Weng Lou melihat dirinya yang ada pada masa ini sambil tersenyum kecil.
Dia bisa melihat sosok dirinya ini tidak terlalu suka dengan sorakan atau pun pujian yang diberikan oleh orang-orang yang mengelilingi mereka.
Ketika dia sibuk memandangi orang-orang itu, mendadak tanah tempat mereka berpijak kembali bergetar hebat, namun kali ini lokasi pusatnya bukan di dekat mereka, melainkan sekitar dua ratus meter dari mereka.
Krrrrkkkkk.......KRACK!!!!
Tanah tersebut mendadak terbuka dan membuat sebuah lubang yang cukup besar dan panjang.
"ROAARRRR!!!!"
Dari dalam lubang itu, muncul suara raungan keras yang memekakkan telinga dan membuat orang-orang yang sebelumnya menyembah Weng Lou yang ada pada masa ini harus menutup telinga mereka sambil berlari menjauhi lubang tersebut.
Tak lama, sesosok makhluk raksasa melompat keluar dari lubang tersebut dan mendarat di hadapan Weng Lou dan dirinya yang berada dari masa ini.
Makhluk itu bentuknya layaknya seekor badak, namun tubuhnya berwarna kecoklatan dan kulitnya seperti terbuat dari lapisan tanah yang sangat keras.
Besar makhluk itu sekitar lima puluh meter dengan tinggi mencapai tiga puluh meter.
Terdapat empat kata berwarna merah darah yang menghiasi kepalanya, serta tiga buah cula yang terbuat dari sejenis batuan yang sepertinya itu adalah berlian.
"ROOAAARR!!!!!"
Dia mengaku tepat di wajah mereka berdua dan mengangkat keki depannya tinggi. Ketika sudah mencapai dua puluh meter, makhluk tersebut kemudian menghentakkan kakinya dengan kencang pada Weng Lou dan dirinya yang berasal dari masa ini.
Bam!!!!
Hantaman itu mengakibatkan getaran keras, dan debu yang mengepul dengan sangat tebal.
Weng Lou menatap sekitarnya dan menemukan bahwa kaki dari makhluk tersebut tidak sampai mengenainya, namun ditahan satu tangan oleh dirinya yang berasal dari masa ini.
"Hmp!"
Dengan sangat mudah, 'dirinya' itu mendorong mundur sosok makhluk yang menyerupai badak itu hingga sepuluh meter.
"Aku tidak menyangka ada seekor Naga Tanah di tempat ini. Jika dilihat-lihat, seharusnya kekuatannya berada di tingkat Pemusnah, yang kira-kira memiliki kekuatan di Ranah Penyatuan Jiwa tahap 9 puncak, sedikit lagi naik ke Ranah Penguasaan Jiwa, Penguasa Jiwa," ucap diri Weng Lou yang berada dari masa ini.
"Naga Tanah?!" Weng Lou berseru kaget.
Dari buku-bukubyang ia baca, Naga Tanah adalah jenis dari binatang yang tidak dimasukkan kedalam kelompok binatang buas karena memiliki perbedaan mencolok yang benar-benar diluar ciri dari seokor binatang buas.
Naga Tanah pada umumnya merupakan binatang yang memiliki garis darah keturunan dua puluh persen dari seekor naga sejati, dan diyakini memiliki kekuatan yang sebanding dengan seekor Phoenix atau pun Kirin.
Hal yang membuat Naga Tanah sangat istimewa adalah ketika mereka sampai pada suatu tingkat tertentu, mereka akan memiliki kemampuan untuk menyerap tanah atau pasir di sekitar mereka untuk memulihkan diri, namun setau Weng Lou Naga Tanah yang memiliki kekuatan seperti itu sudah tidak ada lagi, di masanya.
Naga Tanah memiliki dua jenis paling umum. Pertama jenis ular, yaitu memiliki ciri bertubuh panjang layaknya seekor ular, hanya saja memiliki empat kaki.
Yang kedua jenis kadal. Cirinya yaitu memiliki tubuh yang lebih pendek dari Naga Tanah jenis ular, memiliki ekor yang panjang, dan memiliki tubuh yang besar.
Ada juga beberapa jenis lainnya, namun karena bentuk tubuh Naga Tanah paling umum adalah jenis ular dan kadal, manusia lebih memilih menggunakan dua jenis ini.
Naga Tanah yang mirip dengan badak dihadapan mereka ini jika dimasukkan kedalam dua jenis umum, maka dia akan masuk dalam jenis kadal meskipun sebenarnya ada beberapa ciri yang tidak mirip dengan Naga Tanah jenis kadal.
"Manusia!!!! Beraninya kau mengambil air milikku!!!"
Naga Tanah itu meraung marah kedapa sosok Weng Lou yang berasal dari masa ini.
Weng Lou yang berasal dari masa ini hanya menatap Naga Tanah itu dengan malas selama beberapa saat sebelum kemudian melemparkan tombaknya dan membuat melesat dan menembus tubuh Naga Tanah itu, tepat di kepalanya.
"Aaa......"
Sang Naga Tanah itu tak bisa berkata-kata, hanya dalam sepersekian detik, dirinya sudah dihadapkan dengan kematian.
Namun, sebelum kematian itu bisa mencapainya, tanah di sekitarnya mendadak bergetar, dan kemudian terserap olehnya. Luka yang ada di kepalanya, yang diakibatkan oleh tombak Weng Lou yang ada di masa ini langsung hilang begitu saja.
"Dia sudah membangkitkan kekuatan garis darah keturunannya. Ini akan sedikit merepotkan, tanah disekitar sini pasti akan selalu memulihkan lukanya."
