SIAPA YANG MENGHAMILIKU?

SIAPA YANG MENGHAMILIKU?

Nelam Dewi Permata

...Happy reading ♥...

jangan lupa buat follow ya.. :)

Mohon maaf kalau ada typo atau penyusunan kata yang belum benar.

Harap dikritik ya

...---...

Apakah penderitaan selama ini akan habis begitu saja, ataukah tidak akan pernah habis sampai mata tak bisa lagi meneteskan air mata.

Tak seharusnya kepercayaan menjadi penghianatan.

Tuhan selalu baik pada hambanya. Dibalik peristiwa itu, akan ada seribu kebaikan.

Kamu hanya perlu percaya dan menjalani kehidupan dengan penuh kesabaran dan kebaikan. Tuhan akan memberikan yang terbaik...

Manusia hidup di bumi bukan sekadar untuk mendapat oksigen. Tapi mencari cara agar mereka tetap hidup dari jutaan manusia lainnya yang mencoba bertahan hidup.

°°°

...Ikhlas itu bohong, yang benar pura-pura kuat, terpaksa, hingga terbiasa. - Nelam...

°°°

Mata sayu itu terlihat kelam dan sembab. Endapan air terlihat di sekitar bola mata hitam yang bening hingga turun menetes ke kulit pipinya yang mulus. Selalu begitu hingga mendapat kenyamanan dalam hatinya, namun Nelam belum menemukannya. Tertawa adalah hal yang tabu dalam hidupnya. Dan dalam situasi seperti itu, Nelam dalam kesedihan. Akan tetapi, Nelam harus bertahan dan menemukan celah yang terang, dimana dia bisa keluar dari ruang kehampaan yang gelap.

Kesedihan ini telah Nelam alami semenjak dirinya kehilangan figur ayah. Nelam kebingungan saat ini mengingat beban hidupnya. Kehidupannya seperti labirin, yang berliku-liku. Pundaknya memanggul masa depan sang adik dan biaya berobat ibunya. Terasa berat untuk menanjak seakan menentang gravitasi.

Hal yang harus Nelam lakukan saat ini hanya satu, mencari pekerjaan. Paruh waktu lebih baik, daripada dia harus putus sekolah.

Tubuhnya terbalut oleh seragam berwarna putih abu-abu yang dilapisi oleh almamater biru toska. Berkat Ibu dan Ayah, Nelam masih bisa bertahan. Untuk kedepannya bagaimana? Nelam akan berjuang sendiri. Nelam harus menjadi kandidat berprestasi agar mendapat beasiswa universitas. Nelam akan belajar dengan giat, demi cita-citanya.

Setelah menelusuri beberapa kelas, dan akan melewati koridor, ada sebuah gesekan singkat di bahu kirinya. Lamunannya membuyar seketika, mata hitam beningnya menatap wajah tampan di sisi kirinya. Wajah ketus itu masih mengikat Nelam, entah apa yang mendominasi, tak perduli apapun, lelaki itu tampak marah terhadap Nelam.

"Yang bener dong kalau jalan, gak tau gue lagi buru-buru, apa!" ucapnya dengan nada tinggi sedikit membentak.

Nelam tersentak, bahkan Nelam tidak fokus berjalan. Seakan tubuhnya bergerak sendiri tanpa impulsif. Nelam harus menyadari fakta bahwa beban hidupnya mendera pikirannya.

"Maaf, aku gak sengaja," balasnya dengan parau sedikit gugup. Jantungnya berdegup kencang terasa akan terbang keluar.

"Gak sengaja?!" segaknya dengan suara tinggi menenggelamkan suara degupan jantung yang menggemuruh.

Kakinya mulai dia langkahkan sedikit ketakutan karena tatapan tajam namun juga memesona dalam waktu yang bersamaan. Baru saja melangkah dua kali, tangan kanannya di tahan oleh lelaki tadi. Entah siapa lelaki itu, dengan jelas Nelam belum pernah bertemu dengannya. Dia akan memarahi Nelam, kurasa.

Lelaki itu berdiri di depan Nelam. Badannya tinggi besar. Terlihat tampan walaupun bergaya seperti seorang bad boy. Kalian bisa lihat, dia memakai kalung di bawahnya berbentuk persegi panjang ke atas, dan anak rambutnya mencuat di sana sini.

"Kantor kepsek dimana?" tanyanya masih terlihat datar.

