Eps. 12 [DATANG]

Pagi hari telah tiba, Renara sudah bangun dari tidurnya dan saat ini dia melangkahkan kakinya untuk membangunkan Daren dan Irsyam yang mungkin masih terjaga di alam mimpinya. Entah sejak kapan mereka berdua tiba di rumah karena Renara tertidur dengan ponsel yang sudah tidak dalam sambungan lagi.

"Bang Daren," panggil Renara sambil mengetuk pintu kamar Daren.

"Bangg, bangun udah pagi, nanti telat," ucap Renara. Namun tidak ada sahutan dari kamar Daren.

Renara mencoba untuk membuka pintu kamar Daren.

Cklek..

Pintu kamarnya tidak di kunci, saat Renara masuk dia melihat Daren dan Irsyam yang masih tertidur pulas dengan bekas snack berserakan di mana-mana dan layar laptop milik Daren masih menyala.

Renara melihat sekilas laptop tersebut, banyak sekali data-data murid kelas 10 yang ikut dalam perkemahan ini.

"Pasti Bang Daren capek, kasian, Biarin dulu tidur 10 menit," ucap Renara pada dirinya sendiri sambil menatap wajah Daren.

Renara pun melihat ke arah Irsyam yang tertidur pulas, dia menarik seulas senyuman tentang kejadian semalam, dirinya terus saja bercerita tentang hidupnya kepada Irsyam, kecuali satu yang tidak dia ceritakan, melihat mereka yang tak kasat mata.

"Makasih," ucap Renara sambil menatap wajah Irsyam yang terlihat tenang ketika sedang tertidur.

Tanpa berpikir panjang Renara membersihkan kamar Daren dari bungkus snack dan minuman yang berserakan di mana-mana.

Renara juga mempersiapkan barang yang di butuhkan oleh Daren untuk kemahnya, dia harus benar-benar extra dalam memilih barang yang di perlukan Daren.

"Ish, ini apaan si yang nyangkut," ucap Renara saat merasakan kakinya seperti diikat oleh sesuatu.

Saat Renara melihat kearah kakinya, dia melihat rambut panjang yang mengikat kakinya itu dari bawah ranjang.

Renara diam mematung ketika perlahan muncul kepala dari bawah ranjang Daren, dia melihat kepala tanpa mata, mulut yang robek, hidung yang sudah tidak berbentuk dan sebelah wajahnya hancur.

"Jangan berani menyentuh Violetta," ucap sosok mengerikan tersebut.

Renara membaca Ayat suci Al-Quran yang di percaya bisa mengusir sosok jahat seperti ini, namun beberapa kali dia membaca Ayat tersebut sosok itu tidak merasakan panas atau apapun.

"Aku sudah kebal dengan semua itu, percuma saja sampai mulut mu berbusa aku tidak akan kepanasan," ucap sosok tersebut dengan seringai yang mengerikan.

Yang bisa Renara lakukan saat ini berdoa dengan tangan yang gemetar, detak jantung yang berdegup kencang dan kaki yang mulai melemas.

"Abangg, bangun," ucap Renara membangunkan Daren.

"Abang," panggil Renara, namun tidak ada jawaban dari Daren.

"Abang, bangun udah siang, nanti telat," sambung Renara yang berusaha untuk menyembunyikan rasa takutnya, rambut dari sosok itu masih mengikat Renara bahkan sosok itu memperlihatkan wajah mengerikan miliknya itu.

"Nghh, jam berapa?" lengguh Irsyam dengan suara seraknya.

"Jam setengah enam," jawab Renara.

"Setengah enam?" tanya Irsyam yang masih memejamkan matanya.

"Iya, bangun nanti telat," jawab Renara sambil sesekali melihat kearah kakinya yang masih di ikat oleh rambut dari sosok mengerikan itu.

"Data nya belum selesai." ucap Irsyam sambil membuka matanya.

Irsyam bergegas bangun dari tidurnya sambil mengumpulkan kesadarannya itu, sedangkan Renara mencoba untuk terlihat baik-baik saja meskipun sosok itu ingin meraih pergelangan kakinya.

"Kenapa gak bangunin dari tadi?" tanya Irsyam sambil menatap Renara yang sedang menata barang milik Daren.

