Semakin jelas

🌹JANGAN LUPA KASIH EMAK VOTE YA ANAK ANAK KESAYANGAN EMAK, EMAK SAYANG BANGET SAMA KALIAN.🌹

🌹IGEH EMAK JUGA DIFOLLOW DI : @REDLILY123.🌹

🌹SELAMAT MEMBACA, EMAK SAYANG KALIAN.🌹

"Kak……," rengekan Kirana terdengar begitu merdu di telinga Arjuna yang sedang mabuk itu. Dia terus menghentak mengabaikan bagaimana perempuan itu memintanya berhenti.

Alunan indah dari mulut Kirana membuat Arjuna semakin melancarkan aksinya. Sesekali dia menggoda sang istri dengan memberi ciuman di ceruk lehernya.

"Kak… hhhhh…. Udah, Kak…. Capek."

PLAK! Arjuna menepuk bongkahan Kirana dan membuat perempuan itu berubah posisi menjadi tidur miring. Bersama dengan Arjuna yang ikut seperti itu, tanpa melepaskan penyatuan sama sekali.

"Kak…."

Arjuna tidak mengarakan apapun, dia sibuk mengejar kenikmatannya sendiri. Mengabaikan bagaimana Kirana yang memohon dan mencoba mendorongnya.

Sementara itu ketika Arjuna hampir mendapatkan pelepasannya yang kesekian kali, dia menyatukan bibirnya dengan milik Kirana. Membungkam perempuan itu dari jeritannya.

"Sshhh……" ketika Arjuna menarik miliknya, dia langsung tidur terlentang dan terlelap begitu saja.

Berbeda dengan Kirana yang meringkuk dan menarik selimut sambil menangis di sana. Dia merasa dirinya benar benar tidak berguna, apalagi Arjuna menyetubuhinya saat pria itu sedang mabuk.

Kirana yang tidak nyaman berada di sana itu langsung bergerak untuk pergi. Dia mengambil pakaian milik Arjuna, mengingat miliknya dirobek begitu saja. 

Berjalan tertatih-tatih menuju kamarnya, menahan segala rasa sakit yang ada di dalam tubuhnya. Kirana memang ingin menjadi seorang istri sepenuhnya untuk Arjuna, tapi tidak dengan cara seperti ini. Dimana Arjuna mabuk, dan kemungkinan pria itu akan marah saat dirinya sadar dan mengingat kalau malam ini bersetubuh dengan istrinya.

Yang dilakukan Kirana hari ini adalah menangis, berharap esok hari adalah hari yang baru untuknya. Berharap lembaran baru itu akan membawa kebahgiaan untuknya, supaya Arjuna bisa menerima kenyataan kalau dirinya adalah istri sah. 

Juga memberinya izin untuk menjalankan kewajibannya sebagai sosok istri.

🌹🌹🌹

Begitu keluar dari kamar mandi, Arjuna kembali mendapati kenyataan kalau yang semalam bukanlah mimpi. Dia memijat keningnya yang terasa pusing, apalagi melihat kasurnya yang berantakan.

Membuat Arjuna memilih untuk segera berpakaian dan segera pergi ke kantor.

Melihat noda darah di sprei putih itu lagi lagi membuat Arjuna menghela napasnya dalam dalam. Merasakan rasa bersalah di sana. Namun sisi lain mendominasi, seperti bertanya-tanya tentang kenapa Kirana malah mendekatinya saat mabuk?

Sampai dering telpon berbunyi, Arjuna mentap nama yang ada di layar ponselnya. Itu adalah Merlinda.

Dia menuju balkon untuk mengangkatnya.

"Hallo, Mer?"

"Kak, aku mau ngomong sama Kakak. Aku minta maaf karena maksa kakak, tapi itu semua atas dasar cinta, Kak."

"Mer, Kakak butuh waktu."

"Jangan putusin aku… hiks… jangan tinggalin aku, Kak… aku gak mau… hiks… kakak…."

"Denger, hubungan kita sedang tidak baik baik saja. Ayo merenung dulu, Mer. Jangan hubungi Kakak dulu, biarkan kita menganalisis diri sendiri dulu ya? Kakak butuh ruang."

Hanya isakan tangis yang terdengar di sana.

"Jangan tinggalin aku, Kak… hiks…."

"Aku hanya butuh waktu, Mer."

"Jangan lama lama… hiks…."

"Berikan aku waktu satu bulan… aku perlu mencerna pemikiranku sendirian."

Merlinda menangis semakin kencang.

"Kadang kita harus melangkah mundur untuk mengambil langkah yang lebih lebar, Mer. Fokuslah pada perkembangan dirimu sendiri," ucap Arjuna sebelum dirinya menutup telpon.

Dia kembali memijat kepalanya yang terasa pening sebelum keluar dari kamar dan menuruni tangga. Di sanalah dia melihat keberadaan Kirana. Masih dalam posisi yang sama, memasak dan menunggu kedatangannya.