Nelam yang ketakutan akhirnya menghembuskan napasnya lega. Kiranya dia akan terus membuncah, Nelam mengarahkan jari telunjuknya ke sebuah ruangan di sebelah kiri yang jaraknya tidak jauh dari mading. Lelaki itu melepaskan tangan kiri Nelam. Anggukannya menandakan dia harus segera ke sana, mungkin ada keperluan yang sangat penting. Lelaki itu menaikan tali bahu tasnya berniat melangkah namun terhenti dan malah memutar balik badannya.

"Nama lo siapa?" tanyanya secara tiba-tiba.

Nelam tidak berkutik, masih tidak fokus dengan pertanyaan seseorang. Lelaki itu mengarahkan matanya pada dada kiri Nelam. Sesuatu di dapatnya, dia tersenyum senang. Nelam dalam keambiguan, tangannya malah menampar pipi mulus lelaki itu. Lelaki itu mendesis merasakan perih, pipinya memerah.

PLAKK..

"Shh..., aw..., sakit tau!" erangnya.

"Kamu liatin apa, eoh??!" bentak Nelam karena kesalahpahaman.

"Gue liat nama lo doang. Galak banget!"

Nelam sudah mengepalkan tangannya bersiap bermain tinju. Kekesalan membuat Nelam hanya mendecak lalu menghentakkan tangannya. Nelam meninggalkan lelaki itu dengan wajah ketus dan masam. Lelaki itu menatap punggung Nelam, dia menampilkan senyum manisnya.

"Dasar cewek aneh."

***

Tangan berkulit putih itu menyeka air matanya dengan cepat. Matanya berkedip dan tangannya menggibas-gibasi wajahnya. Seperti biasa, sudut bibirnya dia tarik membentuk lengkungan bibir sempurna. Senyumnya begitu manis, itulah Nelam Dewi Permata. Dibalik sikapnya yang ceria, menyimpan banyak pilu dan kegelisahan. Mengalokasikan kesedihananya cukup di dalam hati, itu lebih baik, daripada terlihat menyedihkan di hadapan banyak orang. Nelam tidak butuh belas kasihan orang lain, karena mereka tidak akan membantunya. Nelam yakin. Dia pernah merasakannya.

Dengan tarikan napas pelan, Nelam melangkahkan kakinya masuk ke dalam kelas. Bola mata Nelam melebar ke segala arah hingga tertuju ke bangku kosong barisan ketiga. Nelam tersenyum ramah pada wanita yang terlebih dahulu menempati kursi di sampingnya. "Permisi, " ucap Nelam sopan membuat wanita itu membalas senyumannya Dan meletakkan beberapa buku di atas meja. Mencoba adaptif, Nelam memberanikan diri, "Apa ada orang yang mau duduk di sini?" tanyanya sedikit canggung.

"Eh ..., gak ada, kok. Duduk aja," balasnya membuat Nelam menaruh tas gendongnya lalu tanpa ragu menduduki kursi tersebut.

Nelam melirik ke samping kiri tempat duduknya, dia mengulurkan tangannya pada wanita tadi, "Kenalin, aku Nelam." Nelam tersenyum ramah sangat akseptabel.

Gadis berambut ikal itu menjabat uluran tangannya, "Iya salam kenal juga, namaku Vera."

Setelah mereka berjabat tangan, tiba-tiba sebuah tangan yang mempunyai warna coklat agak sedikit gelap dengan urat-urat yang menonjol seperti akar berada di depan Nelam. Nelam tengadah dan terkesiap saat melihat pemiliknya. Ternyata seorang pria tampan, berkulit eksotik, berhidung mancung, dengan rahang yang tegas dan yang paling menarik yaitu alis matanya tebal membingkai di atas matanya. Pria sempurna seperti dia pasti disukai banyak gadis.

Nelam menepis uluran tangan itu. Kali ini tatapannya berubah masam, ada sesuatu yang Nelam benci dari sosok ini. Entah problem dalam percintaan atau masalah lain. Yang jelas Nelam terlihat pucat dan tidak bersemangat.

Danu Ibrahim, namanya. Berpacaran dengan Nelam kurang lebih dua tahun, namun Nelam selalu saja merasa disakiti akan kelakuan pacarnya. Selalu saja dia bermain dibelakangnya dan selalu saja membohonginya. Kalau Nelam sudah tidak mencintainya, mungkin dia sudah mengakhiri kisah cinta yang penuh pengkhianat ini.

"Pembohong." Kata Nelam

Dia meraup pipi Nelam menggerakkannya ke kiri dan ke kanan. Nelam menepis tangannya menatap Danu tajam.

Vera hanya menggeleng melihat sepasang kekasih itu.

