Hati yang membeku

🌹JANGAN LUPA KASIH EMAK VOTE YA ANAK ANAK KESAYANGAN EMAK, EMAK SAYANG BANGET SAMA KALIAN.🌹

🌹IGEH EMAK JUGA DIFOLLOW DI : @REDLILY123.🌹

🌹SELAMAT MEMBACA, EMAK SAYANG KALIAN.🌹

Arjuna membiarkan mobilnya di halaman rumah tanpa dimasukan ke garasi. Otaknya yang dipengaruhi alkohol itu tidak bisa diajak bekerja sama. 

Mendengar suara gaduh dari pintu mobil, salah saatu satpam yang sedang melakukan penjagaan itu mendekat pada sang majikan.

"Tuan, anda baik baik saja?" Tanya sang satpam.

Tanpa bicara banyak, Arjuna melemparkan kunci itu pada sang satpam guna membenarkan mobilnya. Sementara dirinya masuk ke dalam rumah yang tidak dikunci.

Melihat ke arah jam, di sana sudah pukul dua dini hari. Dan Arjuna baru pulang, dia merasa sangat pening. Yang mana membuatnya mengurut keningnya pelan dan mulai menaiki tangga.

Samar samar, Arjuna mendengar lantunan suara yang sedang mengaji ayat ayat al-Quran. Membuatnya memilih untuk melangkah menuju pintu yang lebih jauh, di sebuah kamar yang terhalang oleh ruangan santai dari kamarnya.

Arjuna terdiam di depan pintu itu, dia menyandarkan miring tubuhnya di sana. Mendengarkan bagaimana suara halus itu menyetuh telinganya, membisikan kata kata yang seolah menjadi penenang.

Memejamkan matanya sesaat, tubuh Arjuna jatuh bersipuh perlahan. Masih menyandar pada pintu, tiba tiba rasa sakit itu menyentuh kepalanya lagi.

"Shiit," gumam Arjuna yang mulai memukul mukul pintu dengan kepalanya yang terasa sakit.

Otomatis tindakannya membuat suara dari dalam sana. Arjuna mengerutkan keningnya dan sedikit menegakan tubuhnya. Tidak lama setelahnya, seorang perempuan yang memakai mukena itu membuka pintu.

"Astagfirullah! Kakak!" Teriak Kirana panik melihat keadaan suaminya yang kacau. "Ayo Kirana bantu ke kamar, Kak."

"Jangan sentuh!" Arjuna mengibaskan tangannya menahan Kirana yang hendak membantunya. Dia menatap istrinya dengan tatapan membara. "Dasar perempuan tidak tau malu."

"Jangan gini, Kak. Ayo masuk dulu ke kamar, kita bersihkan dulu tubuh Kakak."

"Hah? Kamu pikir kamu siapa hah?"

Arjuna berusaha berdiri, tapi dia hampir saja jatuh jika Kirana tidak menahannya.

"Kamu gak punya telinga hah?! Beraninya menyentuh saya!"

PLAK! Arjuna tidak sengaja memukul wajah Kirana karena kibasan tangannya.

"Kak…."

"Kenapa? Mau nangis hah?"

Kirana menghela napasnya.

"Kamu tau gak? Kamu itu penghalang saya dan kekasih saya untuk bisa menikah. Atas dasar apa saya harus menikahi kamu? Untuk menjamin kebahagiaan kamu? Kakek kamu pikir saya ini siapanya kalian hah?! Mau uang? Ambil semuanya dan pergi! Gak usah nyusahin orang."

"Kak, jangan gini. Ayo kita ngomong baik baik dulu, dalam keadaan sadar."

Arjuna terkekeh  dan menatap remeh Kirana. "Kakek kamu pikir saya akan menjamin kebahagiaan kamu? Saya akan menjamin rasa sakit untuk kamu. Perempuan gak tau malu yang masuk dalam hubungan orang lain."

"Aku minta maaf, Kak. Maaf karena menjadi penghalang dan juga sumber rasa sakit kakak. Makannya kita ngomong baik bak, kita cari jalan keluarnya sama sama."

"Sama sama?" Arjuna terkekeh sinis. "Kamu yang seharusnya pergi, dasar perempuan murahan," ucapnya tajam sebelum melangkah meninggalkan Kirana yang termenung di sana. Menunduk menatap jemarinya sendiri.

🌹🌹🌹🌹

"Kak, sarapan dulu." Suara lembut itu menyambut Arjuna yang baru saja turun dari lantai dua. 

"Mau dibuatkan kopi?" Pertanyaan yang sama seperti sebelumnya.

