Kenangan pahit

#flashback on...

12 Tahun yang lalu, saat Amora sudah berusia 13 Tahun dia harus jadi tulang punggung keluarga. Bagaimana tidak, ibu Amora yang terkena stroke dan hanya bisa diam di tempat tidur sedangkan ayah Amora kerjaannya hanya mabuk-mabukan dan bermain perempuan.

Amora yang seharusnya di usianya itu duduk di sekolah dan bermain bersama teman-temannya kini harus menahan terik panasnya matahari. dia melakukan semua pekerjaan mulai dari mengamen, mengumpulkan botol bekas, semua Amora lakukan hanya demi uang untuk membeli sesuap nasi dan obat untuk ibu nya.

Amora yang seharusnya di saat itu duduk di kelas 6 sekolah dasar harus berhenti sekolah di saat dirinya masih duduk di kelas 2 sekolah dasar.

Semua nya harus Amora lakukan hanya demi ibu nya. wajah dekil kulit kucel karena paparan sinar matahari, baju compang camping karena tak sanggup beli baju baru semuanya Amora terima.

Pernikahan ibu dan ayah Amora terjadi karena perjodohan, sebenarnya ibu Amora adalah perempuan cantik dan polos namun berbeda dengan ayah Amora yang playboy dan kerjanya hanya mabuk-mabukan saja dan tidak pernah memikirkan keluarga nya.

Bahkan saat ayahnya Amora bangkrut dia tega menjual ibu nya Amora ke klub malam menjadi wanita pemuas nafsu pria hidung belang hanya untuk uang.

Namun tiga tahun lalu ibu nya Amora terkena stroke dan sudah tidak dapat bekerja lagi dan mau tidak mau Amora harus berhenti sekolah demi menanggung jawabin ibu nya itu. Amora amat sangat menyayangi ibunya dia rela melakukan apa pun demi ibunya.

Waktu terus berjalan kini Amora sudah menginjak usia 15 tahun, dia selalu tekun melakukan semua pekerjaan yang penting bagi dirinya semuanya halal. suatu hari saat Amora pulang dengan wajah tersenyum bahagia karena hari ini dia mendapatkan sedikit rezeki dan dapat membelikan ibu nya makanan enak dan masih tersisa sedikit uang di tangan nya sehingga masih dapat di gunakan besok untuk membelikan obat untuk ibu nya.

"Wah Amora kamu bawa makanan enak ya?, sini untuk bapak saja mana uang hasil mulung kamu hari ini?" tanya ayahnya Amora sambil merampas bungkus an Amora dan langsung menarik uang nya dari saku Amora dengan kondisi setengah sadar.

"Pak jangan pak itu makanan untuk ibu, dan uang nya untuk membelikan obat untuk ibu." jawab Amora sambil mencoba merebut kembali uang dan makanan itu dari tangan ayahnya.

"Diam kamu anak kecil, sana" ucap ayah Amora sambil mendorong tubuh Amora ke pintu sehingga pelipisnya berdarah.

Ayah Amora pun pergi berlalu meninggalkan Amora dan rumah mereka. sementara ibu Amora hanya bisa menyaksikan hal itu dengan air mata yang membasahi pipinya tapi tak bisa berbuat apa-apa. Amora pun mendekati ibu nya dan menghapus air mata ibunya itu.

"Bu, ibu jangan menangis ya Amora tidak apa-apa kok. besok Amora janji akan kerja lebih giat lagi agar bisa beli ibu makanan enak dan beli obat untuk ibu." ucap Amora menenangkan ibu nya.

"kryuk...kryuk.." suara perut Amora dan ibunya bersama an, mereka sudah sangat kelaparan bagaimana tidak seharian Amora belum makan dan sekarang sudah pukul 09 malam.

"Bu sebentar ya Amora Carikan makanan dulu untuk kita." pamit Amora yang langsung bangkit dari duduknya.

Sang ibu ingin melarang namun apa daya dia tidak bisa berbicara hanya diam terbaring lemah di tempat tidur. Amora pun segera keluar dari kontrak an sepetak mereka itu.

di lihatnya guyuran hujan yang begitu deras membasahi tanah namun demi ibunya Amora harus menempuh derasnya hujan. Amora berlari menuju rumah Ana sang Tante dan kerabat Amora satu-satunya.

