Di sebuah desa yang berada di pinggiran sebuah oasis yang ukurannya tidak lebih dua ratus lima puluh meter persegi, terlahir dua bayi kembar yang memiliki keunikan sangat mencolok.
Keduanya memiliki rambut berwarna perak, namun warna kedua bola mata mereka berbeda kanan dan kirinya.
Sang kakak memiliki jenis kelamin laki-laki, mempunyai mata kanan yang berwarna perak dan warna kuning keemasan pada kirinya, sedangkan sang adik adalah kebalikannya, dia memiliki mata perak di kiri, dan kuning keemasan di kanannya.
Nama sang kakak adalah Xin Yue, sedangkan si adek bernama Man Yue.
Para penduduk desa menganggap keduanya sebagai perwujudan dari dewa yang turun ke bumi ini sehingga mereka berdua dipuja dan sembah.
Ketika berumur delapan tahun, kabar tentang keduanya terdengar oleh sekelompok bandit yang mempunyai markas di Daerah Huangwu.
Suatu hari, desa tempat mereka tinggal di hancurkan oleh sekelompok bandit ini. Para penduduk semuanya dihabisi, termasuk kedua orang tua dari si kembar, sedangkan Xin Yue dan Man Yue di tangkap.
Mereka berniat untuk menjual keduanya di Wilayah Tengah dimana merupakan pusat dari Pulau Pasir Hitam.
Ketika sedang dalam perjalanan menuju ke Wilayah Tengah, mereka singgah di sebuah kota yang tidak lain adalah Kota Liming. Berkat kepintaran dari sang kakak, keduanya pun berhasil kabur dari kelompok tersebut, dan kembali ke bekas desa milik mereka.
Namun, begitu sampai, tempat tinggal mereka ternyata sudah tidak ada dan digantikan oleh sebuah bangunan besar yang merupakan penginapan yang dimilki oleh seorang pedagang kaya.
Karena amarah yang terlalu besar, kekuatan asli mereka pun muncul dan berhasil menghancurkan bangunan itu beserta penghuninya tanpa sisa. Dan sejak itu, sang kakak, Xin Yue selalu mendapatkan sebuah penglihatan dari mimpinya dimana dia melihat sesosok makhluk raksasa yang bertarung dengan sosok seorang pemuda yang tidak terlalu jelas ia lihat wajahnya.
Atau itu bisa disebut sebagai pembantaian, karena dari yang ia lihat, sosok dari pemuda itu dengan sangat mudahnya menghabisi sosok makhluk raksasa yang tidak lain adalah sang Naga Tanah yang dilawan oleh Weng Lou di kehidupan kesembilan puluh tujuh.
Ingatan pada itu selalu berakhir ketika sosok sang pemuda itu berhasil menyegel bola kristal yang merupakan inti dari sang Naga Tanah.
Semenjak itu, dia dan adiknya mulai berlatih beladiri dengan menggunakan bantuan dari sisa-sisa harta yang mereka temukan dari penginapan yang mereka hancurkan, seperti koin emas.
Ketika dirinya tak mendapatkan penglihatan itu lagi pada usianya yang ke empat belas, Xin Yue memutuskan agar dia dan adiknya bergerak ke Kota Liming dan mengecek segel dari sang Naga Tanah. Dan benar saja, dia menemukan bahwa kunci segel tersebut yang berupa dua buah cakram telah dikeluarkan dari bundaran nya.
Karena Xin Yue memiliki kepintaran yang lebih dibandingkan adiknya, Man Yue, dia pun mengusulkan rencana agar keduanya bisa mengambil dua cakram itu dari kelompok yang berniat jahat itu.
Dan ternyata itu berhasil, dia dan adiknya berhasil mendapatkan kesempatan untuk mengambil kedua cakram tersebut dan kabur menuju ke luar kota.
Akan tetapi, ketika dalam perjalanan, Xin Yue kembali mendapatkan penglihatan secara mendadak. Dia melihat seluruh Kota Liming yang hancur diporakporandakan oleh sang Naga Tanah berhasil lepas dari segel, dan dia melihat bahwa adiknya, Man Yue mati tepat di hadapannya karena tertusuk oleh duri-duri tanah.
Xin Yue menyadari bahwa itu adalah penglihatan masa depan, dan memutuskan untuk membasmi sang Naga Tanah seutuhnya. Dia pun meminta Man Yue untuk lebih dulu sedangkan dirinya kembali ke segel Naga Tanah.
Namun tak disangka, dia malah bertemu seorang pemuda yang tak dikenalnya, yang tidak lain adalah Weng Lou.
Karena tak mengenalnya dan berpikir dia adalah anggota dari kelompok yang berniat membebaskan Naga Tanah, Xin Yue pun menyerangnya. Akan tetapi, entah mengapa separuh dari dirinya menolak keras apa yang ia perbuat itu sehingga membuatnya menjadi terheran-heran.
