Pedang Naga Malam dialiri dengan Qi dalam jumlah besar dan mengeluarkan cahaya kebiruan.
Weng Lou kemudian melompat di udara kosong, lalu mengeluarkan pedang tiruan Pedang Naga Malam, dan berpijak di atasnya.
Bagai sekor elang di langit malam, Weng Lou pun terbang dengan kecepatan luar biasa ke arah Naga Tanah itu.
Naga Tanah itu menatap Weng Lou dengan tatapan penuh napsu membunuh.
"Ternyata kekuatanmu juga ikut turun! Bahkan lebih jauh dariku! Hahahaha!!!! Sekarang tamatlah riwayat muuu!!!!!!"
Berseru lantang, Naga Tanah itu kemudian menghentakkan kaki kanan depannya dengan keras dan mengakibatkan tanah sekitar bergetar hebat, dan beberapa detik kemudian, lonjakan tanah setinggi lima belas meter tercipta tepat di bawah Weng Lou.
Terkejut akan hal itu, Weng Lou pun menggenggam dengan erat Pedang Naga Malam di tangan kanannya.
Begitu lonjakan tanah tersebut akan mengenainya, Weng Lou segera mengayunkan Pedang Naga Malam miliknya pada lonjakan tanah tersebut.
SHUUUU!!!!!!! THAAA!!!!!!
Lonjakan itu terbelah menjadi dua dan melewati Weng Lou yang berada tepat di tengah-tengahnya begitu saja.
Akan tetapi, belum sempat Weng Lou melanjutkan terbangnya, sosok Naga Tanah sebelumnya sudah tepat berada di hadapannya dengan mulutnya yang terbuka lebar.
Mata Weng Lou membulat sempurna karena hal itu. Ingin segera menghindar, namun waktunya tidak sempat sana sekali.
Ketika tubuh Weng Lou sudah mulai masuk kedalam mulut Naga Tanah tersebut dan sudah akan menutup, mendadak rahang bawah dari Naga Tanah itu terlepas dan membuat Weng Lou mendapatkan kesempatan untuk segera menjauh.
Naga Tanah itu merasa terkejut dan segera menoleh ke Asatu arah, dimana terlihat Jian Qiang yang sedang melayang di udara dengan pedang besar miliknya di tangan kanannya.
"Grrrrrrrrr!!!!! MANUSIAA!!!!"
Matanya menyipit dan tampak sangat marah kepadanya. Tanah di sekitar Naga Tanah itu mendadak kembali bergetar hebat, dan sesuatu yang mengejutkan terjadi.
Rumah, bangunan, serta tanah yang ada di situ terserap dan menyatu dengan tubuh Naga Tanah tersebut.
Rahang bawah Naga Tanah itu pun kembali seperti semula, seperti tidak pernah ada luka sama sekali sebelumnya.
"Dia anak sialan.... mereka tidak memberitahuku jika Naga Tanah ini bisa meregenerasi bagian tubuhnya!!!!"
Tepat setelah mengatakan hal itu, sosok Jian Qiang mendadak menghilang, dan detik berikutnya, sebuah duri yang terbuat dari tanah pada dengan panjang mencapai empat meter, melesat di posisi nya sebelumnya.
BUM!!!
Duri tanah itu menabrak bangunan yang ada dan menghancurkannya dengan sangat mudah.
"Tikus kecil seperti mu sebaiknya mati saja, jadi jangan terlalu banyak bergerak....." ucap Naga Tanah itu dengan dingin.
Dia melebarkan keempat kakinya, dan sedikit membungkukkan tubuhnya. Tanah dan bangunan yang ada di sekitarnya kembali terserap dan menyatu dengan tubuhnya.
Bagai seekor landak, duri-duri dari tanah muncul pada bagian atas dari tubuh Naga Tanah tersebut.
"RASAKAN INIIIII!!!!"
SHUU!!! WHUUSSS!!!! FHUUU!!!!
Ratusan duri yang terbuat dari tanah berterbangan ke berbagai arah, dan mengenai apa saja yang berada di lintasannya.
Duri-duri tersebut terbang hingga mencakup seluruh wilayah Kota Liming dan mengenai tak sedikit dari orang-orang yang berusaha menyelamatkan diri.
