Semalaman Nelam tidak bisa tidur memikirkan masalahnya dengan Vera. Nelam juga kadang menangis mengingat Sang Ibu yang telah meninggal. Sekarang, dia hidup hanya untuk Reno. Nelam tidak akan menyerah demi menggapai cita-citanya, dan juga demi masa depan Reno.
Pagi ini Nelam memasuki lorong utama untuk masuk ke kelasnya, namun dia rasa ada suatu hal yang aneh. Nelam melirik teman-temannya yang menatapnya sinis dan penuh makian seakan ada sesuatu yang membuat Nelam menjadi pusat gunjingan. Ada apa dengan mereka? Apakah ada yang salah dengan Nelam? Apakah Nelam semenjijikan itu.
"Gak tau malu banget sih!"
"Dia ngelayanin om-om."
"Pasti dia laku keras tuh."
"Yang cantik pasti kelakuannya gak bener."
"Cantik doang, mau aja jual diri."
Nelam berhenti di depan seorang pria dan tiga temannya.
"Berapa sejam?" tanyanya membuat Nelam menggeleng tak mengerti. "Dari dulu bilang dong kalau lo open BO, gue gak rugi bayar mahal juga."
"Gue juga mau kalo bentukannya kayak gini," ucap Fredy.
"Berapa cantik?" goda Frans menyentuh dagu Nelam.
Nelam mundur karena mereka menggodanya, namun seorang pria memegang tangan Frans.
"Sentuh dia, baku hantam!" ucap Milan sembari menghempaskan tangan Frans dengan kasar.
"Ada pawangnya guys!" ucap Fredy.
"Nanti aja via chat kalo lo open," ucap Riko.
Milan menggenggam jemari Nelam. "Jangan dengerin mereka."
"Mil, kenapa mereka kayak gitu ke aku?"
Milan menghembuskan napasnya pelan. "Bentar Nel."
Milan menceluk saku celananya lalu memperlihatkan empat buah poto padanya. Alangkah kagetnya dia saat melihat potonya sedang berada di club malam dengan pakaian seksinya. Milan mengambil empat poto itu di mading karena sempat jadi perbincangan hangat pagi hari. Nelam tiba-tiba menjadi panas dingin, dia malu, dia takut, seketika jemarinya bergetar, dia berlari menuju toilet wanita.
"NELL!!" Teriak Milan.
***
Nelam menutup pintu toilet itu dengan cepat. Lagi-lagi wanita itu menangis. Nelam selalu menyalahkan dirinya atas kejadian yang dia alami. Dia yang selalu menyebut dirinya sebagai jalang. Kalau bukan karena Reno, Nelam tidak mungkin meneruskan pekerjaannya. Nelam masih menjadi seorang biduan hanya untuk membiayai sekolah Reno.
Hikss.. hiks..
"Ibu, maafin Nelam. Nelam udah kecewain Ibu, di sini, Nelam dituduh, dicaci sama temen-temen karena Nelam terlalu percaya sama orang yang baru Nelam kenal. Nelam gak tau kalau dia orang jahat, Nelam udah diperdaya Bu, Nelam takut keluar, Nelam takut jalanin hidup ini Bu.., Nelam gak bisa kuat, Nelam lemah., biasanya, Ibu yang kuatin Nelam, Hiks.. hiks.."
***
Sarah dan Vera berjalan menuju toilet yang ditempati Nelam. Mereka tertawa senang saat mendengar Nelam menangis. Sarah mengunci toilet yang ditempati Nelam.
"Mampus.." Ucap Sarah kecil kepada Vera.
"Berani macem-macem sih sama gue," ucap Vera.
Mereka pergi begitu saja setelah melakukan tos.
***
Nelam mencoba tegar melalui ini semua. Dia memutar knop pintu toilet, namun terasa kuat. Toilet tidak bisa dibuka.
Brukk..
Bruk..
"TOLONG YANG ADA DI LUAR!"
Bukan tidak ada orang, mereka mendengarnya tapi tidak ingin membukanya setelah tau kalau yang di dalam adalah Nelam.
"Biarin lah, si lajang itu udah bikin nama sekolah kita tercoreng."
"Iya, bentar lagi juga dia dikeluarin."
Walaupun sesama wanita, mereka tidak ada rasa kasian. Mereka memandang Nelam adalah wanita jalang yang tidak punya harga diri. Mereka menghakimi begitu saja tanpa tau kejadian sebenarnya. Mana support girl kalian?
***
Milan dan Danu terheran karena Nelam belum juga datang. Walaupun sudah mantan, Danu masih mengkhawatirkannya.
"Lo tau semua tentang Nelam kan." Tutur Danu pada Milan. Pria itu mengangguk.
"Nelam kayak jalang. Dia kerja di club malam." Katanya membuat Milan menatapnya dalam.
"Lo gak tau kejadian sebenernya. Jangan bilang Nelam cewek jalang lagi, atau gue bakal matahin tangan lu!" Ancamnya membuat Danu diam.
Milan bangkit dari duduknya berjalan keluar. Di lawang pintu, Bu Tati sudah berdiri membawa penggaris besarnya.
"Hehe.. Ibu. Assalamualaikum bu.."
"Walaikumsalam. Mau kemana kamu Milan?"
"Saya kebelet mau pipis bu."
"Jangan lama!"
"Siap bu bos!" Katanya sambil hormat membuat penghuni kelas tertawa sedangkan Bu Tati menggelengkan kepalanya melihat tingkah murid seperti itu.
Milan berlari menuju toilet. Setelah sampai, dia memasuki toilet wanita. Salah satu pintunya ada yang terkunci.
"Gak salah lagi." Gumam Milan. Dia memutar kunci yang menggantung. Lalu mulai memegang knop pintu.
Ceklekk...
"Nelam!"
Nelam berlari memeluk pria itu. Nelam menyeka airmatanya. Alangkah bahagianya Nelam telah terbebas. Milan yang tidak kuasa melihat penderitaan Nelam pun ikut meneteskan air matanya.
"Siapa yang lakuin ini?" tanya Milan.
"Nggak tau. Hikss.. hiks.." Milan menghapus air mata Nelam dan membawa Nelam pergi dari tempat itu.
"Yang kuat Nel, Tuhan gak mungkin memberikan cobaan di batas kemampuan hambanya."
Setelah sampai di depan pintu kelas, Nelam terhenti. Dia takut teman-temannya akan menjahatinya lagi.
"Ayo Nel, jangan takut."
***
Vote dan komen ya, supaya cepat berlanjut.. ok
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Qorie Izraini
yg kuat y neelam, lbat laun kebenaran akan tetungkap.
orang jahat oasti akan dapat ganjaran yg lebih oarah lg
2022-02-10
0
Zifa Zifa
giliran vera ma sarah kapan thooorrr jangan nelam mulu yg di kerjain dong☠️☠️☠️☠️☠️☠️☠️☠️☠️☠️☠️☠️☠️☠️☠️☠️☠️
2021-11-17
0
Rosma
masa sih nelam dibuat segitu amat nasibnya..bagi separoh buat vera
2021-10-26
0