🌹JANGAN LUPA KASIH EMAK VOTE YA ANAK ANAK KESAYANGAN EMAK, EMAK SAYANG BANGET SAMA KALIAN.🌹
🌹IGEH EMAK JUGA DIFOLLOW DI : @REDLILY123.🌹
🌹SELAMAT MEMBACA, EMAK SAYANG KALIAN.🌹
Kirana menatap Arjuna yang sedang merokok di depan rumah. Dia bisa melihatnya lewat jendela kamar sang nenek. Senyuman Kirana terbit, melihat pria itu yang terdiam dengan lamunannya. Jangan lupakan wajahnya yang tampan, oh dengan karirnya yang bagus. Orang orang menghormatinya dengan sangat. Mengingat pria yang baru berusia 24 tahun itu hampir saja menyelesaikan S2 dan sudah mengendalikan sebuah perusahaan besar.
Kirana menghela napasnya dalam, dia ingin membicarakan hal serius dengan Arjuna tentang pernikahan mereka.
Maka dari itu, dengan alasan Kirana hendak memberikan kembali ponsel Arjuna, dia keluar dari rumah.
"Kak, ini hapenya. Sudah selesai."
Arjuna mengambilnya dari Kirana tanpa menghiraukan perempuan yang berdiri di sampingnya.
"Boleh aku duduk?" Tanya Kirana.
Tidak ada jawaban, pria itu sibuk dengan rokoknya. Yang mana membuat Kirana memilih duduk saja di bangku kayu yang ada di sana.
"Aku mau kita ngomongin tentang pernikahan kita, Kak."
Arjuna terdiam beberapa saat.
"Kalau Kakak memang tidak menginginkan ini, kita bisa berpisah secara baik baik. Kakek dan Nenek sudah tidak ada, aku gak keberatan kalau ini memang sudah jalannya."
Arjuna menyeringai. "Kamu pikir semudah itu? Ayah saya mengancam saya tidak akan memberikan satu persen pun hartanya untuk saya kalau saya ceraikan kamu."
Kalimat yang menohok hati Kirana, apalagi dikatakan dengan suara yang penuh penekanan.
"Tapi mungkin kita bi--"
"Kamu gak akan pernah bisa bantu kecuali dengan pergi."
"Ayah pasti akan paham, Kak."
"Kamu tau apa tentang keluarga saya?"
Kirana menunduk. "Tapi aku gak mau selamanya seperti ini, Kak."
"Kamu pikir saya mau? Sembunyi sembunyi pacaran di belakang keluarga? Jangan playing victim kamu, seolah kamu yang menderita sendirian."
Kirana menggigit bibir bawahnya menahan isak tangisan.
"Saya heran apa yang dilihat orangtua saya dari kamu, gak ada bagus bagusnya sama sekali," ucap Arjuna berdiri. " Saya sudah lunasi uang kuliah kamu. Setidaknya jadilah berguna untuk membalasnya."
"Kakak mau kemana?"
"Bukan urusan kamu."
"Nginep aja, Kak. Udah malem gini."
Arjuna tidak menjawab dan melangkah pergi dari sana. Dia mengemudikan mobilnya menuju ke rumahnya dengan kecepatan tinggi.
Bahkan Arjuna membanting pintu tatkala dia sampai di sana. Dia terdiam sejenak, mengusak rambutnya sebelum dia melangkah ke dalam kamarnya.
Namun saat hendak membuka pintu, langkahnya terhenti. Ada suara yang hilang.
"Sialaan," gumam Arjuna yang membuka pintu dan membantingnya.
Dia segera menghubungi Merlinda untuk meluruskan pikirannya kembali.
🌹🌹🌹
Kirana semalam menginap di rumah neneknya, dan langsung ke kampus dari sana. Dia tidak pulang dahulu, dan Kirana menyesali hal itu. Kini dia khawatir pada Arjuna. Entahlah, perasaan itu selalu datang tiba-tiba.
"Biasanya dia gak makan sarapan aku kok," ucap Kirana mencoba menenangkan dirinya sendiri.
