Kantin mulai sepi karena satu persatu siswa meninggalkan tepat keramaian yang baru terjadi beberapa menit yang lalu. Bel sudah berbunyi dan para siswa mulai memasuki ruangan kelasnya.
Saat Milan melewati toilet wanita, tiba-tiba langkahnya terhenti. Telinganya cukup sehat mendengar suara-suara kecil yang bersifat mengancam. Dan Milan paling benci hal itu. Apakah ada pem-bully-an di ruangan toilet wanita? Dan untuk kesekian kalinya, Milan menjadi hero yang menyelamatkan seorang wanita.
"Aw!"
"Ampun Sar.. Aku sama sekali gak rebut Danu.."
"Aku udah putus sama Danu..."
"BACOT LO ******!"
Suara rintihan itu membuat Milan menghentikan langkahnya di depan ruangan. Tepatnya di luar toilet wanita. Nampaknya, Milan mengenal suara itu. Cukup memekakkan telinga, Milan akan segera menolongnya tanpa pikir panjang.
Setelah menelusup masuk ke daerah lawan, ia tidak memikirkan risiko yang akan didapatinya. Yang jelas, tugas utamanya yaitu: menolong.
Matanya membelalak kaget saat melihat Nelam di-bully oleh tiga orang wanita. Mereka menyiksa, mengulurkan tangannya ke arah rambut, menjambaknya tanpa henti menyisakan rintihan-rintihan yang bersifat menyiksa batin. Rambut Indah terurai berubah berantakan dan rambutnya berjatuhan karena para wanita itu menggunting rambut Nelam, untung saja belum terlalu pendek. Milan tidak bisa melihatnya, ingin sekali menutup mata karena ketidak sanggupan, tapi itu bukan jalan terbaik.
Matanya memerah, hatinya bergetar, kepalan tangannya cukup kuat bila dia menghajar tiga perempuan tadi. Tidak, Milan tidak boleh melakukan kekerasan. Mereka wanita, dia lelaki, walaupun mereka bertiga, dan Milan sendiri, tetap saja tidak imbang. Milan memilih melerai dengan menjauhkan tangan-tangan jahil, tapi tubuh kekarnya menutupi tubuh Nelam.
"Wey! Beraninya keroyokan! Kalo kalian bukan cewek, gue udah congkel mata kalian!" ancaman sarkastis itu membuat mereka terkesiap.
Mereka adalah Sarah CS. Yang mempunyai dua anggota diantaranya; Rere dan Amel. Mereka bertiga terkenal sebagai geng pem-bully. Tidak etis sekali zaman sekarang suka melakukan kekerasan, Sarah CS tidak perduli. Mereka hanya ingin membuat orang-orang takut dan bertekuk lutut. Asal kalian tahu, kebencian Sarah terhadap Nelam dikarena hal sepele. Sarah merasa tidak ikhlas karena Nelam pacaran dengan Danu. Sarah sudah lama menyukai Danu, namun cintanya bertepuk sebelah tangan. Itulah penyebabnya.
"Inget, ya, Nelam. Hidup lo gak akan tenang!" ancam Sarah sambil menunjuk Nelam.
"Pergi gak!" Katanya dengan suara keras dan suara besarnya bergelombang di ruangan sempek itu.
"Ayo cabut," kata Sarah yang sudah memutar balik badannya namun matanya masih mengikat Nelam.
Setelah punggung tiga wanita itu sudah tidak terlihat, Milan memegang pergelangan tangan kiri Nelam. Seperti pertemuan pertamanya, Milan menatap mata hitam bening yang selalu ada di pikirannya. Selalu saja terlintas saat dia dimanapun. Selalu saja memikirkan Nelam, dan tidak dipungkiri, Milan sudah mulai menyukainya, kurasa.
Milan membawa Nelam keluar ruangan toilet wanita. Mereka berdiri di dekat bandan pintu, namun Milan masih menggenggam tangan itu. Tidak ingin melepaskannya, mata bening melihat wajah tampan yang memesona dalam waktu yang bersamaan. Baiklah, itu begitu memanah. Nelam terkesima melihat wajah tampan yang semula biasa saja semakin Nelam memandang hatinya semakin menggebu.
Milan menempelkan punggungnya pada tembok di dekat badan pintu. Posisi Nelam di depan tubuhnya, tak kuasa menahan gelombang di matanya. Yang semula baik-baik saja, kini menggenang dan semakin bening. Hati Milan teriris.
