🌹🌹🌹
Adrian kembali kerumah dengan membawa Bakso dari warung Mang Ujang, rasa nya sudah tidak sabar ingin di nikmati. Ia segera berlari ke dapur menemui Bi Mayang untuk menghangatkan kembali kuah Bakso agar lebih nyaman di santap.
" Bi.... Bi Mayang....! Tolong panaskan sebentar kuah Bakso nya, aku mau segera. " Pinta Adrian.
Bi Mayang menerima bingkisan berisi kuah dan juga Bakso yang memang sengaja di buat terpisah.
" Bakso......? Tadi Kirana juga membawa Bakso, lah sekarang Tuan Adrian juga membawa Bakso. Seperti nya Bakso nya di tempat yang sama, apa mereka tadi ke sana berdua. Ah..... Mayang - Mayang, ngapain kamu kepo. Mau di pecat luh. " Batin Bi Mayang.
" Bibi.... aku minta panaskan kuah nya sekarang, bukan nya melamun. "
" Baik Tuan, saya akan segera memanaskan nya untuk Tuan. Tunggu sebentar....!. " Ucap Bi Mayang panik.
Setelah di rasa cukup Bi Mayang menyajikan nya untuk Tuan Muda nya itu.
" Bi, bagaiamana kabar Kakek hari ini. Apa Kiran keluar lagi seperti minggu lalu ?. " Tanya Adrian.
Bi Mayang ragu untuk menceritakan nya pada Tuan nya itu.
" Bibi.....! kenapa belakangan ini Bibi kalau di tanya atau di perintahkan sering melamun. Apa ada yang Bibi pikirkan, atau Bibi sudah bosan bekerja di sini. " Tanya Adrian yang terdengar begitu seram di telinga Bibi Mayang.
" Tuan besar baik baik saja Tuan, dan mengenai Kirana memang benar ada nya. " Jawab Bi Mayang lagi.
Sebenar nya Bi Mayang bukan lah orang yang suka mengadu, tapi karena di desak beliau pun menjawab seadanya nya.
" Seenak nya saja dia keluar keluar seperti itu tanpa ijin dariku, mau cari mati rupa nya. " Batin Adrian.
Selesai menikmati Bakso yang sudah lama tidak Ia nikmati, Adrian berniat menemui Kirana. Namun baru saja Ia menginjakkan kaki nya di tangga pertama, dari atas nampak Kirana juga sedang menuruni anak tangga.
" Bagus ya, kamu bisa se enak nya keluar masuk sesuka hati. Seharus nya kamu tahu diri siapa kamu di rumah ini, kerjaan mu mengurus Kakek, bukan keluyuran. " Tegur Adrian dengan nada sinis.
" Kakek yang mengijinkan nya, bukan kah di sini dia bekerja untuk Kakek bukan seperti pekerja yang lain. Kakek juga sudah baik baik saja, jadi sebagai balasan nya dia bisa keluar di akhir pekan. " Ucap Kakek Wijaya.
Suara Kakek Wijaya mengejutkan mereka yang ada di sana, terlebih lagi Adrian. Ia terkejut melihat sang Kakek sudah bisa berjalan dan berkomunikasi dengan lancar.
" Kakek......! Kakek sudah sembuh ?. " Seru Adrian bahagia.
" Seperti yang kamu lihat cucu semprul, dan ini semua berkat kinerja Kirana. Jadi Kakek minta jangan marahi dia karena kebijakan yang Kakek berikan untuk nya. "
Adrian tidak setuju dengan ucapan sang Kakek mengenai kebijakan bagi para pelayan. Karena bagi nya semua pelayan sama saja.
" Tapi Kek, Kakek tidak bisa seperti itu....
" Cukup Adrian, ini sudah keputusan Kakek dan tidak bisa lagi di ganggu gugat. Satu lagi, Kakek juga sudah merasa lebih baik jadi mulai besok Kirana sudah boleh kembali bekerja di RS. " Ucap Kakek lagi.
Adrian kembali tercengang dengan keputusan sepihak sang Kakek untuk mengembalikan Kirana ke RS.
" Tapi Kek..... dia tidak cocok bekerja di RS. Dia bukan orang yang di siplin. "
" Adrian, bukankah dia seorang Dokter lulusan terbaik, tempat nya bukan di sini tapi di RS. Kakek sudah tahu masalah nya, dia baru satu kali terlambat dan kamu sudah mau memecat nya dan bahkan menghambat semua cita- cita yang dia bangun secara susah payah. Baik lah kalau kamu tidak ingin melihat dia ada di RS kita, dia bisa pilih RS mana tempat dia bekerja. Kakek akan merekomendasikan dia di RS RAHAYU, Kakek yakin RS mana pun akan menerima Dokter Kirana dengan senang hati. " Ucap Kakek Wijaya panjang di kali lebar.
