Pemikiran dua pria

🌹JANGAN LUPA KASIH EMAK VOTE YA ANAK ANAK KESAYANGAN EMAK, EMAK SAYANG BANGET SAMA KALIAN.🌹

🌹IGEH EMAK JUGA DIFOLLOW DI : @REDLILY123.🌹

🌹SELAMAT MEMBACA, EMAK SAYANG KALIAN.🌹

Mario mengetahui semuanya dari Alex, temannya itu memberitahunya apa yang terjadi antara Kirana - Arjuna - Merlinda. Yang mana membuat Merlinda mengurung dirinya di kamar, kemudian ditemukan tengah bersimpuh darah di sana.

Semua orang panik, termasuk dengan dirinya. Adik satu-satunya yang dia sayangi itu telah berbuat hal nekad karena Arjuna ternyata telah menikah. Hal yang membuat Mario terkejut adalah Kirana yang tidak memberitahunya apapun. Padahal dia pernah bertemu dengan Mario dan Merlinda secara bersamaan.

Terlepas dari itu, Merlinda bercerita di hadapan Mario dan Kirana bagaimana hubungannya dengan Arjuna.

Ironis memang, hal itulah yang mendasari Mario menjadi benci dengan Kirana. Begitu dia melihat Kirana ada di depan gerbang rumahnya, kata "Perempuan tidak tahu malu." langsung Mario layangkan sebelum dia masuk ke dalam rumah.

"Bi, tolong kemasi pakaian Meri ya."

"Baik, Tuan."

"Kemas juga makanan kesukaanya."

"Baik."

Setelahnya, Mario terdiam di sofa dan memijat kepalanya sendiri. Sampai dia merasakan usapan di kepalanya, Mario menengok. "Papah? Kok gak ke rumah sakit?"

"Ada Mamah kamu di sana. Udah gak usah panik, nanti juga ada masanya ini terlewati."

"Merlinda hampir mati, Pah. Gara gara pacarnya, kita harus memintanya mempertanggung jawabkan semuanya."

"Mempertanggung jawabkan dalam hal apa?" Tanya pria tua itu kemudian duduk di samping putranya. "Menikahi Meri? Bukannya dia sudah punya istri?"

"Pah…"

"Papah tau."

"Tapi laki itu udah berpengaruh besar dalam hidup Meri."

"Papah gak tau gimana akar masalahnya, tapi jika laki laki itu sudah punya istri, berarti tanggung jawabnya adalah istrinya. Meri saja yang kurang menerima keadaannya."

"Mereka berpacaran sudah lama, Pah. Wajar Meri jadi begitu."

"Ya, dan akan ada saatnya Meri juga sembuh. Dulu Mamah kamu juga gitu, ditinggal nikah sama pacarnya, niat bunuh diri. Semua hanya ada waktu, jangan menyalahkan siapapun kalau kita tidak merasakan posisi orang lain yang menghadapinya. Jangan mudah mengkahimi."

"Tapi, Pah…."

"Meskipun mereka salah, biarlah Allah yang mencatatnya. Hidup kita di dunia hanya sebentar. Bukan berarti kita hanya diam, tapi lebih baik menjauhkan saja Meri dari masalahnya."

"Mereka jahat sama Meri, Pah." Mario mengepalkan tangannya menahan amarah.

"Ya, dan hanya Allah tahu mana yang benar dan  salah. Kita tidak boleh menghakimi satu pihak saja. Meri terlalu tertekan sampai dia bunuh diri, tapi kita tidak tahu bagaimana posisi mereka yang mungkin juga kesulitan 'kan?" Tanya sang Papah.

Yang mana membuat Mario langsung memirikan Kirana. Dia ingat perempuan itu membawa koper. Apa yang Arjuna lakukan padanya? Apa perempuan itu diusir? Dan pertanyaan-pertanyaan itu datang seiring penyesalannya mengatakan kalimat yang sangat menyakitkan.

"Kamu mau kemana, Kak?" Tanya sang Papah saat Mario tiba tiba berlari keluar dari rumah.

Dan saat Mario keluar gerbang rumahnya, dia sudah tidak mendapati siapapun di sana. Kirana sudah tidak ada.

