Ghaib

Tidak ada yang peduli padanya,semua orang memarahinya,semua orang hanya menganggapnya anak kecil,semua orang menganggap bahwa anak kecil hanyalah makhluk lemah yang menyusahkan,dan semua orang menganggap omongan anak kecil hanyalah bualan semata.

Dan hal tersebut terjadi pada Al.Bocah tampan itu masih merajuk di atas kasur,ditemani ibunya dengan belaian lembut dikepala.Terlepas kejadian tadi,ia hanya ingin bicara dengan ibu atau kakak perempuannya saja saat ini.

"Al,kau mau cokelat?ibu ada cokelat,Loh!"

Anjelita berusaha menarik perhatian Al dengan makanan yang bahkan tidak ia miliki.Namun,Al tetap tidak tertarik.Ia hanya diam membelakangi Anjelita yang tengah berputar otak untuk membuat moodnya kembali segar.

"Semua orang tidak mempercayaiku,semua orang menganggap ku berbohong!"

Anjelita diam.Ia terus memandang punggung kecil Al dengan tatapan nanar.Selama menjadi ibu,Anjelita bahkan paham bagaimana jika anak-anaknya berbohong.Tapi,pengakuan Al barusan sempat membuat akal sehatnya kembali berpikir.

"Apa ibu juga tidak mempercayaiku??"

Anjelita tersentak saat tiba-tiba saja Al berbalik,dan menatap dirinya.Wajahnya yang terlihat gugup berusaha ia sembunyikan,supaya tidak membuat keadaan bertambah kacau.

"T-tidak!ibu percaya padamu,sungguh!" Sanggah Anjelita. "tapi,bisa kau ceritakan lebih detail tentang teman barumu itu??" Tanyanya kemudian.

Berbeda dengan yang tadi,Al sangat bersemangat menceritakan teman barunya itu.Ia bahkan tersenyum dan tertawa saat bocah tampan itu menceritakan,jika teman barunya itu tidak pernah berkedip.

Al memang masih bocah dan masih belum mengerti dengan apa yang dia lihat.Namun di mata dan pikiran Anjelita,ia begitu takut mendengar penjelasan dari anaknya tersebut.Entah kenapa,ia mendadak kembali khawatir.

"Baiklah,Al.jika memang teman barumu itu tinggal di belakang rumah kita,ibu dan ayah akan mengizinkan teman barumu itu untuk bermain di rumah kita." Ucap Anjelita membuat Al bersorak. "Tapi,ada syaratnya!" Tambahnya tegas.

Al diam.Ia sudah siap mendengarkan dan melakukan apapun syaratnya itu.

"Jika teman barumu itu adalah anak yang jahat,ibu dan ayah tidak akan setuju jika ia berada di rumah kita!"

"Ibu tenang saja~,dia anak yang baik,Kok!"

Anjelita tersenyum.Ia lalu mengajak Al untuk keluar dari kamar dan menyantap makanan yang ada di dapur.Seingatnya,Al memang belum menerima asupan makan siang.

"Ibu,mana cokelatnya?aku mau!"

Anjelita tertegun.Bahkan suaranya terdengar sangat jelas.Tak disangka dan tak diduga,ternyata Al masih mengingat ucapan membualnya tersebut.Padahal,ia hanya ingin menawarkan saja,bukan memberi.

"A-ada di ayahmu!nanti kita datangi ayahmu dan meminta cokelat padanya.tapi kau harus makan siang dulu,Ya!"

"Baiklah!"

---

BRAKK

BRAKK

"Kau bisa biasa saja??suara berisiknya sangat mengganggu!" Ucap Anjani sedikit kesal.

Saat ini,ia tengah menjalankan amanah yang diberikan oleh ayahnya.Tugasnya juga cukup mudah.Ia hanya perlu mengawasi Alex yang tengah berbenah di dalam gudang.Karena ucapannya yang hampir membuat Al menghilang,Alex dihukum membersihkan gudang dan juga membuat gudang yang berantakan menjadi rapi dan bersih.

"Bisa dipercepat??aku mau tidur~"

Pikiran,hati,dan juga umpatan terlihat berkelahi di dalam tubuhnya.Alex hanya ingin menjalankan tugas ini dengan tenang tanpa ada gangguan jin seperti ini.

"Tidur saja sana!kakak seharusnya tidak perlu mengawasiku seperti ini." Ucapnya.

"Kau pikir aku bodoh??aku tidak seceroboh dirimu!dan aku juga tidak mau dihukum oleh ayah sepertimu."

Alex melepaskan ember berisi air dari genggamannya,dan menimbulkan suara yang sangat mengagetkan jantung,terutama jantung Anjani yang belum siap dengan keadaan tersebut.

"WOY!!"

Alex tertawa lepas sembari memegangi perutnya.Ia bahkan mengabaikan umpatan kakaknya yang sepertinya sangat kesal dengan tingkahnya itu.

"Hey!"

Teriakan yang awalnya terdengar seperti auman singa itu mendadak melunak.Anak laki-laki bertubuh jangkung tersebut menoleh dan menatap Anjani dengan pandangan heran.

"Ada apa??"

"Apa yang dikatakan Al itu benar??dia mempunyai teman baru yang tinggal di belakang rumah kita??"

Anjani nampak berpikir.Sementara Alex terlihat biasa saja.

