Hari demi hari di lalui Kiran dengan baik, mengurus Kakek Wijaya yang semakin hari semakin membaik. Setiap akhir pekan Kirana di ijinkan Kakek Wijaya untuk keluar rumah sekedar untuk menikmati hari nya agar tidak suntuk bekerja setiap saat.
Waktu itu di gunakan Kirana untuk bertemu sahabat nya, sekedar untuk bercengkerama dan juga makan bersama, setelah itu kembali lagi dengan rutinitas nya sebagai perawat Kakek Wijaya.
Seperti sore ini untuk yang ke tiga kali nya Kirana bertemu dengan Arif di tempat yang sama. Taman di dekat danau yang penuh dengan kenangan, mereka bercengkerama sebagaimana mesti nya. Bagai kakak dan juga adik
Untuk yang ke tiga kali nya juga, Adrian melihat sekilas dari jauh karena setiap pulang dan pergi bekerja Adrian selalu melewati tempat itu. Berharap bisa bertemu wanita di masa lalu nya.
Sudah tiga pekan ini Adrian melihat seorang wanita berada di tempat duduk yang sama, namun Ia tidak melihat wajah nya karena bangku itu menghadap ke danau.
" Siapa dia. " Gumam Adrian.
Baru saja Ia ingin mendekat, nampak dari jauh ada seorang lelaki yang datang menghampiri gadis itu, dan itu membuat Adrian mengurungkan niat nya.
" Tidak mungkin Laras, kalau dia mana mungkin dia bertemu dengan Pria lain sementara dia sendiri sudah berjanji padaku akan menjadi Istriku kelak ketika dewasa. " Batin Adrian.
" Bagaimana Kiran, apa sudah ada kabar tentang Pria itu. Apa dia sudah menghubungi kamu atau apalah yang mengabarkan dia di mana. " Tanya Arif
Kirana menghembuskan nafas nya secara kasar.
" Belum Kak....! Apalagi sekarang aku bekerja di rumah, mana bisa dia tahu kalau aku di sana. " Jawab Kiran dengan wajah sendu.
Arif merasa kasihan pada wanita yang sangat di sayangi nya itu, rasa nya demi ke bahagiaan Kirana, kalau saja dia mengetahui di mana keberadaan Pria itu, Ia pasti akan mendatangi nya walau ke ujung dunia. Tapi sayang nya Arif juga tidak tahu, jangan kan tempat tinggal nya bahkan wajah nya saja Arif tidak tahu.
" Sudah, jangan manyun begitu. Nanti cantik nya hilang. Mau kulit mulus nya jadi keriput....!. " Goda Arif dan seperti biasa Kiran pasti selalu bisa tertawa kalau mendengar guyonan Arif.
" Ih kakak mah gitu, memang nya aku sudah tua. Belum juga nikah sudah keriput. " Sela Kirana tidak Terima.
" Mau nikah, yuk.....! sekarang juga boleh.....!. "
Kirana semakin geram dengan kekonyolan Arif, karena bercanda kelewatan. Namun tidak bagi Arif, semua yang dia ucapkan memang hadir dari kejujuran hati nya. Namun lagi- lagi Ia tidak ingin memaksakan rasa cinta nya terbalas. Cukup melihat Kirana bahagia dan tersenyum, itu adalah sudah merupakan kebahagiaan tersendiri buat Arif.
" Habis tadi kata nya belum nikah sudah keriput, jadi aku ajakin nikah saja biar ngk nyesal keriput karena sudah ada yang punya. "
Kruyuk ~ kruyuk.
Bunyi perut Kirana, menandakan kampung tengah nya membutuhkan asupan.
" Ya ampun, kamu lapar Kiran....?. " Tanya Arif terkejut.
Kiran menyembunyikan wajah nya yang merona karena malu, di saat bercanda eh malah kampung tengah berbunyi.