Ibu Amora hidup sebatang kara sejak dirinya masih duduk di bangku SMA, karena kakek dan nenek Amora meninggal karena mengalami kecelakaan. dan kakek Amora dari pihak ayahnya adalah sahabat kakek Amora dari pihak ibunya. sehingga kakek Amora dari pihak ayahnya menyekolahkan ibu Amora dan akhirnya menjodohkan ibu dan ayah Amora.

Kini Amora sudah sampai di teras rumah Ana, dengan baju sudah basah kuyup karena jarak rumah Ana dan rumah Amora tidak terlalu jauh hanya berjarak beberapa rumah saja.

Amora melihat kucing liar sedang makan nasi sisa yang di berikan keluarga ana di depan rumahnya. melihat makanan kucing itu saja Amora sudah ngiler dan merasa cacing di perutnya bernyanyi ria.

"Tante, Tante ana.." panggil Amora mengetuk pintu rumah ana.

"Ngapain kamu ke sini?, ganggu orang tidur saja." jawab Ana yang membuka pintu setelah beberapa menit kemudian.

"Tante punya makanan sisa tidak?, ibu sedang sakit tan dan kelaparan tapi uang Mora semuanya di ambil sama bapak jadi tidak bisa beli makanan untuk ibu." jelas Amora dengan tatapan penuh memohon.

"Tidak ada makanan sisa di sini, sudah sana kamu pergi saja kamu bikin lantai rumah saya jadi kotor saja. kalau kamu memang mau makanan sisa tuh ambil sisa kucing." Bentak Ana yang menunjuk nasi di lantai yang tinggal beberapa butir dan kepala ikan yang sudah tidak utuh.

"Sana sana, kamu pergi dan ingat jangan pernah lagi kamu datang ke sini, kita bukan keluarga." ucap Ana yang langsung menutup pintu rumahnya dengan sekuat tenaga.

Amora terkaget dan hanya diam mematung, air matanya menetes membasahi pipinya entah kenapa dunia harus sekejam ini kepada nya.

ingin rasanya dia mengambil nasi itu tapi dia takut nanti malahan ibunya terkena penyakit.

Amora tahu betul Tante nya bukan orang susah seperti mereka. karena di depan gang rumah mereka tantenya memiliki grosir yang cukup lengkap. Jadi kalau hanya untuk sepiring nasi pasti tantenya punya.

Amora pun berjalan pulang ke rumahnya dengan suara tangisan bersatu dengan derasnya hujan. namun dia tidak tahu harus cari bantuan kemana lagi.

Akhirnya Amora berhenti di warung Bu Een untuk mengutang sebungkus roti. namun sepertinya Bu Een sudah bosan mendengar kata hutang dari Amora sehingga dia tidak mengizinkan Amora untuk berhutang dan mengusir Amora.

Amora berjalan tertatih-tatih ke rumah nya karena dia juga sudah lemas karena tidak makan sampai sekarang. sesampainya di rumah Amora melihat ibunya sudah tertidur dengan perut kelaparan. Amora tidak tega melihat kondisi ibunya.

Amora pun ke dapur untuk mencari segelas air hanya untuk meredakan rasa laparnya. namun tak ada setetes air pun di sana karena memang air ke rumah Amora sudah di putus oleh pihak PDAM dikarena kan sudah berbulan-bulan tidak di bayar.

Akhirnya Amora mengambil sebuah cangkir kaleng dan mulai menampung air hujan untuk di minum nya.

Karena kelelahan akhirnya Amora tertidur di teras rumah dengan tubuh basah kuyup.

pagi harinya Amora terbangun karena kedinginan di rasakan nya kepalanya berat dan bajunya sudah kering karena hembusan angin malam. Amora pun tersenyum dan semangat untuk memulai hari ini. walaupun dia merasa pusing dan lemas dan rasa lapar itu datang lagi namun dia harus tetap semangat.

"Bu Amora berangkat kerja dulu ya, doakan Amora dapat rezeki lebih hari ini." pamit Amora kepada ibunya.

