Mimpi

Ia tidak ingat apa yang ia lakukan sebelumnya.Saat membuka mata,tiba-tiba saja ia sudah berada di sebuah kamar yang menurutnya sangat asing.Matanya menelisik setiap benda yang ada di sana.Hingga sebuah foto berbingkai menarik perhatiannya.

Jika dilihat lebih dekat,foto itu menggambarkan seperti sebuah keluarga inti.Di dalam foto yang berwarna putih hitam itu,ia sangat mengetahui jika keluarga tersebut adalah keluarga yang bahagia.Ia sendiri bahkan tersenyum saat melihat seorang anak kecil yang dipangku dengan ayahnya.

BRAKK

Tersentak dan hampir terjungkal,gadis bertubuh mungil itu kaget bukan main.Foto berbingkai yang ia pegang pun kini meleset dan jatuh dari tangannya.Sesuai penglihatannya,ia melihat seorang pria dan seorang wanita yang masuk ke kamar ini,lalu mereka berdiri berhadap-hadapan di depannya.Sang pria nampak marah-marah dan Sang wanita juga nampak marah-marah dengan air mata yang bercucuran.

Dari apa yang ia dengar,pasangan suami isteri ini nampaknya tengah berselisih mengenai sesuatu.Suasana semakin panas saat Sang pria ternyata tengah mabuk.

Dibalik kedua tubuh yang menghalangi pintu,nyatanya ia dapat melihat seseorang lagi di ambang pintu.

Layaknya bocah seumuran Al,anak berjenis kelamin laki-laki itu nampak memandang dua orang dewasa di hadapannya dengan tatapan takut.Sebungkus cokelat di tangannya pun mendadak bergemetar saat sebuah tamparan keras mendarat sempurna di pipi Sang wanita.

Meskipun kaget,nyatanya anak laki-laki itu tidak bisa berbuat apa-apa selain menangis terisak.Gadis bertubuh mungil ini sampai berumpat kasar karena menurutnya,pria itu melakukan pelanggaran asusila pada perempuan.

Kejadian menegangkan tidak hanya sampai disitu.Pria yang diduga sebagai suami dari wanita tersebut nampak mengeluarkan pistol dari saku celananya.Tembakan pun tidak bisa dicegah.Mungkin karena amarah,peluru dari pistol itu menancap sempurna di dada Sang wanita.Cipratan darah juga tidak bisa dilewatkan.Dengan jarak sedekat itu,tentu saja wajah Sang pria terkena imbasnya.

Gadis bertubuh mungil itu nampak kaget.Suara pistol yang menggema dan juga darah yang bersimbah dari seorang mayat wanita mengenaskan,membuat tubuhnya bergetar hebat.Kalau saja tidak ada meja panjang di sana,tentu saja dirinya sudah ambruk ke lantai.

Pria dengan kumis tipis di wajahnya itu seketika mengubah arah pandangnya.Ia menatap tajam bocah laki-laki di ambang pintu.Kemudian dengan cepat,ia luncurkan lagi satu tembakan di kepala bocah berkulit putih tersebut.Dalam hitungan detik,bocah itu ambruk dan darahnya mengalir deras hingga ke tangga-tangga.

Gadis bertubuh mungil ini tidak bisa berbuat apa-apa selain melihat.Tubuhnya yang semula kuat kini mendadak lemas,bibirnya yang semula lincah dalam mengumpat,kini mendadak kaku.Semua kejadian yang terjadi membuat perutnya tiba-tiba mual.

SRAK

Gadis bertubuh mungil itu mendongak,menatap Sang pria dihadapannya yang juga kini menatapnya.Tanpa sengaja,kakinya terpeleset sesuatu hingga membuatnya hampir terjatuh.Ia juga tidak mengetahui jika aksi tak terduganya itu mengundang perhatian Sang pria iblis.

Pria dengan kumis tipis di wajahnya itu nampak kaget.Ia juga tidak tahu siapa gadis yang tiba-tiba ada di sudut kamar pribadinya dan juga mendiang isterinya.Yang ia tahu,saat ini ia harus menghabisi gadis itu supaya tidak ada saksi mata.

