Cerita dari Masa Lalu

🌹JANGAN LUPA KASIH EMAK VOTE YA ANAK ANAK KESAYANGAN EMAK, EMAK SAYANG BANGET SAMA KALIAN.🌹

🌹IGEH EMAK JUGA DIFOLLOW DI : @REDLILY123.🌹

🌹SELAMAT MEMBACA, EMAK SAYANG KALIAN.🌹

Arjuna kini tengah memandang keluar ruangan bekerjanya, melampiaskan rasa lelah yang telah dia lewati untuk hari ini. Arjuna lebih sering menghabiskan harinya untuk bekerja karena sang ayah tengah pergi ke luar-luar pulau untuk mengecek apakah semua cabang berjalan dengan baik.

Memandang matahari tenggelam yang diikuti dari balik tembok kacanya, Arjuna pikir dirinya harus segera pulang sekarang ini. Dia butuh tempat baru untuk menyelesaikan pekerjaan yang lain.

Arjuna turun ke basement, tempat dimana mobilnya berada. Dia mengendarainya sendirian tanpa supir. Dan saat berada di dalam mobil, Arjuna mendapat telpon dari Alex.

"Hallo?"

"Brooooo! Nanti malem party uy! Si Mila mau berangkat! Klab biasa."

"Gimana Merlinda?"

"Anjiirlah gak seru malah nanyain Meri."

"Gimana keadaan dia?"

"Udah mendingan, udah dibawa pulang kok. Dia juga cuti dulu, Nyokap sama Bokapnya nahan dia di rumah dulu."

Ada niat terselubung di hati Arjuna untuk melihat keadaan Merlinda, tapi sepertinya Alex tahu. Jadi dia berkata, "Lu gak usah ke sana, Ar. Please, kasihan Nyokap Bokapnya yang lagi ngobatin dia. Untung aja lu dihajar Mario doang, jadi udah. Lu fokus aja sama bini lu."

Arjuna memelankan kecepatan, masih  ada keinginan untuk berbelok. Dimana arah rumah Merlinda di sana.

"Kasihan bini lu. Mario bilang dia liat bini lu kabur, dah ketemu?"

"Nanti juga balik lagi."

"Nanti kualat lu, cari yang bener. Jadi gimana? Nanti malem join?"

"Gue gak bisa."

"Gak serulah anjim, kalau gitu di rumah lu."

"Gak boleh."

Alex berdecak di sana. "C'mon, Ar. Perpisahan sahabat lu, gila gak dateng?"

"Gue gak janji, tapi diusahain," ucap Arjuna mematikan panggilannya. Dia kembali menghilangkan niatnya pergi ke rumah Merlinda dan memilih untuk pulang ke rumah.

"Kakak udah pulang? Mau makan atau mandi dulu, Kak?"

Pertanyaan itu yang biasanya menyambut Arjuna. Kini tidak lagi, hanya ada Bibi pembantu di sana.

"Bapak, mau makan malam apa? Biar saya masakan sebelum pulang."

"Gak usah, Bi. Saya makan diluar."

"Baik, Pak. Ada sesuatu yang bapak mau mungkin? Besok saya bawa?"

"Tidak usah."

"Besok saya datang pagi, Pak? Untuk memasakan sarapan karena ibu…. Tidak ada?"

Arjuna menarik napasanya. "Tidak usah."

Setelah mengatakan itu, Arjuna naik ke lantai dua. Dia masuk dan merebahkan dirinya di kamar. Memejamkan mata, Arjuna merasa kehilangan sebuah suara yang biasa menenangkannya ketika dia dilanda dalam kegundahan. Dimana kamar di sampingnya selalu melantunkan suara pengantar tidur, kini tidak lagi.

Hampir seminggu perempuan itu tidak kembali. Tidak ada lagi sambutan di pagi hari yang selalu dia tolak, tidak ada lagi obyek yang harus Arjuna caci maki. Seharusnya dia bahagia bukan? Tapi kenapa dia malah semakin gelisah dan begitu peduli untuk menginginkan sosok itu kembali ada di sana.

"Siall," umpat Arjuna. 

Dia menghubungi asisten pribadinya.

"Hallo, Tuan?"

"Cari istriku, Hank. Lacak nomor ponselnya dan ATM nya."

"Baik, Tuan."

🌹🌹🌹

Di sisi lain, Bunda Eliza mencoba menghubungi Kirana untuk yang kesekian kalinya.

"Duh, Mas. Ini mereka kenapa ya?"

"Tenang, Bun."

"Tenang tenang kepalamu! Ini juga karena kamu gak bilang sama aku apa yang sebenarnya terjadi, Mas! Tau gini kita bilang sama si Arjuna biar dia mikir dan gak nyakitin Kirana!" Teriak Bunda Eliza berapi-api.

Suaminya yang sedang mengendarai mobil itu diam, tidak menyangkal apapun.

