...Membuka hati gak semudah membalikkan telapak tangan. -Nelam...
Nelam memasukkan obat-obatan yang sudah dia beli di apotik. Langkahnya terhenti saat melihat sebuah tangan berwarna kecoklatan dengan urat-urat yang menonjol menahan tangannya yang kecil. Tangan coklat itu memang sangat kasar dan kaku. Nelam terperanjat kaget melihat seorang lelaki berumuran kurang lebih 28 tahunan. Nelam tidak bisa lagi kabur, lelaki itu sangat kuat genggamannya.
"Kamu mau kabur kemana lagi, cantik. Bentar lagi kita mau nikah," ucap pria itu lalu mencolek dagu Nelam.
"Lepasin, Kak. Aku gak mau dimadu, aku juga gak cinta sama Kakak Guntur." Kejujuran Nelam membuat lelaki itu semakin menampilkan tatapan tajam. Pria itu tidak ingin penolakan. Dia menarik Nelam bagaikan seekor kambing. "Kak! Nelam masih SMA!"
"Ayo, ikut!"
"Gak mau! Tolong! Eum--"
Dia menutup mulut Nelam dengan tangannya yang besar. Berniat membawa Nelam ke suatu tempat. Pria ini benar-benar membuat jantung Nelam berdegup ketakutan. Yang jelas Nelam tidak mau dinikahi pria ini. Kemanakah dia akan membawa Nelam?!
***
Milan menggunakan motor ninja berwarna merah. Berniat ke warung kopi yang menjadi tempat tongkrongannya. Dalam beberapa menit, dia menghentikan motornya. Ada sesuatu yang membuatnya men-standart-kan motornya dan membuka helm full face-nya dengan cepat.
"Woy!" teriaknya.
"Woy lepasin!"
Milan sudah di dekat pria berbadan kekar itu. Tangannya sudah dikepalkan, mereka saling menatap kebencian. Pria bernama Guntur itu melepaskan tautan lengannya lalu beralih menyiapkan ancang-ancang untuk melumpuhkan Milan.
"LEPASIN NELAM!"
"JANGAN IKUT CAMPUR!"
Bughhh..
Dia menonjok pipi Milan, remaja itu tidak ingin kalah. Milan membalas dengan satu pukulan kencang di rahanganya. Dia meraih kerah kemeja Milan, lalu lututnya berhasil menumbuk keras perut Milan. Kaki Milan ditendang kuat membuatnya terjatuh. Dia tersenyum miring, kakinya akan segera mendarat di dada Milan, namun tubuh Milan menggelinding ke kiri meraih sebuah kayu.
Brukk..
Brukk..
Perkelahian besar ini memang menimbulkan bekas luka yang sangat banyak di tubuh keduanya.
Masih dalam perkelahian. Guntur berhasil merebut kayu itu. Kini giliran Milan. Guntur menggebuk punggung Milan dua kali, di bagian kepala belakang satu kali membuat kepalanya pening. Matanya melihat keadaan namun terlihat buram. Dia tidaklah lemah, walaupun begitu, perkelahian harus tetap berjalan. Ini adalah hobinya. Asal kalian tahu, Milan suka bermain tinju dan berkelahi adalah kesenangannya.
Milan berlari mengelilingi tubuh Guntur. Dari belakang, tangan kirinya menahan leher Guntur. Berhasil melepaskan diri, Guntur kembali menyerang Milan. Karena kecerdasannya, Milan berlari ke arah pohon dan bergelantungan. Dia menaikan dirinya ke atas pohon sangat tinggi. Guntur menyusuli dengan menaiki pohon mangga besar itu.
"Nyerah aja bangsat!" teriak Milan di atas.
Guntur sudah menaiki pohon mangga dan menarik kaki Milan. Kaki Milan yang menggunakan sneakers itu berhasil menumbuk wajah Guntur. Milan meraih ranting besar di kanannya. Dia berdiri dan berjalan di atas ranting. Guntur sudah kehilangan energi melihat keaktipan Milan. Guntur tidak menyerah, dia masih mengejar Milan. Dia berjalan mengatur keseimbangan di ranting besar itu. Tangannya meraih ranting di sebelah kiri menuruni pohon dan mengambil sebuah benda.
Milan berdiri menunggu kedatangan Guntur. Setelah pria itu turun, Milan menampilkan puppy-eyes-nya.
"Gue nyerah, Bang. Tapi gue punya hadiah buat lo. Nih!"
Milan melemparkan sarang lebah. Milan kabur, pria itu panik dan menggibasi kaosnya yang diserang komplotan lebah. Kecerdikannya, Milan menarik tangan Nelam dan segera membawanya menaiki motornya.
Mereka tertawa melihat kepanikan Guntur yang diserang banyak lebah.
