Kepergian Vanessa

Hari-hari nampak berlalu begitu lambat.Kejadian malam itu rupanya menimbulkan efek tak terduga yang bahkan tidak mereka bayangkan.

Semenjak mereka melakukan permainan pemanggilan arwah,keanehan-keanehan mulai terjadi kepada diri mereka.Bahkan Vanessa dan Alex yang tidak pernah diganggu sama sekali,mendadak mendapat gangguan yang bahkan menyerang fisik.Vanessa yang mulanya menganggap semua itu hanyalah omong kosong,kini sangat percaya sepenuh hati kepada hal-hal ghoib yang tengah mengahantuinya.Bahkan,ia ingin pulang ke desa walaupun itu harus berjalan kaki.

"Kau gila??" Ucap Liza tak percaya. "orang gila bahkan berpikir dua kali untuk melakukan hal itu."

"Ya,aku memang gila!" Balas Vanessa lelah. "gangguan-gangguan ghoib hingga melukai tubuhku,membuat otakku mendadak tak waras!meskipun kalian melarangku untuk meninggalkan tempat ini,aku akan tetap pergi walaupun itu harus sendirian!"

Ucapan Vanessa seakan sudah seperti palu hakim yang telah diketuk.Gadis berambut ikal itu tidak main-main dengan ucapannya.Setelah membawa semua barang-barangnya,ia bergegas pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Tidak ada yang menahannya.Bahkan Liza hanya bersikap acuh tak acuh.Hanya Anjani dan Sasya yang nampak panik saat Vanessa sudah menempuh setengah pekarangan.

"Berpikirlah dengan logika!manusia penakut seperti dia tidak akan berani untuk berjalan sendirian,apalagi jarak antara rumah ini menuju desa sangatlah jauh!" Ucap Liza. "percayalah,dia akan kembali dengan sendirinya.jangan khawatir!"

Anjani dan Sasya hanya diam ditempat.Mendengar ucapan Liza yang begitu sehat,mereka jadi yakin dengan apa yang akan terjadi setelahnya pada teman mereka itu.Dan semoga saja,Vanessa akan berbuat hal seperti apa yang ada di pikiran Liza.

---

Malam menjelang.Masalah Vanessa sore tadi mendadak kembali mengingatkan mereka.Nampaknya,gadis berambut ikal itu benar-benar melakukannya.Ditunggu dari tadi pun,tidak ada tanda-tandanya Vanessa kembali.

"Bagaimana ini??"

Anjani nampak cemas.Begitupun dengan Sasya.Liza yang semula bersikap santai,juga mendadak kepikiran.Ia bahkan tidak menduga jika Vanessa mempunyai tekad yang cukup besar.

"Apa kita telepon paman Ben saja??"

"Sebaiknya jangan." Balas Liza. "aku tidak ingin jika ia mengetahui kalau kita menyelidikinya."

"Lalu,apa yang harus kita lakukan??" Tanya Anjani dengan nada yang sedikit meninggi. "ikut keluar dan mencari Vanessa di jalanan??"

Liza hanya diam.Bahkan memandang wajah Anjani pun ia tidak sanggup.Dengan sedikit memutar otak,akhirnya ia dapat menemukan alasan untuk meredam kemarahan gadis berambut sebahu tersebut.

"Kita tunggu sampai pagi.kita akan telepon paman Ben setelah itu."

"Kenapa tidak sekarang saja??"

"Sebaiknya jangan."

Anjani berdecak.Baru kali ini ia menampilkan ekspresi kemarahan.Dan itu ditujukan kepada teman terdekatnya.

"Seharusnya,aku larang saja dia begitu ingin keluar dari pintu rumah ini.dasar!"

Seperti mengumpat,namun terdengar sangat jelas.Ia melangkah menaiki tangga dan masuk ke kamarnya.Entah apa yang akan terjadi keesokan harinya,Anjani hanya berharap,jika Vanessa terus dalam keadaan baik-baik saja.

---

Di dalam rimbunnya hutan,seorang pria terlihat sibuk di dalam rumahnya.Keadaan di dalam sana nampak kacau balau.Bagai habis dihempas badai,isi rumah itu terlihat sangat berantakan.Bukan tanpa alasan,Sang pria nyatanya tengah mencari beberapa benda yang amat penting baginya.

