Liburan

Dering bel menggema di tiap-tiap koridor yang terpasang speaker.Seluruh murid yang awalnya hanya duduk dan melakukan aktivitas santai,mendadak bergegas masuk ke kelas masing-masing.Sesuai janji kepala sekolah,hari ini adalah hari pembagian rapot.

Di kelas Anjani sekarang,sudah ada guru yang menempati.Pria muda bertubuh kurus itu,nampak sibuk dengan setumpuk rapot di atas mejanya.

Momen pembagian rapot,memang sangat ditunggu-tunggu oleh semua orang.Entah itu karena ingin melihat hasilnya,atau mungkin hanya menginginkan jatah libur yang panjang.Dan Anjani beserta teman-temannya,sangat menginginkan pilihan kedua itu.

Suara cempreng dari pria yang diduga sebagai wali kelas tersebut,nampak berkoar-koar di depan murid-muridnya.Rapot dibagikan beserta rangking yang juga disebutkan.Beberapa anak nampak gembira,beberapanya lagi hanya terlihat acuh tak acuh,dan sebagiannya lagi hanya diam dengan pikiran ingin holiday.

Waktu yang berjalan sangat lambat itu akhirnya berakhir.Satu per satu murid keluar dengan teratur setelah memberi salam kepada guru mereka.

Dengan langkah kaki yang tidak sabaran,Anjani dan teman-temannya nampak berlari-lari kecil keluar dari gerbang sekolah.Kepala dengan rambut sebahu itu,nampak toleh kanan dan kiri,mencari sebuah mobil yang ia kenali.Hingga saat pergerakan kepalanya terhenti,Ia mendadak tersenyum lebar.

Menemukan mobil sedan berjenis Honda Civic Ferio dan juga seseorang yang melambai padanya,Anjani langsung saja mengajak teman-temannya untuk menaiki mobil tersebut.

Karena tas mereka yang penuh pakaian lagipula menggembung,Ben menyarankan untuk meletakkannya di bagasi mobil.Ia begitu kasihan saat melihat wajah Al yang nampaknya susah bernafas,akibat tas-tas tak wajar mereka itu.Setelah semuanya siap,Ben menyalakan mobil,meninggalkan area sekolah yang mendadak padat.

"Hanya bertiga?" Tanya Ben pada Anjani yang duduk di sebelahnya.

"Iya,Paman!"

"Selama kalian sekolah,paman sudah siapkan menu makanan di rumahmu." Ucapnya lagi. "kalian bisa mengaturnya sampai hari esok.dan besok,paman akan datang lagi untuk memasak menu lainnya."

"Paman!"

Anjani mengangkat tangannya seperti ingin mengutarakan pertanyaan saat presentasi.Dengan sigap,Ben membalas sapaan itu.

"Apa boleh,mulai besok kami yang mengurus rumah?-maksudnya,kami akan masak sendiri."

Ben diam.Pandangannya kembali fokus kedepan.Ia sangat memikirkan bagaimana jadinya,jika anak-anak ini yang mengurus rumah sebesar itu.

"Paman tenang saja!teman-temanku suka berbenah,Kok!"

Ketiga teman Anjani yang duduk di kursi belakang,mendadak melotot bersamaan.Sayangnya,Anjani tidak melihat momen itu.

"Baiklah~" Balas Ben sembari menghela nafas. "Jaga rumah dengan baik,Ya!jangan sampai,ayah dan ibumu mengamuk saat pulang ke rumah!" Sambungnya membuat Anjani tertawa kecil.

"Tapi,paman akan tetap berkunjung untuk memeriksa keadaan disana.Paman tidak bisa melepaskan kalian begitu saja,walaupun sudah ada teman yang bisa bantu-bantu berberes."

Ketiga teman Anjani hanya diam sembari menahan emosi.Ucapan Ben seakan membuat mereka nampak seperti pembantu.

"Baiklah Paman,silahkan saja!" Balas Anjani dengan riang gembira.

---

"Paman pulang,Ya!"

Anjani,Alex,dan Al nampak tersenyum sembari melambaikan tangan mereka kepada mobil yang sudah menjauh itu.Setelah mobil itu benar-benar hilang dari pandangan,Alex dan Al bergegas melangkah masuk ke dalam rumah.Sementara Anjani menghampiri teman-temannya yang masih berdiri di pekarangan.

"Kenapa tidak masuk??" Tanya Anjani. "ayo!" Ucapnya lagi sembari melangkah.

"Rumah kau besar juga,Ya!"

Anjani menghentikan langkahnya,kemudian memandang temannya yang baru saja mengatakan hal tersebut.

"Terima kasih!" Balasnya. "rumah kau juga besar,Sasya!"

Sasya,gadis cantik bertubuh mungil itu nampak terkagum-kagum melihat bentuk rumah Anjani.Ia juga tidak menyangka,jika orang tua Anjani yang terbilang sederhana,bisa membeli rumah layaknya istana negara.

"Berapa harganya??pasti mahal sekali,Kan?!"

Anjani tertawa mendengar ucapan temannya itu. "Kau pikir seluruh rumah besar seperti ini berharga fantastis??" Balasnya. "sama sekali tidak.harga rumah ini lumayan murah,karena pemilik rumah ini adalah paman Ben!" Tambahnya.

Vanessa,gadis berambut ikal itu nampak merubah ekpresinya.Entah mengapa,ia sangat kesal mendengar jawaban dari mulut Anjani.

"Ayo masuk!kalian mau sampai kapan berdiri di sini??kalian tidak mau makan??"

Kebetulan sekali,perut Vanessa dan Sasya mendadak berbunyi.Tanpa membantah dan bertanya lagi,mereka langsung melangkah masuk,menyusul Alex dan Al ke dapur.

Anjani juga hendak melakukan hal yang sama.Namun,ada sesuatu hal yang kembali membuatnya diam ditempat.Salah satu temannya ternyata masih berada di sana,terdiam saja dengan wajah yang nampaknya gelisah.

"Liza?kau kenapa??" Anjani mendekat dan bertanya lebih dalam.

"Tidak mengapa." Balas gadis berkulit cokelat itu pada Anjani. "Ayo masuk!aku lapar~" Tambahnya lagi.Ia melangkah masuk,meninggalkan Anjani yang mendadak bingung sendiri.

Liza,gadis berkulit cokelat itu nampak tergesa-gesa memasuki rumah.Kalau saja ia tidak hati-hati,Liza mungkin saja akan menabrak pintu yang berada di sebelahnya.

Anjani terdiam sejenak.Pandangan yang baru saja ia lihat dari mata Liza,membuatnya merasakan sedikit takut.Setahunya,Liza memang mempunyai kemampuan untuk melihat 'hal-hal' seperti itu.Dan ia khawatir,jika Liza memang melihat 'sesuatu' dari apa yang baru saja ia pandangi.

---

Terpopuler

Comments

Lala Ayulestarii

Lala Ayulestarii

seruuuuuu!!!

2021-05-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!