Ibu Amora hanya memutar bola matanya tanda mengiyakan ucapan Amora. dengan susah payah Amora mulai berjalan menyusuri setiap tong sampah warga untuk mencari botol bekas dan makanan sisa. dan akhirnya Amora menemukan sepotong roti dan air mineral di tong sampah sebuah mini market dengan bahagia Amora langsung menyantap roti itu dan meminum air mineral nya.

kini kondisi Amora sudah lumayan membaik, dia pun melanjutkan pekerjaannya dan saat sore datang Amora sudah berhasil membelikan sebungkus nasi putih dan dua potong tempe tak lupa obat untuk ibunya.

Amora tersenyum sumringah dan bersemangat membawakan belanjaan nya itu pulang ke rumah. namun sesampainya di rumah Amora di kaget kan dengan kondisi ibu nya yang sudah kejang-kejang.

Amora yang panik langsung berlari menuju rumah Ana untuk meminta pertolongan, sesampainya di rumah ana Amora melihat ana, sang suami, dan kedua anaknya sudah tampil rapi.

"Tan tolong in ibu Amora, ibu kejang-kejang Tan tolong bawa ibu ke rumah sakit tan" ucap Amora memohon dengan air mata nya yang sudah mengalir di kedua pipinya.

"Apaan sih kamu Amora?, ya kamu saja urus ibu kamu sendiri awas kami mau pergi jalan-jalan ke mall dulu." ucap Ana yang menepis tangan Amora yang memohon kepada nya.

Akhirnya ana dan keluarga nya masuk ke dalam mobil dan meninggalkan Amora sendiri di depan rumah mereka. Amora hanya bisa menangis dan langsung berlari meminta pertolongan kepada tetangga sekitar.

Dan beberapa orang langsung datang ke rumah Amora ingin membantu Amora. namun sayangnya Tuhan berkehendak lain, ibu Amora sudah tenang di alam sana, dan kini tinggal Amora dengan sejuta sakit di hatinya.

Bahkan saat ibu Amora di kebumikan ayah dan Tante nya tidak ada yang datang karena Amora sendiri tidak tahu di mana ayah nya berada.

Tapi tidak selesai sampai di situ penderita an Amora, ayahnya yang tahu bahwa ibu Amora sudah meninggal dunia tersenyum bahagia saat melihat putrinya sudah mulai tumbuh dewasa dengan wajah yang cantik. dia yang di kejar-kejar preman karena terlilit hutang judi akhirnya punya rencana licik di otaknya. dia menjual Amora kepada germo dan hasil penjualan Amora dia jadikan untuk membayar hutang dan modal judi.

Dan akhirnya Amora harus hidup di red Apple dan tempat itu lah yang menghantarkan nya menjadi seperti sekarang.

#Flashback off....

"Bagaimana Tante sayang apa sudah ingat semuanya?" tanya Amora tersenyum simpul dan menahan air matanya agar tidak tumpah.

"Tante tahu tidak bagaimana rasanya ketika hidup terlalu keras mempermainkan kita?, bagaimana rasanya harus mencari sesuap nasi di saat seharusnya masih asyik bermain. bagaimana Rasanya ketika keluarga sendiri tidak menganggap kita hanya karena kita miskin.

Bagaimana rasanya ketika kita hanya memohon sesuap nasi tapi tidak di berikan padahal di rumah nya makanan begitu mubasir. ketika kucing saja di beri makan tapi keluarga sendiri di usir." tanya Amora dan kini air matanya sudah tidak dapat lagi di tahan nya dan berhasil membasahi kedua pipi mulusnya.

"Dan lebih parahnya lagi bagaimana rasanya melihat ibu sendiri sudah meregang nyawa tapi kita tidak bisa melakukan apapun. memohon kepada keluarga terdekat malah di usir dan dan lebih memilih pergi jalan-jalan ke mall. bahkan saat ibu meninggal dunia tak ada Tante dan bapak." Sambung Amora mulai membentak sang Tante.

Ana hanya terdiam mendengar penjelasan Amora, terlihat dia merenung dengan penuh penyesalan.

"Tante mungkin belum pernah merasakan bagaimana sakit nya menerima cacian orang-orang karena aku hanya perempuan malam. yang kotor hina dan tidak pantas hidup di muka bumi ini. mungkin kebanyakan orang tidak pernah tahu apa yang di hadapi perempuan malam itu makanya dia harus menjalani profesi ini. bagaimana rasanya harus melakukan suatu pekerjaan yang seharusnya tidak di kerjakan dan diri pun tidak ingin melakukan nya tapi hanya karena tuntutan hidup dan ekonomi harus di jalani.

