suami kamu?"

"Enggak," ucap Kirana seketika. Dia menyeka air matanya dan duduk berdapan dengan sang nenek di atas karpet di kamar sag Nenek. "Bukan kok, Kirana kangen."

"Masa sampe nangis."

"Kan kangen banget."

"Yaudah jangan nangis toh, kan Nenek ada di sini."

Kirana tersenyum.

"Sama siapa ke sini? Sendirian? Malem gini?"

Kirana segera menggeleng. "Dianterin Kak Arjuna, cuma dia gak bisa ke sini langsung pergi ada kerjaan."

"Malem malem kok kerja."

"Mendadak, Nek," dusta Kirana. Dia tahu betul bagaimana Neneknya begitu bahagia dengan keluarga Arjuna yang memperlakukannya dengan baik. Dan neneknya juga menyangka jika Arjuna memperlakukannya dengan baik selama ini.

"Mau nginep?"

"Iya."

"Suami kamu juga?"

"Enggak, udah jangan ngomongin dia mulu, Nek."

"Lah, diakan suami kamu."

"Tapikan bosen."

"Heh gak boleh gitu dosa ah. Kamu bahagia kan sama dia?"

Kirana mengangguk penuh kebohongan. "Iya, Nek."

"Alhamdulillah, mereka memang dari keluarga baik baik. Kakek kamu tidak salah menitipkan kamu pada Ayahnya Arjuna."

"Nenek bisa cerita gak gimana Ayahnya Kak Arjuna sama Kakek bisa saling kenal terus jodohin kita?"

Neneknya hanya tersenyum dan menyentuh pipi cucunya.

"Untuk kebahagiaan kamu, Nak. Semuanya untuk kebahagiaan kamu."

FLASHBACK OFF.

🌹🌹🌹🌹

Kirana kembali ke rumah sang nenek, dimana di sana sudah ada pembantu sang nenek yang sebelumnya mengurus di sana.

"Bu, saya minta maaf malah pulang semalam ya," ucap wanita tua itu terlihat sedih begitu Kirana masuk rumah. "Ibu saya minta maaf."

"Jangan gitu, Bi. Kirana gak papa kok. Udah gini harusnya. Bibi jangan nangis."

"Saya minta maaf, Bu."

"Iya, udah dimaafin kok. Jangan nangis ya. Udah, saya mau beres beres dulu pakaian Nenek."

"Kata Ibu Sepuh, Ibu istirahat saja. Untuk tahlilan juga biar saya saja."

"Gak papa, Bi. Cuma mau beresin kamernya doang. Nanti saya bantu bungkus bungkus untuk tahlil ya, Bi."

Pembantu itu mengangguk. "Ibu mau dibuatkan teh dulu tidak?"

"Gak usah, Bi." Kirana melangkah masuk ke dalam kamar. Di sana dia menutup pintu untuk duduk di bibir ranjang.

Melihat ke beberapa sisi, dimana sang nenek biasanya berada di sekitarnya. Beraktivitas dan mengatakan bagaimana dirinya bahagia karena cucunya menikah dengan pria yang diidamkannya.

Padahal, pria yang diidamkan Neneknya itu bukanlah pria idaman Kirana. Nyatanya begitu menyakitkan.

"Maaf, Nek. Kirana gak jujur. Kirana gak bahagia dengan pernikahan ini. Kak Arjuna gak pernah liat aku, dia hanya melontarkan kata kata yang menyakitkan."

Kirana memuaskan tangisanya di sana. Dia sesegukan dan menenggealkan wajahnya di telapak tangan. Kerudungnya basah karena menjadi pengganti tissue.

Sampai telpon miliknya berdering, Kirana segera mengangkatnya.

"Hallo assalamualaikum, Bun?"

"Waalaikum salam, Sayang. Abang udah ada di sana?"

"Kak Arjuna, Bun?" Tanya Kirana.

"Iya, ada gak?"

