Melihat ekspresi wajah Weng Lou, membuat Weng Ying Luan menjadi kesal dan mencibirnya.
"Aku masih cukup kuat untuk menghempaskan dirimu seperti dulu, sialan! Jangan harap bisa mengalahkan ku dengan mudah!"
"He? Benarkah? Aku takutnya bulan depan justru aku sudah membalap tingkat praktik milikmu itu," ucap Weng Lou sambil memasang senyum penuh maknanya.
Weng Ying Luan tersedak napasnya sendiri dan memasang ekspresi panik.
"Jangan harap!" serunya.
Dia buru-buru masuk ke kamarnya dan mengambil pil-pil yang semalam ia pakai di atas meja dan langsung memasukkannya ke dalam mulutnya lalu menelannya.
Weng Lou berkedip beberapa kali melihat hal itu dan dengan panik berjalan ke arah Weng Ying Luan.
"Apa yang kau lakukan bodoh?! Kau ingin mati?!" seru Weng Lou.
Namun, ketika ia akan menyentuh Weng Ying Luan, dirinya langsung ditahan oleh Ye Lao dan Qian Yu.
"Hentikan itu, kau bisa mengganggu konsentrasinya," ucap Ye Lao terburu-buru.
"Dia tidak boleh mengalami gangguan sementara waktu, atau pil yang ia makan bisa menjadi bom bunuh diri baginya," kata Qian Yu.
Mendengar itu Weng Lou langsung mengurungkan niatnya dan menghela napas panjang. Sebentar lagi mereka harus berkumpul di gerbang timur kota, namun Weng Ying Luan malah melakukan sesuatu yang bisa membuat diri mereka menjadi terlambat.
"Meskipun kami berdua sudah sangat akrab selama beberapa bulan, tetapi aku masih sulit menebak jalan pikirannya."
Menatap Weng Ying Luan selama beberapa saat, Weng Lou pun beranjak pergi dari situ dan berniat menuju ke lantai satu dari penginapan tersebut, dimana terdapat sebuah kedai makanan kecil yang ada tepat di depan bangunan penginapan.
Tempat penginapan ini sama sekali tak menyiapkan makanan bagi para pelanggannya, tempat ini murni hanya menyediakan kamar untuk beristirahat.
Yang menyebalkannya adalah, orang yang membuka kedai di depan penginapan ini memiliki satu pemilik yang sama.
Mereka sengaja membuatnya terpisah agar mendapatkan untuk yang jauh lebih besar. Padahal menurut Weng Lou apa yang mereka lakukan hanya akan menyebabkan kehancuran dari penginapan mereka ini, karena bisa saja ada orang yang tidak sesabar kelompok Weng Lou dan malah menghancurkan penginapan ini karena merasa jengkel dan marah akibat metode yang dipakai oleh pemilik penginapan ini.
Apa pun itu, dia memilih untuk tidak terlalu memikirkannya lebih jauh lagi. Dia ingin segera mengisi perutnya.
"Haaa....ini benar-benar menguji kesabaran," gumam Weng Lou.
"Tuan, apa aku harus ikut anda?" tanya Shan Hu.
"Tidak, kau tunggu di sini saja dan menjaga Luan dan Mei. Aku hanya membeli beberapa makanan di bawah, aku akan langsung kembali setelah selesai," balas Weng Lou yang kemudian mulai melangkahkan kakinya.
"Hei! Aku pesan satu daging rusa bakar!"
Dari arah kamar Lin Mei, terdengar seruannya yang membuat Weng Lou tersenyum pahit. Bukankah tadi dia marah kepada-nya? Bagaimana bisa di langsung berubah begitu saja hanya karena menyangkut makanan?
"Iya iya! Tunggulah beberapa saat lagi!"
Dengan menahan kekesalannya dia menuruni anak tangga penginapan, lalu sampai di lantai satu.
Tidak perlu lama untuk dia memesan segala makanan yang ia inginkan sekaligus pesanan yang diinginkan oleh Lin Mei.
Ini dikarenakan harga yang dipasang untuk makanan biasa saja sudah terkesan makanan mewah di sini, padahal tempat makan di tempat lain di kota ini tidak segila itu menaruh harga. Tapi karena malas pergi lebih jauh, Weng Lou memilih untuk memesan makanan di sini saja.
Sate yang dimakan oleh Weng Ying Luan sebelumnya berada dari tempat ini juga.
Setelah semua pesanannya jadi, Weng Lou langsung membayarnya dan kembali ke penginapan. Dia langsung menyerahkan daging rusa bakar pesanan Lin Mei, dan memberikan juga satu kepada Shan Hu.
"Terima kasih Tuan," ucap Shan Hu sambil menundukkan kepalanya.
"Tidak perlu, itu hanya makanan. Bagaimana peningkatan mu? Tahap berapa kau sekarang?" tanya Weng Lou kepada Shan Hu yang kemudian mulai menyantap makanan miliknya.
"Hm? Ah, aku sudah berada di ranah Pembersihan Jiwa tahap 7 awal berkat pil yang Tuan berikan kepada ku semalam."
"PFFTTT!!! Uhuk! Uhuk! Uhuk...! Kau bilang apa? Coba ulangi lagi?"
Weng Lou yang mendengar jawabannya langsung tersedak makanan yang ada di mulutnya dan kemudian menatap Shan Hu dengan tak percaya.
"Em....aku sudah berada di ranah Pembersihan Jiwa tahap 7 awal Tuan Lou." Shan Hu sedikit ragu mengulangi jawabannya.