Bagaimana rasanya di pandang sebelah mata sama orang-orang dan ketika orang-orang bertanya kenapa tidak bekerja yang halal saja?, bagaimana caranya Bekerja halal mencari pekerjaan sesusah ini dan aku yang tidak tahu baca tulis. dan tidak pernah merasakan indahnya bangku sekolah dan belajar pun hanya otodidak." ucap Amora mulai mengeluarkan semua uneg-uneg nya yang selama ini dia simpan.

"Siapa kalian? yang tahu surga dan neraka orang lain? yang bisa nge vonis orang lain suci dan kotor? saat hanya bisa menghakimi orang lain tanpa melihat diri sendiri? Ah entah lah semua terasa sesak benar-benar sakit tapi tak bisa di jelaskan." ucap Amora menghentikan ucapannya.

"Amora Tante minta maaf untuk semua kesalahan Tante dulu Tante benar-benar menyesal." ucap Ana memohon.

"Hati Amora sudah terlalu batu Tan untuk memaafkan, bahkan mungkin Amora ini sudah tidak punya hati lagi sangking sakitnya penderita an ku selama ini." Jawab Amora yang menyeka air matanya.

"Yasudah Amora, kamu tahu kan bagaimana rasanya tidak punya. Tante mohon sama kamu bantuin Tante ya cuman kamu yang bisa Tante harapkan sekarang. lagian dulu saat ayah kamu kecelakaan Tante yang menolong ayah kamu.dan mengeluarkan uang banyak untuk ayah kammu ingat Amora tanpa ayah kamu kamu tidak ada di dunia ini" ucap Ana memohon dan mengingat kejadian dulu.

"Hahaha masih punya muka ya tan minta tolong sama Amora.tapi maaf Tante aku tidak akan menolong Tante, aku juga ingin lihat bagaimana nanti Tante meregang nyawa tanpa ada yang menolong.

Hmm tapi tenang saja Amora akan mempersiapkan tanah wakaf kok untuk Tante dan om yah hitung-hitungan bayar uang perobatan ayah lah." ucap Amora tersenyum simpul.

"Amora, kamu jangan bicara seenaknya saja, mentang-mentang kamu sudah punya banyak uang. ingat Amora Tante ini lebih tua dari kamu tunjukkan sopan santun kamu." Bentak ana yang marah mendengar kan penjelasan Amora dan berdiri dari duduknya.

"Hahaha bagaimana mungkin seorang ******* punya sopan santun Tante?, wanita malam ini tidak tahu apa itu sopan santun wanita penuh dosa dan tidak berpendidikan ini bagaimana Mungkin tahu apa sopan santun." jawab Amora masih tersenyum santai di tempat duduknya menghadapi kemarahan Ana.

"Kamu memang benar-benar ******* tidak punya tata Krama, nyesal Tante datang ke sini." ucap ana yang sudah merasa kesal dan marah pada Amora.

"Hahaha Lalu untuk apa kamu datang memohon ke rumah pel***r ini Tante?, untuk apa kamu meminjam uang haram nya?." Tanya Amora yang kini ikut berdiri, rasanya dia sudah tidak dapat menahan emosi nya.

"Hah sombong sekali kamu ya Amora, belum apa-apa juga sudah se sombong ini. Tante bersumpah Tidak akan Sudi lagi datang ke rumah kamu ini," ucap ana yang berjalan meninggalkan Amora dengan penuh kemarahan.

"Tante tunggu, Amora merasa kasihan melihat Tante yang sudah datang jauh-jauh ke sini." ucap Amora langsung merogoh kocek nya.

Ana menghentikan langkahnya, dan berbalik menghadap Amora. dan byur beberapa uang pecahan seratus ribu melayang di udara dan kini berhamburan ke wajah dan tubuh ana.

"Silahkan Tante ambil uang haram itu jika memang Tante butuh. tapi ingat jangan pernah Tante injak kan lagi kaki suci Tante itu ke rumah kotor ku ini." perintah Amora yang berlalu meninggalkan ana yang masih diam mematung.

Ana yang memang membutuhkan uang itu kemudian memungut semua uang itu dan segera memasukkan ke dalam tas nya dan segera meninggalkan rumah Amora.

