Suara yang amat keras menggema di seluruh penjuru Kota Liming.
Sosok makhluk raksasa muncul secara tiba-tiba di tengah kota dan menyebabkan kegemparan.
Semua penduduk yang tinggal di dekat situ langsung kabur dan berusaha menyelamatkan diri. Bagi mereka yang merupakan manusia biasa, sosok makhluk yang merupakan Naga Tanah itu adalah seekor monster yang merupakan bencana yang akan menghancurkan mereka semua.
Prang....!!!!
Di lantai tiga sebuah bangunan penginapan, Jian Qiang yang sedang asik meminum arak, menjatuhkan gelas di tangannya begitu sosok makhluk raksasa itu muncul keluar dari dalam lubang.
Dia melihat makhluk itu dengan tatapan tak percaya melalui jendela yang ada di lantai tiga.
Dnegan cepat ia mengedarkan kekuatannya hingga mencakup setengah dari Kota Bintang Putih dan mencari lokasi dari Weng Lou dan yang lainnya.
Dahinya berkerut begitu dia menemukan bahwa lokasi dari Weng Lou berbeda dengan Weng Ying Luan dan Lin Mei.
Dan yang lebih membuat dirinya terkejut adalah, lokasi Weng Lou yang persis beberapa meter saja dari makhluk raksasa itu.
Dia bangkit berdiri dari tempat duduknya dan mendadak hilang dari tempatnya.
Sepersekian detik kemudian, sosoknya muncul di dalam sebuah kamar yang tidak lain adalah kamar Pang Baicha. Terlihat dia sedang berlatih di dalam situ dan sedang berusaha untuk naik tingkat ke Ranah Pembersihan Jiwa tahap 9 awal.
Jian Qiang mendecakan lidahnya melihat itu dan kemudian kembali menghilang kaku muncul di kamar lainnya.
Kali ini adalah kamar milik Shan Hu. Shan Hu sedang bermeditasi ketika Jian Qiang datang menghampirinya.
"Kau sudah naik tingkat? Bagus, ikut aku," ucap Jian Qiang yang kemudian menghilang bersama dengan sosok Shan Hu yang beberapa saat yang lalu baru saja menembus ke Ranah Pembersihan Jiwa tahap 8 awal.
Keduanya pun muncul dua ratus meter dari makhluk itu tepat di hadapan Weng Ying Luan dan juga Lin Mei.
"Paman Jian?!" panggil Lin Mei dengan suara terkejut.
Mereka berdua pun segera mendekati keduanya.
"Kalian tunggu aku di sini, aku akan pergi membawa Weng Lou. Anak itu akan mati jika dia tidak segera kabur dari sana."
Sekali lagi sosok Jian Qiang menghilang, dan kali ini muncul di sebuah lorong yang gelap di mana terlihat sosok Weng Lou bersama dengan pemuda berambut perak itu sedang mengamati makhluk raksasa yang tidak lain adalah Naga Tanah yang disegel oleh Weng Lou yang hidup di seribu lima ratus tahun yang lalu.
"Ayo kita pergi dari sini, nak. Tempat ini tidak lama lagi akan rata dengan tanah," ucap Jian Qiang yang berniat langsung membawa Weng Lou pergi, namun kemudian tangannya segera ditepis oleh Weng Lou.
"Maafkan aku, Paman Jian, tapi ini merupakan tanggung jawabku. Aku harus membunuh atau setidaknya menyegel kembali Naga Tanah itu sebelum kekuatannya pulih ke Ranah Penyatuan Jiwa tahap 9 puncak!" balas Weng Lou sambil menunjuk sosok Naga Tanah yang sedang membelakangi mereka.
Pada saat ini, kekuatan dari Naga Tanah yang ada di hadapan mereka hanya berada di ranah Penyatuan Jiwa tahap 2 puncak. Namun karena lama usianya, kekuatan jiwa miliknya setara dengan ranah Penyatuan Jiwa tahap 7 puncak.
Jika dibiarkan terlalu lepas, Naga Tanah ini pastinya akan dengan mudah mengembalikan kekuatannya ke puncak.
"Ck! Bagaimana cara mu untuk membunuhnya?! Dengan kekuatan mu yang sekarang kau tak akan bisa-"
BAMMMM!!!!!!
Belum selesai Jian Qiang berbicara, Naga Tanah iyang sebelumnya masih memandangi langit malam mendadak mengangkat kedua kaki depannya dan menghentakkannya ke tanah.
Getaran tanah pun terjadi, seluruh bangunan yang ada di sekitar Naga Tanah itu pun langsung hancur dan raya dengan tanah karena tak kuat menahan getaran tanah tersebut.
Orang-orang berlarian dengan panik dan tak sedikit yang tertimpa oleh bangunan yang rubuh.
"Menyingkirlah!! Biarkan aku lewat!!!"
"Buka jalan sialan!!! Jangan menghalangiku!!!"
"Minggir kalian!!!"
Orang-orang berdesakkan satu sama lain demi segera pergi dari tempat yang bisa dibilang sudah tak aman tersebut.
Naga Tanah itu memandang orang-orang itu dan kemudian mulai melangkahkan kakinya.
Bdam.... Bdam....
Dengan perlahan dia berjalan ke arah orang-orang dan membuat orang-orang itu semakin panik bukan main.
"AAAAA!!!!"
"TOLON-"
"KAARGHH!!!!"
