Kereta kelompok Weng Lou berhenti tepat di depan sebuah bangunan tiga lantai yang terlihat cukup ramai.
Weng Lou, Weng Ying Luan, dan Lin Mei, serta Shan Hu dan Jian Qiang memilih untuk turun dari kereta, sementara Pang Baicha ditugaskan untuk memarkirkan kereta dan kuda mereka.
Bangunan yang ada di hadapan mereka saat ini merupakan salah satu penginapan yang ada di Kota Liming ini, dan tanpa ragu mereka langsung masuk kedalamnya begitu Pang Baicha selesai memarkirkan kereta.
Terlihat ruangan yang berisikan banyak meja dimana orang-orang sedang duduk dan makan.
Hal ini membuat Weng Lou dan Weng Ying Luan bertanya-tanya, apakah ini benar adalah sebuah penginapan atau sebenarnya merupakan sebuah restoran.
Jian Qiang dengan santai berjalan terus dan kemudian berhenti di depan sebuah meja di mana terlihat seorang wanita muda duduk manis di baliknya.
Wanita itu menatap mereka sambil memasang senyum manisnya.
"Ada yang bisa saya bantu?" tanya wanita itu tanpa menghilangkan senyum di wajahnya.
"Kami ingin memesan enam kamar," ucap Jian Qiang.
Mendengar itu wanita itu kemudian menunduk dan membaca sebuah halaman pada sebuah buku yang ada di atas mejanya.
Beberapa saat kemudian, wanita itu kembali mengangkat kepalanya dan menatap Jian Qiang.
"Untuk berapa malam?" tanya wanita itu lagi.
Jian Qiang diam dan berpikir sejenak. Dia menatap Weng Lou dan yang lainnya dan mengangguk kecil.
"Satu malam saja," balas Jian Qiang.
Wanita itu mengangguk dan kemudian menuliskan sesuatu di buku yang ada di mejanya.
"Semuanya dua koin emas."
Tanpa mengatakan apapun, Jian Qiang mengeluarkan dua koin emas dari sakunya dan menyerahkannya pada wanita tersebut.
"Terima kasih."
Wanita itu kemudian menyerahkan enam buah kunci kepada Jian Qiang dan memberitahukan letak kamar mereka yang berada di lantai dua.
Dia mengatakan bahwa kamar mereka seusia dengan nomor yang ada pada kunci kamar yang diberikannya sehingga Weng Lou dan yang lainnya langsung mengerti.
Mereka semua pun berjalan menaiki tangga dan menuju kamar mereka di lantai dua.
Sesampainya di sana, Jian Qiang langsung membagikan enam kunci yang didapatkan dari wanita sebelumnya kepada mereka.
Tanpa menunggu lebih lama lagi, mereka langsung masuk ke kamar mereka sesuai dengan nomor kamar yang mereka dapatkan.
Weng Lou langsung membenamkan dirinya pada tempat tidur yang cukup empuk di kamar tersebut dan merilekskan badannya.
Selama satu hari ini dia telah mengalami hari yang sangat melelahkan.
Wilayah Huangwu nyatanya merupakan tempat tinggal para bandit-bandit dan beberapa binatang buas yang telah berevolusi.
Seringkali mereka dihadang oleh kalajengking raksasa yang memiliki besar tubuh yang sama dengan kereta kuda yang mereka naiki. Shan Hu yang Weng Lou tugaskan untuk menjaga kereta sementara dirinya berlatih harus menghadapi pertarungan yang cukup sengit dalam melawan kalajengking raksasa tersebut.
Sementara bandit-bandit yang mencegat mereka tidak terlalu membuat perjalanan mereka terganggu, karena kekuatan mereka kebanyakan dibawah Shan Hu, sehingga dapat dengan mudah dihabisi olehnya.
Weng Lou, Weng Ying Luan, dan Lin Mei terus mencoba menstabilkan kekuatan milik mereka yang telah mereka tingkatkan dalam waktu yang terbilang singkat.
Akan berbahaya jika mereka memiliki kekuatan yang tidak stabil saat digunakan nantinya.
Malam harinya, entah karena mereka sudah janjian atau hanya sekedar kebetulan, Weng Lou, Weng Ying Luan dan Lin Mei sama-sama keluar dari kamar mereka dan menuju ke lantai satu lalu keluar dari bangunan penginapan.
Jalan-jalan mengelilingi kota adalah tujuan nomor satu setiap kali mereka sampai di satu tempat.
"Hei, ayo pergi ke air mancur yang diceritakan oleh paman Jian siang tadi, aku penasaran ingin melihat pemuda yang dimaksud olehnya," ucap Weng Ying Luan.
"Hm? Apa istimewanya? Itu hanya air mancur, bukan?" Lin Mei tidak mengerti kenapa Weng Ying Luan tampak bersemangat.
"Aku ingin melihat patung pemuda yang bisa menciptakan air mancur itu! Kata Paman Jian di kereta sebelumnya, pemuda itu haruslah berusia sama dengan diriku ketika menciptakan air mancur itu!"
"Jadi maksudmu adalah kau ingin melihat rupa dari orang yang berhasil mengalahkanmu dalam hal kehebatan, begitu?" tanya Weng Lou dengan nada datarnya.
