#flashback on...
12 Tahun yang lalu, saat Amora sudah berusia 13 Tahun dia harus jadi tulang punggung keluarga. Bagaimana tidak, ibu Amora yang terkena stroke dan hanya bisa diam di tempat tidur sedangkan ayah Amora kerjaannya hanya mabuk-mabukan dan bermain perempuan.
Amora yang seharusnya di usianya itu duduk di sekolah dan bermain bersama teman-temannya kini harus menahan terik panasnya matahari. dia melakukan semua pekerjaan mulai dari mengamen, mengumpulkan botol bekas, semua Amora lakukan hanya demi uang untuk membeli sesuap nasi dan obat untuk ibu nya.
Amora yang seharusnya di saat itu duduk di kelas 6 sekolah dasar harus berhenti sekolah di saat dirinya masih duduk di kelas 2 sekolah dasar.
Semua nya harus Amora lakukan hanya demi ibu nya. wajah dekil kulit kucel karena paparan sinar matahari, baju compang camping karena tak sanggup beli baju baru semuanya Amora terima.
Pernikahan ibu dan ayah Amora terjadi karena perjodohan, sebenarnya ibu Amora adalah perempuan cantik dan polos namun berbeda dengan ayah Amora yang playboy dan kerjanya hanya mabuk-mabukan saja dan tidak pernah memikirkan keluarga nya.
Bahkan saat ayahnya Amora bangkrut dia tega menjual ibu nya Amora ke klub malam menjadi wanita pemuas nafsu pria hidung belang hanya untuk uang.
Namun tiga tahun lalu ibu nya Amora terkena stroke dan sudah tidak dapat bekerja lagi dan mau tidak mau Amora harus berhenti sekolah demi menanggung jawabin ibu nya itu. Amora amat sangat menyayangi ibunya dia rela melakukan apa pun demi ibunya.
Waktu terus berjalan kini Amora sudah menginjak usia 15 tahun, dia selalu tekun melakukan semua pekerjaan yang penting bagi dirinya semuanya halal. suatu hari saat Amora pulang dengan wajah tersenyum bahagia karena hari ini dia mendapatkan sedikit rezeki dan dapat membelikan ibu nya makanan enak dan masih tersisa sedikit uang di tangan nya sehingga masih dapat di gunakan besok untuk membelikan obat untuk ibu nya.
"Wah Amora kamu bawa makanan enak ya?, sini untuk bapak saja mana uang hasil mulung kamu hari ini?" tanya ayahnya Amora sambil merampas bungkus an Amora dan langsung menarik uang nya dari saku Amora dengan kondisi setengah sadar.
"Pak jangan pak itu makanan untuk ibu, dan uang nya untuk membelikan obat untuk ibu." jawab Amora sambil mencoba merebut kembali uang dan makanan itu dari tangan ayahnya.
"Diam kamu anak kecil, sana" ucap ayah Amora sambil mendorong tubuh Amora ke pintu sehingga pelipisnya berdarah.
Ayah Amora pun pergi berlalu meninggalkan Amora dan rumah mereka. sementara ibu Amora hanya bisa menyaksikan hal itu dengan air mata yang membasahi pipinya tapi tak bisa berbuat apa-apa. Amora pun mendekati ibu nya dan menghapus air mata ibunya itu.
"Bu, ibu jangan menangis ya Amora tidak apa-apa kok. besok Amora janji akan kerja lebih giat lagi agar bisa beli ibu makanan enak dan beli obat untuk ibu." ucap Amora menenangkan ibu nya.
"kryuk...kryuk.." suara perut Amora dan ibunya bersama an, mereka sudah sangat kelaparan bagaimana tidak seharian Amora belum makan dan sekarang sudah pukul 09 malam.
"Bu sebentar ya Amora Carikan makanan dulu untuk kita." pamit Amora yang langsung bangkit dari duduknya.
Sang ibu ingin melarang namun apa daya dia tidak bisa berbicara hanya diam terbaring lemah di tempat tidur. Amora pun segera keluar dari kontrak an sepetak mereka itu.
di lihatnya guyuran hujan yang begitu deras membasahi tanah namun demi ibunya Amora harus menempuh derasnya hujan. Amora berlari menuju rumah Ana sang Tante dan kerabat Amora satu-satunya.
