Ketika Jian Qiang berjalan masuk kedalam Hutan Kabut, sebelah mata Weng Lou terbuka dan menyaksikan sosoknya yang menghilang dalam gelapnya hutan.
Begitu Jian Qiang masuk ke hutan, dua sosok lainnya bergerak keluar dari dalam hutan sekitar hampir lima ratus meter dari arah masuknya Jian Qiang. Dua sosok itu dengan langkah pasti berjalan ke arah perkemahan Weng Lou dan yang lainnya.
Dengan gerakan cepat kaki Weng Lou menendang bokong Weng Ying Luan yang tidur di bawahnya dengan pulas begitu ia melihat dua sosok itu.
"Hoi, bangun. Bantu aku melawan dua orang ini," ucap Weng Lou yang kemudian bangkit berdiri dari tempat tidurnya.
Mata Weng Ying Luan sedikit terbuka dan menoleh ke arah dua sosok yang mengarah pada perkemahan mereka itu dengan malas.
"Jangan bercanda denganku, kau bisa menghadapi mereka sendirian. Biarkan aku beristirahat, kau tidak tau seberapa lelahnya aku dua hari ini...." balas Weng Ying Luan yang kemudian membalik badannya dan membelakangi Weng Lou lalu melanjutkan tidurnya.
Weng Lou yang melihat itu pun berusaha menahan diri untuk tidak mengumpat karenanya. Dia mendecakan lidahnya lalu kemudian berjalan meninggalkan perkemahan mereka.
Dengan ringan ia mengeluarkan sebuah pedang dari dalam ruang penyimpanannya dan mengalirinya dengan Qi miliknya.
Ketika jaraknya dengan dua orang itu tinggal lima puluh meter saja, mendadak sosok keduanya menghilang dari mata Weng Lou.
Tanpa panik sedikit pun, Weng Lou menggerakkan kedua matanya dan mengikuti dua siluet yang melesat sangat cepat ke arahnya. Mengangkat tangannya yang memegang pedang, Qi milik Weng Lou pun terkumpul dan membentuk lima buah pedang dari Qi yang bentuknya sama dengan pedang yang ia pegang.
Sepersekian detik kemudian, lima pedang Qi itu melesat cepat ke depan dan mengarah tepat pada dua orang yang melesat ke arahnya itu.
Mata salah dari dua orang itu yang merupakan seorang pria melebar ketika menyadari bahwa pedang yang diterbangkan oleh Weng Lou bergerak dalam kecepatan yang hampir menyamai kecepatan keduanya.
Namun meski begitu, bukan berarti mereka berdua tida bisa menghindarinya.
Keduanya menghindari semua pedang Qi itu dengan melakukan gerakan seminimal mungkin dan melanjutkan langkah kaki mereka tanpa menyadari bahwa lima buah pedang Qi yang baru saja mereka hindari telah berputar balik.
!!!!
Secara tiba-tiba, dua orang itu melompat ke kanan dan ke kiri dan kembali berhasil menghindari pedang Qi Weng Lou.
Alis mata Weng Lou sedikit terangkat melihatnya. Keduanya jauh dari harapannya. Dia sebelumnya berpikir bahwa keduanya ini akan mati hanya dalam beberapa serangan biasa saja, namun nyatanya tidak.
Weng Lou pun mulai berpikir mungkinkah dua orang ini bisa membantunya dalam mempraktekkan teknik beladiri yang ia ingin pakai beberapa bulan ini?
Sementara Weng Lou larut dalam pikirannya, dua orang yang menyerangnya itu tampak diam dan memperhatikan Weng Lou dari ujung rambut hingga ujung kakinya.
Keduanya benar-benar terkejut atas apa yang baru saja terjadi.
Hampir saja nyawa mereka melayang karena serangan mematikan yang dilakukan oleh Weng Lou.
Membuat pedang dari Qi memerlukan jumlah Qi yang tidak sedikit, dan mengontrolnya agar tidak hancur ketika dilepaskan benar-benar memerlukan tingkat konsumen yang sangat tinggi.
Namun Weng Lou yang ada di hadapan mereka saat ini sanggup membentuk lima buah pedang dari Qi yang bahkan sanggup mengendalikannya hingga bisa membuat kelimanya berbalik arah.
Hanya mereka yang memiliki kekuatan jiwa dalam jumlah besar yang bisa melakukan hal itu, pikir keduanya.
"Kulihat baju kalian memiliki lambang Sekte Langit Utara. Maka pastinya kalian berasal dari sana. Ku tebak kalian merupakan suruhan dari Patriak Sekte, benar?" Weng Lou berbicara sambil tersenyum tipis.
