Mulut Jinze Shamo terbuka lebar ketika melihat serangan yang diberikan oleh Weng Lou kepada salah satu anggota sekte nya.
Dia sampai lupa sejenak, bahwa dirinya sedang bertarung dengan Jian Qiang, yang mengakibatkan sebuah serangan berupa tebasan panjang mengenainya dadanya.
"Bruack!"
Jinze Shamo melompat mundur setelah menerima serangan dari Jian Qiang dan kemudian termuntah darah.
"Sayangnya kalian mengetahui kebenarannya, sehingga mustahil kami untuk melepaskanmu dan anggota mu yang lain. Jika saja tadi kalian pura-pura tidak mendengarkan apa yang kami katakan, dan tetao diam di tempat kalian, maka nasib kalian tidak akan berakhir seperti ini."
Jian Qiang berbicara dengan nada datarnya dan kemudian menghela napasnya. Dia tidak mau membantai mereka semua jika keadaannya tidak seperti ini.
Apa bila mereka melepaskan Jinze dan anggotanya, pastinya mereka akan menyebarkan berita tentang kelompok Weng Lou yang menjadi dalang dari lepasnya seekor Naga Tanah di tengah-tengah Kota Liming.
Bukan tidak mungkin, orang-orang di Kota Liming akan membayar seorang Praktisi Beladiri yang memiliki kekuatan diatas mereka, dan itu pastinya bisa mengancam keselamatan mereka semua.
Setelah diam selama beberapa saat, Jian Qiang menghentakkan pedang besarnya dan membuat darah Jinze Shamo yang ada terpercik ke tanah.
"Haaah....ayo selesaikan ini, aku ingin menghabiskan arak ku yang tadi secepatnya."
Selesai mengatakan itu, Jian Qiang pun melesat kembali den mengayunkan pedang besarnya secara vertikal ke bawah, ke arah Jinze Shamo.
TANG!!!!
Pedang dan dua belati kembali beradu, namun berbeda dengan sebelumnya dimana Jinze masih bisa memberikan perlawanan, saat ini dia bahkan kesulitan untuk bertahan.
Kraackkkk......PRACK!!!!
Tak lama setelah pertemuan kedua senjata mereka, sepasang belati Jinze Shamo pun patah, dan serangan dari Jian Qiang pun langsung terus mengarah padanya.
Ssrrraaaatttt-!!!!!
Tubuh Jinze Shamo tertebas oleh pedang Jian Qiang, mulai dari bawah lehernya, hingga sampai di pinggangnya, yang langsung membuat Jinze Shamo tewas seketika.
Karena pertarungan yang sangat singkat itu, anggota Sekte Gurun Emas tidak menyadari bahwa ketua mereka telah mati dalam kondisi yang mengenaskan dan terus bertarung dengan kelompok Weng Lou.
Weng Lou yang baru masuk dalam pertarungan, sekarang sudah menjatuhkan musuhnya yang ke delapan dengan mengandalkan kekuatan dari Tapak Purnama miliknya.
Pada saat ini, dia kembali mengincar lawan lainnya yang berada di ranah Pembersihan Jiwa tahap 8.
Kali ini, lawannya adalah seorang Praktisi Beladiri yang memakai senjata berupa tongkat logam panjang yang memiliki duri-duri besi pada kedua ujungnya.
Weng Lou yang melihat itu hanya bisa tersenyum kecil melihatnya.
Dia tanpa ragu kemudian menyerang ke arah lawannya yang juga ikut menyerang ke arahnya dengan sebuah ayunan tongkat darinya. Tangan kiri Weng Lou terlihat bercahaya putih keperakan, dan langsung menyambut ujung tongkat lawannya itu.
BUM!!!
Telapak tangan dan ujung tongkat logam saling beradu, dan kemudian terlihat sepotong logam terbang di udara dan terjatuh ke tanah.
Tang.....
Itu adalah ujung tongkat dari lawan Weng Lou yang saling beradu kekuatan sebelumnya!!!
Lawan Weng Lou pun tampak panik melihat itu, tidak ia sangka serangan Weng Lou bahkan sanggup untuk menghancurkan senjata miliknya yang merupakan sebuah Senjata Tingkat 3 menengah.
Dia melompat tinggi ke udara dan menghindari serangan lanjutan dari Weng Lou. Dia memperkirakan, jika dirinya terkena tapakan dari Weng Lou, maka dipastikan nasibnya akan sama dengan kedelapan temannya yang bertarung dengan Weng Lou sebelum dirinya.
Mengencangkan gigi-giginya, dia kemudian mengangkat tangan kanannya tinggi ke atas dan mulai mengalirkan Qi miliknya dalam jumlah besar yang kemudian terkumpul di udara.
Mendadak Qi miliknya itu pun mulai berubah menjadi sebuah bola angin yang berputar sangat kencang.
Beberapa saat kemudian, dia mengayunkan tangannya ke bawah, dan mengarahkan bola angin itu ke arah Weng Lou yang menatapnya dari bawah sedari tadi.
Bola pusaran angin itu bagai sebuah bola meriam yang melesat tepat ke arah Weng Lou, namun dia hanya berdiri dengan biasa melihat hal itu.
