🌹JANGAN LUPA KASIH EMAK VOTE YA ANAK ANAK KESAYANGAN EMAK, EMAK SAYANG BANGET SAMA KALIAN.🌹
🌹IGEH EMAK JUGA DIFOLLOW DI : @REDLILY123.🌹
🌹SELAMAT MEMBACA, EMAK SAYANG KALIAN.🌹
Mario mencoba untuk memperbaiki kesalahannya, dia ingin menemui Kirana dan meminta maaf untuk semuanya. Mario sadar, kalau Kirana hanya korban dan keadaan, dimana suaminya tidak mengakuinya, dimana dia harus menahan rasa sakit yang begitu mendalam melihat suaminya berduaan dengan seseorang yang bahkan bercerita di depan matanya.
Merlinda sudah mulai membaik meski dia banyak melamun dan juga terdiam karena ingatannya akan Arjuna terus melayang. Setidaknya adiknya selamat, Mario khawatir jika Kirana juga melakukan hal yang sama.
Karena itu, Mario datang ke tempat dulu dia menguntit bersama Merlinda, yang hanya berjalan selama beberapa menit saja.
Mario mengetuk pintu itu dengan keras.
"Assalamualaikum…. Assalamualaikum…..," ucapnya memanggil-manggil seseorang dari dalam sana. "Assalamualaikum."
"Waalaikum salam."
Saat pintu terbuja, Mario sedikit kecewa melihat itu bukan seseorang yang dia cari.
"Cari siapa, Den?"
"Kirana tinggal di sini, Bu?"
"Oh, Bu Kirana gak ke rumah ini, mungkin di rumah Pak Arjuna."
"Ngomong-ngomong ini rumah siapanya Kirana?"
"Rumah Neneknya, Den. Tapi Neneknya sudah meninggal dan saya yang mengurus. Kalau boleh tau ada apa ya Aden mencari Ibu? Mungkin nanti bisa saya bantu sampaikan."
Mario menggeleng. "Tidak usah, Bi. Saya ingin menemuinya sendiri. Saya Mario, satu kampus sama Kirana."
"Oalah, masalah kampus toh? Di rumah suaminya palingan juga, Den."
"Iya, makasih ya, Bi. Assalamualaikum," ucap Mario menjauh.
"Waalikum salam."
Dan saat melangkah menuju mobil, Mario termenung. Kemarin Kirana membawa koper, kemana lagi jika bukan ke tempat ini bukan? Bukankah dia pergi dari rumah Arjuna? Apa dia kembali ke sana?
Ingin memastikan, Mario pergi ke tempat dimana sang adik pernah mengamuk sebelumnya. Dia mengendarai mobilnya dengan cepat dan sampai di luar gerbang.
Satpam berjaga lebih siaga di sana, membuat Mario tidak bisa masuk. Mario menurunkan kaca mobilnya.
"Cari siapa, Den?" Tanya satpam dari balik gerbang. "Oh ini Aden yang kemarin ya? Yang nyusul Non Merlinda?"
"Iya, saya kakaknya. Saya mau ketemu sama Kirana."
"Ibu Kirana tidak ada di sini, dia pergi kemarin, Den."
"Arjuna nya ada?"
"Ada, tapi saya dilarang untuk membuka gerbang kecuali untuk keluarga saja."
"Bilang sama dia ini masalah hidup dan matinya Merlinda."
"Baik, Den." Satpam itu terlihat berjalan mengetuk pintu utama, bertemu dengan pembantu di sana kemudian sang pembantu yang sepertinya menyampaikan pesan.
Karena setelahnya, satpam itu berlari pada arah gerbang dan membukanya. "Silahkan masuk, Den."
Mario tidak menyia-nyiakan kesempatannya, dia membawa mobilnya masuk, setelahnya melangkah ke dalam rumah besar itu. Dimana dia melihat Arjuna menuruni tangga.
"Ada apa dengan Merlinda?"
BUGH! Mario kembali mendaratkan pukulan di wajah Arjuna hingga pria itu tersungkur.
Arjuna terkekeh. "Lu harusnya bisa ngomong baik baik, kenapa sama Meri?"