"Nara udah bangunin dari tadi, tapi gak bangun-bangun," jawab Renara. Irsyam tidak menjawab perkataan Renara, dia langsung melangkahkan kakinya menuju kamar mandi yang berada di dalam kamar Daren.

Saat Irsyam melewati Renara tiba-tiba saja sosok itu menghilang dengan sendirinya, bahkan Renara di buat heran dengan kejadian ini.

"Kenapa sosok nya ilang?" tanya Renara dalam hati yang merasa aneh.

"Bodo amat lah, yang penting Nara gak di ganggu sama sosok itu, Nara juga harus siapin makanan berat buat di bawa," ucap Renara pada dirinya sendiri.

"Ra," panggil Irsyam yang sudah berada di dalam kamar mandi.

"Apa?" sahut Renara yang mendengar panggilan dari kamar mandi.

"Tolong ambilin handuk, tadi gue lupa bawa," jawab Irsyam.

"Makannya kalau bangun tidur kumpulin dulu nyawanya," ucap Renara sambil mengambil handuk untuk di berikan kepada Irsyam.

"Namanya orang inget tugas belum beres," ujar Irsyam.

"Makannya tidur jangan malem-malem, kesiangan kan bangunnya," ucap Renara sambil. melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.

"Nih, buka pintunya," sambung Renara.

Irsyam yang mendengar perkataan Renara itu langsung membuka pintu kamar mandinya sedikit dengan mengeluarkan satu tangannya untuk mengambil handuk dari Renara.

"Makasih," ucap Irsyam sambil menutuo kembali pintu kamar mandinya.

"Hm, sama-sama," ujar Renara.

"Sam, nanti bangunin Bang Daren, suruh dia mandi, barang-barang nya juga udah Nara siapin," ucap Renara yang masih berada di depan pintu kamar mandi.

"Iya," sahut Irsyam.

"Mau bawa makanan berat apa?" tanya Renara.

"Apa aja, tapi jangan sayur," jawab Irsyam.

"Gue kebawah dulu," ucap Renara sambil melangkahkan kakinya keluar dari kamar Daren untuk mempersiapkan makanan berat yang akan Daren, Irsyam dan dirinya bekal di perjalanan nanti.

Sesampainya di dapur, Renara memasak makanan yang akan mereka bawa dengan bahan yang ada di kulkas.

Ting... Tong... Ting.. Tong...

Di tengah-tengah Renara yang sedang memasak makanan, tiba-tiba saja bel rumah berbunyi.

"Itu pasti Mama," ucap Renara sambil mengecilkan api kompornya.

Renara melangkahkan kakinya menuju pintu, untuk melihat siapa yang datang, tapi dia sudah menduga jika itu adalah Zanna dan Arga.

Pada saat Renara membuka pintunya, dia melihat seseorang yang kemarin menyakiti hatinya, siapa lagi jika bukan Rafael.

Dengan cepat Renara langsung menutup pintu rumahnya, namun Rafael mencegah dirinya untuk menutup pintu, Renara berusaha keras untuk menutup pintu tersebut, namun hasilnya nihil, kekuatan Rafael lebih besar daripada dirinya.

"Ra, dengerin aku dulu," ucap Rafael sambil. menatap wajah Renara.

"Gak, gue udah gak butuh penjelasan," ujar Renara.

"Ra, kasih aku waktu buat bicara baik-baik sama kamu," ucap Rafael.

"Kemarin gue udah ngomong baik-baik tapi kenapa lo yang malah nyolot." ujar Renara.

"Ra, aku cuman gak suka kamu jalan sama cowok selain aku," ucap Rafael sambil menggenggam tangan Renara.

Tiba-tiba saja terdengar suara dari arah tangga.

"Siapa Ra?" tanya orang tersebut sambil melangkahkan kakinya menuju ke arah Renara.

"Sam," gumam Renara sambil melihat ke arah Irsyam yang sudah mengenakan seragam sekolahnya dan mengeringkan rambutnya dengan handuk.

"Ngapain lo disini?" tanya Rafael yang melihat Irsyam sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk.

"Suka-suka gue," jawab Irsyam.

"Ra, jelasin sama aku, siapa dia?" tanya Rafael yang masih menggenggam tangan Renara.

