"Ver, ini rumah kamu?" tanya Nelam.
Mereka ada di depan rumah Vera.
Rumah minimalis dengan desain interior yang cukup 'waw'. Dilihat dari luar tampak rapi dan indah dihiasi empat tanaman bonsai dan taman hias lainnya. Tembok rumah yang warnanya cream tampak tidak terlalu mencolok dan juga terlihat di teras rumah ada kursi, meja, dan ayunan yang terbuat dari kayu jati.
Vera dan Nelam membuka sepatu dan kaos kakinya. Vera berjalan ke arah pintu dan memegang knop pintu.
Ceklek..
"Yah.. Ayah.."
Vera memasuki rumahnya dibarengi Nelam kemufia ia memanggil ayahnya.
Vera meletakkan tasnya di atas sofa. "Duduk dulu, Nel." Perintahnya membuat Nelam duduk di sofa bermotif kulit harimau. Di depan sofa ada TV LED besar.
Walaupun katanya Vera sudah tidak mempunyai Ibu, dia dapat tumbuh dengan baik dan rumahnya juga terlihat bersih dan rapi. Sungguh, ini adalah rumah impian Nelam. Terlihat sederhana namun mewah. Angan-angan Nelam untuk mempunyai rumah mewah memang terkesan gila. But, nothing imposible. Nelam yakin dia akan mendapatkan rumah untuk keluarga kecilnya.
Tak lama seorang pria berusia 50 tahun-an menghampiri Vera. Dia tidak terlihat sangat tua karena perutnya tidak bucit seperti lelaki seusianya, mungkin dia merawat tubuhya dengan baik. Vera mencium punggung tangan pria itu diikuti Nelam.
"Jadi ini, teman kamu yang diceritakan itu." Kata ayah Vera. Ayah Vera memang terlihat ramah dan baik.
Pak Hans, namanya. Pak Hans ini pemilik organ tunggal, namanya Melody grup. Kata Pak Hans, pekerjaan yang menyenangkan adalah hobi yang dibayar. Menyanyi adalah hobinya sekaligus pekerjaannya. Pendapatannya hanya dari manggung ke panggung. Pak Hans dapat membesarkan Vera sendiri. Entah kenapa, dia tidak mencari pendamping hidup? Entahlah, itu urusan pribadinya.
"Kamu udah memenuhi syarat yaitu cantik dan langsing, tapi yang terpenting adalah suara kamu. Kalau kamu gak hapal lagu-lagu dangdut dan juga suara kamu tidak bagus, terpaksa, saya tidak bisa menerima kamu." Katanya membuat Nelam menatap Vera.
Vera memegang tangan ayahnya, "Nelam bisa nanyi, Yah. Bentar ya, Vera nyalain dulu DVD sama mic-nya." Katanya sambil berjalan ke arah TV.
"Kamu memang siap, kamu tau kan resiko penyanyi dangdut itu seperti apa?" tanya Pak Hans.
"Saya akan tanggung resikonya, Pak. Saya tidak mau kakak saya menjual saya."
"Kakak kamu kejam, ya, padahal ulahnya sendiri berjudi sampai menaruhkan adik kandungnya sendiri."
Cekk..
Satu..
Dua...
"Nih, Nel." Kata Vera memberikan Nelam micropon. Wanita itu menghembuskan napasnya pelan. Dengan kegigihan di hatinya, Nelam mulai membuka mulutnya menyanyikan lagu Siti Badriah - Harus rindu siapa.
🎶Sungguh hati kurasa sepi
Bagai malam tanpa rembulan
Tiada bintang menemaniku
Gelap dan dingin menyiksaku
Adakah seseorang di sana
Yang akan menemani hidupku
Yang benar-benar mencintaiku
Menerima kekuranganku
Harus merindukan siapa
Kekasih pun aku tak punya
Kuingin seperti lainnya
Hidup bahagia penuh cinta
Bila tak datang kepadaku
Seorang yang mencintaiku
Sudah cukup terlalu lama
Sepi di kesendirianku
Suara menggelombang yang sesuai mengikuti nada adalah: suara yang dibutuhkan Pak Hans. Alangkah beruntungnya dia jika memperkerjakan Nelam. Sudah cantik, suara pun bagus, maka ini adalah kesempatan besar agar bisa meningkatkan grup nyanyinya. Pak Hans akan besar namanya, aku yakin. Seketika membuat Pak Hans berdiri dan memberikannya tepuk tangannya.
Pak Hans berjalan dan berdiri di dekat Nelam.
"Suara kamu bagus sekali. Selamat, kamu bisa bergabung dengan Melody Group." Kata Pak Hans dengan senyumnya yang hangat kemudian berjabat tangan dengan Nelam.
"Untuk baju, saya akan memberikan baju gratis buat kamu. Bentar ya," kata Pak Hans sambil berjalan ke kamarnya.
Nelam senang dan melakukan tos dengan Vera. "Ver, makasih bantuannya. Aku berhutang budi sama kamu." Katanya membuat Vera terdiam.
"Dia berutang budi padaku, berarti dia mau ngedeketin aku sama Milan." Batin Vera.
"Sama-sama Nel." Kata Vera sambil mengusap bahu kanan Nelam.
Tak lama Pak Hans membawa sebuah tas gendong yang terlihat sudah kusut dan dekil. Dia memberikan tas itu pada Nelam.
"Besok kamu ke rumah saya lagi udah maghrib. Besok kita ada job di acara nikahan."
"Siap, Pak. Pokoknya saya tidak akan mengecewakan Bapak. Kalau gitu, saya pamit ya, Pak." Nelam berpamitanmencium punggung tangan Pak Hans dan melambaikan tangan pada Vera melakukan salam perpisahan. Vera dan ayahnya menatap punggung Nelam sambil menampilkan senyum miring. Pertanda apakah itu?
****
vote ment jangan lupa ya, supaya cepat update..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Dien
ternyata ada udang dibalik bakwan
Vera pura pura baik
2021-11-28
0
Imam Aja
Vera jhat ni kyanya😢
2021-11-18
0
Zifa Zifa
ada niat apa nih vera sama ayah nya😠😠😠😠😠😠😠😠😠❓❓❓❓❓❓❓❓❓❓
2021-11-17
0