6 Bulan kemudian...
Semua telah Nelam lewati. Pahit manis bersama Milan, pria itu tidak pernah meninggalkannya. Sepasang kekasih itu, masih berpacaran hingga saat ini, walaupun sembunyi-sembunyi. Hubungan mereka tidak ada yang mengetahui, satu orang pun.
Pria yang berpakaian layaknya seorang preman dan selalu mencari gara-gara, kini telah berubah. Milan menjadi sosok yang lebih dewasa dan bertanggung jawab. Bahkan Milan mempunyai planing akan masuk akademi kepolisian.
Milan mengantarkan Nelam untuk pulang. Nelam membuka sepatu dan kaos kakinya. Dia berniat masuk ke rumahnya. Akan tetapi, Reno dan sang Ibu menghilang entah kemana.
"Assalamualaikum..."
"REN... IBU.."
Nelam panik tak lama bu Dara, tetangga sebelah menghampirinya.
"Neng, Ibu kamu dibawa ke rumah sakit Cipto, tadi pagi Ibu kamu pingsan."
"Gula darahnya naik?!"
"Iya Neng."
Nelam merasa lesu, badannya langsung menempel ke tembok. Milan yang tadinya akan pergi untuk pulang pun menghampiri Nelam. Dia menarik tangan Nelam cepat berjalan ke motornya. "Ayok Nel, kita ke RS sekarang!"
Mereka menaiki motor Milan dan pria itu langsung men-stater motornya.
***
Di rumah sakit Cipto
Pukul 14.00
"Ren.. i.. ibu baik-baik aja kan." Nelam yang baru datang itu melihat keadaan Ibunya yang telah membuka mata. Sang Ibu membelai rambutnya dengan lembut.
Nelam tak henti-hentinya menangis karena kekhawatiran yang melandanya.
"Ibu harus segera dioperasi, kak. Reno bakal cari uang juga buat operasi Ibu." Tutur Reno sambil menangis memeluk sang Ibu. Milan juga ikut terharu melihat keluarga Nelam.
"Pokoknya Ibu harus operasi, Bu. Nelam bakal pinjem uang ke Pak Hans. Hikss.. hikss.. " Kata Nelam.
"Gak usah, Ibu baik-baik aja." Sahut Ibu.
Nelam menoleh ke arah Milan. "Mil, kamu pulang aja, yak. Pasti kamu capek."
"Yaudah Nel, Ibu, Milan pamit ya.." Milan mencium tangan kanan Ibu Laras, mamanya Nelam.
"Assalamuaikum.."
"Waalaikumsalam.."
***
Sore ini tepatnya pukul 16.00 Nelam memberanikan diri untuk bertemu Pak Hans. Dia sudah berada di depan rumah Pak Hans.
Tok..
Tok..
Tok..
Ceklek...
Vera membuka pintu rumahnya, dia terheran akan kedatangan Nelam. "Mau apa?" tanya Vera sedikit ketus sambil melipat tangannya.
"Bapak kamu ada, Ver?"
"Ada.." Vera masih di lawang pintu, bahkan dia tidak menyuruh Nelam untuk masuk. Vera memang sangat jutek dengan Nelam saat ini.
"Pak.."
"Bapak..!"
"Iya, Bentar!"
Pak Hans baru datang dati balik pintu, melihat Nelam yang ada di luar Pak Hans merasa bingung, "Ada apa Nelam?" tanya Pak Hans.
Nelam gugup berusaha memberanikan diri. "Gini Pak, saya mau pinjem uang buat operasi Ibu saya." Tutur Nelam membuat Pak Hans memutar kedua bola matanya malas.
"Saya gak punya uang! Lagian kamu tuh baru kerja beberapa bulan aja udah mau pinjem uang!" Bentak Pak Hans dengan nada suara tinggi. Nelam memohon, dia berjongkok dan memegang kaki Pak Hans.
"Pak saya mohon, Ibu saya harus dioperasi." Lanjut Nelam lagi, namun Pak Hans menendang Nelam. Hingga tautan tangannya lepas pada kaki Pak Hans.
Vera menampilkan smirk-nya. Nampaknya Vera mempunyai ide jahat untuk membuat hidup Nelam lebih sengsara. Vera yang picik itu, pura-pura menolong Nelam dengan membangunkannya. Dia menampilkan ekspresi kasihan pada Nelam.
"Udah lah, Bapak mau ke Saung Abah." Katanya sambil melenggang pergi begitu saja.
"Nel, aku punya temen. Mungkin dia bisa bantu kamu. Kalo kamu mau, nanti malem ikut aku yak. Pake baju manggung atau rok mini, karena dia seorang photograper. Mungkin dia bakal jadiin kamu modelnya." Katanya membuat Nelam mengangguk lalu meraih tangan Vera.
"Ver, iya nanti malem aku ikut kamu."
"Iya Nel."
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Qorie Izraini
apa lg rencana siluman rubah itu...???
2022-02-10
0
Imam Aja
ksihan donk nelam klau mau d'rusak😢 jgn donk thorr
2021-11-18
0
Zifa Zifa
alamat hancur berantakan nih hidup loe nelam😱😱😱😱😱😱😱😠😠😠😠😠😠😠😠😠😠😠😠😠
2021-11-17
0