Weng Ying Luan tersedak napasnya sendiri dan kemudian tersenyum canggung.
"Aku hanya penasaran, tidak ada sesuatu yang spesial!" Weng Ying Luan memprotes ucapan Weng Lou meski sebenarnya apa yang dikatakan oleh Weng Lou memang benar adanya, dia memang ingin melihat rupa dari orang yang bisa sekuat dan sehebat itu di usia yang sama dengannya.
Karena tak mau berdebat, akhirnya Weng Lou dan Lin Mei menuruti keinginan Weng Ying Luan dan memilih menuju ke tengah kota, di mana terdapat sebuah air mancur yang telah dibentuk dengan megah.
Pada bagian atas air mancur itu, terdapat sebuah patung setinggi empat meter yang di sangga oleh empat buah pilar yang terbuat dari sejenis batuan yang tidak terlalu dapat dikenali oleh Weng Lou.
Ketika mereka sampai di tempat itu, wajah dari patung tersebut sama sekali tak bisa di liat oleh mereka karena suasana yang gelap.
Namun tak berapa lama, beberapa orang berjalan ke arah air mancur itu, dan meletakkan lentera yang cukup terang para keempat pilar yang menahan patung tersebut.
Saat itulah, wajah dari patung tersebut dapat dilihat dengan jelas oleh Weng Lou dan yang lainnya.
Akan tetapi, bukannya merasa takjub menatap rupa dari seorang pemuda yang mempu melebihi kekuatan Weng Ying Luan, mereka justru memasang ekspresi seperti tak percaya dengan apa yang mereka lihat saat ini.
Mulut mereka terbuka lebar, tak bisa berkata-kata.
Patung setinggi empat meter yang menggambarkan sosok dari seorang pemuda yang melebihi kekuatan Weng Ying Luan ketika diusia yang sama itu memiliki wajah yang tidak asing bagi mereka, itu adalah.....
Wajah Weng Lou!!!!
"Mei, cubit aku. Aku pasti sedang bermimpi saat ini," ucap Weng Ying Luan yang masih menatap kosong wajah dari patung tersebut.
Lin Mei yang juga sedang menatap kosong patung tersebut meraih pinggang Weng Ying Luan dengan tangan kanannya lalu mencubitnya dengan keras.
"AHHH!!!"
Weng Ying Luan menjerit kesakitan karena cubitan dari Lin Mei itu dan menggosok bekasnya.
"Sial! Ini bukan mimpi!!" seru Weng Ying Luan.
"Ya....aku tau itu...." sahut Lin Mei.
Wajah pada patung pemuda itu memiliki rupa yang sama dengan Weng Lou. Bukan mirip melainkan sama persis dengan bentuk wajah Weng Lou.
Bahkan yang semakin tak masuk akan bagi mereka berdua adalah sebuah tulisan yang tertulis di bawah kaki patung tersebut.
Tulisan itu tidak lain adalah nama 'Weng Lou'!
Sementara Weng Ying Luan dan Lin Mei sedang tampak histeris dan terkejut, Weng Lou sendiri menatap patung yang memiliki wajah sama dengannya itu dalam diam.
Dia menarik napas dalam dan kemudian melangkahkan kakinya mendekati air mancur tersebut.
Dia kemudian mengeluarkan sebuah pedang kayu dari ruang penyimpanannya dan dengan sigap naik ke atasnya.
Weng Lou kemudian menerbangkan pedang kayunya itu hingga sampai tepat di hadapan patung tersebut.
Weng Ying Luan dan Lin Mei yang ada di bawah kebingungan dengan apa yang dilakukan oleh Weng Lou namun tak lama kemudian, Weng Lou yang sedang melayang di atas pedang kayunya menyentuhkan tangan kanannya pada kening patung itu.
"Aku ingin melihat, ini adalah ingatanku dari kehidupan keberapa...." gumam Weng Lou.
Dia memejamkan matanya dan kemudian bagai terhisap oleh sebuah pusaran air yang sangat kuat, kesadarannya mendadak terbawa ke tempat lain.
FHUSSHHHH!!!!!
Weng Lou membuka kedua matanya dan kemudian menemukan dirinya telah berada di tempat lain, atau mungkin tepatnya berada pada waktu yang berbeda sekitar ratusan tahun lalu.
Dia melihat bahwa kondisi sekitarnya sedang siang hari dan tak jauh darinya ada semacam perkemahan.
Di salah satu tenda, duduk seorang pemuda yang mengenakan pakaian dari kulit binatang buas sedang sibuk mengasah tombak sepanjang dua meter yang terlihat sangat tajam.
Namun bukan tombak di tangan pemuda itu yang menarik perhatiannya, namun wajah dari pemuda itu yang sama persis dengan dirinya, yang membedakan hanyalah warna rambut dari pemuda itu adalah berwarna coklat dengan mata yang berwarna coklat juga.
"Aku ingin melihat apa yang dilakukan olehnya di tempat ini."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 391 Episodes
Comments
udin_seblak
🙏👍👍👍
2022-04-22
3
udin_seblak
🙏👍👍
2022-04-22
3
udin_seblak
🙏👍
2022-04-22
3