"Dasar anak sana bapak sama saja."

"Coba hubungi Arjuna dan tanya sama dia."

"Dari tadi juga gak diangkat! Lagian kalau mau ke luar pulau gak usah ajak Bunda lagi! Susah sinyal!"

"Iya, inikah lagi mau ke rumah Arjuna. Kirana juga pasti ada di sana."

"Bunda telpon sama si Bibi yang ngurus Neneknya Kirana, katanya Kirana terakhir ke sana pas Neneknya ninggal aja. Udah lama itu."

"Tenang coba, Bun. Pasti Kirana baik baik saja."

"Gimana bisa tenang kalau ternyata Kirana itu wanita yang seharusnya tersenyum setelah menikah dengan Arjuna? Mas kamu gila ya nyembunyiin itu dari aku selama belasan tahun?"

Pria bernama lengkap Wigan Braja Satya itu hanya diam, enggan menanggapi sang istri yang kini sedang marah. Dia memang bersalah telah menyembunyikan fakta ini. Sebagai alasan kenapa pernikahan itu dilakukan.

Begitu sampai di rumah Arjuna, Bunda Eliza langsung turun dan memanggil nama Kirana. Yang mana membuat satpam di sana segera mendekat. "Bu, Nyari Bu Kirana?"

"Iya, Pak. Dia dimana?"

"Sudah hampir seminggu Bu Kirana pergi, Bu."

"Pergi kemana?"

"Saya tidak tahu, dia membawa koper besar saat itu."

"Tuhkan, Mas. Cepat cari dia!"

Sementara itu di waktu yang bersamaan, Arjuna tengah meminum terdiam dan hanya memandang gelas yang ada di tangannya.

"Minum tuh amer, lu kenapa sih?" Tanya Alex. "Mikirin bini lu?"

"Mila mana?" Tanya Arjuna yang langsung diarahkan oleh temannya yang lain pada sosok wanita yang sedang tertawa dengan yang lain.

Arjuna melangkah ke sana setelah meninggalkan alkoholnya. "Mil."

"Uy, kenapa?"

"Gue mau pulang. Lu hati hati di jalan."

"Serius? Masih sore ini."

"Pulang deh, pusing gue."

"Mikirin bini lu?"

Arjuna hanya terkekeh hambar.

"Gak usah gengsi, lu udah suka sama dia. Gue tau, mana ada laki yang gak suka sama cewek cantik, sholeh lagi. Gak papa, kejar aja selagi masih ada harapan. Sama ini hadiah dari gue." Mila merogoh saku jaketnya dan memberikan sebuah tempat cincin. Dimana di dalamnya terdapat dua cincin pasangan.

"Apanih?"

"Cincin lah, bodo. Kasih sama Rana. Cincin mahal itu, lamar dia dengan bener. Minta baik baik, jangan sampe lu kesetanan lagi."

Arjuna tersenyum, kemudian menggeleng dan mengembalikannya pada Mila. "Tanpa lu kasih gue udah pesen."

"Eh anjiir tuh kan ngaku! Suka kan lu sama dia!"

"Gue balik dulu," ucap Arjuna meninggalkan tempat itu.

Dia berkendara menuju ke rumahnya tanpa aroma alkohol yang biasanya memenuhi mobil. Dan kening Arjuna berkerut begitu dia melihat ada mobil yang tidak asing.

Membuatnya melangkah lebar untuk masuk ke dalam. Dan langsung dihadapkan dengan sosok wanita yang melahirkannya; berjalan ke arahnya dengan mata sembab.

"Bunda kenapa, Bun?"

PLAK!

"Tega ya kamu, Bang! Kamu sakitin Kirana selama ini?! Abang tau gak Kirana selalu tutupin hal itu dan bilang semuanya baik baik saja?!" Air mata Bunda Eliza meluncur begitu saja.

"Bun…"

"Dan apa Abang tau?! Kirana itu berhak mendapatkan kebahagiaannya, Bang. Bukan rasa sakitnya. Papahnya Kirana bilang dia ingin melihat anaknya tumbuh dengan baik dan bahagia, menjadi wanita shalehah. Dan dia melihat semua itu lewat mata kamu, Bang. Dan apa yang kamu berikan? Kamu membiarkan mata itu melihat rasa sakit Kirana saja…." Bunda Eliza sampai tidak bisa berkata-kata lagi.

"Apa maksud, Bunda?"

"Mata itu… milik Papahnya Kirana, Bang. Kamu bisa melihat dunia karena dia, Bang…."

