Pertolongan?

🌹JANGAN LUPA KASIH EMAK VOTE YA ANAK ANAK KESAYANGAN EMAK, EMAK SAYANG BANGET SAMA KALIAN.🌹

🌹IGEH EMAK JUGA DIFOLLOW DI : @REDLILY123.🌹

🌹SELAMAT MEMBACA, EMAK SAYANG KALIAN.🌹

Hujan tidak kunjung reda, angkot juga tidak kunjung datang. Dan hari mulai gelap, hal ini membuat Kirana sedikit khawatir dengan hujan yang mungkin tidak akan reda. Menengok ke pangkalan ojeg, tidak ada siapapun di sana.

Memesan ojeg online? Oh, ponsel Kirana berasal dari ponsel spesies lama yang hanya bisa menelpon dan mengirim pesan lewat pulsa.

Kenapa tidak membeli yang baru? Kirana masih merasa cukup dengan hal ini. 

"Ya allah, sudah mulai gelap," gumam Kirana berdiri dan menyentuh air hujan dengan tangannya. Dia memutuskan untuk pergi ke kantin kampus. Beruntungnya atapnya bukan langit, ditambah ada beberapa warung yang masih buka.

Kirana membeli roti dan air, sebelum membawanya ke mesjid yang ada di dekat kantin. 

Menembus hujan selama beberapa langkah, Kirana sedikit kebasahan. Namun dia merasa baik baik saja dan segera masuk ke mesjid, mengeluarkan mukena dan juga tasbih dari tas punggungnya. Menunggu adzan maghrib sambil mengais pahala.

Dan ketika adzan berkumandang, Kirana mengucapkan syukur telah dipertemukan dengan hari berikutnya. Bukankah dalam islam pergantian hari itu ketika matahari terbenam?

Kirana membatalkan puasa sunnah nya dengan minum sebelum memilih sholat lebih dulu. Mengaji beberapa menit sampai akhirnya Kirana memutuskan memakan roti di halaman mesjid sambil menunggu hujan reda.

Baterai ponselnya habis, Kirana bingung mau bagaimana. Sampai dia menyadari ada sosok pemuda di sampingnya yang juga sedang memakan roti sambil memainkan ponselnya; iphone.

"Kak, Maaf."

Pria itu menoleh. "Lu bikin salah? Gue maafin."

"Bukan, maksudnya… kakak punya aplikasi pesen taxi online?"

"Oh, punya. Mau bantu dipesankan?"

"Iya, Kak, kalau berkenan."

"Santuy. Kenalin, gue Mario."

"Kirana, Kak."

"Univ mana?"

"Pendidikan agama."

"Oh iya, gue ekonomi."

Kirana mengangguk, matanya fokus melihat pada ponsel yang sedang memesankan taksi online padanya.

"Abis ada kegiatan atau gimana? Kok nyampe malem gini?"

"Enggak, Kak. Tadi nunggu hujan reda, tapi enggak reda reda."

"Kirain ikut yang tadi pertemuan itu."

"Oh, itu khusus badan eksekutif semua, Kak."

"Kirain anak S1 ikut buat jadi penonton aja."

"Enggak, Kak. Kakak udah tingkat 4 ya?"

Mario menatap perempuan bermata bulat yang menatapnya penasaran. Persis bulat seperti boba dan sangat lucu."

"Gimana rasanya nyusun, Kak? Susah gak?"

Mario tertawa seketika. "Kagak, gue mah udah bangkotan. Lagi S2 sekarang. Kenal Arjuna?"

Kirana terdiam seketika mendengar nama suaminya. Dia mengangguk. 

"Nah, gua satu angkatan sama dia. Cuma beda jurusan aja."

"Kakak temennya Kak Arjuna?"

"Bukan, cuma kan patokan orang orang itu si Arjuna. Kayak; gue dua tahun di bawah Arjuna, atau gue satu tahun lebih awal dari Arjuna."

"Oh…." Kirana mengangguk angguk paham. Bisa bahaya jika Mario temannya Arjuna, pasalnya sang suami memberinya peringatan kalau dirinya tidak boleh berbicara dengan teman temannya.

"Noh mobilnya di depan, udah di pesenin."

"Makasih, Kak."

"Eh, tunggu," ucap Mario menahan Kirana. Yang membuat pria itu segera menarik tangannya tatkala Kirana membulatkan mata. "Hehehe, maaf. Minta nomor lu boleh?"

"Em, hape aku mati, Kak. Gak inget."