Terpopuler

Comments

Ta..h

Ta..h

sedikit aku skip bacanya bagian sedih nya g kuat bacanya thor mataku langsung panas bagian masa lalu nya bikin nyesseeekkk 😭😭.

2023-01-22

0

Kreatif Cenelsiar

Kreatif Cenelsiar

kq bisa gitu y 🤔

2022-09-21

0

Maria Fransiska

Maria Fransiska

sedih babget nasibmu amora. nama yg indah namun sanhat terpuruk.

2022-03-01

0

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan
2 Reed Apple
3 Pria Baru
4 Tamu Tak diundang
5 Kenangan pahit
6 Ingin Berubah
7 Bisnis
8 Pantai
9 Pacaran
10 Pulang
11 Menyusul ke Jakarta
12 Restoran
13 Kecurigaan Tama
14 Penculikan
15 Balasan Tama
16 Ravi
17 Pekerjaan baru
18 Perjanjian
19 Pendekatan
20 Bertanya
21 Kedatangan Miko
22 Rencana Miko
23 Surat perjanjian
24 Tidur bersama
25 Sarapan
26 Pindah kamar
27 Perdebatan
28 Perasaan kamu
29 Penyatuan
30 Mandi Bersama
31 Black card
32 Tamu Bulanan
33 Siapa Ravi
34 Menyukai Amora
35 Rindu Amora
36 Penculikan Amora
37 Dendam Tama
38 Penyelamatan Amora
39 Panggil aku sayang
40 Kenapa Tidak Menikah
41 Ngedate
42 Bertemu Clara
43 Kedatangan Elsa
44 Mengajak ke pesta
45 Bertemu Elsa
46 Foto Berdua
47 Menikah
48 Langit dan Bumi
49 Visual
50 Penjelasan Adam
51 Kemarahan Miko
52 Kejujuran Ravi
53 Berpacaran lah dengan ku
54 Pindah kamar
55 Dinner
56 Putuskan Dia
57 Pindah
58 Kedatangan Mama
59 Menantu Idaman
60 Kejujuran Ravi
61 Mengabari Amora
62 Rencana jahat Adam
63 Kemarahan Sovi
64 Pertolongan
65 Bertemu camer
66 Ujian
67 Ujian 2
68 Putuskan dia
69 Kejujuran
70 Keadaan Amora
71 Masakan Amora
72 Mengabari Sean
73 Kejutan
74 Ancaman Sean
75 Melamar Amora
76 Menikah
77 Bertemu orang spesial
78 Malam pertama
79 Malam pertama 2
80 Berbelanja
81 Masak Bersama
82 Ke Apartemen
83 kejujuran
84 Tinggal Bersama
85 rencana Ravi
86 Senjata makan tuan
87 Ke Mall
88 Pencuri Parfum
89 Gado-gado
90 Garis Dua
91 pengumuman
92 Bertemu Kevin
93 Gulali
94 Jangan pindah
95 Ravi
96 Sarapan Dari Sovi
97 kedatangan Elsa
98 Sekretaris Baru
99 Mencoba membuka Hati
100 Resepsi pernikahan
101 Mengidam
102 Mangga muda pak Rt
103 Bagaimana Kanaya
104 Tujuan Kanaya
105 Toko roti
106 Butik
107 Konferensi pers
108 Perhitungan
109 Menjenguk Elsa
110 Tukang Sate