Pistol sudah terkongkang.Selanjutnya,pria dengan bercak darah di seluruh tubuhnya itu nampak menodongkan pistol ke arahnya.

Entah karena bingung atau panik,gadis bertubuh mungil ini tidak bisa lari atau bahkan mempunyai pikiran untuk melawan musuhnya.Ia hanya diam ditempat dan menjerit saat peluru dari pistol itu meluncur tepat berada di depan matanya.

"AAAKH!!"

Jantungnya berdebar,keringat mengucur deras,dan mata yang melotot adalah tanda-tanda seseorang mengalami kejadian tak mengenakkan.Mimpi buruk ini datang begitu saja di kepalanya,tanpa permisi atau sekedar meminta izin.Bangunnya dari tidur sebentarnya itu,nyatanya ikut membangunkan ketiga temannya yang juga sempat terlelap.

"Kenapa,Sya?!"

"Ada apa ini?!kenapa ribut sekali!"

"Astaga!!"

Entah karena kaget atau sedang mengigau,teman-temannya itu hanya membuat bising dan bukan membuatnya tenang.

"Sya,kau kenapa?!!"

Anjani,hanya gadis itu yang sudah sadar sepenuhnya,dan hanya gadis itu yang masih terjaga disaat teman-temannya kembali terlelap.

"Aku-aku bermimpi-"

"Tertembak??"

Gadis bertubuh mungil itu nampak diam sejenak dengan mulut menganga menatap Anjani.Tanpa diperintah pun,ia sudah menganggukkan kepalanya dengan cepat.

"Mimpi kita sama rupanya." Gumam Anjani pelan.Telinganya yang sudah mulai damai,kini kembali terguncang karena jeritan Sasya.Dan dengan cepat pula,ia meredam jeritan yang meledak-ledak itu.

Mimpi mereka memiliki kemiripan yang hampir 100 persen.Walaupun cerita awalnya berbeda,nyatanya kejadian tembak-menembak itulah yang membuat mimpi mereka menjadi sama.

Baik Sasya maupun Anjani hanya menghela nafas.Entah apa yang terjadi,mereka sama sekali tidak mengerti.

---

Di ruang tamu,semua orang mendadak berkumpul karena perintah Anjani.Mimpi buruk yang tiba-tiba menghantui dirinya dan Sasya,membuat mereka harus menceritakan semuanya kepada mereka.

Namun,Anjani tidak melihat ekspresi terkejut maupun takut dari mereka.Wajah-wajah itu hanya menampilkan eskpresi bingung dan juga rasa tidak peduli.

"Ini benar!" Ucap Anjani. "aku dan Sasya bermimpi hal yang sama,dan mimpi itu sangat mengerikan!" Sambungnya.Walaupun hanya mimpi,namun rasa menegangkan itu terasa sangat nyata.

"Aku juga pernah bermimpi seperti itu."

Alex menyahut,memandang Anjani dan Sasya yang kini menatap dirinya.

"Perasaan,kejadian,semua terasa sangat nyata.aku juga tidak bisa membedakan keadaanku saat itu.Entah di dunia nyata,atau masih berada di alam mimpi." Jelas Alex.

"Kakak-kakak,mungkin kalian sedang capek.aku selalu bermimpi seperti itu disaat tubuhku sangat lelah." Ucap Alex lagi.

"Tapi-"

"Yang dikatakan Alex itu benar." Sela Vanessa. "Mungkin kalian hanya kelelahan.jadi,jangan terlalu diambil pusing." Tambahnya.

"Aku dan Al akan pergi bermain.apa ada lagi yang akan kalian sampaikan?" Tanya Vanessa kepada mereka berdua.

Helaan nafas keluar dari masing-masing hidung mereka.Sebenarnya,banyak yang ingin mereka sampaikan mengenai kecurigaan mereka terhadap mimpi itu.Namun,melihat suasana yang nampaknya tidak mendukung,baik Anjani maupun Sasya merasa sangat malas untuk membahasnya lagi.Maka dengan berat hati,mereka menggeleng sebagai jawaban.

"Baiklah!kalau begitu,kami pergi dulu."