Danu duduk di atas meja tepatnya di hadapan Nelam. Perempuan itu menepuk lengan atasnya. "Jangan duduk di meja!" Nelam menasehati, namun Danu masih mengabaikannya.

"Kamu masih marah sama aku? Kamu harusnya percaya sama aku. Yang chat itu bukan selingkuhan ku. Aku gak mungkin selingkuhin cewek secantik kamu."

Kalimat persuasif itu tidak pernah terbayangkan oleh Nelam. Bagaimana mungkin Nelam setuju dan memaafkan dia kembali. Rasanya seperti ada tumbukan di hatinya. Tidak mungkin Nelam membiarkan hatinya terus terluka dan disakiti. Untuk saat ini Nelam memilih bungkam dan mengunci mulutnya rapat-rapat hingga ada waktu yang bisa Nelam pilih untuk mengakhiri hubungan tanpa keseriusan ini.

"Bu Tati datang ... Bu Tati datang." Ricuh suara pemberitahuan dari teman-temannya membuat Danu panik lalu berdiri dan berjalan menuju tempat duduknya.

Bu Tati masuk diikuti seorang pria dengan penampilan layaknya seorang bad boy. Dia memakai seragam dengan baju kemeja bagian belakang yang keluar dari dalam celana, mengaitkan tali bahu tas sebelah kiri pada bahu kirinya, tak lupa aksesoris gelang berwarna hitam di pergelangan tangannya membuat siapa saja menilai bahwa lelaki ini seorang bad boy.

"Kenalkan, dia anak baru di sini namanya Milan. Dia keluaran ponpes Darussalam," kata Bu Tati membuat anak-anak menahan tawanya. Bagaimana tidak, cowok dengan penampilan urak-urakan itu ternyata keluaran pesantren.

Ternyata cowok yang Nelam temui di dekat mading adalah: Milan. Ya, memang sangat kebetulan sekali. Pertemuan singkat itu membuat siapa saja mengira bahwa Milan adalah tokoh utama dalam cerita fiksi. Bertemu tidak sengaja sampai berpacaran romantis dan menikah.

Kembali kepada Milan. Tadinya Milan bersekolah di SMA swasta namun akibat salah bergaul, orang tuanya memilih untuk memasukan Milan ke pondok pesantren. Kebetulan orang tuanya selaku pengurus pesantren tersebut. Keputusan orang tua Milan untuk menyekolahkan di ponpes tidak membuat Milan berubah. Milan semakin menjadi-jadi apalagi sering kabur-kaburan.

"Milan kamu duduk di pojok sebelah kiri. Kamu duduk sama Danu." Kata bu Tati, Milan yang mempunyai wajah rupawan itu berjalan ke belakang namun para wanita di kelas itu menatap Milan kagum terkecuali Nelam. Dia tampak biasa-biasa saja.

...•••...

VOTE DAN KOMEN YA, SETIDAKNYA CUKUP MENGHARGAI KARYA KU ❣️

Aku update setiap minggu ya.. ✔️

Ini karakternya ya, supaya lebih jelas.

...Nelam Dewi Permata...

...Milan...

...Aksa Dalvi Mahendra...

...Debi Dalvi Mahendra...

Terpopuler

Comments

Susi Sidi

Susi Sidi

mampir..

