Bertanya

Pagi ini setelah Amora selesai mandi dia langsung bersiap-siap dan langsung ke kamar Ravi. Amora yang tugasnya memang membangunkan Ravi langsung masuk saja ke kamar Ravi tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Ternyata dia manis juga kalau sedang tidur begini." Batin Amora tersenyum.

"Pak bangun pak." Ucap Amora sambil menggoyangkan tubuh Ravi dengan lembut.

Perlahan Ravi pun terbangun dari tidurnya dan mulai mengumpulkan kesadaran. Dan saat matanya terbuka sempurna Ravi terpana melihat pemandangan cantik yang ada di hadapannya itu. Amora yang sudah berdandan cantik sedang duduk di tepi ranjang nya. Serta aroma parfum Amora yang langsung menusuk ke hidung Ravi.

"Pak bangun, ini sudah pagi dan waktu nya bekerja." Ulang Amora lagi saat melihat Ravi sudah membuka matanya dengan sempurna.

"Hmm jam berapa ini?" Tanya Ravi sambil mengusap wajah nya.

"Jam 05:45 pak." Jawab Amora.

"Yasudah saya siapakan air mandi dulu ya." Amora pun meninggalkan Ravi di ranjang sendirian dan segera menyiapkan air mandi untuk Ravi.

"Sepertinya bahagia ya kalau punya istri secantik Amora, bangun-bangun sudah melihat wajah cantik nya, terus selalu di layani dengan lembut oleh nya." Batin Ravi sambil menghayal dan senyum-senyum sendiri.

"Pak air nya sudah siap." Ucap Amora membuyarkan lamunan Ravi.

"Oh iya," jawab Ravi yang turun dari ranjang dan segera masuk ke kamar mandi.

"Tumben dia tidak buka baju di sini." Batin Amora dengan raut wajah kecewa.

"Heh Amora, kenapa kau kecewa begitu. Buang pikiran kotor mu itu pagi-pagi begini sudah memikirkan hal yang tidak baik saja." Batin nya lagi dan langsung menepis harapan bodohnya itu.

Amora pun merapikan ranjang Ravi, kemudian menyiapkan pakaian Ravi ke kantor dan setelah semuanya selesai seperti biasa Amora menunggu Ravi yang lagi bersemedi di kamar mandi sambil membaca koran yang ada di meja kamar Ravi.

Beberapa menit kemudian Ravi keluar dari kamar mandi dengan penampilan biasanya, hanya melilitkan handuk putih nya di pinggan nya.

"Amora tolong kamu ambil pakaian kotor saya yang ada di kamar mandi." Perintah Ravi.

"Baik pak."

Amora pun segera bangkit dari duduk nya dan mengambil pakaian kotor Ravi, dan di masukkan ke dalam keranjang pakaian kotor agar nanti di cuci oleh tukang cuci di rumah itu.

Ravi pun mulai berpakaian dan saat memakai kan dasi nya terlihat Ravi begitu kesulitan.

"Pak maaf boleh saya bantu?" Ucap Amora yang langsung mendekati Ravi dan memasang kan dasi Ravi dengan telaten.

Serangan dadakan pagi-pagi itu berhasil membuat detak jantung Ravi berdegup kencang dan pipinya memerah. Ravi yakin Amora merasakan deru nafas Ravi yang memburu itu tapi Amora terlihat tenang dan biasa saja. Karena sekarang jarak mereka hanya tersisa beberapa centimeter Saja.

Amora begitu mahir memasang kan dasi, bagaimana tidak pekerjaan ini sudah biasa dia lakukan saat dulu menjadi simpanan para om-om.

"Sudah pak, yuk sarapan." Ajak Amora setelah dasi Ravi selesai dia pasangkan.

"Hmm." Ravi langsung berjalan menuju pintu keluar kamar.

"Hahaha lagi-lagi dia baperan, tapi kenapa aku merasa dia imut kalau lagi salah tingkah begitu ya." Batin Amora tersenyum sambil mengekori Ravi dari belakang.

Sesampainya di meja makan, Amora pun melayani Ravi dengan setulus hati.