"Yaudah tunggu, gue catetin nomor gue." Mario menuliskan nomornya di secarik kertas dari dalam tasnya kemudian memberikannya pada Kirana. "Noh, buat temenan. Gak usah takut, gue bukan penculik kok."

"Sekali lagi makasih ya, Kak," ucap Kirana setelah menerima kertas itu. Dia berjalan menuju mobil yang sudah ada di luar gerbang mesjid. Beruntungnya mesjid ini memiliki kanopi hingga Kirana hanya terhujani sedikit.

Sementara pria di sana itu tersenyum gemas. "Anjirlah type gue, maunya gue dianterin. Tapi kasihan tar dia ngira gue om om omesh lagi."

🌹🌹🌹

"Martini pake zaitun," ucap Arjuna begitu dia duduk di kursi bar. Dilihat oleh teman temannya yang menertawakannya melihat keadaan kusut sang Arjuna.

"Lu gak mau pulang, Ar?" Tanya salah satu dari mereka.

"Arjuna gak pulang, soalnya ada bininya," jawab Mila teman wanitanya.

Yang lainnya tertawa. "Dugem lah ayok, gila anjiir Arjuna nikah di rumah sakit. Tapi gue penasaran  asli bini lu."

Arjuna terkekeh sambil meminum alkoholnya. "Gak ada bagus bagusnya," gumamnya.

"Gue penasaran, Ar. Lu punya fotonya?"

"Najis gue simpen foto tuh anak."

"Gue denger dia di fakultas pendidikan," ucap Mila.

Membuat teman teman prianya tertawa seketika. Mengejeknya tanpa cela. "Cieee, Arjuna, bininya mau jadi ibu guru. Hahahaha."

"Bacott, bisa diem gak lu pada?" Arjuna mulai menggegam erat gelas di tangannya.

Alex; sang provokator dalam membuat kepala Arjuna terasa panas. "Kalem aja kali, Ar. Lu tinggal cerain itu anak kenapa?"

"Bokap gue yang minta."

"Lah, terus elu mau selamanya gak bahagia?" Timpal pria lain. "Gila aja lu selamanya sama cewek yang gak bikin lu nafsu."

"Merlinda tau gak?" Tanya Mila yang dibalas tatapan tajam oleh Arjuna. Membuat perempuan berambut pendek itu mengangkat tangannya. "Wooo, gue tanya doang."

"Kasihan dia kalau tau, Bro. Kalian dah pacaran 3 tahun tapi dia gak tau lu sekarang punya bini."

Mila mengangguk. "Bikin keputusan lah, Ar. Jangan jadi pengecut."

Arjuna yang sedang meneguk alkohol itu kemudian menatap temaan temannya dengan tatapan tajam. "Gue ke sini buat lupain masalah gue."

"Angjiing lah jangan marah napa," ucap Alex kesal. "Tenang napa, Ar. Mau ikut dugem?"

"Tinggali gue sendiri," ucap Arjuna memberi isyarat pada bartender untuk kembali mengisi gelasnya.

"Gue mau nge-DJ. Nanti turun ya ke bawah," ucap Mila yang lebih dulu turun ke lantai klab, dimana dirinya akan melepaskan penatnya dengan memutar musik yang bisa menggerakn badan setiap orang.

Disusul oleh teman temannya yang lain.

"Ar, nyusul yok."

"Cmon, joget, Ar."

"Nyari yang semok dulu, Ar."

Mereka mulai pergi.

Hingga hanya tersisa Alex dan Arjuna di sana. 

Bar di lantai dua itu bahkan disewa oleh teman teman Arjuna untuk kebebasan mereka. Jadi bisa leluasa berada di sana.

"Ar, ikut gak?"

"Jangan ganggu gue."

"Elah," gumam  Alex berdecak kesal. Dia menepuk bahu Arjuna kemudian memberi bisikan. "Tapi gue saranin lu pake dulu itu anak sebelum lu buang, Bro."