"Pagi, Kak. Mau sarapan dulu?" Tanya perempuan itu.

Dan jelas Arjuna melihat bekas tangisan di sana. Mata perempuan itu bengkak, dan tidak berani menatapnya.

Arjuna yang sebelumnya tidak pernah menatap Kirana, kini melakukannya. Dia berjalan pada Kirana yang sedang membuatkan roti.

"Aku gak sempat masak, sarapan roti gak papa?"

"Ran…," panggil Arjuna yang membuat Kirana berhenti melakukan aktivitas. Tatapannya perlahan naik dan bertabrakan dengan manik yang selalu melemparinya dengan kata kata yang kasar. "Saya akan pergi sementara waktu."

"Kemana?"

"Saya beli apartemen punya temen."

"Kakak mau kita pisah rumah?"

"Hanya satu bulan, saya perlu berdiam dengan diri saya sendiri. Supaya tahu apa yang harus saya putuskan."

"Kak." Suara Kirana tercekat. "Aku gak papa kalau kakak mau sama Kak Merlinda. Ceraikan saja aku, daripada kita berdua menderita."

"Saya sudah katakan kalau tidak semudah itu. Jadi biarkan saya berfikir dahulu," ucap Arjuna dengan suara beratnya. "Dan untuk semalam, tolong lupakan itu."

Kirana meremas gamisnya menahan tangisan yang ingin keluar, dia hanya mengangguk. "Iya, Kak."

🌹🌹🌹

Benar saja, Arjuna pergi dari rumah. Entah kemana pria itu. Dan Kirana disuruh untuk menunggu selama satu bulan? Di setiap detiknya Kirana merasa ini sangatlah lama.

Dia benar benar butuh jawabannya sekarang, batinnya tersiksa memikirkan apa yang akan datang. Karena itulah, Kirana memilih mengambil cuti untuk kuliahnya. Dia juga perlu menenangkan dirinya sendiri di rumah.

Ketika dering telpon berbunyi, Kirana mengangkatnya. Itu adalah sang mertua.

"Hallo assalamualaikum, Bun."

"Waalaikum salam, Kirana. Gimana kabar kamu, Nak?"

"Kirana baik baik saja kok, Bun. Bunda gimana? Masih di sebrang ya?"

"Alhamdulillah bunda baik baik saja, Aya juga sehat. Cuma di sini ternyata banyak masalah, jadi ayah mau menyelesaikan sengketa lahan di sini sampai tuntas."

"Jaga kesehatan aja, Bun. Jangan sampai kecapean," ucap Kirana dengan lesu.

Dan sang mertua menyadari hal itu. "Ran, kok kamu suaranya gitu?"

"Hmmm? Abis bangun, Bun."

"Jam 10 kok baru bangun? Jangan tidur lagi kalau abis shubuh, Ran."

"Iya, Bun. Tadi gak sengaja ketiduran," ucap Kirana mengusap wajahnya yang terasa sangat lesu.

Terhitung sudah dua minggu Arjuna meninggalkannya seorang diri di rumah ini. Tidak ada kabar, tidak lagi bertemu. Kirana juga sempat melihat Merlinda di kampus saat dirinya hendak mengajukan cuti kuliah. Dan Merlinda juga sama sama terlihat tertekan, penuh dengan pemikiran semu. Tidak ada lagi raut wajah bahagia di wajahnya, yang mana membuat Kirana yakin, dia juga menderita.

"Arjuna gimana?"

Kirana bingung, sampai dia malah balil bertanya, "Gimana apanya?"

"Dia gak gangguin kamu atau bikin kamu gimana gitu, Ran?"

"Enggak, Bu," jawab Kirana. "Orang dia gak ada di sini," lanjutnya dalam hati.

"Ran…., Bunda emang gak tau gimana rasanya jadi kamu, tapi bertahan ya. Arjuna butuh sosok kayak kamu agar dia kembali berfikiran lurus, kembali pada sang pencipta. Dengan istri shalehah seperti kamu."

Kirana tersenyum miring. "Insya allah, Bun. Aku juga masih berusaha."

Dan ketika Kirana mendengar suara ketukan dari pintu luar, dia menengok. Kirana ingat Bibi Pembantu tidak datang hari ini.

"Bun, ada tamu. Kirana buka dulu ya."

"Iya, nanti Bunda telpon lagi ya. Assalamualaaikum."

"Waalaikum salam."

Kirana bergegas mengambil kerudungnya, dia memakainya kemudian menuruni tangga.

TOK. TOK. TOK.

"Sebentar," ucap Kirana membuka pintu. Dan… PLAK! Sebuah tamparan mendarat di pipi Kirana saat itu juga, dia melihat sosok yang sedang melihatnya dengan taapan tajam dan juga penuh air mata.

"Kak Merlinda?"

🌹🌹🌹🌹

TBC

Terpopuler

Comments

gia nasgia

gia nasgia

Next

2025-02-28

0

perjuangan ✅

perjuangan ✅

semoga aja si meri ini sadar, sampai gk mau putus,, kirana pergi dan arjuna menyesalkan semua perbuatan nya, dan kirana hamil anak arjuna..

