Rumah Baruku

Rumah Baruku

Pindah

Burung berkicau merdu,berterbangan bebas dari pohon ke pohon.Sebuah keluarga berdiri di depan rumah mereka sendiri dengan pandangan penuh arti.Entah kenapa,rasanya berat sekali untuk meninggalkan desa tercinta.

Merekalah Fadhil beserta isterinya,Anjelita Susilawati yang memutuskan untuk meninggalkan tempat tinggal masa kecil mereka.Karena sebuah pekerjaan yang terbilang 'baru bermula',mereka rela menjual rumah untuk dijadikan modal nantinya.Kini,uang mereka masih tersisa.Dan sisanya itu akan mereka gunakan untuk membeli rumah yang baru.

Masalah rumah baru,Fadhil dan isterinya tidak terlalu khawatir.Salah satu teman Fadhil telah menawarkan sebuah rumah dengan harga pas dikantong.Namun,rumah itu bukanlah berada di desa ataupun di kota,melainkan di area penghujung kota.

Dengan sebuah mobil sewaan,mereka akhirnya berangkat setelah melakukan perpisahan dengan tetangga.

Tangis dan lambaian tangan memenuhi di sepanjang jalan.Siapa yang tak mengenal keluarga penuh dengan keramah-tamahan ini.Semua orang akan mengingatnya walau mereka sudah diujung dunia pun.

Tak terkecuali dengan teman-teman sepermainan anak-anak mereka.Anjani,satu-satunya anak perempuan mereka dan juga anak pertama.Gadis dengan rambut sebahu itu nampak bersedih saat melihat teman-temannya yang semakin menjauh darinya.Mobil yang membawa mereka berjalan dengan sangat cepat.Rasanya,Anjani ingin mencopot pedal gas supaya mereka tidak jadi meninggalkan tempat ini.

Rumah-rumah sederhana yang berada di pinggir kiri dan kanan jalan akhirnya habis,dan digantikan dengan jajaran pohon-pohon tinggi setelah mereka melewati gapura desa yang bertuliskan,'Selamat Datang'.Helaan nafas keluar begitu saja dari mulut mereka,hingga membuat Sang supir tersenyum tipis.

Selain pohon,mata mereka hanya memandang awan dan juga semak-semak yang bergoyang.Kerasnya sapuan angin akibat mobil yang melaju kencang membuat Al kapok untuk mengeluarkan kepalanya lagi dari jendela mobil.

Al Fatih,nama dari seorang anak laki-laki yang masih menduduki bangku Sekolah Dasar itu,merupakan anak terakhir dari pasangan Fadhil dan Anjelita.Selain tampan,bocah yang akrab dipanggil Al itu nyatanya memiliki sifat yang suka membuat orang kesal.Tak heran jika ia mendapat ceramah panjang saat Anjelita mengetahui tingkah nakal yang dilakukannya barusan.

Pagi berganti siang.Matahari yang mulanya tidak terlalu tampak,kini terang-terangan menampakkan diri.Sinarnya yang menyilaukan mata membuat Alex menutup kaca jendela mobil dengan cepat.

Alex,nama yang singkat dan juga keren itu nyatanya tidak memalsukan.Sikapnya yang pendiam dan juga peduli menjadi idaman setiap perempuan sebaya yang ada di desanya.Alex memang populer.Anak kedua dari pasangan Fadhil dan Anjelita ini juga masih menginjak bangku sekolah dasar.Walau belum remaja,nyatanya Alex sudah pernah berpacaran.

Ada yang bilang,sifat anak tidak jauh beda dengan orang tuanya.Hal itulah yang mungkin menjadi tamparan keras pada Sang Ayah,Fadhil.