🌹🌹🌹🌹

TO BE CONTINUE

Terpopuler

Comments

gia nasgia

gia nasgia

Nah lho menyesal kan akhirnya setelah tahu kebenarannya 😡

2025-02-28

0

Sabaku No Gaara

Sabaku No Gaara

duuuuaaaawwwaaaaaarrrtt🏒💣💣💣💣

2024-06-12

0

Kendarsih Keken

Kendarsih Keken

Oohhh seperti itu 😭😭

2024-05-10

0

lihat semua
Episodes
1 Hati yang melihat
2 Tetesan Air
3 Pertolongan?
4 Hati yang membeku
5 Orang Orang Asing
6 Dunia Sebatas Mata
7 Sesuatu yang langka
8 Sebuah Kecurigaan
9 Malam penuh kenangan
10 Semakin jelas
11 Tidak memiliki tempat
12 Penyebab
13 Pemikiran dua pria
14 Rasa Percaya diri
15 Orang jahat dimana-mana
16 Cerita dari Masa Lalu
17 Bidadari Kecil
18 Air mata yang mengering
19 Tujuan yang Berbeda
20 Jembatan Penghubung
21 Memohon Izin
22 Doa untuk bidadari
23 Kekhawatiran setiap insan
24 Ketakutan yang tidak pernah ada
25 Alasan tetap bertahan
26 Keinginan sederhana
27 Perhatian untuk Kirana
28 Pesan suara
29 Masih bersembunyi
30 Kecupan
31 Sentuhan
32 Kecurigaan
33 Bangkai yang ditemukan
34 Masa yang abu
35 Anggota yang belum dianggap
36 Gadis Impian Eyang
37 Sikap yang tidak biasa
38 Permintaan Kirana
39 Alasan Permintaan
40 Melukis kenangan baru
41 Seorang Kakak
42 Terbuka
43 Pukulan Telak
44 Teka Teki
45 Keputusan sang Kepala Keluarga
46 Maaf yang tidak pernah sampai
47 Bau bangkai
48 Helaian yang Jatuh
49 Orang dari Masa Lalu
50 Rasa sakit untuk jiwa lain
51 Dua pilihan
52 Salah sasaran
53 Harapan itu masih ada
54 Balas Budi Eyang
55 wanita lain
56 Hanya wanita asing
57 Jodoh adalah kematian
58 Tindakan Arjuna
59 Tidak tepat waktu
60 Pria rapuh
61 Kenalan lama
62 Bidadari lainnya
63 Balasan itu nyata
64 Nasib yang disengaja
65 Takdir yang Berbeda
66 Goresan Tinta
67 Syurga itu untuk siapa?
68 Sebuah Jalan
69 Cerita sebenarnya
70 Tanda
71 Senyuman Bidadari
72 Kesempatan
73 Bertahanmu, untukku.
74 CINTA UNTUK ALUNA
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Hati yang melihat
2
Tetesan Air
3
Pertolongan?
4
Hati yang membeku
5
Orang Orang Asing
6
Dunia Sebatas Mata
7
Sesuatu yang langka
8
Sebuah Kecurigaan
9
Malam penuh kenangan
10
Semakin jelas
11
Tidak memiliki tempat
12
Penyebab
13
Pemikiran dua pria
14
Rasa Percaya diri
15
Orang jahat dimana-mana
16
Cerita dari Masa Lalu
17
Bidadari Kecil
18
Air mata yang mengering
19
Tujuan yang Berbeda
20
Jembatan Penghubung
21
Memohon Izin
22
Doa untuk bidadari
23
Kekhawatiran setiap insan
24
Ketakutan yang tidak pernah ada
25
Alasan tetap bertahan
26
Keinginan sederhana
27
Perhatian untuk Kirana
28
Pesan suara
29
Masih bersembunyi
30
Kecupan
31
Sentuhan
32
Kecurigaan
33
Bangkai yang ditemukan
34
Masa yang abu
35
Anggota yang belum dianggap
36
Gadis Impian Eyang
37
Sikap yang tidak biasa
38
Permintaan Kirana
39
Alasan Permintaan
40
Melukis kenangan baru
41
Seorang Kakak
42
Terbuka
43
Pukulan Telak
44
Teka Teki
45
Keputusan sang Kepala Keluarga
46
Maaf yang tidak pernah sampai
47
Bau bangkai
48
Helaian yang Jatuh
49
Orang dari Masa Lalu
50
Rasa sakit untuk jiwa lain
51
Dua pilihan
52
Salah sasaran
53
Harapan itu masih ada
54
Balas Budi Eyang
55
wanita lain
56
Hanya wanita asing
57
Jodoh adalah kematian
58
Tindakan Arjuna
59
Tidak tepat waktu
60
Pria rapuh
61
Kenalan lama
62
Bidadari lainnya
63
Balasan itu nyata
64
Nasib yang disengaja
65
Takdir yang Berbeda
66
Goresan Tinta
67
Syurga itu untuk siapa?
68
Sebuah Jalan
69
Cerita sebenarnya
70
Tanda
71
Senyuman Bidadari
72
Kesempatan
73
Bertahanmu, untukku.
74
CINTA UNTUK ALUNA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!