Tidak ada cara untuk mencegah mereka.Selain Alex,Vanessa dan Al juga sudah raib dari tempat mereka duduk.Saat ini,hanya tersisa Liza.Entah mengapa,ia masih duduk tenang disitu,berharap mendapat cerita lebih dari mimpi kedua temannya.Namun,Anjani dan Sasya kehilangan selera untuk bercerita lagi.

"Apa kalian merasa,jika mimpi itu ada yang janggal??"

Hanya bertanya,namun kedua temannya ini nampak sangat kaget dengan pertanyaannya.Entah apa yang ada di pikiran mereka,Liza hanya menghela nafas sebagai pengusir kecanggungan.

"Ceritakan saja apa yang ingin kalian ceritakan.aku akan mendengarnya." Ucap Liza.Dari sorot matanya,gadis berkulit cokelat itu nampak ingin mengetahui seluruh mimpi yang mereka alami.

"Seperti tadi,kami bermimpi hal yang sama.di dalam mimpi itu,kami ditembak oleh seorang pria." Cerita Anjani.

"Apa kau mengenali pria itu?"

"Entahlah,wajahnya terlihat tidak asing..." Anjani memberi jeda.Ia berpikir untuk memastikan. "...aku tidak mengenalnya." Lanjutnya dengan mantap.

"Hanya itu??"

Liza kembali bertanya dan mencoba untuk mendapatkan informasi lebih banyak.Dari cerita Anjani,ia belum menemukan kejanggalan satupun.

"Aku melihat seorang wanita dan anak kecil." Sela Sasya.Ucapan tak niat darinya itu malah membuat Liza menatap dirinya tajam.

"Lalu?"

"Sebelum aku,mereka juga ditembak oleh pria itu."

"Apa kau masih ingat ciri-ciri mereka?"

"Ya..." Sasya nampak berpikir. "...seorang wanita berumur 20 tahunan dan seorang bocah laki-laki yang tingginya mungkin seperti Al." Jelasnya. "Sepertinya,mereka membahas sesuatu hingga membuat pria itu mendadak mengeluarkan pistolnya." Tambah Sasya.

"Aku tidak tahu seperti apa mimpi kalian,tapi aku bisa membayangkannya."

Liza sedikit mengubah gaya duduknya.Tangan kanannya nampak meraih sesuatu di dalam salah satu kantung celana jeans-nya.Lalu,sebuah benda terangkat dan benda itu pun terlihat.

"Apa itu kalung??" Tanya Anjani,dan Liza pun mengangguk.

"Kalung ini aku temukan di dekat tangga.Apa kalian mengenalnya?"

Anjani nampak menggeleng dan berkata tidak.Ia juga sangat yakin,jika ibunya tidak mempunyai barang seperti itu.

Tanpa ditanya,Liza mendadak menceritakan perasaan aneh sesaat sebelum kalung ini ditemukan.Ia juga menceritakan sebuah flashback yang ia dapat saat menerawang.Tapi,ia kurang melihat jelas sosok pria dan wanita tersebut.

"Aku bermaksud akan memberi tahu paman Ben." Ucap Liza.

"Saran yang bagus!" Saut Anjani. "jika dia datang,akan aku panggilkan kau langsung!"

Mereka tersenyum di sela-sela pandangan itu.Mungkin mereka berpikir,jika kegelisahan tersebut akan hilang saat mereka menceritakannya kepada Ben.Namun nyatanya,tidak demikian dengan Sasya.

Gadis bertubuh mungil tersebut nampak ragu-ragu.Ia juga kembali mengingat-ingat mimpinya hingga akhirnya,ia menemukan sebuah kejanggalan baru.

Anjani mungkin tidak begitu teliti memperhatikan wajah dari sosok pria di mimpi mereka.Namun,Sasya punya anggapan sendiri.Dan ia sudah mengetahui jawabannya.Namun,melihat Liza dan Anjani nampak kembali ceria dengan membahas topik lain,Sasya menyimpan niatnya itu dan berjanji pada diri sendiri,jika akan memberitahu mereka disaat yang tepat.

---

Terpopuler

Comments

Sumiati

Sumiati

kayanya aBen yg nembak anak isrtinya

2021-06-16

2

Hiatus

Hiatus

Ada apa dari mimpi itu🤔

2021-05-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!