Hari Baru

Burung berkicau,menandakan kehidupan kembali bermula.Matahari memang belum tampak betul,tapi keluarga Fadhil sudah bersiap-siap menyiapkan diri untuk memulai aktivitas baru mereka.

Setelah sarapan,mereka berkumpul di ruang tamu,memainkan ponsel masing-masing kecuali Al.Walaupun layar ponsel yang kecil dan berwarn hitam putih,nyatanya Anjani dan Alex masih bisa bermain game ular disana.

Kesunyian akibat aktivitas masing-masing kini mendadak buyar,hanya karena suara dering ponsel yang mengagetkan.Fadhil beranjak dari duduknya kemudian mengangkat telepon itu.Nada bicara tegas bercampur ramah,kembali mereka dengar dari mulut Sang Ayah.

"Bu,mobil yang dipesan Ben sebentar lagi akan sampai." Ucap Fadhil kepada Anjelita.

"Lalu anak-anak??"

"Ben juga sebentar lagi akan sampai.katanya,dia yang akan mengantar-jemput mereka mulai dari sekarang."

Anjelita mengangguk paham.Saat ini,ia tidak perlu khawatir lagi mengenai keadaan anal-anaknya.

"Kalian!" Seru Fadhil kepada ketiga anak-anak yang duduk berderet itu. "kalau ada apa-apa,segera kabari paman Ben dan juga ayah-ibu.jika ada maling,kalian bunuh saja!" Tambahnya.

"Hey!"

Anjelita menyikut perut sisi kanan Fadhil.Ia tidak menyangka jika laki-laki berkulit cokelat itu mengatakan hal yang dapat merusak moral anak-anaknya.

Tanpa rasa bersalah,Fadhil hanya membalas kelakuan isterinya itu dengan senyuman lebar.Ia juga melakukan ini karena sayang kepada anak-anaknya.

TIIN

TIIN

Obrolan basa-basi itu mendadak terhenti.Fadhil dan yang lainnya,segera bergegas keluar dan melihat mobil siapa yang dahulu sampai.

"Ben!" Ucap Fadhil sembari menghampiri teman baiknya tersebut,yang baru saja keluar dari mobilnya.

"Sudah siap?ayo,berangkat!"

Seruan Ben membuat Anjelita dan anak-anaknya bergerak cepat memasuki mobil.Sebelum benar-benar berpisah,terlebih dahulu Fadhil dan Anjelita memeluk anak-anak mereka.Orang tua itu juga memberi wejangan-wejangan kepada anak-anaknya dan memberi petunjuk apa yang benar dan juga yang salah.melihat hal tersebut,Ben dan Sang supir hanya tersenyum-senyum menanggapinya.

Setelah memastikan tidak ada barang yang tertinggal,mobil sedan berjenis Mazda Astina 323 dan Honda Civic Ferio itu perlahan berjalan kemudian menjauh dari lokasi pekarangan, meninggalkan rumah besar itu sendirian dengan angin dingin yang mendadak menyelimuti.

---

Dari pagi hingga jam istirahat dimulai,mata Anjani tak henti-hentinya menatap keluar jendela kelasnya yang berada di lantai dua.Entah apa yang dipikirkannya,namun hatinya terlihat sangat kesal.

Beberapa jam lalu,Saat Ben menghentikan mobilnya dan ia keluar dari mobil tersebut,ia melihat ayah dan ibunya juga ikut turun dari mobil taksi tersebut.Kaget bercampur bingung,Anjani menghampiri kedua orangtuanya itu,kemudian bertanya dengan alis berkerut.

Nyatanya,kantor yang akan mereka lamar adalah sebuah perusahaan yang berdiri tepat di samping sekolahannya.Namun,orang tuanya itu berkata,jika mereka tidak pulang lagi ke rumah karena sudah menyewa kontrakan yang ada di kota.Demi menghemat uang,mereka lebih mencari jarak yang paling dekat.

Wejangan-wejangan yang semula ia hancurkan menjadi abu,kini mendadak utuh dan kembali berterbangan di atas kepalanya.Walaupun ada Ben yang akan membantunya mengurus adik-adiknya,nyatanya hal tersebut masih menjadi beban pikirannya.Ben rupanya hanya berkunjung,bukan ikut menetap.

"Sial!"

Gebrakan meja terdengar jelas di dalam kelas yang hanya duduk beberapa orang saja disana.Sebagian orang tersentak karena tidurnya mendadak terganggu.Sebagian lagi hanya mentap heran dan menganggap,jika anak yang duduk di pojok ruangan kelas itu tengah stres atau mungkin kerasukan.Sementara sebagiannya lagi menganggap,jika gadis berambut sebahu itu,tengah mendapat masalah yang mengganggu akal sehatnya.

"Woy!" Panggil salah satu orang sembari menggebrak meja Anjani. "kau kenapa?ularmu menghantam dinding terus??"

"Mangkanya,An!punya ular jangan dibuat terlalu panjang!jadi susah mengaturnya,Kan!"

Orang-orang itu tertawa,meledek Anjani yang cemberut.Mereka nampaknya hafal betul dengan kejadian seperti ini.Biasanya,Anjani akan mengamuk sendiri jika game ular di ponselnya terus-terusan mati menghantam dinding,atau menghantam ekornya sendiri.