Jeritan dari orang-orang yang ada di bagian belakang segera menjadi pemantik api bagi orang-orang yang ada di tengah kerumunan.
Sifat beringas mulai menguasai mereka, dan dengan kejamnya memakai cara kasar demi bisa melewati kerumunan orang-orang yang ada di depan mereka.
Beberapa orang bahkan tega membunuh orang yang menghalangi jalannya.
"Arghhh!!!! Matilahhh!!!"
"Kumohon! Aku memiliki istri yang menunggu ku dirum-!!!!"
Kericuhan benar-benar tak terhindarkan. Weng Lou, Jian Qiang dan juga pemuda berambut perak itu melihat kejadian itu sampai tak bisa berkata-kata apa lagi.
"Kalian....aku memiliki cara untuk bisa membunuh makhluk itu, tapi aku perlu bantuan dari kalian!"
Pemuda berambut perak itu berbicara kepada Weng Lou dan Jian Qiang. Ketika mereka akan menjawab, mendadak dari kejauhan beberapa sosok terlihat mendekati mereka.
Mereka adalah Weng Ying Luan, Lin Mei, dan Shan Hu. Mereka memakai teknik yang sama seperti Jian Qiang untuk mencari lokasi dari Weng Lou karena merasa khawatir sesuatu terjadi kepada keduanya.
"Kalian?!"
Jian Qian sampai tak bisa berkata-kata lagi dibuat mereka. Dia sudah menyuruh mereka untuk menunggu dirinya, namun sekarang mereka malah datang ke sini.
"Haaaa.....kenapa malah jadi seperti ini?"
Tak lama, sosok Pang Baicha mendadak juga muncul dan bergabung bersama kelompok mereka.
Jian Qian bisa melihat bahwa dia sudah berhasil naik ke ranah Pembersihan Jiwa tahap 9 awal, dan mengangguk karena itu.
Dia pun menatap Weng Lou dan mengangguk bersama lalu menoleh ke arah pemuda berambut perak yang ada bersama mereka.
"Beritahu kami apa rencana mu...."
***
Di jalanan kota, terlihat sosok seorang gadis berambut perak sedang melesat dan melewati orang-orang yang sedang berlari menyelamatkan hidup mereka.
Ekspresi dari gadis itu tampak sangat serius dan dahinya terlihat mengerut.
Dia dengan kecepatan penuh terus melewati jalan kota hingga kemudian dia keluar dari jalan kota, dan masuk ke sebuah lorong gelap dan terus menelusuri lorong tersebut.
"Apa yang kau lakukan kakak?! Kau bilang akan menemui ku di luar kota, tetapi kau tidak datang juga! Seharusnya aku tau kau berniat melakukan tugas ini seorang diri sebelumnya ketika kau meminta cakram yang bersama ku...." ucap gadis itu dengan amarahnya yang berkobar-kobar.
Dengan gerakan lincah, ia melewati dan menghindari semua barang yang ada di lorong tersebut, kemudian dia sampai di percabangan dari lorong tersebut dan tanpa ragu berbelok ke kanan.
Dia terus menelusuri lorong itu hingga sampai di percabangan lainnya dan kali ini berbelok ke kiri.
Gadis itu terus melangkahkan kakinya, hingga sudut matanya kemudian melihat sekelompok orang yang ada seratus meter darinya.
Menyipitkan matanya, dia pun mengenali salah satu orang yang ada diantara kelompok itu, itu adalah kakaknya, sang pemuda berambut perak. Kelompok yang bersama dengan kakanya tidak lain adalah kelompok Weng Lou.
Ketika dia akan memanggil kakaknya, mereka pun langsung melesat ke udara dan berhenti di atap bangunan yang mana membuat gadis itu merasa terkejut.
"Hoooiiiii!!!!! Makhluk jelek!!!!!"
Weng Lou yang beeada di salah satu atap bangunan, berseru nyaring dengan bantuan Qi miliknya hingga membuat Naga Tanah tersebut dapat mendengarnya.
Naga Tanah itu pun langsung menoleh ke arah Weng Lou.
Dia menatap Weng Lou selama beberapa saat sebelum kemudian keempat matanya melebar. Meski sudah seribu lima ratus tahun berlalu, tetapi dia masih ingat dengan jelas rupa dari orang yang membuat dirinya harus berakhir tersegel.
Itu adalah Weng Lou!!!!
"KAAAUUUUU!!!!!!!"
Bagai bertemu dengan musuh bebuyutannya, Naga Tanah itu meraung dengan sangat marah. Raungannya itu membuat semua jendela dan kaca yang ada di seluruh Kota Liming menjadi pecah karena saking kuatnya raungannya.
Sementara Weng Lou hanya tersenyum melihat itu dan memegang Pedang Naga Malam yang asli di tangan kanannya.
"Maju kau makhluk bodoh!!!!" seru Weng Lou sambil melesat ke arah Naga Tanah tersebut.
Pada saat ini, pertarungan kedua dari Weng Lou dan sang Naga Tanah pun dimulai setelah tertunda selama seribu lima ratus tahun lamanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 391 Episodes
Comments
Muhammad Yusuf
lanjut mantap Thor
2022-05-16
1
Yono Sujono
mantap thor, makin seru nich
2022-04-27
3
Mulyadi Rahmat
makin mantap aja ceritanya
2022-02-08
1