Pisau Pencabut Nyawa yang panjangnya tak sampai lima belas centimeter itu terbang dengan sangat cepat dan menembus dada dan kepala kelompok dari Sekte Gurun Emas yang mengepung mereka.
Para anggota Sekte Gurun Emas itu pun menjadi panik begitu melihat rekan-rekan mereka yang jatuh ke tanah dalam kondisi sudah tidak bernyawa.
Whuusss!!!!!
"Apa-"
Psh!
Satu persatu tubuh tak bernyawa anggota Sekte Gurun Emas jatuh ke tanah, dan semakin membuat anggota lainnya merasa panik.
Jinze Shamo yang melihat ini tampak mengerutkan dahinya. Kecepatan dari Pisau Pencabut Nyawa yang dikendalikan oleh Weng Lou hampir tidak bisa diikuti oleh matanya, namun dia masih bisa melihat dan merasakannya, meski itu samar-samar saja.
Matanya terus bergerak dan mencoba menerka-nerka kemana arah dari Pisau Pencabut Nyawa milik Weng Lou itu bergerak.
Melihat fokus dari Jinze Shamo yang teralihkan, Weng Lou pun memberi tanda kepada yang lainnya dan mereka pun langsung menyerang mereka, sementara Weng Lou tetap di tempatnya untuk fokus mengendalikan pisaunya agar tidak mengenai teman-temannya.
Orang yang pertama menyerang adalah Jian Qiang.
Dia langsung melesat ke arahnya Jinze Shamo, dan membuatnya terkejut karena penyerangan yang tiba-tiba itu.
"Ck!"
Jinze menarik sepasang belati yang ia tempatkan di belakangnya, dan langsung menyambut serangan dari Jian Qiang yang berupa ayunan pedang besar miliknya.
TANGG!!!!!
Pedang dan belati saling beradu dan menyebabkan sedikit gelombang kejut dari pertemuan keduanya.
Dari satu perturan serangan itu, membuat Jinze Shamo menyadari, bahwa meski Qi dari Jian Qiang tampak lebih sedikit dari miliknya, akan tetapi kekuatan fisiknya tetaplah diatasnya. Terlihat dari dirinya yang langsung terdorong mundur begitu kedua senjata mereka saling bertemu sebelumnya. Kini semuanya sudah diluar perkiraannya.
Sebelumnya, ketika Naga Tanah berhasil keluar dari segelnya, Jinze Shamo yang berada di dalam bangunan yang ada di Sekte Gurun Emas miliknya, dia memerintahkan agar murid dan anggota sekte nya untuk segera masuk ke sekte dan jangan ada yang keluar.
Dia kemudian memilih anggota-anggota sektenya yang menurutnya cocok untuk ikut dengannya menuju ke tempat Naga Tanah tersebut.
Namun, ketika mereka sampai, Naga Tanah tersebut malah terlihat meninggalkan kota dan terlihat beberapa orang yang sedang bertarung dengan Naga Tanah itu.
Menyaksikan itu, sebuah rencana pun terpikirkan olehnya. Jika seandainya orang-orang yang bertarung melawan Naga Tanah itu berhasil membunuh Naga Tanah tersebut, maka dia dan anggota seketnya yang ia akan langsung membunuh orang-orang itu agar mereka bisa membuat pernyataan bahwa mereka yang berasal dari Sekte Gurun Emas lah yang berhasil membunuh Naga Tanah itu.
Dengan begitu status Sekte Gurun Emas miliknya akan semakin meningkat, dan dia bisa meminta bayaran imbalan kepada para penduduk di Kota Liming nantinya.
Akan tetapi, ketika dirinya dan para anggotanya siap untuk melakukan rencana mereka, dia justru mendapatkan informasi penting dari kelompok Weng Lou yang mengatakan bahwa mereka lah penyebab dari Naga Tanah itu terlepas. Tanpa pikir panjang pun dia langsung keluar dan berniat untuk menangkap kelompok Weng Lou hidup-hidup.
Tetapi siapa sangka, seluruh rencananya harus berakhir berantakan seperti saat ini.
Terlebih kekuatan yang ditunjukkan oleh Jian Qiang kepadanya, jelas jauh lebih kuat darinya, yang mana membuatnya semakin merasa bahwa semua ini tidak akan berakhir sesuai rencananya.
"Mati kalian!!!"
Terdengarlah suara seruan seorang gadis yang tidak lain adalah Lin Mei, dia membentangkan tangannya, dan bulu-bulu api tercipta di langit malam, lalu mulai menghujani semua anggota Sekte Gurun Emas yang ada di tempat itu dan langsung menewaskan mereka yang berada di ranah Pembersihan Jiwa tahap 3 kebawah.
"Ayo kalian maju! Aku masih bekum cukup bertarung hari ini!"
Di sisi lain, terlihat Weng Ying Luan yang dengan lincahnya menendang satu persatu anggota Sekte Gurun Emas yang ada di dekatnya. Sementara kedua tangannya sedang beradu pukulan dan serangan tapak dengan seorang anggota Sekte Gurun Emas yang memilik kekuatan di Ranah Pembersihan Jiwa tahap 8 menengah.
Tap! Tha! Pesh!
"Hei, kau ini hanya memili tingkat praktik yang tinggi saja yah? Kekuatan mu sama sekali tidak ada!" Weng Ying Luan mengejek lawannya dan langsung membuatnya marah.
"Kalau begitu makan ini!!"