" Kamu sich, biasa nya juga langsung ngajak makan. Sekarang malah nggk ngajakin makan. Aku kan tadi sengaja tidak makan, biar makan nanti sama kamu banyak. " Ucap Kirana cemberut.
Arif merasa lucu pada tingkah Kiran, dan itu semua membuat nya semakin jatuh cinta pada wanita itu.
" Ya sudah maaf, yuk kita cari tempat makan yang enak. " Ajak Arif sembari berdiri.
" Ayo, mau makan sekarang apa nanti. " Ulang Arif karena Kirana tidak juga bergeming dari tempat duduk nya.
Dari jauh Adrian melihat kemesraan yang di tunjukkan Arif dan juga Kirana. Namun Ia tidak nampak melihat wajah Kiran.
" Laras kamu dimana, kalau kamu ada pasti seperti dia. Aku janji akan membahagiakan kamu, seperti Pria itu memperlakukan kekasih nya. " Batin Adrian.
Puas menjadi penonton Adrian akhir nya melajukan mobil nya kembali meninggal kan kedua pasang sahabat itu yang berpegangan tangan menuju tempat mobil mereka terparkir.
*
*
*
*
Sebuah warung Bakso tempat paforit Kiran sejak dulu. Dulu Ia dan Rian sering mendatangi tempat itu, bahkan Kiran sampai kenal betul dengan pemilik warung Bakso itu.
" Kak, kita singgah di warung bakso nya Mang Ujang. Sudah dua bulan lebih aku tidak mampir makan di sana, rasa nya aku sudah sangat rindu dengan Bakso nya Mang Ujang. " Ucap Kirana senang.
Arif memperhatikan wajah Kirana, betapa bahagia nya dia walau hanya membayangkan Bakso saja.
" Bagaimana kalau kamu bertemu dengan Pria itu, apa kah kamu akan melupakan aku Kiran. " Batin Arif.
" Hati hati ngeces tuh, ileran ih. " Goda Arif.
Kirana menyapu bibir nya memakai tisu, karena mengira apa yang di katakan Arif benar ada nya.
" Mana ada ileran. "
Arif tertawa bahagia melihat tingkah konyol Kirana, Ia percaya apa yang di katakan Arif.
" Lah percaya saja, mana ada orang cantik begitu ileran. " Ucap Kirana merajuk.
" Sudah- sudah, mau turun apa kita berangkat lagi. "
Kiran mengarahkan pandangan nya keluar, hati nya berbunga melihat Bakso yang menggugah selera. Kemarahan nya hilang seketika, Ia pun turun dengan bahagia.
" Mang Ujang.......!. " Sapa nya.
Pria yang di panggil Mang Ujang pun menoleh melihat siapa yang baru saja manggil nama nya.
" Eh Dokter Laras, kemana saja Dok. Lama nggak mampir kemari. "
" Maaf Mang lagi kerja soal nya, kerja nya jauh dari sini, jadi nggak bisa sering - sering mampir. " Jawab Kirana.
" Oh...... ya sudah Laras duduk di sana saja. Seperti biasa kan....?. " Tanya Mang Ujang yang memang sudah tahu kesukaan Kiran sejak dulu.
" I ya Mang Ujang, buatkan dua ya. Oh ya, bungkus kan satu lagi nanti ya. " Pesan Kiran dan di angguki Mang Ujang.
Kiran begitu lahap menikmati Bakso Mang Ujang yang memang selalu pas di lidah nya. Namun tidak dengan Arif, Ia tidak menyukai pedas. Alhasil Bakso yang di mangkuk hanya di aduk - aduk saja.
" Kenapa Kak, yuk makan. Enak lho Kak. " Ucap Kiran yang melihat mangkuk di depan Arif masih belum berkurang isi nya sama sekali.
" Aku masih kenyang, kalau kamu mau ini buat kamu saja. "
Arif menyodorkan mangkuk berisi Bakso kehadapan Kirana. Lah bukan Kirana nama nya kalau Bakso jadi mubazir, dalam sekejab saja semua isi mangkuk sudah berpindah tempat.