Mengangkat tangannya, tombak yang dia lempar sebelumnya langsung bergerak kembali dan sampai di tangannya dengan sangat cepat.
"Aku sebenarnya paling jengkel bertemu dengan Naga Tanah sejenismu ini, tapi yah sudahlah, bukan aku yang mengatur takdir."
Pada ujung tombaknya, sebuah cahaya kehitaman terlihat mulai membentuk sebuah bola seukuran kepala orang dewasa. Weng Lou yang berasal dari masa ini kemudian terbang tinggi, dan berhenti tepat di hadapan Naga Tanah tersebut yang masih dalam kondisi terkejut.
"Pelenyapan," ucapnya yang kemudian mengarahkan bola hitam itu ke arah Naga Tanah.
Begitu bola hitam itu mengenainya, tubuh Naga Tanah tersebut pun bergetar hebat, dan tak lama bagai sebuah asap, tubuh Naga Tanah tersebut mulai tertiup oleh angin dan menghilang begitu saja, kecuali sebuah inti yang berasal dari dalam tubuh Naga Tanah tersebut.
Inti itu terlambat disadari oleh Weng Lou yang beradal dari masa ini, dan baru di sadari ketika sudah terjatuh ke dalam lubang yang diciptakan oleh Naga Tanah tersebut sebelumnya.
"Haaa.....tidak habis pikir Naga Tanah itu bahkan memiliki inti. Tau begini sebaiknya aku hancurkan di atas langit saja."
Bergerak turun kebawah, dia kemudian pergi menghampiri Weng Lou yang menontonnya sejak tadi.
"Hei, aku akan menyegel lubang itu, agar makhluk itu tidak keluar, kau pastikan segel yang dibuat jangan sampai lepas yah!"
'Weng Lou yang berasal dari masa ini' kemudian menjelaskan kepada Weng Lou asli bahwa dia tidak bisa membunuh Naga Tanah itu karena intinya yang sudah masuk kedalam tanah.
Inti tersebut akan membentuk tubuh baru bagi Naga Tanah, dan kemungkinan besar akan kembali keluar dan mengamuk suatu waktu, jadi dia akan menyegelnya dan meminta Weng Lou yang ada di masa depan untuk memastikan bahwa segel tersebut tidak terbuka kembali.
Meski Weng Lou sendiri tidak terlalu paham apa artinya, tetapi dia mengangguk dan menerima perintahnya.
"Bagus, ingatan yang kau liat ini seharusnya akan segera berakhir. Pastikan kau melihat segel yang aku buat ini, agar ketika kau kembali, kau dapat tau cara mengatasinya jika terbuka."
Selesai mengatakan itu, diri Weng Lou yang berasal dari masa ini melesat ke arah lubang yang diciptakan oleh Naga Tanah sebelumnya.
Mengangkat tinggi kedua tangannya, dia kemudian memejamkan matanya, dan mulai mengeluarkan kekuatan jiwa dalam jumlah besar dari dalam tubuhnya.
Kekuatan jiwa berwarna keemasan itu mulai mengarah ke lubang tersebut, dan detik berikutnya, tanah di sekitar lubang bergerak menutup kembali hingga tertutup sepenuhnya.
Setelah menutup lubang itu, dia mulai mengayunkan kedua tangannya dan mulai mengendalikan kekuatan jiwanya untuk memutari tempat lubang itu sebelumnya.
Kekuatan jiwa berputar cepat, dan mulai menyatu dengan tanah, yang kemudian membentuk bundaran tanah yang memiliki pola-pola rumit. Tak lama kemudian, dua buah lingkaran emas berputar di atas bundaran itu, dan mulai membentuk dua buah cakram yang berwarna putih keperakan, dan satunya berwarna kuning keemasan.
Dua buah cakram itu pun menempel pada bundaran tersebut dengan rapat. Lalu mendadak aura yang kuat muncul dari bundaran itu selama beberapa saat sebelum menghilang.
"Kau lihat baik-baik dua cakram itu, pastikan bahwa dua cakram itu tidak keluar dari bundaran ini dalam waktu satu hari. Jika lebih dari itu belum ditaruh kembali pada bundaran ini, maka segel ini akan terlepas," ucap Weng Lou yang berasal dari masa ini.
Setelah mendengarkan itu, pandangan Weng Lou kemudian menjadi kabur dan gelap, detik berikutnya, Weng Lou membuka matanya, dirinya sudah berada kembali di depan air mancur.
Weng Lou berkedip beberapa kali sebelum kemudian berbalik dan melihat Weng Ying Luan dan Lin Mei sedang menatapnya dengan kebingungan.
"Lou? Kau baik-baik saja?" tanya Lin Mei kepada Weng Lou.
Menggelengkan kepalanya, Weng Lou pun mengendalikan pedang kayunya untuk bergerak turun dan sampai di depan keduanya.
"Aku baik-baik saja, aku ada urusan sebentar, kalian tunggu aku di sini," ucap Weng Lou yang kemudian kembali mengendalikan pedangnya dan membuatnya terbang ke satu arah meninggalkan Weng Ying Luan dan Lin Mei yang masih di depan air mancur.
Pada saat ini di dalam kepala Weng Lou, dia sedang memikirkan apa alasan dia didapat melihat kilasan masa lalunya tersebut, dan hanya satu hal yang menjadi kemungkinannya.
Itu pasti adalah segel dari Naga Tanah yang sebelumnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 391 Episodes
Comments
Muhammad Yusuf
lanjut
2022-05-16
2
udin_seblak
👍🙏👍
2022-04-22
3
udin_seblak
🙏👍👍🙏
2022-04-22
3