Karena jam pertama dosen tidak masuk dan hanya memberi tugas, Kirana memilih untuk pergi ke mesjid dahulu dan berdiam di sana.
Dalam langkahnya, Kirana melihat sosok perempuan yang sedang menangis di bawah pohon di halaman depan mesjid. Sendirian di sana.
Kirana mendekat. "Kak Meri?"
"Eh, Kirana?" Merlinda segera mengusap air matanya. "Aku pikir tempat ini sepi kalau jam segini."
"Iya sih, kakak kenapa? Ada yang salah? Aku bisa bantu?"
"Sini, Ran. Duduk aja." Merlinda menetralkan napasnya dari tangisannya. "Keras banget suara aku?"
"Enggak, cuma kebetulan aku lewat jalan ini."
"Sorry, lagi nunggu Kak Mila. Cuma lama, jadi nangis aja dulu."
"Nangis tanpa sebab?"
Merlinda tersenyum. "Kamu kalau lagi galau ngapain, Ran?"
"Um… kadang tidur."
"Hahahaha, sama sih. Aku lagi galau nih, selain tidur dong?"
"Mengaji mungkin?"
Merlinda hanya tersenyum. "Iri aku sama kamu, Ran. Udah cantik, pinter, sholeh lagi. Pokoknya Iri deh."
"Eh kok gitu, Kakak lebih cantik, lebih pinter, sholeh mah ngikutin, Kak."
Merlinda tersenyum. "Aku bertengkar hebat sama Arjuna. Dia gak bisa aku hubungin."
"Bertengkar?" Guman Kirana.
"Iya, semalem kita bertengkar karena aku maksa dia nikahin aku."
Kirana hanya menyimak.
"Coba bayangin, Ran. Aku udah lama dia gantung, apalagi akhir akhir ini dia gak fokus sama aku. Dulu aja kita mesra, dan sekarang jarang banget."
"Mungkin sibuk, Kak."
"Sibuk sama cewek lain?"
Kirana bungkam kembali.
Yang mana membuat Merlinda terkekeh. Pandangannya lurus ke depan. "Awas aja kalau emang ada cewek lain. Aku patahin leher ceweknya."
"Patahin?"
"Iyalah, Kak Arjuna itu cintanya sama aku, Ran. Aku tau itu. Dan misalkan ada cewek yang halangin dia, itu cewek pasti yang bikin Kak Arjuna jadi gelap mata."
Kirana memainkan jemarinya.
"Sumpah, Ran. Aku gak bisa hidup tanpa Kak Arjuna, aku udah cinta banget sama dia. Rasanya mau mati aja kalau Kak Arjuna gak sama aku."
"Eh, kakak jangan gitu."
"Habis aku bener bener gak bisa kalau gak sama Kak Arjuna, Ran."
Dan saat keduanya sedang mengobrol, tiba tiba…. "D.O Dapur Emak!" Teriak seorang kurir.
"Oh astaga lupa," gumam Merlinda. "Di sini, Mang."
Kurir itu mendekat. "Semuanya lima puluh satu ribu."
"Ini."
"Aduh, Kak. Gak ada kembalian ini."
"Virtual payment aja gimana?"
"Dapur Emak hanya menerima tunai, Kak."
"Aduh. Ran, kamu punya seribu?"
"Ada, Kak," ucap Kirana membuka dompetnya tanpa berfikir apa apa.
Merlinda yang menunggu itu ikut menatap Kirana yang membuka dompetnya. Sampai dia memicingkan matanya. "Itu foto Kak Arjuna?"
Kirana diam, dia lupa foto pernikahannya dengan Arjuna yang ada di dompet.
"Bener 'kan? Itu Arjuna? Coba sini liat!"
🌹🌹🌹
TO BE CONTINUE
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
yani suko
sholehah thor
2024-04-29
1
Indah Milayati
bingung mo komentar
2023-07-24
0
Meny Djaulu
mati sja
2023-03-23
1