Namanya Fadhil.Nama yang singkat dan mudah diingat itu sudah mencapai umur 35 tahun.Laki-laki berkulit sawo matang itu juga pernah pacaran saat menginjak bangku SMP.Fadhil hanya memanfaatkan ketampanan juga kebaikan hati yang dimilikinya untuk menggait wanita.Tapi,dari semua wanita yang pernah ia kencani,hanya ada satu wanita yang sampai sekarang ia pertahankan.

Dialah Anjelita Susilawati,wanita berbadan ideal yang membuat Fadhil tergila-gila pada masanya.Entah bagaimana mereka bertemu,mereka langsung suka sama suka saat pertama kali berpandang-pandangan.

Mobil terus berjalan dan tak menghiraukan kumpulan debu yang berterbangan.Saat ini,waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore dan mereka sudah sampai di pusat kota.Setelah makan-makan sebentar di pinggi jalan,mereka kembali melanjutkan perjalanan guna mengejar waktu.Alhasil,mereka sampai di ujung kota pada saat langit sudah mulai gelap.

Kerlap-kerlip cahaya lampu,hiruk-pikuk keramaian kota,kini berakhir sudah saat mereka telah melewati gapura pembatas kota.Kesenangan sesaat yang mereka rasakan mendadak hilang,saat mata mereka memandang kembali pepohonan yang berjajar.Karena suasananya yang sudah menjelang malam,lingkungan yang nampak seperti hutan itu jadi terlihat menyeramkan.Anjelita bahkan menganggap jika mereka sudah salah jalan.

"Mas,apa benar ini tempatnya??" Tanyanya sedikit khawatir.

"Sesuai arahan.aku yakin ini tempatnya." Balas Fadhil sembari tersenyum.Ia menggenggam jari-jemari isterinya itu dengan maksud menenangkan.

Mendengar jawaban dari suaminya sekaligus melihat senyuman itu,membuat hatinya jadi sedikit lebih damai.Ia membalas senyuman itu sembari menyenderkan kepalanya ke dada bidang Fadhil.

---

Dua puluh menit kiranya berkendara dari gapura pembatas desa,hingga akhirnya mereka sampai di sebuah tempat yang menjadi tujuan mereka.

Mobil berjenis Toyota Kijang Kapsul itu berhenti tepat di pinggir jalan.Mereka sengaja tidak masuk karena lebih dulu kaget melihat bentuk rumah baru keluarga Fadhil.Sebelum menjelaskan tentang rumahnya,lebih dulu mereka melihat pekarangan rumahnya yang amat luas.Walaupun dalam keadaan yang remang-remang,mereka sangat yakin jika mereka tidak salah melihat.

"Ayo,paman,kita masuk!aku sudah tidak sabar ingin melihat rumahnya!" Antusias Anjani.Matanya berkilau karena cahaya bohlam kuning yang berasal dari rumah tersebut.

Dengan menaikkan gigi kemudian menginjak pedal gas,mobil itu akhirnya kembali berjalan dalam kecepatan sedang.

Rumah itu semakin dekat dan apabila dipandang,maka semakin membuat terpana.Entah karena mereka yang tidak pernah melihat rumah sebesar itu,atau karena rumah itu yang memang terlalu bagus.Mobil berwarna hitam itu kemudian berhenti,tepat didepan beberapa anak tangga sebelum menuju pintu masuk utama.

Kejutan lain kembali mengagetkan mereka dengan menampakkan sesosok orang yang berdiri tegak di depan pintu.Senyumannya terlihat jelas karena sorotan cahaya remang-remang dari bohlam lampu yang ada di atasnya.

"Ben?!"

Teriakan yang tiba-tiba itu mengagetkan semua orang yang baru turun dari mobil.Pandangan mereka tertuju pada satu orang yang menjadi pusat perhatian saat ini.

"Fadhil?!"

Sama seperti sebelumnya,orang itu juga ikut menjerit.Kedua orang yang saling tatap dengan pandangan penuh rindu itu,kini sudah berdekatan dan berpelukan.

"Apa kabarmu?kau baik-baik saja?"