Mereka kembali setelah usai menikmati dan juga membayar biaya makan mereka.
*
*
*
*
" Assalamu'alaikum Mang Ujang. "Sapa seseorang.
" Waalaikum salam. " Jawab Mang Ujang mencari siap yang memberi salam pada nya.
" Siapa ya ?. " Tanya Mang Ujang bingung.
" Saya Rian Mang. " Adrian memperkenalkan diri.
Nampak Mang Ujang mencoba mengingat ingat siapa yang bernama Rian. Sampai akhir nya Mang Ujang pun tersenyum ketika berhasil mengingat nya.
" Nak Rian yang sering kemari dulu sama Dokter Laras ?. " Tanya Mang Ujang memastikan.
" Dokter Laras. " Batin Adrian.
" Saya dulu sama Laras Mang Ujang, bukan Dokter Laras. " Ucap Adrian lagi.
Mang Ujang tertawa kecil.
" I ya, sekarang Laras yang dulu sudah jadi Dokter. Wah mimpi apa Mang Ujang semalam, karena hari ini langganan lama Mang Ujang mampir ke warung. " Ucap Mang Ujang bahagia.
Adrian nampak bingung, Dokter Laras dan mampir kemari.
" Maksud Mang Ujang ?. " Tanya Adrian lagi.
" I ya, tadi baru saja Dokter Laras kemari. Sudah lebih dua bulan Dokter Laras tidak pernah lagi kemari. " Jawab Mang Ujang.
" Maksud Mang Ujang, Laras yang sering kemari dulu itu sekarang sudah jadi Dokter dan dia baru saja kemari.....?. " Tanya Adrian menyimpulkan.
" I ya Rian. " Jawab Mang Ujang membenarkan.
Adrian begitu bahagia, akhir nya ada kabar mengenai wanita masa lalu nya itu.
" Terus dimana dia sekarang, apa Mang Ujang tahu di mana tempat tinggal nya sekarang ?. "
Tanya Adrian.
" Lah memang Rian sama Dokter Laras tidak saling kabar - kabaran lagi ?. " Kini giliran Mang Ujang yang bertanya.
" I ya Mang, semenjak 10 tahun yang lalu Mang, waktu kami memutuskan untuk melanjutkan pendidikan masing- masing. " Jawab Adrian.
Mang Ujang manggut manggut mendengarkan cerita Adrian.
" Hm... tadi kata nya dia bekerja di tempat yang sangat jauh, maka nya Dokter Laras tidak bisa lagi sering- sering mampir kemari. Tapi Dokter Laras tidak mengatakan lebih jelas nya tentang dimana Ia bekerja. " Jawab Mang Ujang sembari mengingat- ingat apa yang di katakan Kirana sebelum nya.
Meski kecewa tapi Adrian sedikit bisa bernafas lega, paling tidak Ia tahu bahwa wanita yang di cari nya baik- baik saja dan juga masih berada di kota yang sama dengan nya, bahkan sekarang menjadi seorang Dokter.
" Kelak kita pasti akan bertemu, aku pasti akan menemukan mu. " Batin Adrian.
" Ya sudah Mang, bungkus seperti biasa saja ya. " Pinta Adrian.
🎉🎉🎉
Hadir lagi bersama Author Nayla, semoga semua nya dalam keadaan yang baik dan sehat.
Oh ya, seperti biasa. Author minta dukungan nya. Like, rate and komentar positif ya. Bolehlah bagi yang mau bagi gift seikhlas nya saja. Karena yang ikhlas akan lebih berkah.
Oh ya mampir juga di karya Author yang lain, semoga berkenan.
Makasih ya 🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔 🐰Diana 🍌
dudul
2022-03-07
1
Cahaya yani
koq gk ad thoorr , yg cinta dalam diam
2022-02-23
1
ℳℯ𝓁𝒶𝓃
wah sayang banget gak ketemu
2021-09-13
0