🌹🌹🌹

TO BE CONTINUE

Terpopuler

Comments

gia nasgia

gia nasgia

inimah circle minim ahlak 😏

2025-02-28

0

RossyNara

RossyNara

emang barang di pake terus buang.seenaknya aja klo ngomong.awas aku masukin cabe satu kilo ke mulutmu lek.👿👿👿

2024-05-08

0

v_as ruby

v_as ruby

jgn jadi setan donk bang#sat

2024-04-30

0

lihat semua
Episodes
1 Hati yang melihat
2 Tetesan Air
3 Pertolongan?
4 Hati yang membeku
5 Orang Orang Asing
6 Dunia Sebatas Mata
7 Sesuatu yang langka
8 Sebuah Kecurigaan
9 Malam penuh kenangan
10 Semakin jelas
11 Tidak memiliki tempat
12 Penyebab
13 Pemikiran dua pria
14 Rasa Percaya diri
15 Orang jahat dimana-mana
16 Cerita dari Masa Lalu
17 Bidadari Kecil
18 Air mata yang mengering
19 Tujuan yang Berbeda
20 Jembatan Penghubung
21 Memohon Izin
22 Doa untuk bidadari
23 Kekhawatiran setiap insan
24 Ketakutan yang tidak pernah ada
25 Alasan tetap bertahan
26 Keinginan sederhana
27 Perhatian untuk Kirana
28 Pesan suara
29 Masih bersembunyi
30 Kecupan
31 Sentuhan
32 Kecurigaan
33 Bangkai yang ditemukan
34 Masa yang abu
35 Anggota yang belum dianggap
36 Gadis Impian Eyang
37 Sikap yang tidak biasa
38 Permintaan Kirana
39 Alasan Permintaan
40 Melukis kenangan baru
41 Seorang Kakak
42 Terbuka
43 Pukulan Telak
44 Teka Teki
45 Keputusan sang Kepala Keluarga
46 Maaf yang tidak pernah sampai
47 Bau bangkai
48 Helaian yang Jatuh
49 Orang dari Masa Lalu
50 Rasa sakit untuk jiwa lain
51 Dua pilihan
52 Salah sasaran
53 Harapan itu masih ada
54 Balas Budi Eyang
55 wanita lain
56 Hanya wanita asing
57 Jodoh adalah kematian
58 Tindakan Arjuna
59 Tidak tepat waktu
60 Pria rapuh
61 Kenalan lama
62 Bidadari lainnya
63 Balasan itu nyata
64 Nasib yang disengaja
65 Takdir yang Berbeda
66 Goresan Tinta
67 Syurga itu untuk siapa?
68 Sebuah Jalan
69 Cerita sebenarnya
70 Tanda
71 Senyuman Bidadari
72 Kesempatan
73 Bertahanmu, untukku.
74 CINTA UNTUK ALUNA
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Hati yang melihat
2
Tetesan Air
3
Pertolongan?
4
Hati yang membeku
5
Orang Orang Asing
6
Dunia Sebatas Mata
7
Sesuatu yang langka
8
Sebuah Kecurigaan
9
Malam penuh kenangan
10
Semakin jelas
11
Tidak memiliki tempat
12
Penyebab
13
Pemikiran dua pria
14
Rasa Percaya diri
15
Orang jahat dimana-mana
16
Cerita dari Masa Lalu
17
Bidadari Kecil
18
Air mata yang mengering
19
Tujuan yang Berbeda
20
Jembatan Penghubung
21
Memohon Izin
22
Doa untuk bidadari
23
Kekhawatiran setiap insan
24
Ketakutan yang tidak pernah ada
25
Alasan tetap bertahan
26
Keinginan sederhana
27
Perhatian untuk Kirana
28
Pesan suara
29
Masih bersembunyi
30
Kecupan
31
Sentuhan
32
Kecurigaan
33
Bangkai yang ditemukan
34
Masa yang abu
35
Anggota yang belum dianggap
36
Gadis Impian Eyang
37
Sikap yang tidak biasa
38
Permintaan Kirana
39
Alasan Permintaan
40
Melukis kenangan baru
41
Seorang Kakak
42
Terbuka
43
Pukulan Telak
44
Teka Teki
45
Keputusan sang Kepala Keluarga
46
Maaf yang tidak pernah sampai
47
Bau bangkai
48
Helaian yang Jatuh
49
Orang dari Masa Lalu
50
Rasa sakit untuk jiwa lain
51
Dua pilihan
52
Salah sasaran
53
Harapan itu masih ada
54
Balas Budi Eyang
55
wanita lain
56
Hanya wanita asing
57
Jodoh adalah kematian
58
Tindakan Arjuna
59
Tidak tepat waktu
60
Pria rapuh
61
Kenalan lama
62
Bidadari lainnya
63
Balasan itu nyata
64
Nasib yang disengaja
65
Takdir yang Berbeda
66
Goresan Tinta
67
Syurga itu untuk siapa?
68
Sebuah Jalan
69
Cerita sebenarnya
70
Tanda
71
Senyuman Bidadari
72
Kesempatan
73
Bertahanmu, untukku.
74
CINTA UNTUK ALUNA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!