111 kedatangan Ana
112 Ravi dan Kanya
113 Kedatangan Kanaya
114 Dinner
115 Pertanyaan Keluarga
116 Lanjut
117 Pelakor
118 Penolong
119 Mau jadi pacar pura-pura
120 Membuat kue
121 Bolu bantet
122 Percobaan Kanaya
123 Rasa tidak bersalah
124 Gagal
125 Makan Malam
126 Bertemu Ayu
127 Kerja sama
128 Penjelasan ke ayu
129 Penyebaran Undangan
130 Resepsi pernikahan
131 pertanyaan Kanaya
132 Ancaman
133 Mengungkapkan perasaan
134 penghilang bukti
135 Menerima
136 Oleh-oleh untuk camer
137 Perdebatan
138 Jatah
139 Tes Ayu
140 Bertemu Kevin
141 Kejujuran Kanaya
142 Pindahan Ayu
143 Kejujuran Kanaya
144 Makan siang
145 Membuat Camilan
146 Settingan
147 Liburan
148 Membeli Berlian
149 Pesan Miko
150 Penyelesaian
151 BBQ an
152 Mengobrol
153 Mencari Kehangatan
154 penyelesaian
155 pembatalan kontrak kerja
156 kebun teh
157 Dendam Elsa
158 Sakit
159 Dukung Ravi
160 Kecantikan Ayu
161 Kematian Ana
162 Jalan-jalan bersama Ayu
163 Apa artinya aku
164 ke kampus
165 Makan siang
166 Lupakan semua nya
167 Rencana Pertunangan
168 Ungkapan Steven
169 Putus
170 Percobaan bunuh diri
171 Tidur dengan ku
172 Menjemput Kanaya
173 Bahy syyaid Wijaya
174 Pertunangan
175 Hancur
176 Masih belum terima
177 Kerja baru
178 Pamit pindah
179 Hargai keputusan ku
180 Kecelakaan
181 Donor Darah
182 Jangan Pindah
183 Kondisi Ravi
184 Kedatangan Kanaya
185 Kesadaran
186 Suapin Ravi
187 Cerita dongeng
188 Drama pagi
189 Hampir
190 bertemu Steven
191 rencana Steven
192 Kantor polisi
193 Melaporkan Steven
194 Bertemu Kanaya
195 Melamar
196 Menikah
197 Pulang Kampung
198 Kampung Halaman Ayu
199 Mengobrol dengan Bapak
200 Merindukan mu
201 Ikut ke ladang
202 Nasehat Bapak
203 Memancing
204 Pulang ke Jakarta
205 Pertunangan
206 Lamaran
207 Akad nikah
208 Season 2 Kehidupan Rumah tangga Ravi dan Ayu
209 Kesucian
210 Belum siap
211 Tamu bulanan
212 Mengabari Sovi
213 Menjemput ke bandara
214 Mall
215 ke Kampus
216 Bertemu Cinta pertama
217 ingkar janji
218 jas
219 Makan Siang
220 Aku Mau
221 Boleh ku panggil Sayang
222 Berbohong
223 Mulai curiga
224 Maaf
225 Mengakhiri
226 Jujur
227 Biarkan Aku sendiri
228 Ancaman Devina
229 Kemarahan Miko
230 Hikmah
231 Terimakasih
Episodes