Lawannya yang merupakan seorang pria berusia sekitar pertengahan empat puluhan mengayunkan sebuah tinju berwarna kebiruan gelap kebarah Weng Ying Luan, namun kemudian ditahan begitu saja olehnya dengan telapak tangan kanannya.
BAM!!!
Ketika Weng Ying Luan melayangkan sapuan tangannya pada tinju lawannya itu, sebuah ledakan cukup besar terjadi, dan terlihat sosok yang merupakan lawan Weng Lou terlempar cukup jauh dan menabrak sebuah batu besar hingga menghancurkannya berkeping-keping.
"Kau ingin mengadu Qi tanpa unsur dengan Qi berunsur? Hei, kawan kau ini orang bodoh dari mana? Kau pasti bercanda denganku, bukan?"
Weng Ying Luan terlihat memasang senyum mengejeknya.
Jika Tenaga Dalam tanpa unsur memiliki keunggulan dalam kekuatan jika dibandingkan dengan Tenaga Dalam berunsur, maka Qi tanpa unsur memiliki kekuatan yang lebih mutlak jika dipertemukan dengan Qi berunsur.
Lawan Weng Ying Luan sudah tau tentang ini, tapi dia tidak tau jika Weng Ying Luan memiliki tenaga dalam tanpa unsur sehingga dia nekat menyerang Weng Ying Luan dengan pelapisan Qi biasa.
Padahal, jika seandainya dia mengunakan perubahan unsur, mungkin dia bisa setidaknya sedikit melukai Weng Ying Luan.
Sementara itu, Shan Hu dan Pang Baicha sibuk menghadapi lawan-lawan mereka yang berjumlah belasan lebih.
Keduanya menemukan kecocokan saat bertarung, sehingga memilih untuk langsung bekerja sama untuk menghadapi lawan-lawan mereka.
Pang Baicha yang bersenjatakan sebuah tombak sepanjang dua meter lebih, mengatur agar lawan mereka bisa terus menjaga jarak dengan mereka, sementara Shan Hu sibuk menghabisi dengan cepat lawan-lawan mereka satu persatu.
Saat mereka semua sedang sibuk bertarung, sosok Weng Lou yang mengendalikan Pisau Pencabut Nyawa milik ya akhirnya menarik kembali pisau tersebut, dan segera menyimpannya kembali, karena kekuatan jiwanya yang semakin terkuras habis karena memakai.
Weng Lou mengeluarkan sebuah pil dari dalam ruang penyimpanan dan langsung menelannya. Tanpa bersemedi untuk menyerap khasiat dari pil tersebut, Weng Lou kemudian melangkahkan kakinya, dan ikut bertarung melawan anggota dari Sekte Gurun Emas tersebut.
Dia melesat dan langsung melancarkan sebuah serangan tapak pada pundak lawannya, yang mana langsung menghancurkannya begitu saja.
PAM!!
Tubuh lawannya itu terlempar mundur dalam kondisi pundaknya yang hancur berantakan. Bisa terlihat cahaya berwarna putih keperakan pada telapak tangan Weng Lou.
Dia memakai Tapak Purnama miliknya untuk menyerang lawannya sebelumnya.
"Hei nak, mungkin kau bisa mengetes Tapak Purnama mu itu pada salah satu dari mereka yang berada di ranah Pembersihan Jiwa tahap 8 ke atas. Kau belum pernah melihat kekuatan penuhnya, bukan?" Terdengar suara Ye Lao dari dalam kepala Weng Lou dan membuatnya berpikir sejenak.
Itu cukup bagus, pikirnya.
Dia pun kembali menerjang, dan kemudian tiba tepat di depan sosok seorang pria bertubuh besar yang mana membuatnya mengingat sosok Pang Baichi, kakak dari Pang Baicha.
"Matii!!!!!"
Tanpa aba-aba sama sekali, pria itu mengayunkan sebuah kapak besar di tangannya kepada Weng Lou dan membuatnya merasa terkejut.
Dengan sigap Weng Lou kemudian melancarkan tendangan vertikal, dengan cepat ke arah sisi kapak tersebut dan membuat lintasannya berbelok.
Bum! PACK!!!
Begitu kapak itu mendarat di tanah, Weng Lou langsung memberikan serangan tapaknya pada dada pria itu.
BAM!!!
Bagai terkena bom, tubuh pria itu hancur seketika hingga tak berbentuk.
Orang-orang yang sedang bertarung menjadi terhenti karena itu. Terlihat ekspresi terkejut dari wajah mereka.
Pria yang menjadi lawan Weng Lou barusan adalah seorang Praktisi Beladiri yang berada di ranah Pembersihan Jiwa tahap 8 awal dengan kekuatan fisik yang hampir menyamai mereka yang berada di tahap 8 menengah.
Namun Weng Lou dalam satu serangan berhasil membunuhnya, dan bahkan sampai membuat tubuhnya hancur berantakan.
Serangan dari Weng Lou itu sudah seperti sebuah malapetaka bagi yang terkena nya!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 391 Episodes
Comments
Jhonny Afrizon
ceritanya sama dgn cerita pendekar gurun🤭
2022-10-15
0
hariyono liman
😐😑😑😑
2021-12-11
2
Manu Mere
up up up luar biasa jooooooozzzzz💓💓💓💓💓💓🦊💋💋💋💋💋💋💋💋💪💪💪💪👍🏻👍🏻👍🏻👁👁👁👁👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👈🏽👈🏽👈🏽👈🏽👈🏽🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏💥💥💥💥💥💥
2021-12-10
2