"Apa masalah nya sama lo?" tanya Irsyam yang kini sudah berada di samping Renara, sedangkan Renara yang melihat Irsyam di samping nya itu masih terus menatapnya yang mengeringkan rambut basahnya dengan handuk.

"Gue nanya sama Nara, bukan sama lo," jawab Rafael.

"Ra, siapa dia? kenapa dia ada di rumah kamu?" tanya Rafael yang masih menggenggam tangan Renara.

Renara yang digenggam oleh Rafael berusaha untuk lepas dari genggaman tersebut. namun mantan kekasihnya itu tidak melepaskannya.

"Biar gue aja yang ngasih tau, setelah gue kasih tau lo bisa pergi dan jangan ganggu kehidupan Nara," jawab Irsyam sambil menatap genggaman Rafael yang terlihat memaksa.

"Palingan juga temennya Bang Daren," ucap Rafael sambil tersenyum sinis.

"Karena berhubung Nara gak mau jelasin, gue perjelas, Nara itu pacar gue," ujar Irsyam dengan santainya.

Deg.

Jantung Renara tiba-tiba saja berhenti saat Irsyam menyebut kalimat tersebut. Dia langsung menatap ke arah Irsyam yang juga sedang menatap dirinya.

"Pacar?" tanya Rafael sinis.

"Nara gak mungkin secepet itu lupain gue," sambung Rafael.

"Iya kan Ra?" tanya Irsyam yang mengambil tangan Renara dalam genggaman Rafael.

"Iya," jawab Renara sambil menatap lekat mata Irsyam.

"See, lo bisa pergi dari sini, jangan ganggu Nara lagi, sekarang gue yang lindungin dia dan semoga lo gak menyesal udah kehilangan orang yang bener-bener nerima lo apa adanya," ucap Irsyam panjang lebar.

Rafael yang mendapat perkataan seperti itu menatap tajam ke arah Renara yang juga sedang menatap Rafael.

"Pergi." ucap Irsyam tegas.

Rafael yang mendengar nada pengusiran itu tidak terima.

BUGH..

Satu pukulan mendarat di pipi Irsyam hingga sudut bibir nya berdarah.

"Awas lo! gue gak bakalan nyerah gitu aja! Nara cuman punya gue!" ucap Rafael dengan nada mengancam dan menatap Irsyam yang sedang menyeka darah di sudut bibirnya. Dia melangkahkan kakinya pergi dari Rumah Renara dengan tatapan tajam ke arah Renara yang sedang menatap khawatir ke arah Irsyam.

"Lo gak apa-apa kan?" tanya Renara sambil mengelus sudut bibir Irsyam yang terkena pukulan dari Rafael.

"Gue gak apa-apa," jawab Irsyam yang kini sudah melepaskan genggamannya pada tangan Renara.

"Lain kali kalau mau buka pintu liat dari jendela," sambung Irsyam yang kini melangkahkan kakinya menuju ruang tamu.

"Maafin gue," ucap Renara yang mengekori Irsyam dari belakang.

"Hm," gumam Irsyam.

"Lo gak ikhlas nolong gue?" tanya Renara.

"Hm," gumam Irsyam.

"Jangan hem, ham, hem," ucap Renara sambil menatap Irsyam yang sudah duduk di ruang tamu.

"Lo lagi masak?" tanya Irsyam.

Dalam seketika Renara langsung teringat bahwa dirinya sedang memasak makanan untuk bekal nanti.

"Gue lupa," ucap Renara yang berlari menuju dapur.

Irsyam menatap kepergian gadis tersebut, dengan seulas senyuman yang tercetak di bibirnya.

"Sejak kapan gue dengan mudahnya mengklaim orang sebagai milik gue?" tanya Irsyam pada dirinya sendiri sambil tersenyum menatap kepergian Renara.

Terpopuler

Comments

Ngah Ry

Ngah Ry

menarik ceritanya
plus seram 😃
semangat Thor👍💪💪

2022-12-04

0

Hasnah Siti

Hasnah Siti

yah sejak lo kasi hati buat dia lah...apa lagi kannn...pake nanya lagi nih anak..😂😂😂

2022-05-06

0

Nurhalimah Al Dwii Pratama

Nurhalimah Al Dwii Pratama

gx punya kemampuan buat musnahin setannya gimna ini gx kyk caca dll

2021-06-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!