Barulah ketika Weng Lou sedang bertarung dengan pemimpin dari kelompok tersebut, dia mulai mengenali sosok Weng Lou yang tidak lain adalah pemuda yang selalu ia lihat dalam mimpinya.
Dia tidak mungkin salah karena dia sudah melihat ingatan dan penglihatan yang sama selama ratusan bahkan ribuan kali.
Itu sebabnya di tidak terlalu membantu Weng Lou dalam pertarungannya melawan pemimpin kelompok tersebut dan memilih untuk menyusun rencana bagaimana cara mengatasi Naga Tanah yang seandainya nanti akan lepas
Dan benar saja, tak lama setelah pertarungan keduanya, sang Naga Tanah pun berhasil keluar dari segelnya. Untungnya dia sudah menyusun beberapa rencana awal, dan ketika kelompok Weng Lou yang lainnya datang, rencananya itu menjadi sempurna.
Dengan arahannya, mereka semua berhasil bertahan dari Naga Tanah dan dirinya pun berhasil menghadirkan inti dari sang Naga Tanah.
Tapi ada satu hal yang tidak ia pikirkan sebelumnya, yaitu ledakan yang tercipta dari bola kristal itu.
Ketika tubuhnya terkena ledakan tersebut, semua ingatan dirinya bersama dengan adiknya mengalir di dalam kepalanya dan membuatnya tersenyum bahagia.
Dia sanggup melindungi adiknya hingga akhir dari hayatnya.
"Aku menyayangimu, Man Yue....."
FHUUUSSHHH!!!!!!!!
Dan dengan begitu, sosoknya pun terkena ledakan dan hancur seketika.
***
Di kejauhan, mata Man Yue yang melihat tubuh kakaknya yang hancur terkena ledakan melebar dan mulutnya terbuka.
"KAAAAKAAAAAKKKKK!!!!!!!"
Serunya dengan kencang.
Tanpa pikir panjang dia melesat ke arah Xin Yue tanpa menghiraukan ledakan besar tersebut.
Ketika jaraknya dengan ledakan itu hanya tinggal beberapa puluh meter saja, sosok Weng Lou muncul sambil terbang di atas pedangnya dan langsung menariknya paksa, pergi dari situ.
"LEPASKAN AKU!!!!"
Lonjakan kekuatan pun keluar dari dalam tubuh Man Yu, dan membuat Weng Lou yang sedang terbang menjadi tidak stabil dan terpaksa harus melepaskan tangan gadis itu.
Namun itu tidak berarti di menyerah begitu saja kepada gadis itu, karena Xin Yue telah memintanya untuk menjaga adiknya ini, tepat sebelum rencana besar mereka dimulai.
"TENANGLAHHH!!!!" Weng Lou meraung dan menciptakan kubah pelindung yang menutup akses luar bagi Man Yue dan dirinya.
Man Yue nyatanya tetap bersikeras dan memukuli kubah pelindung itu dengan keras, namun terlihat pelindung ciptaan Weng Lou tak bergeming sama sekali.
Dia pun menoleh ke arah Weng Lou dan mengerutkan dahinya, dia berpikir jika dia bisa menjatuhkan Weng Lou maka Kuban pelindung itu pasti akan menghilang.
Mengayunkan tangannya, benang-benang tipis dan tajam pun mulai melesat ke arah Weng Lou.
Weng Lou yang melihat itu berdecak pelan, dan kemudian mulai melapisi dirinya dengan Qi.
Tsk! Psh! Syttt!!!
Benang-benang itu menggores kulitnya, namun tidak berhasil melukainya sama sekali. Tapi itu bukanlah satu-satunya serangan dari Man Yue.
Ayunan lainnya dia lepaskan, dan benang-benang kembali mengarah kepada Weng Lou.
"Ck! Aku bilang, tenang lah!!!" seru Weng Lou yang kemudian bergerak sangat cepat, dan muncul di belakang Man Yue.
Dengan cepat, dia memukul leher belakangnya dan berhasil membuatnya tak sadarkan diri. Weng Lou dengan sigap menangkap tubuhnya dan kemudian menoleh ke arah ledakan.
"Xin Yue, aku bangga pernah punya teman seperti mu," ucap Weng Lou lalu pergi dari situ dan membawa Man Yue bersamanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 391 Episodes
Comments
Muhammad Yusuf
lanjutkan Thor
2022-05-16
0
hariyono liman
😶🤤🤤
2021-12-11
2
Manu Mere
luar biasa mantab 💋💋💋💋💋💋💋💋💋💓💓💓💓💓🙏🙏🙏🙏🙏👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻💪💪💪💪💪💪💪💪🎎🎎🎎🎎🎎🎎
2021-12-10
2