Ketika tinggal setengah meter saja dari wajahnya, Weng Lou pun mengaktifkan pernapasan kedua Teknik Meringankan Diri, dan kemudian gerakan di sekitarnya menjadi terhenti.
Dengan cepat Weng Lou memeriksa bentuk dari bola angin itu dan mencari kelemahannya dengan bantuan Teknik Pembersih Jiwa dan Teknik Mata Elang miliknya.
Tak perlu waktu lama, dia pun menemukan satu celah yang cukup rawan dari serangan lawannya itu.
Weng Lou pun menghentikan Pernapasan Kedua nya dan kemudian melesatkan Qi miliknya tepat ke tengah bola angin itu, dan sekejap penyusun bola angin itu pun hancur tepat ketika sampai pada Weng Lou.
Dia tersenyum tipis karena itu.
Melangkahkan kakinya dengan ringan, Weng Lou pun muncul tepat di depan lawannya yang masih ada di udara. Dari telapak tangan kanannya, terpancar cahaya keperakan yang lebih terang dari sebelum-sebelumnya.
Mata lawannya membulat melihat itu, dengan segala yang ia miliki, dia pun membentuk pelindung dari Qi miliknya hingga tiga lapis, namun entah mengapa, dia masih merasakan sesuatu yang tidak baik akan terjadi.
"Gerhana Puncak!!" seru Weng Lou yang kemudian mengayunkan tangannya pada pelindung dari Qi lawannya.
PRACK!!!!!!PSHHHHH!!!!!
Serangan dari Weng Lou menghancurkan begitu saja tiga pelindung dari Qi milik lawannya, yang kemudian terus bergerak dan menghancurkan setengah tubuh dari lawan Weng Lou itu.
"Aack...."
Lawan Weng Lou ingin mengatakan sesuatu, namun nyawanya lebih dulu melayang, sehingga tidak ada yang bisa ia katakan.
Tubuhnya yang sudah tak bernyawa pun terjatuh ke tanah dengan mata dan mulutnya yang terbuka lebar, terlihat tidak bisa menerima kematiannya sendiri.
Weng Lou memendanginya selama beberapa saat sebelum kemudian menoleh ke satu arah dimana terlihat Lin Mei yang sedang menghadapi lima orang sekaligus mulai terdesak mundur.
Dia pun dengan cepat menuju ke arahnya dan langsung memenggal kepala kelima orang yang berhadapan dengan Lin Mei itu.
Namun bukannya mendapat ucapan terima kasih, Lin Mei justru menatapnya dengan kesal, dan dengan keras ia menginjak kaki Weng Lou hingga membuatnya menjerit karena terkejut.
"Dasar tukang pamer!! Aku tak buruh bantuanmu, bodoh!" bentaknya lalu kemudian pergi meninggalkan Weng Lou dan mencari lawan lainnya untuk dia hadapi.
Weng Lou pun hanya bisa menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal dibuatnya. Jika ia tahu akan menerima ucapan seperti itu, maka dia tidak akan mau membantunya sebelumnya.
Beberapa menit kemudian, orang terakhir dari Sekte Gurun Emas yang bertarung melawan kelompok Weng Lou pun tewas di tangan Weng Ying Luan dengan cara menusuk jari-jarinya tepat ke jantungnya.
Mereka semua pun langsung berkumpul kembali dan duduk saling memunggungi satu sama lain. Dari ekspresi wajah mereka semua terlihat bahwa mereka sangat kelelahan.
"Hanya perasaanku, atau kita memang terlalu banyak bertarung dua hari ini?" ucap Weng Ying Luan yang memecahkan suasana kesunyian diantara mereka.
"Entahlah....aku tidak terlalu mempermasalahkannya....." balas Lin Mei.
Kemarin, mereka bertarung melawan Kelompok Pendekar Naga, dan hari ini Meraka bertaruny melawan Naga Tanah dan juga Sekte Gurun Emas. Untungnya yang mereka hadapi bukan semua dari anggota mereka, jika tidak maka nasib mereka hari ini akan berbeda.
Saat mereka semua masih diam, terlihat Weng Lou sedang memandangi Man Yue yang terbaring di tanah.
Ketika bertarung melawan anggota Sekte Gurun Emas, dia yang masih tak sadarkan diri dilindungi oleh Weng Lou yang terus menyerang lawannya yang ada di sekitarnya agar tidak mencoba-coba menyakiti dirinya.
Pada saat ini, Weng Lou sedang memikirkan, apa yang harus dia lakukan kepada Man Yue.
Besok dia dan yang lainnya akan melanjutkan perjalanan mereka, dan meninggalkan Kota Liming, atau apapun yang tersisa darinya.
Dia bingung, apakah harus membawa Man Yue bersama mereka atau menginggalkannya di sini.
**Catatan Penulis:
Maaf telat, auhornya ketiduran astaga🤣**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 391 Episodes
Comments
Yanka Raga
enjoy azaa thor
🙃😜
2022-06-13
1
hariyono liman
😏😏😏
2021-12-11
2
Manu Mere
hmmmm mmmmm ck ck ck ck 🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏💋💋💋💋💋💋💋💋💋👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👈🏽👈🏽👈🏽👈🏽👈🏽👈🏽👈🏽
2021-12-10
2