Ibu Amora hidup sebatang kara sejak dirinya masih duduk di bangku SMA, karena kakek dan nenek Amora meninggal karena mengalami kecelakaan. dan kakek Amora dari pihak ayahnya adalah sahabat kakek Amora dari pihak ibunya. sehingga kakek Amora dari pihak ayahnya menyekolahkan ibu Amora dan akhirnya menjodohkan ibu dan ayah Amora.
Kini Amora sudah sampai di teras rumah Ana, dengan baju sudah basah kuyup karena jarak rumah Ana dan rumah Amora tidak terlalu jauh hanya berjarak beberapa rumah saja.
Amora melihat kucing liar sedang makan nasi sisa yang di berikan keluarga ana di depan rumahnya. melihat makanan kucing itu saja Amora sudah ngiler dan merasa cacing di perutnya bernyanyi ria.
"Tante, Tante ana.." panggil Amora mengetuk pintu rumah ana.
"Ngapain kamu ke sini?, ganggu orang tidur saja." jawab Ana yang membuka pintu setelah beberapa menit kemudian.
"Tante punya makanan sisa tidak?, ibu sedang sakit tan dan kelaparan tapi uang Mora semuanya di ambil sama bapak jadi tidak bisa beli makanan untuk ibu." jelas Amora dengan tatapan penuh memohon.
"Tidak ada makanan sisa di sini, sudah sana kamu pergi saja kamu bikin lantai rumah saya jadi kotor saja. kalau kamu memang mau makanan sisa tuh ambil sisa kucing." Bentak Ana yang menunjuk nasi di lantai yang tinggal beberapa butir dan kepala ikan yang sudah tidak utuh.
"Sana sana, kamu pergi dan ingat jangan pernah lagi kamu datang ke sini, kita bukan keluarga." ucap Ana yang langsung menutup pintu rumahnya dengan sekuat tenaga.
Amora terkaget dan hanya diam mematung, air matanya menetes membasahi pipinya entah kenapa dunia harus sekejam ini kepada nya.
ingin rasanya dia mengambil nasi itu tapi dia takut nanti malahan ibunya terkena penyakit.
Amora tahu betul Tante nya bukan orang susah seperti mereka. karena di depan gang rumah mereka tantenya memiliki grosir yang cukup lengkap. Jadi kalau hanya untuk sepiring nasi pasti tantenya punya.
Amora pun berjalan pulang ke rumahnya dengan suara tangisan bersatu dengan derasnya hujan. namun dia tidak tahu harus cari bantuan kemana lagi.
Akhirnya Amora berhenti di warung Bu Een untuk mengutang sebungkus roti. namun sepertinya Bu Een sudah bosan mendengar kata hutang dari Amora sehingga dia tidak mengizinkan Amora untuk berhutang dan mengusir Amora.
Amora berjalan tertatih-tatih ke rumah nya karena dia juga sudah lemas karena tidak makan sampai sekarang. sesampainya di rumah Amora melihat ibunya sudah tertidur dengan perut kelaparan. Amora tidak tega melihat kondisi ibunya.
Amora pun ke dapur untuk mencari segelas air hanya untuk meredakan rasa laparnya. namun tak ada setetes air pun di sana karena memang air ke rumah Amora sudah di putus oleh pihak PDAM dikarena kan sudah berbulan-bulan tidak di bayar.
Akhirnya Amora mengambil sebuah cangkir kaleng dan mulai menampung air hujan untuk di minum nya.
Karena kelelahan akhirnya Amora tertidur di teras rumah dengan tubuh basah kuyup.
pagi harinya Amora terbangun karena kedinginan di rasakan nya kepalanya berat dan bajunya sudah kering karena hembusan angin malam. Amora pun tersenyum dan semangat untuk memulai hari ini. walaupun dia merasa pusing dan lemas dan rasa lapar itu datang lagi namun dia harus tetap semangat.
"Bu Amora berangkat kerja dulu ya, doakan Amora dapat rezeki lebih hari ini." pamit Amora kepada ibunya.
Ibu Amora hanya memutar bola matanya tanda mengiyakan ucapan Amora. dengan susah payah Amora mulai berjalan menyusuri setiap tong sampah warga untuk mencari botol bekas dan makanan sisa. dan akhirnya Amora menemukan sepotong roti dan air mineral di tong sampah sebuah mini market dengan bahagia Amora langsung menyantap roti itu dan meminum air mineral nya.
kini kondisi Amora sudah lumayan membaik, dia pun melanjutkan pekerjaannya dan saat sore datang Amora sudah berhasil membelikan sebungkus nasi putih dan dua potong tempe tak lupa obat untuk ibunya.
