...Ayahku pernah bilang, anak pertama wanita itu seperti baja, dia kuat, dia juga gak pantang menyerah.--- Nelam Dewi Permata....
•••
Sudah dua jam ini, Nelam menghambiskan free class dengan belajar. Dia juara umum ke dua setelah Ikhsan saat kelas 11. Dan Nelam harus mengungguli Ikhsan tahun ini, agar dia bisa mendapat beasiswa. Pelajaran yang paling disukai Nelam yaitu sejarah, walaupun dia masuk jurusan Mipa. Tapi Nelam akan menyukai semua mata pelajar karena jika dia membencinya maka dia tidak ingin tahu mengenainya. Sukai dulu, lalu ajak kencan, bukan? Jadi mereka menjuluki Nyelam sebagai Queen of history.
Milan yang sedang duduk di sebelah Nelam menatap Nelam yang sedang asik dengan buku sejarahnya.
"Nel, kenapa sih kamu suka baca buku sejarah. Bukannya sejarah itu kayak mantan, jadi harus dilupain."
"Itu opini yang salah, Mil. Sejarah itu bersifat unik, artinya peristiwa itu hanya terjadi satu kali. Seperti kita lahir ke dunia, satu kali, kan, dan tidak akan terjadi lagi persis dengan peristiwa waktu itu. Sejarah yang paling bermakna bagiku yaitu memiliki seorang ayah, tapi itu sudah masa lalu yang tidak boleh dilupakan tapi harus diikhlaskan."
Nelam melirik ke Milan, namun dia tersenyum canggung. "Ngerti gak?" tanya Nelam. Milan hanya mengangguk lalu meraih pulpen Nelam. Dia menuliskan sesuatu di sebuah kertas selembar.
Aku ngerti bu guru cantik..
Tulisan Milan membuat Nelam hanya tersenyum.
"Kenapa sih Milan?" batin Nelam.
Milan menyandarkan punggungnya pada papan kursi, lalu menaikan kaki kanannya, "Enak juga ya kalo si Danu lagi di UKS. Tentram aja gitu gak ada yang ngajakin ribut." Kata Milan membuat Nelam tidak bisa menahan tawa. Milan sengaja duduk di kursi Vera karena dari dua jam yang lalu Vera tidak ada di kelas.
"Nel, malem ini kan malem minggu, kamu mau gak nonton sama aku," ajak Milan membuat Nelam berpikir.
"Tapi Mil, aku harus kerja." Kata Nelam keceplosan lalu matanya melirik ke sebelah kiri. Milan mengernyitkan alisnya.
"Aku gak mungkin mau diajak Milan. Aku kan manggung malem ini. Saat ini aku harus memberikan penjelasan atau alasan yang logis agar Milan tidak menanyakan dengan panjang lebar," batin Nelam.
"Kerja di mana Nel?" tanya Milan. Nelam masih kebingungan.
"Ayo cari alasan, Nel. Jangan sampai Milan tau." Batin Nelam.
"I-itu... aku udah kerja di kafe," ujar Nelam. "iya kafe." Kata Nelam lagi lalu dia tersenyum gugup.
"Oh gitu, maaf Nel aku belum ada kerjaan. Aku janji bakal bantuin kamu supaya bisa ngelunasin utang kakak kamu."
"Iya gak apa-apa, kok."
"Nanti aku anter ya, ke kafe." Katanya membuat Nelam membulatkan matanya. Dia langsung menggeleng. Hancurlah Nelam jika Milan tahu kerjaannya. Apalagi jika pekerjaannya diketahui banyak orang, mereka akan berpikir kalau Nelam bukanlah wanita baik-baik.
"Aku sama Vera. Kamu gak usah repot-repot nganterin aku."
"Jadi Vera juga kerja di kafe?"
Masih berkutat dengan pertanyaan Milan, keringat membasahi wajah Nelam.
"I.. iya.. kami kerja bareng," balas Nelam cepat. "Eh udah ya, Mil aku harus nemuin bu Susi di kantor." Nelam mulai bangkit berdiri, namun Milan menahan tangan Nelam.
"Jalan lupa, kalo di jalan ketemu si Danu bilang ada salam dari si Milan." Katanya membuat Nelam tertawa kecil lalu Nelam melenggang meninggalkan Milan.
***
Sudah saatnya Nelam benar-benar melihat dunia. Dunia hiburan bagi wanita memang mengerikan apalagi seorang biduan. Seorang penyanyi dangdut bukan dituntut untuk mempunyai bakat saja, akan tetapi penampilan juga harus 'ok'. Kadang lelaki hidung belang sangat menyukainya, menyukai aroma tubuhnya, lekuk pinggang, goyangan dan suara yang sangat membangkitkan gairah.
Apalagi jika seorang Nelam, gadis yang mempunyai fisik bak boneka barbie. Dari atas sampai bawah, sangat sempurna. Tapi Nelam percaya pada Pak Hans, dia akan melindungi biduannya. Nelam yakin, tapi aku tidak yakin.
Nelam yang pemalu itu seketika harus merubah karakternya. Nelam tetap meneguhkan hatinya walaupun berat. Dia harus profesional.
Nelam sedang menatap dirinya di depan cermin. Sungguh, Nelam akan menjadi visual di sana. Bagaimana tidak, rambutnya yang tergerai panjang, ditambah gaun pendek berwarna merah dan bermotif bling-bling semakin membuatnya tambah cantik.
Dia membalikan tubuhnya, gaun itu hanya menutupi depannya saja, sedangkan belakangnya bolong membuat punggung mulusnya terekspos. Hampir setiap baju yang diberi Pak Hans modelnya seperti itu. Nelam tidak bisa menolak. Dia meraih jaketnya untuk menutupi bajunya dan supaya para tetangga tidak mencurigainya.
***
Thanks ya...
Buat yang suka dan penasaran... diharapkan vote dan komen supaya aku bisa lanjutin nulis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Zifa Zifa
ada yg aneh aja dari gelagat ayah dan anak ni🤕🤕🤕🤕🤕🤕🤕🤕🤕🤕🤕🤕🤕😇😇😇😇😇😇😇😇😇😇😇😇😇😇😇😇😇
2021-11-17
0
Wulan Alfiah
semangat nelam
2021-11-06
0
Anthy Khalid
aaadduuuhhh...kog aku yg deg2an yaaa.
p'hans dan vera pasti punya niat jelek utk nelam.
2021-10-12
0