Dan juga perlakuan yang sama yang didapatkan. Dimana Arjuna mengacuhkannya, memberinya tatapan dingin dan meninggalkan perempuan berkerudung putih itu sendirian.

Arjuna membawa mobil putih miliknya, dia harus pergi bekerja di perusahaan ayahnya. Begitu sibuk, apalagi sang ayah dan bundanya kini sedang berada di luar pulau dan belum kembali. Dan adik adiknya juga sibuk dengan perkuliahan yang berada di kota kota yang berbeda.

Asal keluarga Arjuna dari Bandumg, asli Sunda. Tapi kini dia menetap di Jakarta karena pekerjaannya. 

Saat dalam perjalanan, Arjuna mendapatkan telpon. Dia segera mengenakan earpiece miliknya. 

"Hallo?"

"Kak Ar, hari ini mau nganterin Meri ke kampus kan?"

Merlinda, sang kekasihnya yang menelpon. 

"Iya, Mer."

"Kakak kerja hari ini?"

"Iya."

"Nanti pas pembukaan hotel baru aku mau ikut jadi pendamping kakak."

Arjuna menghela napasnya dalam, yang diketahui kedua orangtuanya hubungannya dan Merlinda sudah kandas. Tapi dia tidak memberitahu kekasihnya apapun.

"Nanti kita omongin lagi ya, aku sekarang jemput kamu."

"Oke."

Menuju ke kompleks rumah milik Merlinda, dimana sang kekasih tinggal di sana bersama dengan keluarganya. Seperti biasa juga, Arjuna memilih diam di luar gerbang rumah daripada masuk dan bertemu kedua orangtua Merlinda.

Tidak lupa mengirimkan pesan pada kekasihnya untuk segera turun.

Saat sedang menunggu, Kirana menelponnya berulang kali dan mengirimkan pesan. 

"Ini ngapain sih dia," guman Arjuna memblokir nomor dan menghapus pesan yang belum dia baca. "Dasar pengganggu."

Tidak lama kemudian, gerbang terbuka dan seseorang keluar dari sana.

"Kakak kok gak masuk mau sih? Aku harus bikin alesan terus sama Mama aku. Tadi dia nanya tau," ucap Merlinda begitu dia masuk ke dalam mobil.

"Maaf."

"Kakak kenapa sih? Ragu ya buat nikahin aku?"

"Bukan gitu, kakak ada kendala yang belum terselesaikan."

"Tapi nanti kakak bakalan nikahin aku kan kalau aku udah lulus? Masa dianggurin?"

"Meri, perjalanan kamu masih panjang. Serius mau nikah?"

"Serius, mama aku udah mau cucu, Kak."

Arjuna menghela napasnya. 

"Tau ah badmood sama kakak."

"Jangan gitu dong, kan kakak juga punya alasan."

"Kasih tau."

"Belum bisa, yang pasti kakak sangat ingin menikahi kamu, tapi masalah ini belum selesai."

Merlinda memalingkan wajahnya menatap keluar jendela mobil. "Tau ah, aku ngambek."

Arjuna menghela napas dalam. "Mau jalan jalan dulu gak? Kita ke mall?" Bujuk Arjuna pada sang kekasih.

Dan hal itu membuat Merlinda berdehem sebelum akhirnya mengangguk. "Tapi mau agak lama, kakak jangan ke kantor dulu."

"Iya, udah jangan marah ya."

"Oke," ucap Merlinda kembali tersenyum. "Cusss kita jajan."

Dan sebelum Arjuna mengemudi, dia mendapatkan pesan masuk dari bundanya.

Bunda💜 : Abang kamu dimana? Neneknya Kirana meninggal.

Arjuna terdiam sejenak, terpaku pada pemberitahuan itu. Sampai sebuah usapan di tangannya mengalihkan perhatian.

"Kak, jadi kan kita maen?"

Arjuna mematikan ponselnya. "Iya."

