***
"Nelam, kenalkan ini kak Arum, Nia sama kak Feni kalian akan manggung bareng." Kata Pak Hans.
Posisi mereka berada di ruang tamu rumah Pak Hans, di depan para biduan yang semula duduk lalu berdiri menyapa Nelam. Nelam berjabat tangan dengan perempuan yang seksi melebihi Nelam. Mereka perempuan berusia 25 tahun ke atas.
Tiga wanita itu sama rata. Berbadan bohai namun terlihat agak menonjol di bagian perut mereka. Tidak seperti Nelam yang langsing dan juga kakinya lenjang. Nelam sangat mempesona, dan dia visual sekaligus anggota termuda.
"Kamu masih muda banget, cantik lagi," ucap Feni.
"Sayang banget harus jadi kayak kita. Tenang aja, kamu bakal saya anggap kayak adek saya sendiri." Tutur Nia sambil memegang bahu kiri Nelam. Dia seorang biduan bertubuh bohai dan berwajah bulat. "Semua perkerjaan sama kok, sama-sama melelahkan, yang penting halal
"Ayok.. kita ke mobil." Kata Pak Hans berjalan ke arah pintu untuk keluar.
Setelah di luar, Pak Hans terhenti lalu menepuk dahinya karena ada sesuatu yang tertinggal di dalam. "Kok bisa lupa," gumamnya.
"Kalian masuk duluan aja, tunggu di mobil." Kata Pak Hans.
***
Para biduan sudah duduk di kursi penumpang. Semua sudah masuk ke mobil avanza hitam. Nelam duduk di belakang dengan Nia.
Nelam gugup bukan main. Baru kali ini dia bekerja menjadi seorang biduan dangdut, dia agak risih dengan bajunya yang seksi. Seseorang meraih tangannya, lalu Nelam tengadah melihat pemiliknya. Nelam hanya menghembuskan napasnya dalam menenangkan dirinya.
"Jangan takut, kamu hanya perlu kuat. Niatkan dirimu untuk mencari uang." Kata Nia membuat Nelam tersenyum.
"Makasih, ya, Kak."
"Kamu mengingatkan aku sama adik aku. Dia seusiamu sekarang." Kata Nia lalu wajahnya terlihat sedih. "Tapi dia sudah meninggal." Lanjutnya sambil menunduk lalu Nelam mengusap punggungnya.
"Yang sabar, kak."
***
Milan berjalan santai. Dia terhenti saat melihat seorang lelaki berkemeja biru tua sedang jalan bergandengan tangan dengan seorang wanita di dekat dekat pertokoan. Tampaknya Milan mengenal pria itu, Milan berjalan dan berdiri di depan kedua orang itu.
Cekrek..
"Alhamdulillah. Bentar lagi Nelam jomblo." Kata Milan pria itu memasukan smartphone-nya ke saku celana jeans-nya.
"Lo! Hapus gak!" tunjuk Danu pada Milan.
"Bagus.. lo abis ditangan gue tanpa gue ngotorin tangan gue sendiri." Kata Milan.
Milan yang berpenampilan agak preman dengan celana bagian lutut robek-robek dan jaket denim yang di dalamnya memakai kaos putih polos itu membuat rencana jahat Danu terputar. Danu mengambil tas selempang sarah lalu dia kaitkan begitu aja ke leher Milan.
"JAMBRET!"
"JAMBRET!"
Danu berteriak lalu Milan refleks melepaskan tas selempang yang terpaut di lehernya. Dia melemparkan ke Danu. Terlihat di ujung sana, segerombol anak muda berlari ke arah Milan. Milan lari dengan kencang namun mereka masih mengejarnya.
Di membelokkan badannya ke kiri dan berhenti di sebuah toko aksesoris.
Milan cukup pintar menggunakan otaknya untuk menyelamatkan diri. Kebetulan penjual sedang tidak ada, dia memakai topi bertulisan death dan kacamata hitam untuk menyamar.
"Bang liat jambret yang lari ke arah sini gak?" tanya salah satu warga dengan napas yang berantakan.
"Oh, ke sana!" Milan menunjuk ke sebelah kanan. Mereka percaya lalu masih berlari mengejarnya. Milan berlari ke sebelah kanan mencari tempat yang aman untuk bersembunyi.
Milan bersembunyi di balik tembok lalu mengintip keluar, dia mengusap dadanya dengan tenang. "Selamat, huh, untung gak ketangkap lagi."
***
"Selamat datang para tamu undangan. Para mempelai yang berbahagia. Mellody grup hadir untuk menghibur kalian semua. Kami menerima request lagu dari kalian malam ini." Opening dari seorang mc di atas pangunggung. Di sana juga ada biduan-biduan cantik sedang memoles wajahnya yang terlihat kurang menor.
Biduan paling muda itu hanya diam merasa risih dengan baju yang dipakainya. Nelam mengusap kulit tangannya yang kedinginan.
"Kenalkan biduan muda kita, bernama Nelam Dewi Permata. Dia akan menyanyikan sebuah lagu mellow untuk kita semua sebagai opening."
Nelam merasa kaget, tubuhnya juga gemetar. Namun saat ini, dia hanya bertekad untuk melakukan penampilan sebaik mungkin. Demi sang ibu, dia rela melakukan apa saja. Sebagai penampil pertama, dia harus melakukannya semaksimal mungkin.
"Nelam semangat ya, kamu pasti bisa," ucap Nia.
Nelam tersenyum manis. "Pasti bisa Kak."
****************************
Thanks ya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Ida Susmi Rahayu Bilaadi
biasanya klo jd biduan di panggung gak pke nama asli lih. pke nama samaran
2023-05-04
0
Farra
Kasian Nelam
2021-09-17
1
Nunuk Indraswati
tuuuch ke tahunan jga kan danu sm cewek...otak milan pinter bngeeeet...nelam semangat ajj buat ibumu
2021-07-24
2