Updated 231 Episodes

1
Perkenalan
2
Reed Apple
3
Pria Baru
4
Tamu Tak diundang
5
Kenangan pahit
6
Ingin Berubah
7
Bisnis
8
Pantai
9
Pacaran
10
Pulang
11
Menyusul ke Jakarta
12
Restoran
13
Kecurigaan Tama
14
Penculikan
15
Balasan Tama
16
Ravi
17
Pekerjaan baru
18
Perjanjian
19
Pendekatan
20
Bertanya
21
Kedatangan Miko
22
Rencana Miko
23
Surat perjanjian
24
Tidur bersama
25
Sarapan
26
Pindah kamar
27
Perdebatan
28
Perasaan kamu
29
Penyatuan
30
Mandi Bersama
31
Black card
32
Tamu Bulanan
33
Siapa Ravi
34
Menyukai Amora
35
Rindu Amora
36
Penculikan Amora
37
Dendam Tama
38
Penyelamatan Amora
39
Panggil aku sayang
40
Kenapa Tidak Menikah
41
Ngedate
42
Bertemu Clara
43
Kedatangan Elsa
44
Mengajak ke pesta
45
Bertemu Elsa
46
Foto Berdua
47
Menikah
48
Langit dan Bumi
49
Visual
50
Penjelasan Adam
51
Kemarahan Miko
52
Kejujuran Ravi
53
Berpacaran lah dengan ku
54
Pindah kamar
55
Dinner
56
Putuskan Dia
57
Pindah
58
Kedatangan Mama
59
Menantu Idaman
60
Kejujuran Ravi
61
Mengabari Amora
62
Rencana jahat Adam
63
Kemarahan Sovi
64
Pertolongan
65
Bertemu camer
66
Ujian
67
Ujian 2
68
Putuskan dia
69
Kejujuran
70
Keadaan Amora
71
Masakan Amora
72
Mengabari Sean
73
Kejutan
74
Ancaman Sean
75
Melamar Amora
76
Menikah
77
Bertemu orang spesial
78
Malam pertama
79
Malam pertama 2
80
Berbelanja
81
Masak Bersama
82
Ke Apartemen
83
kejujuran
84
Tinggal Bersama
85
rencana Ravi
86
Senjata makan tuan
87
Ke Mall
88
Pencuri Parfum
89
Gado-gado
90
Garis Dua
91
pengumuman
92
Bertemu Kevin
93
Gulali
94
Jangan pindah
95
Ravi
96
Sarapan Dari Sovi
97
kedatangan Elsa
98
Sekretaris Baru
99
Mencoba membuka Hati
100
Resepsi pernikahan
101
Mengidam
102
Mangga muda pak Rt
103
Bagaimana Kanaya
104
Tujuan Kanaya
105
Toko roti
106
Butik
107
Konferensi pers
108
Perhitungan
109
Menjenguk Elsa
110
Tukang Sate
111
kedatangan Ana
112
Ravi dan Kanya
113
Kedatangan Kanaya
114
Dinner
115
Pertanyaan Keluarga
116
Lanjut
117
Pelakor
118
Penolong
119
Mau jadi pacar pura-pura
120
Membuat kue
121
Bolu bantet
122
Percobaan Kanaya
123
Rasa tidak bersalah
124
Gagal
125
Makan Malam
126
Bertemu Ayu
127
Kerja sama
128
Penjelasan ke ayu
129
Penyebaran Undangan
130
Resepsi pernikahan
131
pertanyaan Kanaya
132
Ancaman
133
Mengungkapkan perasaan
134
penghilang bukti
135
Menerima
136
Oleh-oleh untuk camer
137
Perdebatan
138
Jatah
139
Tes Ayu
140
Bertemu Kevin
141
Kejujuran Kanaya
142
Pindahan Ayu
143
Kejujuran Kanaya
144
Makan siang
145
Membuat Camilan
146
Settingan
147
Liburan
148
Membeli Berlian
149
Pesan Miko
150
Penyelesaian
151
BBQ an
152
Mengobrol
153
Mencari Kehangatan
154
penyelesaian
155
pembatalan kontrak kerja
156
kebun teh
157
Dendam Elsa
158
Sakit
159
Dukung Ravi
160
Kecantikan Ayu
161
Kematian Ana
162
Jalan-jalan bersama Ayu
163
Apa artinya aku
164
ke kampus
165
Makan siang
166
Lupakan semua nya
167
Rencana Pertunangan
168
Ungkapan Steven
169
Putus
170
Percobaan bunuh diri
171
Tidur dengan ku
172
Menjemput Kanaya
173
Bahy syyaid Wijaya
174
Pertunangan
175
Hancur
176
Masih belum terima
177
Kerja baru
178
Pamit pindah
179
Hargai keputusan ku
180
Kecelakaan
181
Donor Darah
182
Jangan Pindah
183
Kondisi Ravi
184
Kedatangan Kanaya
185
Kesadaran
186
Suapin Ravi
187
Cerita dongeng
188
Drama pagi
189
Hampir
190
bertemu Steven
191
rencana Steven
192
Kantor polisi
193
Melaporkan Steven
194
Bertemu Kanaya
195
Melamar
196
Menikah
197
Pulang Kampung
198
Kampung Halaman Ayu
199
Mengobrol dengan Bapak
200
Merindukan mu
201
Ikut ke ladang
202
Nasehat Bapak
203
Memancing
204
Pulang ke Jakarta
205
Pertunangan
206
Lamaran
207
Akad nikah
208
Season 2 Kehidupan Rumah tangga Ravi dan Ayu
209
Kesucian
210
Belum siap
211
Tamu bulanan
212
Mengabari Sovi
213
Menjemput ke bandara
214
Mall
215
ke Kampus
216
Bertemu Cinta pertama
217
ingkar janji
218
jas
219
Makan Siang
220
Aku Mau
221
Boleh ku panggil Sayang
222
Berbohong
223
Mulai curiga
224
Maaf
225
Mengakhiri
226
Jujur
227
Biarkan Aku sendiri
228
Ancaman Devina
229
Kemarahan Miko
230
Hikmah
231
Terimakasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!