🌹🌹🌹

To be continue

Terpopuler

Comments

gia nasgia

gia nasgia

ihhh kalau aku jadi Kirana mending di tinggal aja😏

2025-02-28

0

Kendarsih Keken

Kendarsih Keken

Gila ... Arjuna jahat bngttt

2024-05-06

0

Ulfa Birrya

Ulfa Birrya

tapi alan gak pernah ciuman sm vanessa

2024-03-01

2

lihat semua
Episodes
1 Hati yang melihat
2 Tetesan Air
3 Pertolongan?
4 Hati yang membeku
5 Orang Orang Asing
6 Dunia Sebatas Mata
7 Sesuatu yang langka
8 Sebuah Kecurigaan
9 Malam penuh kenangan
10 Semakin jelas
11 Tidak memiliki tempat
12 Penyebab
13 Pemikiran dua pria
14 Rasa Percaya diri
15 Orang jahat dimana-mana
16 Cerita dari Masa Lalu
17 Bidadari Kecil
18 Air mata yang mengering
19 Tujuan yang Berbeda
20 Jembatan Penghubung
21 Memohon Izin
22 Doa untuk bidadari
23 Kekhawatiran setiap insan
24 Ketakutan yang tidak pernah ada
25 Alasan tetap bertahan
26 Keinginan sederhana
27 Perhatian untuk Kirana
28 Pesan suara
29 Masih bersembunyi
30 Kecupan
31 Sentuhan
32 Kecurigaan
33 Bangkai yang ditemukan
34 Masa yang abu
35 Anggota yang belum dianggap
36 Gadis Impian Eyang
37 Sikap yang tidak biasa
38 Permintaan Kirana
39 Alasan Permintaan
40 Melukis kenangan baru
41 Seorang Kakak
42 Terbuka
43 Pukulan Telak
44 Teka Teki
45 Keputusan sang Kepala Keluarga
46 Maaf yang tidak pernah sampai
47 Bau bangkai
48 Helaian yang Jatuh
49 Orang dari Masa Lalu
50 Rasa sakit untuk jiwa lain
51 Dua pilihan
52 Salah sasaran
53 Harapan itu masih ada
54 Balas Budi Eyang
55 wanita lain
56 Hanya wanita asing
57 Jodoh adalah kematian
58 Tindakan Arjuna
59 Tidak tepat waktu
60 Pria rapuh
61 Kenalan lama
62 Bidadari lainnya
63 Balasan itu nyata
64 Nasib yang disengaja
65 Takdir yang Berbeda
66 Goresan Tinta
67 Syurga itu untuk siapa?
68 Sebuah Jalan
69 Cerita sebenarnya
70 Tanda
71 Senyuman Bidadari
72 Kesempatan
73 Bertahanmu, untukku.
74 CINTA UNTUK ALUNA
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Hati yang melihat
2
Tetesan Air
3
Pertolongan?
4
Hati yang membeku
5
Orang Orang Asing
6
Dunia Sebatas Mata
7
Sesuatu yang langka
8
Sebuah Kecurigaan
9
Malam penuh kenangan
10
Semakin jelas
11
Tidak memiliki tempat
12
Penyebab
13
Pemikiran dua pria
14
Rasa Percaya diri
15
Orang jahat dimana-mana
16
Cerita dari Masa Lalu
17
Bidadari Kecil
18
Air mata yang mengering
19
Tujuan yang Berbeda
20
Jembatan Penghubung
21
Memohon Izin
22
Doa untuk bidadari
23
Kekhawatiran setiap insan
24
Ketakutan yang tidak pernah ada
25
Alasan tetap bertahan
26
Keinginan sederhana
27
Perhatian untuk Kirana
28
Pesan suara
29
Masih bersembunyi
30
Kecupan
31
Sentuhan
32
Kecurigaan
33
Bangkai yang ditemukan
34
Masa yang abu
35
Anggota yang belum dianggap
36
Gadis Impian Eyang
37
Sikap yang tidak biasa
38
Permintaan Kirana
39
Alasan Permintaan
40
Melukis kenangan baru
41
Seorang Kakak
42
Terbuka
43
Pukulan Telak
44
Teka Teki
45
Keputusan sang Kepala Keluarga
46
Maaf yang tidak pernah sampai
47
Bau bangkai
48
Helaian yang Jatuh
49
Orang dari Masa Lalu
50
Rasa sakit untuk jiwa lain
51
Dua pilihan
52
Salah sasaran
53
Harapan itu masih ada
54
Balas Budi Eyang
55
wanita lain
56
Hanya wanita asing
57
Jodoh adalah kematian
58
Tindakan Arjuna
59
Tidak tepat waktu
60
Pria rapuh
61
Kenalan lama
62
Bidadari lainnya
63
Balasan itu nyata
64
Nasib yang disengaja
65
Takdir yang Berbeda
66
Goresan Tinta
67
Syurga itu untuk siapa?
68
Sebuah Jalan
69
Cerita sebenarnya
70
Tanda
71
Senyuman Bidadari
72
Kesempatan
73
Bertahanmu, untukku.
74
CINTA UNTUK ALUNA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!