"Gak ada, Bun. Mungkin dia sedang sibuk, atau di kampus."

"Anak kurang ajar memang," gumam sang ibu mertua di sana. "Rana, Bunda minta maaf ya gak bisa ke sana sekarang. Ayah kamu masih ada kerjaan, Bunda aja gak bisa hubungin dia."

"Gak papa, Bunda. Bunda jangan khawatir, Kirana baik baik saja kok."

"Jangan ditahan, Sayang. Nangis aja aja, tapi nangisnya dalam doa ya. Minta sama Allah supaya Nenek kamu ada di dalam ridho-Nya."

Air mata Kirana mengenang. "Iya, Bun."

"Maafin juga si Abang, Rana. Bunda tadi udah chat dia, tapi seoarang gak aktif," ucap Bunda Haniah di sana. Dia terdengar khawatir.

"Gak papa, Bun."

"Kamu jangan kecapean, Bunda tadi telpon si Bibi supaya dia urusin semuanya."

"Iya, Bunda."

"Awas jangan iya iya aja terus kamu malah kecapean. Jangan ya. Nanti Bunda pulang langsung ke Jakarta kok, mau nengok kamu. Kangen gak sama bunda?"

Kirana terkekeh. "Kangen, Bun. Bawa oleh oleh ya."

"Iya, nanti bawain yang banyak. Jangan sedih mulu ya, kalau si Abang bikin kamu kesel telpon aja bunda."

Kirana kembali mengangguk sambil menahan harunya. Ternyata masih ada yang peduli padanya.

"Bunda tinggal dulu ya, Ran. Butuh apa apa minta Bibi aja."

"Iya, Bun. Assalamualaikum."

"Waalaikum salam."

Kirana termenung sejenak, menimang apa yang akan dia lakukan. Sampai dia menarik napasnya dalam dan berdiri dari duduknya. Kirana keluar dari kamar.

"Bi, Kirana mau pulang sebentar ya."

"Iya, Bu."

Kirana ingin memastikan kalau sang suami baik baik saja. Sore hari yang hujan, Kirana menaiki angkot yang mengantarkannya ke kediaman sang suami yang berjarak 15 menit lamanya.

Hari terlihat sudah gelap karena mendung dan rintikan hujan menambah suasana seram. Kirana memasuki gerbang dan berlari menuju pintu.

Dia masuk ke dalam rumah sambil membersihkan pakaiannya yang terkena air hujan. 

"Assalamualaikum," ucap Kirana pada rumah megah itu.

Namun, bukan salam yang dia terima. Melainkan, "Well, Arjuna! Bini lu pulang!" Teriak seorang wanita di sana.

Kirana menoleh, terkejut melihat ada teman teman Arjuna di sana.