"Amora kau juga ikut lah sarapan, soalnya sebentar lagi guru les mu akan segera ke sini." Titah Ravi.

"Baik pak." Jawab Amora yang langsung ikut sarapan bersama Ravi.

Setelah Ravi selesai sarapan dia pun berangkat ke kantor sementara sang guru les pun datang ternyata guru les Amora adalah seorang perempuan dan setelah berkenalan mereka pun masuk ke ruangan yang sudah di tentukan oleh Ravi dan sang guru pun mulai mengajari Amora.

"Apa mbak ini adalah istri atau pacar nya pak Ravi?" Tanya sang guru les saat mereka sedang asyik-asyiknya belajar.

"Tidak, kenapa ibu bertanya seperti itu?" Tanya Amora sedikit bingung.

"Ya karena saya heran saja, tumben-tumbenan pria sedingin pak ravi mau mengeluarkan uang yang banyak untuk seorang perempuan." Sambung sang guru.

"Oh iya ya, benar saja kenapa pak Ravi begitu baik kepada ku. Dia memberikan aku gaji sebesar itu untuk pekerjaan se mudah ini. Dan sekarang malah membayar orang mahal-mahal hanya untuk mengajari ku mengoperasikan komputer. Apa yang dia harapkan dari ku, jika memang partner diatas ranjang aku yakin dari kemaren dia pasti sudah menerkam ku tapi tidak ada tanda-tanda sampai sekarang." Batin Amora yang baru menyadari semuanya.

"Mbak, kenapa anda jadi melamun?tanya sang guru menyadarkan Amora.

"Eh tidak kok buk, saya hanya memikirkan perkataan ibu saja kok. Kata pak Ravi sih dia ingin saya jadi sekretaris pribadi nya nanti di kantor makanya di suruh belajar." Jelas Amora kemudian.

"Seperti nya sih pak Ravi menyukai mbak, soalnya saya kenal benar siapa pak Ravi karena saya juga salah satu karyawan di kantor nya. Dia bahkan sangat anti dengan perempuan bahkan di kantor dia si juluki sebagai bos dingin penyuka sesama jenis." Jelas sang guru kemudian.

"Lho kenapa seperti itu?"

"Iya soalnya secantik apapun wanita yang menggoda nya pak Ravi akan menolak nya. Bahkan kau tau mbak beberapa kali dia memecat sekretaris nya yang masih hari pertama bekerja karena berusaha menggoda nya. Jadinya orang kantor berspekulasi bahwa dia ada kelain." Jelas sang guru.

"Yasudah kita lanjut saja belajar nya yuk buk, soalnya pak Ravi memberikan saya batas waktu untuk belajar." Ajak Amora yang tidak ingin menggibahi Ravi.

Akhirnya mereka pun melanjutkan belajar nya. Sang guru terlihat rileks mengajari Amora karena memang Amora tipe orang yang gampang di ajari dan mudah menangkap segala sesuatu.

Dan waktu pun terus berlalu, pelajaran hari ini pun di sudahi dulu. Sang guru pun pamit pulang sementara Amora yang merasa badannya kelelahan karena seharian duduk di kursi langsung merileksasikan tubuh nya dengan berendam di bathtub nya.

Setelah selesai mandi Amora berpakaian dan duduk di sofa ruang tamu sambil menunggu Ravi pulang. Dan benar saja beberapa menit kemudian suara mesin mobil masuk ke dalam pekarangan rumah itu. Amora pun langsung menyambut Ravi di depan pintu.

"Kenapa kamu senyum-senyum sendiri seperti itu?" Tanya Ravi yang merasa aneh melihat sikap Amora.

"Tidak kok pak." Jawab Amora.

Ravi pun menyerahkan jas nya kepada Amora, serta berjalan menuju kamar nya dan kedua lengan kemejanya di gulung sampai ke siku.

"Kenapa dia cool sekali sih." Batin Amora sambil mengekori Ravi dari belakang.

"Huh lelah sekali." Ucap Ravi yang langsung menghempaskan tubuhnya ke sofa kamar nya.

"Sebentar ya pak, saya siapkan air untuk bapak mandi." Ucap Amora.