BUMMMMM!!!!!
"AAARGGHH!!!!"
BAMMMM!!!!
"AAAAA!!!!!!"
Jeritan demi jeritan kembali terdengar memenuhi seisi kota.
Tempat yang seharusnya ramai akan suara tawa dan kebahagian, kini sudah berubah total menjadi tempat pembantaian sepihak.
Jian Qiang yang terbang tinggi di langit menyaksikan hal itu dengan wajah datarnya.
Meski terlihat seakan tak peduli sama sekali, nyatanya dia saat ini sedang marah besar, dan tangannya menggenggam dengan erat pedang besar miliknya di tangan kanannya.
Dia kemudian mengangkatnya ke atas dan mulai mengaliri Qi pada pedang tersebut.
Cahaya keemasan mulai terpancar dari pedang di tangannya itu.
Jian Qiang terus mengalir pedangnya dengan Qi miliknya, hingga Qi miliknya tersisa tidak sampai setengah.
Cahaya pada pedangnya sama terangnya dengan sebuah bulan purnama yang memantulkan cahaya Matahari. Seisi Kota Liming yang separuhnya gelap, langsung terang bagai siang hari di buatnya.
Bereaksi atas cahaya tersebut, Naga Tanah yang sedang menyerang habis-habisan seisi kota itu pun berhenti dan menoleh ke atas..
Orang-orang yang juga sebelumnya tampak panik, menjadi terdiam dan menatap sosok Jian Qiang di udara yang sudah seperti seorang dewa.
Sinyal bahaya muncul dari seluruh tubuh Naga Tanah tersebut dan dia dengan panik langsung menyerap tanah yang ada di sekitarnya dalam jumlah luar biasa.
Akan tetapi, ketika keempat kakinya sedang menyerap tanah, sosok Shan Hu, Weng Ying Luan, Pang Baicha, dan juga Weng Lou muncul masing-masing diantara empat kakinya.
"HAAAA!!!!"
SYYYAATTTT!!!!!!
Mereka berempat memotong empat kaki Naga Tanah itu secara bersamaan dan membuat tubuh Naga Tanah itu terjatuh dan terkapar di tanah.
Bersamaan dengan itu, sosok Jian Qiang yang ada di atas langit pun mengayunkan tangan kanannya yang menggenggam pedang besar miliknya pada Sang Naga Tanah tersebut.
"HUUAAAAAAAA!!!!!!!!"
PSSSHHHHHH!!!!!!!!
BRAAAACKKKKK!!!!!!
Tubuh dari Naga Tanah tersebut terbelah menjadi dua, dan memperlihatkan sebuah bola kristal yang ada tepat di bagian jantungnya.
Tepat ketika itu terjadi, sosok pemuda berambut perak yang bersama dengan kelompok Weng Lou sebelumya mulai melesat cepat dan mengendalikan puluhan benang-benang miliknya dan mengambil bola kristal itu.
Menyaksikan hal itu, Naga Tanah yang masih hidup langsung mengerahkan seluruh kekuatan yang tersisa pada dirinya, dan menyatukan kembali tubuhnya meski tanpa kristal yang diambil oleh pemuda berambut perak itu.
"KEMBALIKAN PADAKUUU!!!!!" seru Naga Tanah itu dengan teramat marah.
Pemuda berambut perak itu tak mempedulikannya sama sekali dan kemudian melesat cepat ke arah luar kota.
Naga Tanah itu tanpa ragu mengejarnya dan menghancurkan apa saja yang menghalangi jalannya.
BUM! BDUMM!!! PAMM!!!!
"Cepat ikuti naga itu!!!!" seru Weng Lou yang menyaksikan Naga Tanah itu keluar dari kota.
Dengan cepat, sosok Weng Lou, Weng Ying Luan, Lin Mei, Shan Hu, dan juga Pang Baicha, mengejar Naga Tanah itu.
Tidak jauh dibelakang mereka, sosok gadis berambut perak terlihat mengikuti mereka, sambil terus menjaga jaraknya.
***
Lima ratus meter dari Kota Liming.
Sosok pemuda berambut perak yang membawa bola kristal dari dalam tubuh Naga Tanah tersebut berhenti dan berbalik menatap Naga Tanah yang sedang mengejarnya tidak jauh dibelakang.