Setelah lama mencari kesana-kemari tanpa hasil,pria tersebut akhirnya menyerah.Alhasil,ia memilih duduk untuk sejenak menenangkan diri.Daripada itu,ia juga mengingat-ingat dimana terakhir kali ia meletakkan barang-barang tersebut.

Tidak butuh waktu lama,otaknya ternyata kembali mengingat.Matanya yang semula terpejam,kini mendadak terbuka sembari tersenyum.Bibirnya yang semula diam,kini mendadak terbuka hendak mengucapkan sesuatu.

"Disana rupanya."

---

Pagi menjelang begitu cepat.Ayam jantan berkokok sangat keras.Sebelum itu,sepasang suami istri ini sudah terjaga sedari tadi.Begitu ingin menemui anak-anaknya,mereka seakan tak sabaran untuk menyambut hari ini.

Kemarin-kemarin,niat mereka ingin menemui anak-anak rupanya gagal total.Mendadak,ada sebuah pekerjaan yang harus diselesaikan saat itu juga.Mau tak mau,mereka akhirnya menunda menjenguk walaupun rindu sudah menyelimuti.

Kini,impian mereka akan tercapai.Mereka akan pergi menuju rumah baru mereka di penghujung kota dan melepas kangen pada anak-anak mereka.Namun sebelum itu,Fadhil akan mengajak Anjelita untuk mampir ke rumah temannya,Ben yang rupanya hanya berjarak beberapa rumah dari rumah sewa mereka.

Seperti sekarang ini,mereka sudah berada di dalam rumah megah milik Ben.Bukan hiasan depan rumahnya saja yang membuat Anjelita menganga,keadaan di dalam rumahnya pun bahkan membuat mereka tak berkedip.

Ibu dari Ben memang mempunyai sikap yang ramah kepada siapa saja.Ia bahkan tak pelit untuk mengeluarkan semua makanan yang ia punya di hadapan Fadhil dan Anjelita.Namun,ibu itu mendadak bersedih saat menceritakan tentang suaminya.Rupanya,ayah dari Ben sudah meninggal dunia cukup lama.

"Ibu yang sabar,Ya!" Hibur Fadhil. "walaupun begitu,masih ada Ben di sisi ibu."

Ibu itu nampak semakin terisak.Entah apa yang membuatnya seperti itu,Fadhil merasa jika ia sudah salah bicara.

"Ben tidak tinggal bersama ibu lagi.ia sudah menikah dan lebih memilih untuk hidup mandiri bersama isterinya.sampai sekarang,ia bahkan tidak pernah mengunjungi ibu." Wanita paruh baya itu terus terisak. "sekarang,ibu benar-benar tinggal seorang diri."

Fadhil dan Anjelita mendadak diam kemudian mereka nampak saling berpandang-pandangan.Semua yang diceritakan Ben sebelumnya sangat berbeda dengan apa yang ibunya cerita.

"Maaf,bu,jika saya lancang." Ucap Fadhil. "siapa nama isteri Ben?apa ibu masih mengingatnya??"

Ibu itu nampak terdiam sembari berpikir.Setelah mendapatkan sebuah nama,akhirnya ia menyebutkannya kepada Fadhil dan Anjelita.

"Namanya Mariam." Ucap wanita tersebut. "walaupun sudah sangat lama,tapi aku masih mengingatnya.bahkan wajahnya pun aku masih mengingatnya!"

Fadhil nampak kebingungan.Semua yang diceritakan Ben pada saat pertemuan mereka pertama kali,sangat berbanding terbalik dengan apa yang dikisahkan oleh wanita ini.Fadhil bahkan ingin membantah semua ucapan ibu tersebut.Namun,ia tidak tega melihat ekspresi wanita paruh baya itu.Dengan kebingungan yang terus melanda pikirannya,akhirnya Fadhil meminta izin untuk pergi dari rumah tersebut.

"Mas,entah mengapa,perasaanku bertambah tidak enak setelah mendengar cerita dari ibu itu." Ucap Anjelita. "aku merasa,Ben menyimpan suatu hal dari kita."

"Aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.tapi aku juga sependapat denganmu." Balas Ben. "baiklah,kita akan bertemu anak-anak sekarang.semoga saja Ben ada di sana dan kita bisa menanyainya tentang semua kebingungan ini." Tambahnya.