"Kamu duduk dulu di sini Amora." Cegah Ravi yang memegang tangan Amora.

Amora sedikit kaget dengan perlakuan Ravi itu namun dia menurut, Amora pun duduk di sebelah Ravi.

"Ada apa pak?" Tanya Amora.

"Bagaimana pelajaran hari ini?"

"Menyenangkan, saya sudah mengerti beberapa hal dasar." Jawab Amora.

"Bagus lah."

"Eh pak, boleh kah saya bertanya Beberapa hal kepada bapak?" Tanya Amora lagi.

"Silahkan." Jawab Ravi.

"Kenapa bapak begitu baik kepada saya? Padahal kan kita belum terlalu kenal satu sama lain. Bagaimana kalau sebenarnya saya ini adalah orang jahat? Apalagi bapak tahu sendiri latar belakang saya. Tanya Amora yang memang merasa penasaran.

"Hmmm, filing saya bilang kamu adalah wanita baik amora. Saya baik sama kamu karena saya ingin kamu keluar dari masa lalu kamu yang buruk itu dan memulai kehidupan yang lebih baik, Itu saja. Karena saya kasihan kalau kamu terus-menerus berada di lingkaran dunia gelap itu." Jawab Ravi berbohong.

"Oh hanya kasihan ya pak." Jawab Amora dengan ekspresi wajah sedih.

"Lalu apa lagi yang ingin kamu tanyakan?" Sambung Ravi mengalihkan pembicaraan.

"Bapak sekarang usianya berapa tahun? Dan apakah bapak sudah menikah atau sudah memiliki pacar?" Tambah Amora.

"Saya berusia 24 tahun sekarang Amora, dan sampai sekarang saya masih singel." Jawab Ravi.

"Wah ternyata saya lebih tua satu tahun ya dari bapak, un tapi kan bapak tampan kenapa bisa singel begini?" Tanya Amora yang mengingat perkataan guru les nya tadi.

"Sudah lah, sekarang kamu siapkan saja air mandi untuk saya, saya ingin mandi.," Perintah Ravi yang tidak mau jika hampir keceplosan.

"Tapi pak.."

"Amora jika ada bantahan, maka akan ada hukuman juga." Ucap Ravi mengingat kan.

Dan dengan terpaksa Amora berdiri dari duduknya dan masuk ke kamar mandi.

"Maaf Amora, aku masih terlalu malu mengatakan bahwa aku baik kepadamu karena aku jatuh cinta pada pandangan pertama kepada mu. Dan semua ku lakukan karena aku tidak mau kehilangan mu. Dan yah kenapa sampai sekarang aku masih singel karena belum ada seorang perempuan pun yang mampu menggetarkan hatiku selain dirimu, karena bagiku kau adalah cinta pertama ku." Batin Ravi.

Sementara di kamar mandi Amora masih uring-uringan,

"Dasar Amora yang over percaya diri, dengar sendiri kan dia hanya kasihan kepada mu karena dia tidak mau kamu berada di dunia gelap itu bukan karena dia mencintai dan menyukai mu." Jelas nya kepada dirinya sendiri.

"Tapi sepertinya yang di bilang sama guru les tadi sepertinya benar deh, kalau pak Ravi memang penyuka sesama jenis. Kenapa saat aku menanyakan soal statusnya dia langsung mengelak. Bahkan beberapa kali aku mencoba merayu nya terlihat dia buang muka dan tidak memberi respon tanda tergoda." Batin Amora.

"Air mandi nya sudah siap pak." Ucap Amora saat dirinya keluar dari kamar mandi.

"Baiklah terimakasih." Ucap Ravi sambil menerima handuk yang di serahkan Amora.

Dan lagi-lagi Ravi membuka bajunya di kamar mandi, sementara Amora hanya menunggu Ravi selesai mandi sambil menyiapkan pakaian untuk Ravi.

