🌹🌹🌹
Kirana melangkahkan kaki nya dengan yakin. I ya dia harus yakin mampu menaklukan tantangan yang di ajukan Adrian pada nya, yaitu mampu membuat Kakek WIJAYA menyukai nya.
" Semoga saja aku bisa, ini adalah langkah terakhir dari mimpi ku. Mau lanjut atau pupus selama nya, Bismillah.....!. "
" Di sini Kiran, ini kamar nya tepat di sebelah kamar Tuan besar. " Ucap Bibi ramah.
Kirana memasuki kamar itu, kamar yang indah di atas rata rata kamar pelayan. Bahkan tidak bisa di sebut kamar pelayan, kamar dengan fasilitas lengkap.
" Bibi Mayang tunggu.....! Apa kita nggak salah masuk kamar Bi..., ini terlalu mewah buat orang sepertiku. " Ucap Kirana merendah.
" Tidak Kiran, ini memang kamar khusus bagi siapa saja yang bertugas merawat Tuan besar. Mereka yang sebelum nya juga tidur di kamar ini. Ya sudah, Bibi keluar dulu. Nanti kalau ada apa apa ke dapur saja tanyakan pada Bibi apa yang Kiran ingin tahu. "
Kiran sangat bersyukur, paling tidak masih ada orang yang baik di rumah ini. Yang mendengarkan nya bicara serta bersedia membantu nya kapan saja Ia butuh bantuan.
Uhuk uhuk { Terdengar suara batuk batuk di sebelah kamar Kirana}
Kirana yang sedang menata bawaan nya kedalam lemari terkejut, Ia langsung berlari ke asal suara.
" Assalamu'alaikum......! Kakek......!. " Seru Kirana seraya berlari membantu Kakek Wijaya berdiri.
" Maaf kek, Kiran bantu ya.....! Kakek duduk di sini saja. Hm kakek mau minum kan ? biar Kiran ambilkan. " Ucap Kiran ramah.
Ia pun menuangkan kedalam cangkir minuman untuk Kakek Wijaya.
" Kakek tidak usah bingung, saya Kirana Kek. Saya di tugaskan di sini buat menemani Kakek, siapa tahu Kakek butuh bantuan. " Ucap Kirana melihat Kakek Wijaya yang nampak bengong melihat nya.
" Ini Kek.....! Seperti nya Kakek sedang batuk, jadi Kakek sebaik nya minum air hangat saja ya biar nafas nya agak enak kan. "
Kakek Wijaya hanya memandangi gelas berisi air putih yang berada di tangan Kirana.
" Kiran bantu ya Kek. "
Kiran kemudian membantu Kakek Wijaya untuk minum melalui gelas, dan Kakek Wijaya pun minum dari sana.
" Wah, bagus Kek.....!. " Seru Kirana bahagia.
Ingatan nya seketika teringat akan mendiang kakek nya yang juga sakit keras dulu, dan Kiran selalu bahagia bila berhasil membuat kakek nya makan, minum apalagi tersenyum.
Namun kemudian wajah nya jadi murung tak kalah mengingat kalau Ia sudah kehilangan Kakek kesayangan nya itu, karena penyakit yang di derita nya.
" Ka- mu ke - na - pa ?. " Tanya Kakek Wijaya terbata bata.
" Ah tidak apa apa Kek, saya hanya teringat dengan Almarhum Kakek saya. Saya sangat menyayangi nya, tapi Kakek sudah lebih dulu berpulang karena penyakit yang di derita nya. " Ucap Kirana dengan mata berkaca kaca.
Kakek Wijaya mulai menggerakkan tangan nya ingin mengelus kepala Kirana namun tidak sampai.
" Kakek mau apa, apa mau minum lagi. Biar Kiran ambilkan. " Ucap Kiran
Namun Kakek Wijaya menggelengkan kepala nya pertanda tidak ingin.
Tanpa mereka sadari di luar ada dua pasang mata sedang mengintip interaksi kedua manusia berbeda zaman itu.
" Bapak.......!
" Sttttt diam, biarkan saja mereka. "
🐧🐧🐧
Di dalam kamar Adrian melepas semua pakaian milik nya, karena penasaran dengan sosok Kirana akhir nya Adrian memutuskan untuk tidak bekerja hari ini dan kembali ke rumah.
Dan ternyata semua rasa penasaran nya terjawab sudah. Kakek yang setelah sekian lama hanya diam saja tanpa mengeluarkan sepata kata pun akhir nya mau berbicara hanya kepada seseorang yang bahkan belum satu menit beliau kenal.
Di bawah guyuran shower, Adrian membayangkan interaksi antara sang Kakek dan juga Kirana. Tanpa sadar bibir nya tersenyum, senyum yang Ia pun tidak tahu kenapa.
" Gadis aneh, hmm menarik. " Gumam Adrian.
Adrian keluar dari kamar mandi setelah di rasa nya sudah cukup membuat nya segar. Baru akan mengambil baju ganti mata nya kembali menangkap gelang kenang kenangan dari seseorang di masa lalu nya.
