"tak ngopi yuk, haus gue lagian kita belum bisa menyentuh si cantik ini." Ajak salah satu anak buah Tama kepada teman nya.
"Yuk, lagian dia tidak bakalan lari juga kok." Jawab temen nya.
Sementara Amora terlihat memejamkan matanya, karena dia merasa lelah dengan kehidupan ini. Mereka berdua pun keluar dari kamar itu dan pergi ke dapur untuk membuat kopi.
Amora yang menyadari kepergian kedua anak buah Tama pun akhirnya membuka matanya. Dia menangis meratapi kehidupan yang terlalu hebat menguji dirinya.
"Sebesar ini kah dosa ku?, Sampai harus se sakit ini mendapat karma untuk semuanya?" Batin Amora di sela-sela tangisnya.
Amora pun mulai mengingat semua ancaman Tama kepadanya, walaupun Amora tahu dirinya bersalah dan penuh dosa tetap saja Amora merasa takut dengan ancaman Tama. Amora pun melihat bekas luka tadi yang darahnya sudah mengering.
"Aku yakin, setelah ini Tama akan menyiksaku lebih hebat dari pada sekarang." Batin Amora karena tadi dia mendengar kan penjelasan orang yang ada di telepon dengan Tama.
Amora pun mencoba menarik tangan nya yang terikat ke sisi ranjang, dan entah karena apa atau memang Tuhan masih baik kepada Amora ikatan tangan nya sebelah kiri lumayan longgar dan dengan susah payah Amora bisa melepaskan tangan nya sebelah kiri. Amora yang merasa bahagia langsung melepaskan ikatan pada tangan kanan nya dan kedua kaki nya.
Amora yang melihat ada jendela di kamar itu langsung keluar lewat jendela dengan hati-hati tanpa menimbulkan suara. Namun saat melompat dari jendela gaun pengantin Amora tersangkut di penutup jendela sehingga terobek dan menimbulkan suara.
Amora bersusah payah melepaskan gaun itu dan setelahnya dia berusah lari. Amora berlari sekuat tenaga karena dia yakin anak buah Tama pasti mendengar kan suara robekan tadi. Namun Amora merasa bingun dimana dia sekarang karena sekelilingnya hanya ada persawahan yang minim cahaya.
Amora lari tertatih-tatih karena dia tidak memakai sendal, selain itu tubuhnya juga melemah karena dia memang seharian penuh tidak makan dan sekarang sudah mulai malam. Amora merasa badan nya melemah dan kesadaran nya menghilang. Dia mulai lunglai dan akhirnya semuanya menjadi gelap.
.
.
.
Sebuah mobil mewah yang melewati jalan persawahan itu melihat ada sesuatu di jalan raya.
"Apa-apa an kamu Paijo, kamu ingin membunuh saya hah?" Tanya sang pria yang duduk di sebelah supir, karena mobil nge rem tiba-tiba.
"Maaf Bos, tapi seperti nya ada orang pingsan atau mungkin meninggal di jalan." Ucap Paijo sambil menunjuk ke arah jalan raya.
Sang pria itu pun mengikuti arah tangan Paijo dan kemudian keluar dari mobil dan segera menghampiri gadis berbaju putih yang ternyata Amora itu.
"Jo tolong bantu saya mengangkat wanita ini ke mobil." Titah sang bos kepada supir nya itu setelah memastikan bahwa gadis itu masih hidup.
"Baik pak bos." Ucap Paijo sang supir.
Mereka pun mengangkat tubuh Amora ke dalam mobil dan mobil pun segera melaju.
"Bos kemana kita akan membawa wanita itu?" Tanya Paijo kepada sang bos.
"Bawa saja dulu ke rumah Paijo, kita tidak tahu siapa wanita ini. Tetapi kelihatannya dia begitu tertekan dan butuh bantuan kita." Jawab sang bos saat mobil sudah melaju.
"Baik pak bos." Jawab Paijo dan mobil pun melaju menuju rumah mereka.
Sesampainya di rumah pria yang di panggil bos itu ternyata bernama Ravi pun menyuruh Paijo mengangkat tubuh Amora ke kamar tamu. Kemudian menyuruh Paijo memanggil dokter pribadi keluarga bos nya.
Setelah sang dokter memeriksa kondisi Amora dan membalut luka Amora tadi sang dokter pun memberikan cairan agar Amora memiliki stamina. Dan perlahan kesadaran Amora pun mulai kembali.