"Meri? Inget bini lu, Anjiing. Dia dimana?" Tanya Mario mencengkram kuat kerah baju Arjuna. "Gue liat dia pergi, lu apain dia, Bangssat?"
"Dia bakalan balik dengan sendirinya."
"Dia bahka gak ada di rumah Neneknya."
Saat itulah kini Arjuna berganti mencengkram kerah baju Mario dan mendorongnya hingga sampai ambang pintu kemudian mendorongnya kuat. "Lu gak usah ikut campur dalam hubungan gue sama Kirana."
"Lu liat aja, sampe gue ketemu duluan sama dia. Gue gak bakalan lepasin dia."
Arjuna menyeringai. "Mau gimanapun dia bakalan balik ke sini."
BRAK! Arjuna menutup pintu kencang.
🌹🌹🌹🌹
Kali ini, Arjuna sedang berolahraga di taman kompleks yang ada di dekat gerbang keluar. Dia jogging mengelilingi lapang dimana banyak anak anak di sana dan juga beberapa pendagang yang sudah disediakan lapaknya.
Sampai Arjuna melihat sosok kakek tua yang diusir oleh petugas kemanan, sepertinya dia masuk tanpa izin dan sembunyi-sembunyi.
Awalnya, Arjuna mengabaikannya. Tidak peduli hidup orang lain. Tapi melihat dagangan pria paruh baya yang masih banyak itu membuatnya mendekat.
"Kenapa?" Tanya Arjuna pada satpam.
"Oh, ini, Pak. Dia masuk tanpa izin waktu saya sedang ke toilet."
Arjuna berjongkok untuk mensejajarkan tubuhnya dengan pria renta itu. "Saya beli dulu gak masalah 'kan?"
"Silahkan," ucap Satpam itu memberikan ruang dengan tetap mengawasi.
"Bapak sebelumnya jualan di mana?" Tanya Arjuna sambil memilah jepit-jepit perempuan di sana.
"Di dekat Monas, Den. Hanya saja di sana kurang ramai, jadi Bapak pindah ke sini karena banyak anak anak katanya."
"Sudah dapat pelanggan?" Tanya Arjuna masih memilah jepit yang akan dia beli.
"Ada beberapa." Pak tua yang keriput itu memperlihatkan beberapa jepit. "Ini jepit untuk anak anak, Den."
"Saya cari untuk istri saya."
"Oh, istri? Mungkin yang ini."
Arjuna menatap beberapa. Rambut Kirana hitam, jadi mungkin bagus dengan aksesoris berwarna. Jadi dia membeli lebih dari satu.
"Berapa?"
"40 ribu, Den."
Arjuna mengeluarkan satu lembar uang yang memiliki nominal paling besar. "Tidak usah dikembalikan," ucap Arjuna melangkah pergi sebelum pria tua itu mengatakan sesuatu.
Dia melangkah menuju Hank yang sudah menunggunya di mobil di sana. Dimana asisten pribadinya itu membukakan pintu mobil dengannya.
"Aku akan berlari ke rumah. Kau urus surat izin pria tua itu untuk berdagang."
"Baik, Tuan."
Setelahnya, Arjuna kembali joging setelah memakai earpods miliknya. Sampai di rumah dan hendak masuk kamar.
Namun, tangannya terhenti membuka pintu kamarnya, dia menoleh pada ruangan di sampingnya.
Arjuna yang masih dengan ekspresi dinginnya melangkah ke sana, dia membuka pintu kamar Kirana yang sudah ditinggalkannya beberapa hari ini.
Kosong. Arjuna menyimpan jepit-jepit itu di laci kamarnya sebelum menatap ke seluruh penjuru kamar. "Sebentar lagi dia juga akan kembali," gumamnya dan pergi dari kamar itu.
🌹🌹🌹🌹
TO BE CONTINUE
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Sabaku No Gaara
bayikk tgu penyesalan mu vangke!!!
2024-06-12
0
Neulis Saja
you are arrogant
2022-10-22
0
Riska Wulandari
wong edian
2022-04-15
0