Terpopuler

Comments

Serly Ulasana Lohy Samangun

Serly Ulasana Lohy Samangun

semoga Ravi dpt mengeluarkan Amora dr dunia gelapnya

2022-08-30

0

Inik Maybelle

Inik Maybelle

sabarr ravi

2022-08-13

0

Shillamaulinn

Shillamaulinn

kelain apa kelainan thorr

2022-04-19

0

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan
2 Reed Apple
3 Pria Baru
4 Tamu Tak diundang
5 Kenangan pahit
6 Ingin Berubah
7 Bisnis
8 Pantai
9 Pacaran
10 Pulang
11 Menyusul ke Jakarta
12 Restoran
13 Kecurigaan Tama
14 Penculikan
15 Balasan Tama
16 Ravi
17 Pekerjaan baru
18 Perjanjian
19 Pendekatan
20 Bertanya
21 Kedatangan Miko
22 Rencana Miko
23 Surat perjanjian
24 Tidur bersama
25 Sarapan
26 Pindah kamar
27 Perdebatan
28 Perasaan kamu
29 Penyatuan
30 Mandi Bersama
31 Black card
32 Tamu Bulanan
33 Siapa Ravi
34 Menyukai Amora
35 Rindu Amora
36 Penculikan Amora
37 Dendam Tama
38 Penyelamatan Amora
39 Panggil aku sayang
40 Kenapa Tidak Menikah
41 Ngedate
42 Bertemu Clara
43 Kedatangan Elsa
44 Mengajak ke pesta
45 Bertemu Elsa
46 Foto Berdua
47 Menikah
48 Langit dan Bumi
49 Visual
50 Penjelasan Adam
51 Kemarahan Miko
52 Kejujuran Ravi
53 Berpacaran lah dengan ku
54 Pindah kamar
55 Dinner
56 Putuskan Dia
57 Pindah
58 Kedatangan Mama
59 Menantu Idaman
60 Kejujuran Ravi
61 Mengabari Amora
62 Rencana jahat Adam
63 Kemarahan Sovi
64 Pertolongan
65 Bertemu camer
66 Ujian
67 Ujian 2
68 Putuskan dia
69 Kejujuran
70 Keadaan Amora
71 Masakan Amora
72 Mengabari Sean
73 Kejutan
74 Ancaman Sean
75 Melamar Amora
76 Menikah
77 Bertemu orang spesial
78 Malam pertama
79 Malam pertama 2
80 Berbelanja
81 Masak Bersama
82 Ke Apartemen
83 kejujuran
84 Tinggal Bersama
85 rencana Ravi
86 Senjata makan tuan
87 Ke Mall
88 Pencuri Parfum
89 Gado-gado
90 Garis Dua
91 pengumuman
92 Bertemu Kevin
93 Gulali
94 Jangan pindah
95 Ravi
96 Sarapan Dari Sovi
97 kedatangan Elsa
98 Sekretaris Baru
99 Mencoba membuka Hati
100 Resepsi pernikahan
101 Mengidam
102 Mangga muda pak Rt
103 Bagaimana Kanaya
104 Tujuan Kanaya
105 Toko roti
106 Butik
107 Konferensi pers
108 Perhitungan
109 Menjenguk Elsa
110 Tukang Sate
111 kedatangan Ana
112 Ravi dan Kanya