"Begitulah!" Balas Fadhil. "Aku rindu sekali denganmu!aku rindu masa-masa dimana kita suka mencuri saus sachet di kantin sekolah!" Sambungnya.

Fadhil dan pria yang sedikit lebih tinggi darinya itu,kemudian nampak melepas tawa.Masa-masa kenakalan mereka kembali diceritakan,membuat mereka asyik sendiri.Mereka bahkan tidak menghiraukan sama sekali keberadaan orang-orang yang mendadak diam karena melihat keakraban mereka itu.

"Mas,kapan kita akan masuk?anak-anak sepertinya sudah mulai lelah."

Anjelita membuka suara.Ia tidak bisa membiarkan hal ini terus berlanjut.Ia tidak ingin melihat orang-orang disekitarnya mendadak pingsan karena kelelahan.

"O-oh,Iya!" Fadhil mendadak gugup.Sambil menggaruk kepalanya,ia mempersilahkan isteri dan anak-anaknya untuk memasuki rumah baru mereka.Tak lupa juga ia menawarkannya kepada Sang supir,yang tak lain adalah tetangga lama mereka sendiri.

---

Benka Irawan atau yang biasa dipanggil Ben,adalah seorang pria berusia 35 tahun.Pria yang memiliki brewok dan berkulit putih itu ternyata teman sekolah Fadhil waktu SMA.Dia juga yang menjual rumah ini kepada Fadhil dengan harga terjangkau.Tak heran jika Fadhil sangat berterima kasih kepada teman lamanya itu.

"Aku hanya ingin membalas budi.bukankah,kau juga menolongku disaat aku susah?"

Fadhil tersenyum.Pria berkulit sawo matang itu memang suka menolong orang-orang yang membutuhkan.Tak terkecuali teman-teman kelasnya.

"Harusnya,kau tidak perlu melakukan ini." Balas Fadhil. "apa aku merepotkanmu?" Tanyanya merasa tidak enak.

"Tidak,bukan begitu!" Sanggah Ben. "aku juga ingin melihat rumah ini kembali hidup.dan aku mempercayakannya padamu." Sambungnya.Ia tersenyum membuat Fadhil ikut tersenyum sembari mengucap terima kasih.

"Tapi,kenapa kau menjual rumah ini?kenapa tidak kau saja yang menempatinya??"

Sambil menyeruput kopi,Fadhil memandang temannya itu dengan bingung.Padahal,rumah sebesar ini adalah warisan dari orang tuanya.

"Entahlah,aku hanya merasa tidak nyaman." Balasnya. "aku juga sudah punya rumah sendiri." Sambungnya.

"Yang benar?!dimana??" Tanya Fadhil antusias.

"Di pusat kota."

Fadhil mengangguk,mengiyakan ucapan temannya itu sembari menyeruput kembali kopi hangatnya.

Obrolan mereka terus berlanjut hingga hampir menjelang tengah malam.Entah apa yang mereka bicarakan,nampaknya obrolan yang sama sekali tidak mengandung apa-apa itu membuat mereka terlena.Karena sudah gelap dan mustahil untuk berjalan pulang,Fadhil mempersilahkan Ben dan tetangga lamanya untuk menginap di rumah barunya.

"Bagaimana kalau kita tidur di sini saja??hitung-hitung sebagai bonus pertemuan."

Fadhil memberi saran.Dan sarannya itu langsung disetujui dengan seruan kegembiraan.Alhasil,mereka bertiga tidur di ruang tamu beralaskan karpet tebal.

---

Terpopuler

Comments

senja

senja

usia Anjelitanya berapa? kenapa gak ada deskrip seperti misua n anaknya?

2022-02-28

0

Càröliné Gie White

Càröliné Gie White

Like dari Misteri Penunggu Lantai 4 dan Pembalap Idola..

2021-06-27

1

aybij

aybij

:)

2021-06-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!