"Shiiit, dia tidak baik baik saja," gumam Mario.

Sampai dering telpon menyadarkannya, Mario mengangkatnya. "Assalamualaikum. Hallo, Mah?"

"Waalaikum salam. Langsung ke rumah sakit ya."

"Iya, Mah."

Dan karena itulah, Mario mengurungkan niatnya untuk pergi ke rumah Kirana dimana dia dan Merlinda pernah menguntitnya.

🌹🌹🌹

Arjuna baru saja menyelesaikan masalahnya di perusahannya. Di saat dirinya diterpa banyak jarum seperti ini, masalah lain datang.

"Pastikan kau tidak mengacaukannya kali ini, Hank."

"Baik, Tuan. Maaf untuk kesalahannya." Hank menatap luka lebam di wajah sang majikan. "Tuan, mungkin anda harus mengobati luka anda dulu."

"Lakukan apa yang aku perintahkan, jangan urusi yang bukan urusanmu."

"Maaf, Tuan."

Arjuna tidak berkata apa apa lagi. Dia mengendarai mobilnya. Tidak terasa matahari sudah terbenam. Langit malam sudah tiba, dan kejadian tadi siang masih membekas di ingatannya.

Bahkan rasa sakit di wajahnya masih bisa dia rasakan.

Arjuna menelpon Alex untuk memastikan sesuatu.

"Hallo, Ar?"

"Gimana keadaan Meri?"

"Dia udah pindah ruangan. Nyokapnya ada di sana, dia udah tenang sekarang."

Arjuna terdiam, ada sedikit rasa lega di hatinya.

"Jangan temuin dia lagi, Ar. Itu pesan Bokapnya, Merlinda bakalan baik baik aja seiring jalannya waktu. Dan karena lu biang masalahnya, jadi jangan tunjukin muka lu lagi. Daripada nanti dia malah ngamuk terus stres lagi."

"Gue paham," ucap Arjuna masih dengan tatapan dinginnya ke jalanan.

"Dan karena lu udah milih bini lu, Meri buat gue ya?"

"Jangan macem macem lu, Alex."

"Santai, Bro. Lu juga pasti tau lah gue kalau suka sama orang gimana. Gue serius. Lu belum apa apain Meri selain ciuman kan?"

"Lu pikir gue cowok apaan?"

"Nah, makannya gue bakalan jaga Meri. Jangan khawatir. Lu jaga aja bini lu, punya lu udah perfect. Sholehah, cantik, bening. Jangan sampe il-- TUT."

Arjuna mematikan telponnya, kini dia membelokan kembali mobilnya menuju rumah. Menghapus niat akan pergi ke rumah sakit.

Sesampainya di rumah, Arjuna memberikan kunci pada satpam seperti biasanya.

"Pak, maaf tadi saya lihat Ibu pergi bawa koper."

Seketika langkah Arjuna terhenti. "Dia bilang mau kemana?"

"Tidak, Pak."

"Biarkan saja," ucap Arjuna, dimana dia yakin kalau Kirana hanya pergi ke kediaman neneknya saja.

"Nanti juga pulang lagi," lanjutnya sambil masuk ke dalam rumah.

🌹🌹🌹

TO BE CONTINUE

Terpopuler

Comments

RossyNara

RossyNara

kepedean, gak bakalan pulang jun.kirana udah minggat jauh dari kamu

2024-05-08

0

Jamaliah

Jamaliah

laki macam Arjuna sebaiknya di karungi aja trus buang ke got😆😆😆biar nggak nyusahin orang

2024-05-07

0

Wahyunni Winarto

Wahyunni Winarto

pergiii yg jauhh dr laki² yg ga guna gtu
tunjukin kli waita itu kuat hebatt,,tangguh