Dari reaksi Weng Lou, sepertinya ada kesalahan dari jawabannya.
"Kau....bagaimana bisa.... bukankah aku hanya memberimu satu pil saja? Lalu bagaimana bisa kau langsung naik ke tahap selanjutnya? Apa kau memiliki pil lainnya?" tanya Weng Lou dengan buru-buru.
Ada sedikit kejanggalan di sini, menurut Weng Lou. Mustahil Shan Hu bisa naik ke tahap selanjutnya begitu saja dari Pembersihan Jiwa tahap 6 menengah, ke tahap 7 awal.
Butuh setidaknya dua buah pil yang sama untuk membantunya naik ke tahap itu.
"Tidak sama sekali, Tuan. Aku hanya memakai pil yang anda berikan kepada ku saja."
Weng Lou pun mengelus dagunya dan menatap Shan Hu dari atas sampai bawah. Tidak ada yang aneh dari dirinya, dia terlihat tidak memiliki garis darah keturunan khusu yang bisa membantunya meningkatkan tingkat praktik miliknya sendiri.
Maka hanya ada satu kemungkinan saja dari semua itu.
"Shan Hu, apa kau pernah menggunakan pil sebelumnya? Atau obat-obatan?"
Shan Hu dengan cepat menggelengkan kepalanya.
Selama menjadi pemimpin Bandit Harimau Gunung, segala sumber daya ia curahkan kepada anggotanya, sedangkan dirinya berlatih dengan giat tanpa bantuan pil ataupun obat-obatan sama sekali.
Mata Weng Lou seakan terbuka dan dia mengangguk paham.
"Tidak heran, khasiat yang kau serap dari pil yang kuberikan adalah seratus persen. Ini dikarenakan kau bekum pernah memakai pil atau obat-obatan sama sekali, jadi pembuluh darahmu masih bersih dan belum ada yang tersumbat sama sekali oleh sisa-sisa pil.
Kemungkinan kau masih bisa menyerap seratus persen khasiat pil sebanyak empat kali lagi, setelah itu khasiat yang kau serap tergantung dari seberapa kerasnya dirimu berusaha menyerapnya," jelas Weng Lou.
Dia ketika pertama kali menggunakan pil yang mampu meningkatkan tingkat praktik miliknya ketika ia masih di ranah Dasar Pondasi juga seperti Shan Hu.
Pil yang ia pakai sangatlah berkhasiat, namun karena kualitas pil yang tidak terlalu bagus, menyebabkan tingkat praktik miliknya tidak terlalu berkembang.
"Itu benar-benar bagus Shan Hu! Ini! Ambil ini! Dalam perjalanan nanti berlatihlah sekuat tenaga, dengan begitu kau mungkin akan naik ke ranah Penyatuan Jiwa tahap 1 awal dalam satu bulan ini.
Dan jika itu benar-benar terjadi, maka kau adalah harapan kami untuk memenangkan turnamen di Kota Hundan."
Selesai Weng Lou dan Shan Hu berbicara sambil menyantap makanan mereka, Weng Ying Luan akhirnya selesai menyerap pil yang ia telan sebelumnya.
"Arghh!!!! Tinggal sedikit lagi!!! Sialan!!!"
Weng Ying Luan berseru jengkel. Sedikit lagi ia akan naik ke ranah Pembersihan Jiwa tahap 7awal, namun khasiat dari pil-pil yang ia telan telah habis dan membuat dirinya merasa frustasi.
Dia berniat untuk berlatih lagi untuk naik ke tahap 7, namun segera dihentikan oleh Weng Lou.
"Sudah cukup, kita harus segera pergi ke gerbang kota, Paman Jian pasti sudah menunggu," ucap Weng Lou sambil menahan tangan Weng Ying Luan yang memegang sebutir pil.
Weng Ying Luan pun memilih mengalah. Salahnya karena sudah melakukan sesuatu yang tak seharusnya sebelumnya.
"Mei? Apa kau sudah selesai?" Weng Lou bertanya sambil mengetuk pintu kamar Lin Mei.
Lin Mei tidak menjawab dan langsung membuka pintu kamarnya. Terlihat dia sudah selesai menyantap makanannya.
Mereka pun memutuskan untuk pergi dari penginapan itu, dan berangkat menuju gerbang timur Kota Yulong.
Sesampainya di sana, terlihat sosok Jian Qiang dan Pang Baicha sedang duduk di atas sebuah kereta kuda yang di tarik oleh dua ekor kuda.
"Kalian lama sekali," komentar Pang Baicha yang memasang wajah kusutnya.
Terlihat jelas dia semalam dibuat sibuk oleh Jian Qiang.
"Maafkan kami," balas Weng Lou.
"Sudahlah, ayo naik. Kita harus sampai di Kota Liming sebelum malam hari," ucap Jian Qiang.
Mendengar itu, Weng Lou dan yang lainnya pun mengangguk lalu segera naik ke atas kereta yang terbuat dari kayu dan tampak sederhana itu.
Begitu mereka semua naik, Pang Baicha yang memegang kendali pun langsung menghentakkan tali kemudi dan kereta pun mulai bergerak.
Tujuan pertama mereka, Kota Liming.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 391 Episodes
Comments
Irw4n ws
dijaman itu kok gak ad hantu padahal jaman kutivasi itu kuno jaman Belanda aj banyak thor
2022-05-21
1
Muhammad Yusuf
lanjut
2022-05-13
0
Yono Sujono
asyik thor
2022-04-27
0