Pemuda berambut perak itu kemudian mengeluarkan dua buah cakram yang diambil oleh pemimpin dari kelompok pria yang mereka hadapi sebelumnya.
Ketika Weng Lou, dan yang lainnya sibuk mengatasi Naga Tanah itu, dirinya sibuk mencari keberadaan dari pria itu.
Setelah mencari selama beberapa saat, akhirnya dia menemukan pria tersebut sedang berada di dalam lubang yang merupakan tempat Naga Tanah tersebut keluar.
Dirinya dalam keberadaan setengah napas saja menuju kematian karena terinjak oleh sosok Naga Tanah tersebut.
Pemuda berambut perak itu pun dengan mudahnya mengambil dua cakram yang merupakan kunci segel dari Naga Tanah itu dengan sangat mudah.
"KAU INGIN INI, BUKAN???!!!!! MAKA AMBILLAH!!!!!"
Dia melemparkan bola kristal itu tinggi ke langit, dan Naga Tanah itu tanpa ragu meloncat dan berniat untuk memakan kembali bola kristal itu.
Akan tetapi, begitu jarak antara dirinya kristal tersebut hanya beberapa puluh meter lagi saja dengan Naga Tanah tersebut, pemuda berambut perak itu melemparkan dua cakram di tangannya tinggi ke atas langit.
Dua buah cakram itu kemudian berputar mengitari bola kristal tersebut.
"Kau tidak bisa mati, bukan? Maka coba pengorbanan jiwaku ini, apakah dapat membunuh mu?!?!!"
Mengepalkan tangannya dan mengangkatnya tinggi ke atas. Energi jiwa miliknya kemudian keluar dari dalam tubuhnya dan terserap ke dalam dua buah cakram emas dan perak itu.
Dua cakram yang berputar itu kemudian saling mendekati satu sama lain dan mengikis bola kristal itu.
Naga Tanah yang melihat itu menjadi panik, dan menggunakan kekuatan tenaganya untuk menendang udara kosong dan melesat ke arah bola tersebut.
Bola kristal itu hanya terlihat terkikis biasa saja, tanpa bisa menghancurkan bagian luarnya Menyadari itu, pemuda berambut perak itu pun mulai mengeluarkan lebih banyak kekuatan jiwa miliknya, dan mulai membuat putaran pada kedua cakram itu semakin cepat.
Krack.....
Retakan halus mulai tercipta pada bola kristal, namun kekuatan kedua cakram masih belum cukup untuk menghancurkannya.
Pemuda itu pun mengkertakan giginya, dan akhirnya melepaskan semua kekuatan jiwa dan Qi miliknya untuk menambah putaran pada cakram tersebut.
Krack....trackk....srkkk...PRAK!
Bola kristal itu pun akhirnya hancur oleh kikisan dari dua cakram itu dan disusul oleh sesuatu yang membuat langkah Weng Lou dan yang lainnya terhenti seketika.
BUUUUUUMMMMMMMMM!!!!!!!!!
Sebuah ledakan yang sangat besar tercipta dari bola kristal yang dihancurkan oleh pemuda berambut perak itu, dan mengenai apa saja di sekitar tiga ratus meter darinya.
Sosok Naga Tanah itu terlihat hancur menjadi abu terkena ledakan itu, dan terlihat juga sosok pemuda berambut perak itu ikut terkena dampak dari ledakan.
Sebelum tubuhnya sepenuhnya terkena ledakan, dia menoleh ke satu sarah dimana terlihat adiknya yang terkejut menyaksikan ledakan itu dan tersenyum tipis kepadanya.
"Aku menyayangimu, Man Yue....."
**Catatan Penulis:
Mohon maaf kepada pembaca semuanya, hari ini saya hanya bisa up 1 chapter saja karena tadi sibuk kerja Kelompok.
Kemungkinan besok juga akan seperti itu karena masih lanjut yang hari ini, mohon dimengerti🙏**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 391 Episodes
Comments
Yanka Raga
okd 😳
2022-06-03
1
Muhammad Yusuf
mantap Thor
2022-05-16
1
hariyono liman
😏😏😏
2021-12-11
3