"Dasar,sok,Tau!" Sentak Anjani. "ini lebih menjengkelkan daripada ular!" Ucapnya lagi.

Mereka diam kemudian saling pandang.Kalau bukan stres,Anjani pasti terlilit hutang.

"Sudahlah,kalian tidak akan mengerti!" Ucapnya lagi.

"Ada apa,Sih??"

"Hanya kesal saja!"

Anjani menopang wajahnya dan terus-terusan menatap gedung pencakar langit yang ada di samping sekolahnya.Entah apa jadinya,jika ia harus menghadapi tingkah laku adik-adiknya yang nakal,dengan kemampuannya sendiri.

"Oh,Ya!"

Seruan tiba-tiba itu membuat mereka yang hendak pergi ke kantin,mendadak terhenti.Dengan pandangan heran,mereka menatap Anjani yang mendadak tersenyum.

"Apa kalian mau menginap di rumahku setelah hari pembagian rapot??" Tanya Anjani. "Tenang~,ada banyak makanan disana!" Tambahnya.

Ketiga temannya itu kembali saling pandang.Selain tidak ada tempat rekreasi lain selain di dangau dan juga sawah,mereka perlu rekreasi di tempat yang baru dan tentunya menantang.

"Boleh!" Jawab mereka serentak.

Gadis berambut sebahu itu tersenyum sangat lebar.Entah mengapa,hatinya menjadi sangat senang hingga seakan ingin meledak.Pikiran-pikiran buruk mengenai kesendirian dan kesusahannya mengurus rumah,akhirnya terbantu oleh ketiga temannya yang gampang sekali dibodohi.

---

Bel pulang sekolah menggema.Seluruh murid dengan sigap berbenah kemudian teratur keluar dari gerbang sekolah.

Di masa-masa seperti ini,sebagian murid akan duduk tenang di halte sekolah sembari menunggu jemputan yang akan datang.Namun,hal tersebut tidak berlaku pada Anjani.

Gadis berambut sebahu itu ternyata sudah ditunggu sedari tadi.Tanpa berlama-lama lagi,ia melangkah memasuki mobil,menduduki kursi samping pengemudi.Saat ingin memasang sabuk pengaman,ia melihat Alex dan Al yang tertidur.

"Apa kalian sudah lama menunggu?" Tanya Anjani.

"Lumayan." Balas Ben sembari mengangguk canggung.

Anjani sendiri nampak diam.Dirinya jadi merasa bersalah.

"Jangan terlalu dipikirkan!" Ucap Ben tiba-tiba.Ia menyalakan mobilnya,menaikkan gigi,kemudian menggerakkan mobilnya menjauh dari pinggir jalan.

"Kau lapar,Kan?mau makan?"

Ben terus menatap Anjani yang hanya diam dan terus menerus menunduk.Mungkin saja,gadis SMP ini masih menganggapnya orang asing.

Semua usaha sudah Ben lakukan.Ia juga mengatakan kalau Anjani tidak perlu merasa canggung seperti itu.Dari kemarin,yang paling mudah akrab dan enak diajak bicara yaitu Al.Bocah SD itu ternyata memang suka orang baru.

"Setelah kita makan,paman akan berbelanja dulu sebentar."

"Berbelanja apa?"

"Bahan pokok makanan untuk kalian."

Sesuai informasi yang diberikan Fadhil padanya,anak-anak ini tidak dititipkan persediaan makanan.Sarapan tadi pagi pun hanya nasi goreng orak-arik telur.Untuk itu,Ben akan mempersiapkan semuanya supaya tiga bersaudara ini tidak mati kelaparan disaat ia tidak ada.

"Paman,apa boleh jika aku mengajak teman-temanku untuk menginap di rumah setelah hari pembagian rapot?" Tanya Anjani.Ia sangat berharap jika jawaban yang diberikan Ben sesuai dengan hati dan pikirannya.

"Kapan?"

"Besok!" Balas Anjani cepat.

"Berapa hari?"

Gadis berambut sebahu itu diam.Ia menggaruk kepalanya sembari berpikir untuk menjawab dengan kalimat yang pas.

"Entahlah,mungkin berhari-hari?" Balasnya yang malah seperti bertanya.

Ben nampak diam.Pandangannya yang lurus kedepan serta kedua tangan yang fokus menyetir membuat harapan Anjani sedikit menurun.

"Baiklah."

Bagai mendapat jutaan kado dimalam hari,gadis berambut sebahu itu nampak tersenyum lebar.Ia mengucapkan banyak terima kasih membuat Ben juga banyak mengangguk.

Kini,di dalam mobil sedan berjenis Honda Civic Ferio itu telah menemukan suasana baru.Keadaan yang semula berhawa dingin dan menusuk,kini tergantikan dengan selimut hangat yang menyelimuti,hingga akhir sampai ke rumah mereka.

---

Terpopuler

Comments

senja

senja

lah jadi begini malah, itu mah serem, malem kan waktu yg serem karna gak ada orang dewasa, kenapa gak sewa satpam aja?

2022-02-28

0

Pencinta Makanan Pedas

Pencinta Makanan Pedas

suka k critanya. mampir juga ya ke karya aku
" aku dan mantan kekasih suamiku"

2021-05-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!