2024-05-05

1

lihat semua
Episodes
1 Hati yang melihat
2 Tetesan Air
3 Pertolongan?
4 Hati yang membeku
5 Orang Orang Asing
6 Dunia Sebatas Mata
7 Sesuatu yang langka
8 Sebuah Kecurigaan
9 Malam penuh kenangan
10 Semakin jelas
11 Tidak memiliki tempat
12 Penyebab
13 Pemikiran dua pria
14 Rasa Percaya diri
15 Orang jahat dimana-mana
16 Cerita dari Masa Lalu
17 Bidadari Kecil
18 Air mata yang mengering
19 Tujuan yang Berbeda
20 Jembatan Penghubung
21 Memohon Izin
22 Doa untuk bidadari
23 Kekhawatiran setiap insan
24 Ketakutan yang tidak pernah ada
25 Alasan tetap bertahan
26 Keinginan sederhana
27 Perhatian untuk Kirana
28 Pesan suara
29 Masih bersembunyi
30 Kecupan
31 Sentuhan
32 Kecurigaan
33 Bangkai yang ditemukan
34 Masa yang abu
35 Anggota yang belum dianggap
36 Gadis Impian Eyang
37 Sikap yang tidak biasa
38 Permintaan Kirana
39 Alasan Permintaan
40 Melukis kenangan baru
41 Seorang Kakak
42 Terbuka
43 Pukulan Telak
44 Teka Teki
45 Keputusan sang Kepala Keluarga
46 Maaf yang tidak pernah sampai
47 Bau bangkai
48 Helaian yang Jatuh
49 Orang dari Masa Lalu
50 Rasa sakit untuk jiwa lain
51 Dua pilihan
52 Salah sasaran
53 Harapan itu masih ada
54 Balas Budi Eyang
55 wanita lain
56 Hanya wanita asing
57 Jodoh adalah kematian
58 Tindakan Arjuna
59 Tidak tepat waktu
60 Pria rapuh
61 Kenalan lama
62 Bidadari lainnya
63 Balasan itu nyata
64 Nasib yang disengaja
65 Takdir yang Berbeda
66 Goresan Tinta
67 Syurga itu untuk siapa?
68 Sebuah Jalan
69 Cerita sebenarnya
70 Tanda
71 Senyuman Bidadari
72 Kesempatan
73 Bertahanmu, untukku.
74 CINTA UNTUK ALUNA
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Hati yang melihat
2
Tetesan Air
3
Pertolongan?
4
Hati yang membeku
5
Orang Orang Asing
6
Dunia Sebatas Mata
7
Sesuatu yang langka
8
Sebuah Kecurigaan
9
Malam penuh kenangan
10
Semakin jelas
11
Tidak memiliki tempat
12
Penyebab
13
Pemikiran dua pria
14
Rasa Percaya diri
15
Orang jahat dimana-mana
16
Cerita dari Masa Lalu
17
Bidadari Kecil
18
Air mata yang mengering
19
Tujuan yang Berbeda
20
Jembatan Penghubung
21
Memohon Izin
22
Doa untuk bidadari
23
Kekhawatiran setiap insan
24
Ketakutan yang tidak pernah ada
25
Alasan tetap bertahan
26
Keinginan sederhana
27
Perhatian untuk Kirana
28
Pesan suara
29
Masih bersembunyi
30
Kecupan
31
Sentuhan
32
Kecurigaan
33
Bangkai yang ditemukan
34
Masa yang abu
35
Anggota yang belum dianggap
36
Gadis Impian Eyang
37
Sikap yang tidak biasa
38
Permintaan Kirana
39
Alasan Permintaan
40
Melukis kenangan baru
41
Seorang Kakak
42
Terbuka
43
Pukulan Telak
44
Teka Teki
45
Keputusan sang Kepala Keluarga
46
Maaf yang tidak pernah sampai
47
Bau bangkai
48
Helaian yang Jatuh
49
Orang dari Masa Lalu
50
Rasa sakit untuk jiwa lain
51
Dua pilihan
52
Salah sasaran
53
Harapan itu masih ada
54
Balas Budi Eyang
55
wanita lain
56
Hanya wanita asing
57
Jodoh adalah kematian
58
Tindakan Arjuna
59
Tidak tepat waktu
60
Pria rapuh
61
Kenalan lama
62
Bidadari lainnya
63
Balasan itu nyata
64
Nasib yang disengaja
65
Takdir yang Berbeda
66
Goresan Tinta
67
Syurga itu untuk siapa?
68
Sebuah Jalan
69
Cerita sebenarnya
70
Tanda
71
Senyuman Bidadari
72
Kesempatan
73
Bertahanmu, untukku.
74
CINTA UNTUK ALUNA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!