" Kenapa sering sekali aku melihat mu belakangan ini Laras, perasaan tadi sudah aku simpan aman, tapi kenapa ada di sini lagi. Apa ini pertanda kamu ada di sekitar ku atau kita akan segera bertemu. " Gumam Adrian.
Ia meletakkan nya lagi di tempat yang aman, hanya itu satu satu nya peninggalan yang juga mengingatkan janji nya pada seorang anak perempuan 10 tahun silam.
" Bi Mayang, buatkan minum segera dan antarkan ke ruang kerja ya. " Pinta Adrian.
" Baik Tuan.... " Jawab Bi Mayang.
Bi Mayang segera membuatkan pesanan untuk majikan nya tersebut, namun Ia kelabakan karena pekerjaan nya yang masih banyak. Belum lagi ikan yang masih di goreng di penggorengan dan sebentar lagi mateng.
Nayla memutuskan turun ke bawah karena Kakek Wijaya sudah tertidur.
" Dari pada aku suntuk di sini, lebih baik turun ke bawah, siapa tahu Bi Mayang perlu bantuanku. " Gumam Kirana.
" Bibi, ada yang bisa Kiran bantu. " Tanya Kiran setelah tiba di dapur.
" Wah kebetulan Kiran, Bibi lagi butuh bantuan. Tadi Tuan Adrian minta di bawakan minuman ke ruang kerja nya, tapi lihat itu, Bibi lagi goreng ikan, bentar lagi mateng. " Ucap Bi Mayang.
" Oh gampang Bi, kalau gitu biar Kiran saja yang goreng ikan nya dan Bibi bawa minuman nya buat Pak Adrian. " Usul Kirana.
" Tapi Tuan kan tidak suka ikan terlalu kering, gimana kalau salah. Ikan buat Tuan hanya tinggal ini, tidak ada lagi di kulkas. Kalau Kiran salah menggoreng bisa bisa tamat riwayat kami berdua. " Batin Bi Mayang.
" Kiran saja yang antar minuman ini, biar Bibi yang selesain masak nya. Soal nya sebentar lagi Tuan juga waktu nya makan dan masakan masih banyak yang belum mateng, gimana kamu mau kan ?. " Tanya Bibi.
Kiran nampak berpikir bagaimana Ia akan mengantarkan nya pada Pria tengil itu. Dia juga takut salah dan membuat Pria itu marah marah.
" Ya sudah Bi, ruangan nya yang mana ?. " Tanya Kiran akhir nya menyetujui saran Bi Mayang.
" Dari sini lurus, belok kanan. Disana ruangan nomor dua itu ruangan nya. " Jawab Bi Mayang.
Kirana membawa nampan berisi minuman itu sambil menghapalkan letak ruang kerja yang di sebutkan Bi Mayang.
" Sebelah kanan ruangan nomor dua, ah ini dia mungkin ruangan nya. " Gumam Kirana.
Tok tok tok Bunyi pintu di ketuk pelan oleh Kiran.
Karena pintu tidak terkunci akhir nya Kiran masuk dan mencari cari tidak ada siapa pun di sana. Tanpa menunggu pemilik ruangan nya Kirana langsung meletakkan gelas minuman itu di atas meja.
Baru mau melangkah keluar mata Kiran menangkap sesuatu yang nampak tidak asing bagi nya.
" Apa itu.....?. "
Karena penasaran Kirana akhir nya mendekat kearah sesuatu yang menarik perhatian nya.
" Sedang apa kamu di sini ?. " Tanya Adrian tiba tiba. Kehadiran Adrian yang tiba tiba sontak membuat Kirana terkejut dan gugup.
" Ah.... tidak Pak, saya tadi di perintahkan Bi Mayang mengantarkan pesanan Bapak, soal nya Bi Mayang lagi banyak kerjaan. " Ucap Kirana tanpa berani menatap wajah Pria yang ada di depan nya.
" Kalau begitu saya pamit keluar, mau bantu Bi Mayang di dapur. " Ucap Kirana seraya berlalu pergi.
"Huffft gadis aneh. " Batin Adrian di sertai senyum yang sedari tadi sempat Ia tahan karena melihat tingkah Kirana yang ketakutan.
" Huh.... untung saja tadi Pak Adrian tidak marah marah. Ya Allah lagian juga kenapa aku meski melihat lihat isi ruangan itu, dasar kepo.....!. " Gumam Kiran merutuki dirinya sendiri.
🐧🐧🐧
Hai ~ Hai ~ Hai
Mampir juga di sini ya, kalau suka boleh tinggalkan jejak nya Oke, love you all
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔 🐰Diana 🍌
like
2022-03-07
0
✪⃟𝔄ʀ sⷡεͬɴͦɢͫᴏͦᴛ ʰᶦᵃᵗ🦈
masih kebawa nama di novel yg satunya y kak?😀
2022-01-28
0
Diandra
ntar sate lanjut lagi
2021-09-29
0