113 Kedatangan Kanaya
114 Dinner
115 Pertanyaan Keluarga
116 Lanjut
117 Pelakor
118 Penolong
119 Mau jadi pacar pura-pura
120 Membuat kue
121 Bolu bantet
122 Percobaan Kanaya
123 Rasa tidak bersalah
124 Gagal
125 Makan Malam
126 Bertemu Ayu
127 Kerja sama
128 Penjelasan ke ayu
129 Penyebaran Undangan
130 Resepsi pernikahan
131 pertanyaan Kanaya
132 Ancaman
133 Mengungkapkan perasaan
134 penghilang bukti
135 Menerima
136 Oleh-oleh untuk camer
137 Perdebatan
138 Jatah
139 Tes Ayu
140 Bertemu Kevin
141 Kejujuran Kanaya
142 Pindahan Ayu
143 Kejujuran Kanaya
144 Makan siang
145 Membuat Camilan
146 Settingan
147 Liburan
148 Membeli Berlian
149 Pesan Miko
150 Penyelesaian
151 BBQ an
152 Mengobrol
153 Mencari Kehangatan
154 penyelesaian
155 pembatalan kontrak kerja
156 kebun teh
157 Dendam Elsa
158 Sakit
159 Dukung Ravi
160 Kecantikan Ayu
161 Kematian Ana
162 Jalan-jalan bersama Ayu
163 Apa artinya aku
164 ke kampus
165 Makan siang
166 Lupakan semua nya
167 Rencana Pertunangan
168 Ungkapan Steven
169 Putus
170 Percobaan bunuh diri
171 Tidur dengan ku
172 Menjemput Kanaya
173 Bahy syyaid Wijaya
174 Pertunangan
175 Hancur
176 Masih belum terima
177 Kerja baru
178 Pamit pindah
179 Hargai keputusan ku
180 Kecelakaan
181 Donor Darah
182 Jangan Pindah
183 Kondisi Ravi
184 Kedatangan Kanaya
185 Kesadaran
186 Suapin Ravi
187 Cerita dongeng
188 Drama pagi
189 Hampir
190 bertemu Steven
191 rencana Steven
192 Kantor polisi
193 Melaporkan Steven
194 Bertemu Kanaya
195 Melamar
196 Menikah
197 Pulang Kampung
198 Kampung Halaman Ayu
199 Mengobrol dengan Bapak
200 Merindukan mu
201 Ikut ke ladang
202 Nasehat Bapak
203 Memancing
204 Pulang ke Jakarta
205 Pertunangan
206 Lamaran
207 Akad nikah
208 Season 2 Kehidupan Rumah tangga Ravi dan Ayu
209 Kesucian
210 Belum siap
211 Tamu bulanan
212 Mengabari Sovi
213 Menjemput ke bandara
214 Mall
215 ke Kampus
216 Bertemu Cinta pertama
217 ingkar janji
218 jas
219 Makan Siang
220 Aku Mau
221 Boleh ku panggil Sayang
222 Berbohong
223 Mulai curiga
224 Maaf
225 Mengakhiri
226 Jujur
227 Biarkan Aku sendiri
228 Ancaman Devina
229 Kemarahan Miko
230 Hikmah
231 Terimakasih
Episodes