***
Milan mengarahkan kaca spion ke wajah cantik Nelam. Senyumnya mengembang, dia tersenyum senang.
"Kenapa dia mau nyulik lo?"
Nelam menghela napas berat. "Kak Doni mau jual aku ke orang itu, padahal dia udah punya istri."
"Parah banget sih Kakak lo."
Nelam melihat kaca spion, Milan malah tersenyum memperhatikannya. "Emang kamu bisa liat jalan kalo kaca spionnya malah dimarahin ke aku?"
"Aku kan punya mata batin," balas Milan, membuat Nelam terkekeh kecil.
Milan memberhentikan motornya di sebuah taman bermain. Dia melirik Nelam. "Kita duduk dulu yuk."
"Mau ngapain?"
"Aku cuma mau ngobrol sama kamu Nel."
Keduanya menuruni motor, berjalan ke sebuah kursi kayu. Milan duduk di sebelah Nelam. Gadis itu melirik Milan. Sudut bibir Milan mengeluarkan darah, Nelam menceluk saku celananya lalu mengeluarkan selembar tisu. Nelam menopang pipi kanan Milan, lalu menempelkan tisu pada ujung bibirnya yang berdarah. Milan terus menatap wajah Nelam, hal yang tidak pernah Milan dapatkan dari seorang wanita adalah perhatian, namun kini Milan mendapatkannya. Rahasia terbesar Milan adalah, dia belum pernah pacaran karena dilarang oleh Abi dan Umi.
"Aku keren gak, kayak aktor laga, ya," kata Milan.
"Kamu malah bikin bonyok!"
"Aku penasaran sama kamu Nel. Coba kamu ceritain apa aja yang kepengin kamu ceritain."
Nelam sangat ingin mencurahkan seluruh isi hatinya pada seseorang, namun selama ini tidak ada yang ingin mendengarkannya. Bagi orang lain, omongan Nelam hanyalah sampah dan hanya akan buang waktu jika mendengarkan dia curhat.
"Kamu beneran pengen denger cerita aku?" Tanya Nelam membuat Milan mengangguk cepat lalu memegang jemari Nelam.
"Kamu boleh cerita sesuka hatimu. Kalo perlu kamu boleh pinjam telinga aku setiap saat." Sahut Milan yang membuat Nelam terkekeh kecil. Di sela tertawanya, Nelam meneteskan air mata. Milan menghapus air yang terjun dari mata Nelam.
"Kak Doni punya hutang yang banyak akibat berjudi dan kalo dia gak bisa lunasin hutangnya, dalam sepuluh bulan, aku harus mau dimadu Kak Guntur," Katanya sambil menangis membuat hati Milan teriris dia mengusap pipi Nelam.
"Aku bakal cari kerjaan. Aku mau bantu kamu lunasi hutang kakak kamu yang bangsat itu." Katanya membuat Nelam terdiam dan menggelengkan kepalanya cepat tidak enak karena Milan selalu membantunya.
"Nggak usah, aku bakal cari kerja sendiri, Mil."
Milan menatap mata hitam bening itu lagi. Tanpa dia sadari, Milan terhanyut dan tenggelam akan pesonanya.
"Aku belum pernah jatuh cinta tapi aku rasa akan sedang mengalaminya," kata Milan. Tak ada jawaban dari Nelam, Milan memegang tangan Nelam.
"Aku kagum sama kamu Nel tapi ...," ucap Milan menggantung.
"Aku suka kamu sejak pandangan pertama. Aku cinta kamu, Nel."
Dengan mudah Milan mengatakan itu. Tidak bisa terbayang oleh Nelam. Tidak mengira bahwa pria yang menjadi penolong di hidupnya ini, ternyata mencintainya.
Nelam tersenyum tulus, "Maaf Mil, aku gak bisa nerima kamu. Aku belum bisa buka hati aku buat orang lain," ujarnya. "Oh iya Mil, aku pulang sekarang, ya.",
Nelam sudah bangkit dari duduknya, Milan menahan tangan kiri Nelam. Meskipun agak kecewa dengan penolakan yang Nelam lontarkan, Milan harus mengantar Nelam sampai rumah. Takut Guntur akan menculik Nelam.
"Aku antar, ya."
*****************
Thanks ya...
Buat yang suka dan penasaran... diharapkan vote dan komen supaya aku bisa lanjutin nulis di wattpadnya
See you 😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Zifa Zifa
kok ada ya kakak yg paragraph kek doni gitu😡😡😡😡😡😡😠😠😠😠😠😠😠😠😠😠mau jualia adek nya lagi🥺🥺🥺🥺🥺🥺🥺🥺🥺🥺
2021-11-17
0
Euis Komariah
gggfgrggrrggggghrgn gg
2021-10-14
0
Euis Komariah
gggfgrggrrggggghr
2021-10-14
0