"Mungkin dia hanya berhalusinasi." Balas Alex.

"Kau ini!!ternyata belum mengenal Al betul,Ya!" Celoteh Anjani. "walaupun nakal,Al itu tidak pernah berbohong!" Sambungnya.

Memang benar.Alex juga merasakan hal itu.Adiknya tersebut bahkan tak segan-segan akan melaporkan semuanya apa yang ia lihat.Al bahkan tak takut kepada ancaman orang yang bahkan akan menculiknya.

"Lalu,kenapa aku tak melihat apa-apa?seperti rumah,Begitu??"

"Ternyata kau memang asal bicara,Ya!" Celoteh Anjani lagi.Hal tersebut membuat Alex menghela nafas. "Apa kau tidak memikirkan hal-hal yang ghaib,Begitu??seperti hantu!" Lanjutnya.

"Maksud kakak,Al berteman dengan hantu?bukan manusia??"

"Nah!!"

Anjani berseru.Baru kali ini ia mendapatkan jawaban yang pas dari mulut Alex.

"Entahlah,aku tidak begitu percaya dengan hal semacam itu." Ucap Alex lagi.Ia mengikat plastik terakhir,kemudian tersenyum sembari membersihkan kedua telapak tangannya.

"Entah kenapa,mengobrol denganmu membuat kepalaku serasa ingin meledak!" Ucap Anjani sedikit kesal. "Yasudah!tugasmu sekarang hanya membakar sampah,bukan?kalau begitu bisa aku tinggal."

Anjani melompat kecil untuk turun dari tumpukan kardus berisi.Tanpa sepatah katapun,ia meninggalkan Alex sendirian di dalam gudang.

"Akhirnya,jin itu pergi juga!" Ucapnya lega sembari menghela nafas.

---

Langit yang terang kini kembali berganti menjadi gelap.Matahari yang terik perlahan terbenam dan tergantikan dengan sinar rembulan yang agak menyeramkan.Malam ini,keluarga Fadhil tidur lebih awal.Selain mengejar hari esok yang pastinya sibuk, nyatanya Fadhil dan Anjelita tengah berdebat kecil tentang kejadian yang menimpa anak bungsu mereka tadi pagi.

"Coba kau tanya Ben.mungkin dia tahu sesuatu tentang penghuni di balik gerbang tergembok itu." Usul Anjelita.Ia bahkan sangat berharap jika apa yang dilihat anaknya adalah benar-benar manusia.

"Baiklah."

Dengan sigap,Fadhil membuka ponselnya dan dengan cepat menekan nomor seseorang disana.

Nada sambung yang memekakkan telinga terdengar sangat panjang.Mereka khawatir jika Ben tengah sibuk dan tidak mengangkat telepon mereka.Jika memang ada sesuatu hal yang tidak beres disini,mereka tidak bisa pergi begitu saja meninggalkan anak-anak mereka.

"Halo,Dhil!"

Kekhawatiran mereka mendadak buyar.Rasa syukur mereka ungkapkan.Tanpa basa-basi lagi,mereka langsung menjawab sapaan itu.

"Ben,aku ingin bertanya padamu!"

"Silahkan~"

"Apakah kau yakin,jika tidak ada penghuni lain di daerah ini selain kami??"

Terdengar gemerisik di sebrang sana,membuat Fadhil dan Anjelita sabar menunggu.

"Ya,aku sangat yakin."

Hening.Mata sepasang suami isteri itu nampak saling pandang sebelum Fadhil kembali berbicara.

"Apa kau mengetahui jika ada penghuni di belakang rumah kami??" Tanya Fadhil lagi. "tadi siang,anakku berkata,jika dia melihat bocah laki-laki di balik gerbang tergembok itu."

Hening.Kali ini,bukan suara gemerisik sinyal yang menggangu,melainkan suara Ben yang hanya diam saja.

"Ben?apa kau disana??"

"O-oh,Ya!" Ucapnya kemudian. "Fadhil,mungkin anakmu salah lihat.tidak ada orang lain yang tinggal disitu selain kalian, sungguh!" Lanjutnya.

Anjelita mengusap wajahnya sementara Fadhil nampak mencari balasan yang tepat.

"B-baiklah,terima kasih infonya."

"Oh,ya,Ben!" Ucap Fadhil tiba-tiba. "Apa kau bisa menjaga anak-anakku selama aku di kota??berapapun uang yang kau keluarkan,akan aku ganti setelah kami pulang,percayalah!" Sambungnya.

Usul mendadak yang terbilang bagus.Hanya Ben-lah satu-satunya harapan bagi mereka,dan mereka juga berharap,jika Ben menyetujuinya.

"Baiklah,dengan senang hati!"

Baik Anjelita mauapun Fadhil terlihat bernafas lega.Kalimat syukur kembali terucap dari bibir mereka.

"Terima kasih,Ben!aku sangat berhutang Budi padamu!"

"Ya,sama-sama."

"Baiklah,aku tutup telponnya.selamat malam!"

"Selamat malam!"

Fadhil mematikan sambungan telepon kemudian memandang isterinya dengan senyuman.Mereka lalu berpelukan gembira.Akhirnya,mereka bisa pergi ke kota tanpa terus mengkhawatirkan keadaan anak-anak mereka disini.

---

Terpopuler

Comments

Kania Ratna

Kania Ratna

kfcusthxwobbsygkf

2021-05-02

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!