2023-03-17

2

Neulis Saja

Neulis Saja

Kiran,you better avoid

2022-10-21

0

lihat semua
Episodes
1 Hati yang melihat
2 Tetesan Air
3 Pertolongan?
4 Hati yang membeku
5 Orang Orang Asing
6 Dunia Sebatas Mata
7 Sesuatu yang langka
8 Sebuah Kecurigaan
9 Malam penuh kenangan
10 Semakin jelas
11 Tidak memiliki tempat
12 Penyebab
13 Pemikiran dua pria
14 Rasa Percaya diri
15 Orang jahat dimana-mana
16 Cerita dari Masa Lalu
17 Bidadari Kecil
18 Air mata yang mengering
19 Tujuan yang Berbeda
20 Jembatan Penghubung
21 Memohon Izin
22 Doa untuk bidadari
23 Kekhawatiran setiap insan
24 Ketakutan yang tidak pernah ada
25 Alasan tetap bertahan
26 Keinginan sederhana
27 Perhatian untuk Kirana
28 Pesan suara
29 Masih bersembunyi
30 Kecupan
31 Sentuhan
32 Kecurigaan
33 Bangkai yang ditemukan
34 Masa yang abu
35 Anggota yang belum dianggap
36 Gadis Impian Eyang
37 Sikap yang tidak biasa
38 Permintaan Kirana
39 Alasan Permintaan
40 Melukis kenangan baru
41 Seorang Kakak
42 Terbuka
43 Pukulan Telak
44 Teka Teki
45 Keputusan sang Kepala Keluarga
46 Maaf yang tidak pernah sampai
47 Bau bangkai
48 Helaian yang Jatuh
49 Orang dari Masa Lalu
50 Rasa sakit untuk jiwa lain
51 Dua pilihan
52 Salah sasaran
53 Harapan itu masih ada
54 Balas Budi Eyang
55 wanita lain
56 Hanya wanita asing
57 Jodoh adalah kematian
58 Tindakan Arjuna
59 Tidak tepat waktu
60 Pria rapuh
61 Kenalan lama
62 Bidadari lainnya
63 Balasan itu nyata
64 Nasib yang disengaja
65 Takdir yang Berbeda
66 Goresan Tinta
67 Syurga itu untuk siapa?
68 Sebuah Jalan
69 Cerita sebenarnya
70 Tanda
71 Senyuman Bidadari
72 Kesempatan
73 Bertahanmu, untukku.
74 CINTA UNTUK ALUNA
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Hati yang melihat
2
Tetesan Air
3
Pertolongan?
4
Hati yang membeku
5
Orang Orang Asing
6
Dunia Sebatas Mata
7
Sesuatu yang langka
8
Sebuah Kecurigaan
9
Malam penuh kenangan
10
Semakin jelas
11
Tidak memiliki tempat
12
Penyebab
13
Pemikiran dua pria
14
Rasa Percaya diri
15
Orang jahat dimana-mana
16
Cerita dari Masa Lalu
17
Bidadari Kecil
18
Air mata yang mengering
19
Tujuan yang Berbeda
20
Jembatan Penghubung
21
Memohon Izin
22
Doa untuk bidadari
23
Kekhawatiran setiap insan
24
Ketakutan yang tidak pernah ada
25
Alasan tetap bertahan
26
Keinginan sederhana
27
Perhatian untuk Kirana
28
Pesan suara
29
Masih bersembunyi
30
Kecupan
31
Sentuhan
32
Kecurigaan
33
Bangkai yang ditemukan
34
Masa yang abu
35
Anggota yang belum dianggap
36
Gadis Impian Eyang
37
Sikap yang tidak biasa
38
Permintaan Kirana
39
Alasan Permintaan
40
Melukis kenangan baru
41
Seorang Kakak
42
Terbuka
43
Pukulan Telak
44
Teka Teki
45
Keputusan sang Kepala Keluarga
46
Maaf yang tidak pernah sampai
47
Bau bangkai
48
Helaian yang Jatuh
49
Orang dari Masa Lalu
50
Rasa sakit untuk jiwa lain
51
Dua pilihan
52
Salah sasaran
53
Harapan itu masih ada
54
Balas Budi Eyang
55
wanita lain
56
Hanya wanita asing
57
Jodoh adalah kematian
58
Tindakan Arjuna
59
Tidak tepat waktu
60
Pria rapuh
61
Kenalan lama
62
Bidadari lainnya
63
Balasan itu nyata
64
Nasib yang disengaja
65
Takdir yang Berbeda
66
Goresan Tinta
67
Syurga itu untuk siapa?
68
Sebuah Jalan
69
Cerita sebenarnya
70
Tanda
71
Senyuman Bidadari
72
Kesempatan
73
Bertahanmu, untukku.
74
CINTA UNTUK ALUNA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!