Amora tersenyum sumringah dan bersemangat membawakan belanjaan nya itu pulang ke rumah. namun sesampainya di rumah Amora di kaget kan dengan kondisi ibu nya yang sudah kejang-kejang.
Amora yang panik langsung berlari menuju rumah Ana untuk meminta pertolongan, sesampainya di rumah ana Amora melihat ana, sang suami, dan kedua anaknya sudah tampil rapi.
"Tan tolong in ibu Amora, ibu kejang-kejang Tan tolong bawa ibu ke rumah sakit tan" ucap Amora memohon dengan air mata nya yang sudah mengalir di kedua pipinya.
"Apaan sih kamu Amora?, ya kamu saja urus ibu kamu sendiri awas kami mau pergi jalan-jalan ke mall dulu." ucap Ana yang menepis tangan Amora yang memohon kepada nya.
Akhirnya ana dan keluarga nya masuk ke dalam mobil dan meninggalkan Amora sendiri di depan rumah mereka. Amora hanya bisa menangis dan langsung berlari meminta pertolongan kepada tetangga sekitar.
Dan beberapa orang langsung datang ke rumah Amora ingin membantu Amora. namun sayangnya Tuhan berkehendak lain, ibu Amora sudah tenang di alam sana, dan kini tinggal Amora dengan sejuta sakit di hatinya.
Bahkan saat ibu Amora di kebumikan ayah dan Tante nya tidak ada yang datang karena Amora sendiri tidak tahu di mana ayah nya berada.
Tapi tidak selesai sampai di situ penderita an Amora, ayahnya yang tahu bahwa ibu Amora sudah meninggal dunia tersenyum bahagia saat melihat putrinya sudah mulai tumbuh dewasa dengan wajah yang cantik. dia yang di kejar-kejar preman karena terlilit hutang judi akhirnya punya rencana licik di otaknya. dia menjual Amora kepada germo dan hasil penjualan Amora dia jadikan untuk membayar hutang dan modal judi.
Dan akhirnya Amora harus hidup di red Apple dan tempat itu lah yang menghantarkan nya menjadi seperti sekarang.
#Flashback off....
"Bagaimana Tante sayang apa sudah ingat semuanya?" tanya Amora tersenyum simpul dan menahan air matanya agar tidak tumpah.
"Tante tahu tidak bagaimana rasanya ketika hidup terlalu keras mempermainkan kita?, bagaimana rasanya harus mencari sesuap nasi di saat seharusnya masih asyik bermain. bagaimana Rasanya ketika keluarga sendiri tidak menganggap kita hanya karena kita miskin.
Bagaimana rasanya ketika kita hanya memohon sesuap nasi tapi tidak di berikan padahal di rumah nya makanan begitu mubasir. ketika kucing saja di beri makan tapi keluarga sendiri di usir." tanya Amora dan kini air matanya sudah tidak dapat lagi di tahan nya dan berhasil membasahi kedua pipi mulusnya.
"Dan lebih parahnya lagi bagaimana rasanya melihat ibu sendiri sudah meregang nyawa tapi kita tidak bisa melakukan apapun. memohon kepada keluarga terdekat malah di usir dan dan lebih memilih pergi jalan-jalan ke mall. bahkan saat ibu meninggal dunia tak ada Tante dan bapak." Sambung Amora mulai membentak sang Tante.
Ana hanya terdiam mendengar penjelasan Amora, terlihat dia merenung dengan penuh penyesalan.
"Tante mungkin belum pernah merasakan bagaimana sakit nya menerima cacian orang-orang karena aku hanya perempuan malam. yang kotor hina dan tidak pantas hidup di muka bumi ini. mungkin kebanyakan orang tidak pernah tahu apa yang di hadapi perempuan malam itu makanya dia harus menjalani profesi ini. bagaimana rasanya harus melakukan suatu pekerjaan yang seharusnya tidak di kerjakan dan diri pun tidak ingin melakukan nya tapi hanya karena tuntutan hidup dan ekonomi harus di jalani.
Bagaimana rasanya di pandang sebelah mata sama orang-orang dan ketika orang-orang bertanya kenapa tidak bekerja yang halal saja?, bagaimana caranya Bekerja halal mencari pekerjaan sesusah ini dan aku yang tidak tahu baca tulis. dan tidak pernah merasakan indahnya bangku sekolah dan belajar pun hanya otodidak." ucap Amora mulai mengeluarkan semua uneg-uneg nya yang selama ini dia simpan.