Alis keduanya yang mendengar ucapan Weng Lou langsung mengerut karena pasalnya lambang Sekte Langit Utara pada pakaian mereka saat ini sedang keduanya tutupi dengan kain hitam. Fakta bahwa Weng Lou bisa tetap melihatnya membuat mereka berdua merasa bahwa Weng Lou benar-benar berbahaya.
Sang pria yang merupakan bagian dari dua orang itu langsung menerjang ke arah Weng Lou dengan sepasang pisau di tangannya siap untuk merobek kulit Weng Lou.
Pada ujung pisau itu, terlihat bercak berwarna kehitaman yang mengeluarkan asap tipis yang langsung dapat diketahui oleh Weng Lou, bahwa itu adalah racun.
Menggerakkan pedang Qi yang ada sekitarnya, dua buah pisau yang ada pada pria itu pun berhasil ditangkis dengan sempurna oleh Weng Lou, namun kemudian, dari belakang Weng Lou sosok wanita yang merupakan rekan pria itu melemparkan sebuah rantai dengan ujung sebuah sabit kepada Weng Lou.
"Hati-hati belakangmu..." ucap Ye Lao dengan suara tenang.
Weng Lou tak menanggapi nya dan hanya mengendalikan dua pedang Qi lainnya untuk menghalau rantai tersebut.
TRANG!!!!!
Rantai dan pedang Qi saling bertabrakan dan menghasilkan suara yang cukup keras.
Dahi Weng Lou berkerut dan kemudian menoleh ke arah perkemahan. Untungnya tidak ada yang bangunan karena suara benturan barusan.
"Akan cukup merepotkan bertarung di sini, bawa mereka ke arah sana, suara pertarungan kalian tidak akan terdengar jika ada batu-batu yang menghalanginya." Suara Ye Lao kembali terdengar
Weng Lou menoleh ke arah dimana yang dimaksud olehnya. Itu adalah sebuah daerah lapang yang dihalang oleh barisan bebatuan cukup besar.
Tatapannya menganalisa tempat itu dan Weng Lou pun mengangguk mengerti.
Tangannya bergerak cepat dan menarik ujung rantai milik wanita tersebut lalu melesat pergi ke tempat itu, sekitar seratus meter dari tempat pertarungan mereka saat ini.
Wanita yang juga memegang ujung rantai itu merasa sangat terkejut ketika dirinya pun ikut tertarik oleh Weng Lou dan hanya bisa pasrah mengikutinya.
Rekannya, sang pria yang menggunakan dua buah pisau melihat itu selama beberapa detik sebelum kemudian merapatkan giginya dan mengikuti kemana arah Weng Lou pergi.
Ketika sudah sampai di tempat itu, tanpa ragu Weng Lou langsung mengayunkan rantai yang ia pegang secara vertikal, dan membuat wanita yang memegang ujung satunya pun terayun ke atas dan bergerak turun dengan kecepatan yang mampu menguat seorang manusia biasa menjadi remuk.
Berpikir bahwa dirinya tidak akan berakhir bagus jika terus memegang rantai tersebut, wanita itu pun memilih untuk melepaskannya setelah melepaskan sabit yang tersambung dengan ujung rantai itu.
Tak berselang lama, rekannya pun datang dan langsung berdiri di sampingnya.
"Anak ini.....jelas sekali kenapa Patriak ingin dia dan dua lainnya mati....." ucap wanita kepada pria yang ada di sampingnya.
"Ya....dia bisa menjadi ancaman besar bagi Patriak jika seandainya Patriak Yi dan Tetua Besar Ziao akan mengambil alih kembali Sekte Langit Utara dari tangannya meskipun dia anak dan muridnya sekali pun.
Rumor tentang salah satu tiga anak ini akan di bimbing langsung oleh Tetua Besar Ziao untuk diangkat menjadi Patriak selanjutnya sudah dapat dipastikan adalah benar...." balas pria itu.
Keduanya saling berpandangan satu sama lain sebelum kemudian keduanya pun mengangguk bersama.
"Maka kita harus memastikan ketiganya mati hari ini juga....."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 391 Episodes
Comments
Yono Sujono
mantap thor, lanjutkan
2022-04-27
0
hariyono liman
😏😏😏
2021-12-11
0
Manu Mere
hmmmmm mmmmm joooooooszzzzzd 👼👼👼👼👼👼👼👼👼🤨🤨🤨🤨🤨🤨👈🏽👈🏽👈🏽👈🏽👈🏽👈🏽
2021-12-10
0