2023-07-09

0

Yolanda Yokanda Putri

Yolanda Yokanda Putri

cari aja thor visualnya org indo.. sm seperti nmnya nelammm

2022-04-28

0

Mari ani

Mari ani

ikut duduk manis mampir tor

2021-12-27

0

lihat semua
Episodes
1 Nelam Dewi Permata
2 PEMBULLYAN
3 Menyatakan perasaan.
4 Please, dont break my heart
5 Kerjaan dari Vera
6 Sangkal
7 Dituduh
8 Menaruh Hati
9 Cemburu
10 Nelam Berbohong?
11 Kemarahan Milan
12 Perintah Milan
13 Jadian
14 Bantuan Vera
15 Kehancuran
16 Kehilangan Mahkota
17 Ancaman
18 Ruang duka
19 jalang?
20 Gak ada perasaan?
21 Curiga
22 Hamil?
23 Suasana Keruh
24 Aku capek
25 Segitiga
26 Permohonan Vera
27 Aku bakal pergi
28 Aku pamit
29 Selisih
30 Terungkap!
31 Keadilan
32 Pertolongan
33 Aku benar-benar melaluinya
34 Aku benar-benar melaluinya
35 Bayi mungil
36 Ciri-ciri pria itu
37 Diusir
38 Perjalanan
39 Kecewa
40 Waktu berlalu
41 Milikku
42 Tawaran pekerjaan
43 Tidak ada kata maaf
44 Perintah Direktur utama
45 Curahan hati Aksa
46 Mengerjai
47 Cemburu
48 Musuh Aksa
49 Kenyataan
50 Siapa anak itu?
51 Sambutan
52 Cinta pertama?
53 Perkenalan
54 Pengungkapan.
55 Pecahan hati
56 Dunia Kita
57 Takut
58 Tidak bisa kehilangan
59 Kelemahan
60 Siapa dia?
61 Salah paham
62 Aku membencinya
63 Janggal
64 Waktu itu...
65 Dia buka Kakak ku
66 Seolah..
67 Melamarku?
68 Memaksamu
69 Pamit
70 Fitnah
71 Dia pergi?
72 Dia sepertiku
73 Pilihan
74 Sahabat kecil
75 Kilas balik
76 Dewi
77 My life
78 Perkataanmu
79 Api
80 Pertengkaran sekilas.
81 Dua hati
82 Berpapasan
83 Ayam jantan.
84 Keributan
85 Rintik Sendu
86 Menikah?
87 Harusnya kamu
88 Obsesi
89 Reno adikku
90 Rindu
91 Anak kalian
92 Ragu
93 KERIBUTAN
94 Merelakanmu
95 Kejujuran...
96 Aku ikhlas
97 Menikah
98 hamil?
99 Selamat tinggal
100 Terbongkar
101 Pergi
102 Menenangkan
103 End..
104 Extra part 1 (Diambil alih)
105 ekstra part 2 ( sembunyi)
106 Extra part 3 ( Malu)
107 karya baru
108 MAMPIR YA
109 Hai aku come back
110 MAPIR YA.. INI SERU BANGET
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Nelam Dewi Permata
2
PEMBULLYAN
3
Menyatakan perasaan.
4
Please, dont break my heart
5
Kerjaan dari Vera
6
Sangkal
7
Dituduh
8
Menaruh Hati
9
Cemburu
10
Nelam Berbohong?
11
Kemarahan Milan
12
Perintah Milan
13
Jadian
14
Bantuan Vera
15
Kehancuran
16
Kehilangan Mahkota
17
Ancaman
18
Ruang duka
19
jalang?
20
Gak ada perasaan?
21
Curiga
22
Hamil?
23
Suasana Keruh
24
Aku capek
25
Segitiga
26
Permohonan Vera
27
Aku bakal pergi
28
Aku pamit
29
Selisih
30
Terungkap!
31
Keadilan
32
Pertolongan
33
Aku benar-benar melaluinya
34
Aku benar-benar melaluinya
35
Bayi mungil
36
Ciri-ciri pria itu
37
Diusir
38
Perjalanan
39
Kecewa
40
Waktu berlalu
41
Milikku
42
Tawaran pekerjaan
43
Tidak ada kata maaf
44
Perintah Direktur utama
45
Curahan hati Aksa
46
Mengerjai
47
Cemburu
48
Musuh Aksa
49
Kenyataan
50
Siapa anak itu?
51
Sambutan
52
Cinta pertama?
53
Perkenalan
54
Pengungkapan.
55
Pecahan hati
56
Dunia Kita
57
Takut
58
Tidak bisa kehilangan
59
Kelemahan
60
Siapa dia?
61
Salah paham
62
Aku membencinya
63
Janggal
64
Waktu itu...
65
Dia buka Kakak ku
66
Seolah..
67
Melamarku?
68
Memaksamu
69
Pamit
70
Fitnah
71
Dia pergi?
72
Dia sepertiku
73
Pilihan
74
Sahabat kecil
75
Kilas balik
76
Dewi
77
My life
78
Perkataanmu
79
Api
80
Pertengkaran sekilas.
81
Dua hati
82
Berpapasan
83
Ayam jantan.
84
Keributan
85
Rintik Sendu
86
Menikah?
87
Harusnya kamu
88
Obsesi
89
Reno adikku
90
Rindu
91
Anak kalian
92
Ragu
93
KERIBUTAN
94
Merelakanmu
95
Kejujuran...
96
Aku ikhlas
97
Menikah
98
hamil?
99
Selamat tinggal
100
Terbongkar
101
Pergi
102
Menenangkan
103
End..
104
Extra part 1 (Diambil alih)
105
ekstra part 2 ( sembunyi)
106
Extra part 3 ( Malu)
107
karya baru
108
MAMPIR YA
109
Hai aku come back
110
MAPIR YA.. INI SERU BANGET

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!