🌹🌹🌹🌹

TBC

Terpopuler

Comments

gia nasgia

gia nasgia

Hati kamu terbuat dari apasih kuat banget 🥺

2025-02-28

0

Neulis Saja

Neulis Saja

Kiran, Don't see them away only

2022-10-21

0

Siska Yulia

Siska Yulia

sungguh hatimu seluas samudra kirana

2022-02-12

0

lihat semua
Episodes
1 Hati yang melihat
2 Tetesan Air
3 Pertolongan?
4 Hati yang membeku
5 Orang Orang Asing
6 Dunia Sebatas Mata
7 Sesuatu yang langka
8 Sebuah Kecurigaan
9 Malam penuh kenangan
10 Semakin jelas
11 Tidak memiliki tempat
12 Penyebab
13 Pemikiran dua pria
14 Rasa Percaya diri
15 Orang jahat dimana-mana
16 Cerita dari Masa Lalu
17 Bidadari Kecil
18 Air mata yang mengering
19 Tujuan yang Berbeda
20 Jembatan Penghubung
21 Memohon Izin
22 Doa untuk bidadari
23 Kekhawatiran setiap insan
24 Ketakutan yang tidak pernah ada
25 Alasan tetap bertahan
26 Keinginan sederhana
27 Perhatian untuk Kirana
28 Pesan suara
29 Masih bersembunyi
30 Kecupan
31 Sentuhan
32 Kecurigaan
33 Bangkai yang ditemukan
34 Masa yang abu
35 Anggota yang belum dianggap
36 Gadis Impian Eyang
37 Sikap yang tidak biasa
38 Permintaan Kirana
39 Alasan Permintaan
40 Melukis kenangan baru
41 Seorang Kakak
42 Terbuka
43 Pukulan Telak
44 Teka Teki
45 Keputusan sang Kepala Keluarga
46 Maaf yang tidak pernah sampai
47 Bau bangkai
48 Helaian yang Jatuh
49 Orang dari Masa Lalu
50 Rasa sakit untuk jiwa lain
51 Dua pilihan
52 Salah sasaran
53 Harapan itu masih ada
54 Balas Budi Eyang
55 wanita lain
56 Hanya wanita asing
57 Jodoh adalah kematian
58 Tindakan Arjuna
59 Tidak tepat waktu
60 Pria rapuh
61 Kenalan lama
62 Bidadari lainnya
63 Balasan itu nyata
64 Nasib yang disengaja
65 Takdir yang Berbeda
66 Goresan Tinta
67 Syurga itu untuk siapa?
68 Sebuah Jalan
69 Cerita sebenarnya
70 Tanda
71 Senyuman Bidadari
72 Kesempatan
73 Bertahanmu, untukku.
74 CINTA UNTUK ALUNA
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Hati yang melihat
2
Tetesan Air
3
Pertolongan?
4
Hati yang membeku
5
Orang Orang Asing
6
Dunia Sebatas Mata
7
Sesuatu yang langka
8
Sebuah Kecurigaan
9
Malam penuh kenangan
10
Semakin jelas
11
Tidak memiliki tempat
12
Penyebab
13
Pemikiran dua pria
14
Rasa Percaya diri
15
Orang jahat dimana-mana
16
Cerita dari Masa Lalu
17
Bidadari Kecil
18
Air mata yang mengering
19
Tujuan yang Berbeda
20
Jembatan Penghubung
21
Memohon Izin
22
Doa untuk bidadari
23
Kekhawatiran setiap insan
24
Ketakutan yang tidak pernah ada
25
Alasan tetap bertahan
26
Keinginan sederhana
27
Perhatian untuk Kirana
28
Pesan suara
29
Masih bersembunyi
30
Kecupan
31
Sentuhan
32
Kecurigaan
33
Bangkai yang ditemukan
34
Masa yang abu
35
Anggota yang belum dianggap
36
Gadis Impian Eyang
37
Sikap yang tidak biasa
38
Permintaan Kirana
39
Alasan Permintaan
40
Melukis kenangan baru
41
Seorang Kakak
42
Terbuka
43
Pukulan Telak
44
Teka Teki
45
Keputusan sang Kepala Keluarga
46
Maaf yang tidak pernah sampai
47
Bau bangkai
48
Helaian yang Jatuh
49
Orang dari Masa Lalu
50
Rasa sakit untuk jiwa lain
51
Dua pilihan
52
Salah sasaran
53
Harapan itu masih ada
54
Balas Budi Eyang
55
wanita lain
56
Hanya wanita asing
57
Jodoh adalah kematian
58
Tindakan Arjuna
59
Tidak tepat waktu
60
Pria rapuh
61
Kenalan lama
62
Bidadari lainnya
63
Balasan itu nyata
64
Nasib yang disengaja
65
Takdir yang Berbeda
66
Goresan Tinta
67
Syurga itu untuk siapa?
68
Sebuah Jalan
69
Cerita sebenarnya
70
Tanda
71
Senyuman Bidadari
72
Kesempatan
73
Bertahanmu, untukku.
74
CINTA UNTUK ALUNA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!