Adrian memandang sinis ke arah Kirana membuat Kirana memalingkan wajah nya ketempat lain. Ia sangat bersyukur akhir nya Ia bisa kembali merasakan bekerja di RS lagi, tapi Ia juga sedih karena dengan begitu Ia tidak dapat lagi merawat Kakek Wijaya. Mendengarkan kisah beliau, padahal Kirana sudah sangat menyayangi Kakek Wijaya sama seperti Kakek nya sendiri
*
*
*
*
Hari yang di tunggu pun tiba, Kirana resmi berpamitan dengan Kakek Wijaya. Air mata nya tidak dapat Ia bendung saat akan mencium tangan Kakek Tua itu namun masih nampak gagah setelah sembuh.
" Jangan menangis Nak, Kakek tahu kamu pasti bersedih kan. Kamu masih boleh memanggil Kakek bahkan menganggap Kakek seperti Kakek kamu sendiri, kalau rindu datang lah kemari. Pintu rumah ini selalu terbuka untuk mu. " Pesan Kakek Wijaya.
Kirana benar benar terharu mendengar semua yang di ucapkan Kakek Wijaya.
" Terima kasih Kek atas semua nya, maaf kalau Kiran ada salah pada Kakek. Oh ya, Kakek ingat juga ya yang Kiran katakan, agar Kakek segera pulih sepenuh nya. Obat juga jangan lupa di minum, Kiran nanti juga akan kemari menjenguk Kakek kalau tidak di larang sama......
Kiran melirik Adrian sebentar dan itu membuat Kakek Wijaya tersenyum.
" Dia tidak akan berani memarahi kamu, kalau tidak ingin jadi pengangguran. "
Adrian semakin tidak suka melihat kedekatan Kirana dengan sang Kakek.
" Dasar benalu, se enak nya saja dia merebut perhatian Kakek dari ku. Sekarang malah aku yang seperti cucu tiri bagi Kakek, tidak bisa di biarkan ini kalau berlanjut aku bisa kehilangan segala nya." Batin Adrian
Walau berat hati Kirana akhir nya meninggalkan rumah itu, rumah yang sudah mulai begitu nyaman bagi nya.
🌹
🌹
🌹
Kiran tiba di rumah nya dengan perasaan senang, sudah hampir 3 bulan Ia meninggalkan rumah nya tersebut.
" Ya Allah, akhir nya aku kembali ke rumah ini lagi. Ayah, Ibu, Nenek..... aku kembali lagi. Maaf meninggalkan kalian berbulan bulan. "
Kiran menatap potret keluarga mereka yang tertata rapi di dinding rumah itu.
" Hari ini aku beres beres saja dulu, rumah ini nampak sangat kotor penuh debu. Besok saja baru aku memikirkan soal kerjaan, sekaligus memberi kejutan buat Kak Arif. Dia pasti senang kalau tahu aku akan kembali bekerja di RS lagi. " Gumam Kirana bahagia.
Sambil berdendang riang Ia mulai membersihkan rumah satu satu nya peninggalan orang tua nya yang tersisa untuk nya. Harta yang lain sudah berpindah tangan semenjak ke dua orang tua nya mengalami kecelakaan maut dan tidak ada lagi yang mengurus nya.
Tapi Kirana masih sangat bersyukur, rumah yang cukup mewah serta uang tabungan masih Ia miliki. Belum lagi pekerjaan nya sekarang yang juga menjanjikan untuk masa depan nya kelak.
" Terima kasih Ibu, Makasih Ayah, Makasih Nenek dan juga Kakek sayang.....!. "
" Mulai sekarang aku akan berjuang membantu sesama, tidak akan mudah menyerah dengan keadaan. "
Kirana mengingat pesan Kakek Wijaya dan itu membuat nya semakin tambah bersemangat.
🌹🌹🌹
Hapy - hapy readers Author sayang. Hari ini up kedua nya ya. Semoga semua nya selalu dalam Lindungan Nya. Oh ya jangan lupa dukungan nya ya, makasih semoga berkah dunia dan akhirat 😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
🍭ͪ ͩ𝐀𝐧𝐠ᵇᵃˢᵉՇɧeeՐՏ🍻☪️¢ᖱ'D⃤
ya kita harus bersyukur dengan apa yang sudah kita punya terlebih jika itu kita peroleh dengan cara halal
2023-08-07
0
⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔 🐰Diana 🍌
anu
2022-03-07
1
banyubiru
Semangat Kirana
2021-08-25
2