"Aku gak ngerti lagi, makin lama, mereka makin bully aku. Tiap malam aku ketakutan, tiap hari aku tertekan. Kalo aja aku anak orang kaya, mereka pasti gak bakal berani sama aku. hiks.. hiks.. " Nelam berbicara sembari menyeka air matanya, kemudian menggibasi wajahnya.
Baru pertama kali Milan merasa sedekat ini dengan seorang wanita. Tapi Milan ingin sekali memeluk wanita yang baru dia kenal ini. Menurutnya, dia wanita yang kuat, mandiri dan baik hati. Dia tipe wanitanya.
Milan memegang kedua bahu Nelam berbicara di hadapan wajahnya, "Kamu jangan takut. Ada aku yang bakal lindungi kamu. Kamu terlalu lemah buat ngelawan mereka," kata Milan lalu mengusap pipi Nelam.
Nelam melihat mata Milan lalu pria itu menempatkan tangannya di belakang karena dia rasa tangannya sudah lancang memegang pipi wanita itu. Milan mengacak rambut belakangnya lalu tersenyum canggung. "BTW, kita belum kenalan, kan. Aku Milan, bukannya kita sekelas?" tanyanya sembari melipat tangan, dan tatapannya lurus.
"Aku Nelam. Kita memang sekelas, kamu anak pesantren itu, kan. Tapi gaya kamu aneh tau," kata Nelam jujur membuat Milan hanya tersenyum sedikit.
"Aku kabur, aku gak betah."
Ungkapan Milan membuat Nelam tertawa. Bibirnya melengkung sambil terkekeh namun tiba-tiba berhenti dan tangannya menyeka air matanya lagi. Percuma saja, dia tertawa, ujung-ujungnya menangis juga. Milan memperhatikan tawa Nelam yang manis tiba-tiba berubah jadi sendu. Setidaknya, gelombang bening di mata hitam itu tidak terlalu menyakitkan.
"Bukannya lo pacarnya Si Danu?" tanya Milan lalu Nelam mengangguk.
"Iya, kita udah dua tahun pacaran," kata Nelam jujur membuat Milan menghembuskan napasnya pelan.
"Putusin aja," katanya sambil tersenyum manis membuat Nelam membulatkan kedua matanya, Milan menginginkan sepihak.
"Aku udah putusin dia, tapi dia gak mau."
"Hm..., boleh gak gue minta nomer hp lo," Milan memberanikan diri.
Nelam mengangguk, Milan melirik ke sebelah kiri, "Nanti gue curi nomer lo di grup kelas, ya. Ada Danu," katanya membuat Nelam melirik dengan cepat.
Danu berjalan cepat lalu menarik kerah kemeja Milan. "Jangan deketin Nelam lagi!" ancam Danu. "PUNYA KUPING GAK LO BANGSAT!"
"DENGER GAK LO ANJING!"
Tidak ada rasa takut sedikit pun bagi seorang Milan, pria itu hanya menampilkan smirk mematikan. Nelam berusaha melerainya hingga Danu melepaskan pegangan tangannya. "DANU!"
"AWAS LO ANJING!" Teriak Danu, lalu mendorong Nelam hingga membuatnya terjatuh.
Milan mendorong Danu. "BAJINGAN!" Teriak Milan kemudian membantu Nelam berdiri.
"Gak punya adab, kasar sama cewek, lo pikir lo keren?" ucap Milan menantang mendekati Danu lalu mengusik bahunya sembari didorong agak kuat. Danu mundur perlahan.
"Kita Cuma temenan, kamu jangan posesif kayak gitu, Dan!" Bentak Nelam membuat Danu mencoba menenangkan dirinya. Dia menarik tangan Nelam cepat dan kasar meninggalkan Milan.
Nelam mulai melewati Milan namun matanya tidak rela meninggalkan sosok penolong yang begitu tulus. Tidak lagi ada empati untuk Danu. Apakah Nelam akan bertahan dengan Danu yang kasar?
Alasan Danu marah terhadap Milan hanya karena tidak ingin kehilangan Nelam. Dia posesif, walaupun dia sudah dijodohkan dengan orang yang mem-bully Nelam.
****************************
Thanks ya...
See you 😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Hardana Kabora
bad boy but cool boy ...
2021-10-28
1
Mentari Tanpacahaya
ww
2021-10-28
0
Chian Madila
mampir thor
2021-10-26
0