"Siapa kalian? yang tahu surga dan neraka orang lain? yang bisa nge vonis orang lain suci dan kotor? saat hanya bisa menghakimi orang lain tanpa melihat diri sendiri? Ah entah lah semua terasa sesak benar-benar sakit tapi tak bisa di jelaskan." ucap Amora menghentikan ucapannya.
"Amora Tante minta maaf untuk semua kesalahan Tante dulu Tante benar-benar menyesal." ucap Ana memohon.
"Hati Amora sudah terlalu batu Tan untuk memaafkan, bahkan mungkin Amora ini sudah tidak punya hati lagi sangking sakitnya penderita an ku selama ini." Jawab Amora yang menyeka air matanya.
"Yasudah Amora, kamu tahu kan bagaimana rasanya tidak punya. Tante mohon sama kamu bantuin Tante ya cuman kamu yang bisa Tante harapkan sekarang. lagian dulu saat ayah kamu kecelakaan Tante yang menolong ayah kamu.dan mengeluarkan uang banyak untuk ayah kammu ingat Amora tanpa ayah kamu kamu tidak ada di dunia ini" ucap Ana memohon dan mengingat kejadian dulu.
"Hahaha masih punya muka ya tan minta tolong sama Amora.tapi maaf Tante aku tidak akan menolong Tante, aku juga ingin lihat bagaimana nanti Tante meregang nyawa tanpa ada yang menolong.
Hmm tapi tenang saja Amora akan mempersiapkan tanah wakaf kok untuk Tante dan om yah hitung-hitungan bayar uang perobatan ayah lah." ucap Amora tersenyum simpul.
"Amora, kamu jangan bicara seenaknya saja, mentang-mentang kamu sudah punya banyak uang. ingat Amora Tante ini lebih tua dari kamu tunjukkan sopan santun kamu." Bentak ana yang marah mendengar kan penjelasan Amora dan berdiri dari duduknya.
"Hahaha bagaimana mungkin seorang ******* punya sopan santun Tante?, wanita malam ini tidak tahu apa itu sopan santun wanita penuh dosa dan tidak berpendidikan ini bagaimana Mungkin tahu apa sopan santun." jawab Amora masih tersenyum santai di tempat duduknya menghadapi kemarahan Ana.
"Kamu memang benar-benar ******* tidak punya tata Krama, nyesal Tante datang ke sini." ucap ana yang sudah merasa kesal dan marah pada Amora.
"Hahaha Lalu untuk apa kamu datang memohon ke rumah pel***r ini Tante?, untuk apa kamu meminjam uang haram nya?." Tanya Amora yang kini ikut berdiri, rasanya dia sudah tidak dapat menahan emosi nya.
"Hah sombong sekali kamu ya Amora, belum apa-apa juga sudah se sombong ini. Tante bersumpah Tidak akan Sudi lagi datang ke rumah kamu ini," ucap ana yang berjalan meninggalkan Amora dengan penuh kemarahan.
"Tante tunggu, Amora merasa kasihan melihat Tante yang sudah datang jauh-jauh ke sini." ucap Amora langsung merogoh kocek nya.
Ana menghentikan langkahnya, dan berbalik menghadap Amora. dan byur beberapa uang pecahan seratus ribu melayang di udara dan kini berhamburan ke wajah dan tubuh ana.
"Silahkan Tante ambil uang haram itu jika memang Tante butuh. tapi ingat jangan pernah Tante injak kan lagi kaki suci Tante itu ke rumah kotor ku ini." perintah Amora yang berlalu meninggalkan ana yang masih diam mematung.
Ana yang memang membutuhkan uang itu kemudian memungut semua uang itu dan segera memasukkan ke dalam tas nya dan segera meninggalkan rumah Amora.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 231 Episodes
Comments
Ta..h
sedikit aku skip bacanya bagian sedih nya g kuat bacanya thor mataku langsung panas bagian masa lalu nya bikin nyesseeekkk 😭😭.
2023-01-22
0
Kreatif Cenelsiar
kq bisa gitu y 🤔
2022-09-21
0
Maria Fransiska
sedih babget nasibmu amora. nama yg indah namun sanhat terpuruk.
2022-03-01
0