Anjelita hanya mengangguk.Mereka lalu turun ke jalan guna mencari transportasi umum.Beruntungnya,sebuah mobil berhenti tepat di hadapan mereka,hingga membuat keduanya tak perlu berlama-lama lagi menunggu.

Saat ingin memasuki mobil tersebut, tiba-tiba saja Anjelita melihat seseorang yang nampaknya tidak asing.Rambut ikal yang dimiliki orang tersebut mengingatkannya pada seseorang.

"Vanessa??"

Tanpa banyak basa-basi lagi,Anjelita menghampiri orang yang diduga Vanessa tersebut.Diluar dugaan,orang itu berhenti kemudian menatap Anjelita dengan pandangan letih.

"Kamu benar-benar Vanessa!" Teriak Anjelita.Suaranya yang lumayan kencang, membuatnya mendadak menjadi pusat perhatian.Melihat hal tersebut,Fadhil meminta maaf kepada semua orang yang merasa terganggu.Setelahnya,ia menghampiri dua wanita tersebut guna mencari tau apa yang sebenarnya terjadi.

"Ada apa ini??" Tanya Fadhil.Ia lalu memandang Vanessa.Wajahnya yang terlihat familiar itulah membuat Fadhil menanyainya.

"Vanessa temannya Anjani?kenapa kau ada disini?bukannya kau tengah berlibur di rumah kami??"

Fadhil mengetahui hal tersebut dari obrolan singkatnya dengan Ben waktu itu.Fadhil nampak kebingungan.Ia juga mencoba membenarkan perkataannya dengan menatap Anjelita.Dan tentu saja,wanita itu mengiyakan apa yang dikatakan oleh suaminya.

"Benar,kenapa kau ada di sini??"

"Aku ingin pulang..."

Gumaman itu terdengar kecil,namun Anjelita dan Fadhil dapat mendengar dengan jelas ucapannya tersebut.Mereka yang bingung kembali bertanya tentang keadaan di rumah mereka.Entah mengapa,mendadak Anjelita merasa sedikit khawatir.

"Terlalu banyak setan,aku tidak sanggup tinggal di sana!"

Suara Vanessa yang terdengar keras,kembali mengundang perhatian orang-orang sekitar.Merasa malu,Fadhil akhirnya membawa vanessa ke tepi jalan.

"Apa maksudmu dengan setan??apa yang terjadi disana??"

Awalnya Vanessa hanya diam.Karena terus dipaksa,hal tersebut membuatnya membuka mulut.Vanessa mulai menceritakan kejadian-kejadian aneh yang terjadi di rumah itu.Ia juga menceritakan,jika mereka bermain Jailangkung tadi malam.Gadis berambut ikal itu juga menceritakan analisis Liza terhadap Ben.Vanessa menceritakan semuanya tanpa ada satupun yang tertinggal.

"Aku hanya ingin pulang.tolong jangan paksa aku untuk kembali ke sana!"

Fadhil dan Anjelita semula tidak percaya apa yang dikatakan oleh Vanessa.Namun,melihat wajah Vanessa yang sangat memprihatinkan,membuat mereka merasa iba.

Karena tidak tega melihat Vanessa yang akan berjalan kaki lagi dari kota menuju desa,akhirnya Fadhil memesan satu taxi untuk mengantar Vanessa sampai ke desa.Sementara itu,Fadhil dan Anjelita memesan satu mobil taxi lagi untuk mengunjungi rumah baru mereka.

Sepasang suami isteri tersebut harus membuktikan semua ucapan Vanessa dengan diri mereka sendiri.Walaupun terdengar tidak masuk akal,tapi mereka harus membuktikannya.Selain itu,mereka juga ingin bertemu Ben.Mereka ingin menanyakan tentang ucapan Ben yang tidak sesuai dengan kenyataan.Mereka hanya berharap,jika Ben menjelaskannya tanpa ada ucapan kebohongan lagi.

---

Terpopuler

Comments

senja

senja

kok bisa berharap kebenaran dr Pembunuh?

2022-02-28

0

senja

senja

typo Balas Ben_balas Fadhil - pas berkunjung ke Ibu Ben

2022-02-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!