Updated 231 Episodes

1
Perkenalan
2
Reed Apple
3
Pria Baru
4
Tamu Tak diundang
5
Kenangan pahit
6
Ingin Berubah
7
Bisnis
8
Pantai
9
Pacaran
10
Pulang
11
Menyusul ke Jakarta
12
Restoran
13
Kecurigaan Tama
14
Penculikan
15
Balasan Tama
16
Ravi
17
Pekerjaan baru
18
Perjanjian
19
Pendekatan
20
Bertanya
21
Kedatangan Miko
22
Rencana Miko
23
Surat perjanjian
24
Tidur bersama
25
Sarapan
26
Pindah kamar
27
Perdebatan
28
Perasaan kamu
29
Penyatuan
30
Mandi Bersama
31
Black card
32
Tamu Bulanan
33
Siapa Ravi
34
Menyukai Amora
35
Rindu Amora
36
Penculikan Amora
37
Dendam Tama
38
Penyelamatan Amora
39
Panggil aku sayang
40
Kenapa Tidak Menikah
41
Ngedate
42
Bertemu Clara
43
Kedatangan Elsa
44
Mengajak ke pesta
45
Bertemu Elsa
46
Foto Berdua
47
Menikah
48
Langit dan Bumi
49
Visual
50
Penjelasan Adam
51
Kemarahan Miko
52
Kejujuran Ravi
53
Berpacaran lah dengan ku
54
Pindah kamar
55
Dinner
56
Putuskan Dia
57
Pindah
58
Kedatangan Mama
59
Menantu Idaman
60
Kejujuran Ravi
61
Mengabari Amora
62
Rencana jahat Adam
63
Kemarahan Sovi
64
Pertolongan
65
Bertemu camer
66
Ujian
67
Ujian 2
68
Putuskan dia
69
Kejujuran
70
Keadaan Amora
71
Masakan Amora
72
Mengabari Sean
73
Kejutan
74
Ancaman Sean
75
Melamar Amora
76
Menikah
77
Bertemu orang spesial
78
Malam pertama
79
Malam pertama 2
80
Berbelanja
81
Masak Bersama
82
Ke Apartemen
83
kejujuran
84
Tinggal Bersama
85
rencana Ravi
86
Senjata makan tuan
87
Ke Mall
88
Pencuri Parfum
89
Gado-gado
90
Garis Dua
91
pengumuman
92
Bertemu Kevin
93
Gulali
94
Jangan pindah
95
Ravi
96
Sarapan Dari Sovi
97
kedatangan Elsa
98
Sekretaris Baru
99
Mencoba membuka Hati
100
Resepsi pernikahan
101
Mengidam
102
Mangga muda pak Rt
103
Bagaimana Kanaya
104
Tujuan Kanaya
105
Toko roti
106
Butik
107
Konferensi pers
108
Perhitungan
109
Menjenguk Elsa
110
Tukang Sate
111
kedatangan Ana
112
Ravi dan Kanya
113
Kedatangan Kanaya
114
Dinner
115
Pertanyaan Keluarga
116
Lanjut
117
Pelakor
118
Penolong
119
Mau jadi pacar pura-pura
120
Membuat kue
121
Bolu bantet
122
Percobaan Kanaya
123
Rasa tidak bersalah
124
Gagal
125
Makan Malam
126
Bertemu Ayu
127
Kerja sama
128
Penjelasan ke ayu
129
Penyebaran Undangan
130
Resepsi pernikahan
131
pertanyaan Kanaya
132
Ancaman
133
Mengungkapkan perasaan
134
penghilang bukti
135
Menerima
136
Oleh-oleh untuk camer
137
Perdebatan
138
Jatah
139
Tes Ayu
140
Bertemu Kevin
141
Kejujuran Kanaya
142
Pindahan Ayu
143
Kejujuran Kanaya
144
Makan siang
145
Membuat Camilan
146
Settingan
147
Liburan
148
Membeli Berlian
149
Pesan Miko
150
Penyelesaian
151
BBQ an
152
Mengobrol
153
Mencari Kehangatan
154
penyelesaian
155
pembatalan kontrak kerja
156
kebun teh
157
Dendam Elsa
158
Sakit
159
Dukung Ravi
160
Kecantikan Ayu
161
Kematian Ana
162
Jalan-jalan bersama Ayu
163
Apa artinya aku
164
ke kampus
165
Makan siang
166
Lupakan semua nya
167
Rencana Pertunangan
168
Ungkapan Steven
169
Putus
170
Percobaan bunuh diri
171
Tidur dengan ku
172
Menjemput Kanaya
173
Bahy syyaid Wijaya
174
Pertunangan
175
Hancur
176
Masih belum terima
177
Kerja baru
178
Pamit pindah
179
Hargai keputusan ku
180
Kecelakaan
181
Donor Darah
182
Jangan Pindah
183
Kondisi Ravi
184
Kedatangan Kanaya
185
Kesadaran
186
Suapin Ravi
187
Cerita dongeng
188
Drama pagi
189
Hampir
190
bertemu Steven
191
rencana Steven
192
Kantor polisi
193
Melaporkan Steven
194
Bertemu Kanaya
195
Melamar
196
Menikah
197
Pulang Kampung
198
Kampung Halaman Ayu
199
Mengobrol dengan Bapak
200
Merindukan mu
201
Ikut ke ladang
202
Nasehat Bapak
203
Memancing
204
Pulang ke Jakarta
205
Pertunangan
206
Lamaran
207
Akad nikah
208
Season 2 Kehidupan Rumah tangga Ravi dan Ayu
209
Kesucian
210
Belum siap
211
Tamu bulanan
212
Mengabari Sovi
213
Menjemput ke bandara
214
Mall
215
ke Kampus
216
Bertemu Cinta pertama
217
ingkar janji
218
jas
219
Makan Siang
220
Aku Mau
221
Boleh ku panggil Sayang
222
Berbohong
223
Mulai curiga
224
Maaf
225
Mengakhiri
226
Jujur
227
Biarkan Aku sendiri
228
Ancaman Devina
229
Kemarahan Miko
230
Hikmah
231
Terimakasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!