Ekor mata Amora mulai menyapu setiap sudut ruangan yang begitu besar dan asing ini, entah kenapa rasanya sehari ini banyak sekali masalah yang terjadi pada Amora. Saat Amora kembali mengingat kejadian yang membuat dirinya bisa berada di ruangan ini tiba-tiba lamunannya di buyarkan oleh sebuah langkah kaki yang seakan mendekat ke dalam kamar itu.
Suara sepatu yang berbenturan dengan lantai begitu jelas terdengar di telinga Amora. Ada rasa takut di hati Amora jika orang yang akan datang adalah Tama.
Amora melototi pintu kamar yang masih tertutup itu, jantung nya berdegup kencang dan ada rasa takut yang amat sangat di hatinya.
Ceklek...
Pintu kamar pun terbuka Amora melirik dari bawah sampai ke atas. Sebuah sepatu fantovel hitam yang sangat berkilau kini memantul di mata Amora. Amora mencoba melirik lagi ternyata sekarang seorang pria tampan sedang berdiri di hadapannya, pria dengan tinggi mungkin lebih beberapa inci dari dirinya, dengan tubuh kekar yang di balut dengan kemeja hitam dan nyaris tak bisa membendung isinya. Kulit wajah yang putih mulus serta ada beberapa bulu tipis yang menghiasi dagu nya.
Namun tidak hanya itu kini hidung Amora sedikit tergelitik dengan aroma parfum maskulin pria yang ada di hadapannya itu saat sang pria berjalan mendekati nya.
"Apa kau baik-baik saja nyonya?" Tanya sang pria yang saat dia sudah berada di depan Amora.
Namun Amora yang memandang pria tadi seketika matanya lumpuh, dia benar-benar tidak berkedip melihat ketampanan pria itu.
dengan spontan Amora langsung menutup bagian dada nya dengan selimut dan menarik tubuh nya menjauh dari pria itu.
"Hey nyonya apa kau baik-baik saja? tenang saja aku bukan orang jahat kok." Tanya sang pria yang mengulangi pertanyaannya.
"Oh iya tuan, saya baik-baik saja. Kalau boleh saya tahu tuan siapa ya, dan sekarang saya ada di mana?" Tanya Amora kebingungan.
"Perkenalkan nama saya Ravi, tadi sewaktu jalan pulang kami tidak sengaja menemukan mu pingsang di pinggir jalan. Karena kamu tidak membawa identitas apapun jadi kami membawa kamu ke sini." Jawab Ravi menjelaskan.
"Oh iya pak Ravi, terimakasih sudah menolong saya, Nama saya Amora." Jawab Amora sambil tersenyum karena dia merasa pria ini jujur.
"Yasudah mungkin sekarang kau bisa memberitahu aku dimana rumah mu? Agar aku bisa mengantar mu pulang agar keluarga mu tidak khawatir mencari mu?" Tanya Ravi lagi.
"Saya tidak punya keluarga pak Ravi, saya sebatang kara." Jawab Amora dengan wajah sendunya.
"Maaf saya tidak bermaksud menyinggung perasaan kamu." Ucap Ravi yang merasa bersalah.
"Tidak apa-apa kok pak, saya akan keluar dari rumah bapak tanpa di antar, tapi saya mohon izinkan saya satu malam saja menginap di sini. Besok pagi saya berjanji akan keluar dari sini." Pinta Amora dengan ekspresi wajah memohon.
"Iya nona tidak apa-apa, silahkan saja. Lagian kata dokter kondisi mu juga sangat lemah. Kau boleh istirahat dan ingat jika kau butuh sesuatu kau bisa memanggil pelayan." Ucap Ravi merasa iba kepada Amora.
"terimakasih banyak tuan Ravi." jawab Amora.
Akhirnya Ravi pun keluar dari kamar Amora, dan segera ke ruang kerja nya karena begitu banyak pekerjaan yang harus dia kerjakan.
Amora pun tertidur karena memang dia kelelahan dan mungkin karena pengaruh obat Amora menjadi mengantuk. beberapa jam berlalu Ravi yang merasa harus mengambil sesuatu di kamarnya harus keluar dari ruang kerjanya yang kebetulan bersebelahan dengan kamar Amora.
Namun saat Ravi melewati kamar Amora, dia mendengar kan suara tangisan dari dalam kamar itu. dan karena merasa khawatir dengan Amora Ravi langsung membuka kamar itu dan melihat Amora yang masih tertidur tetapi sepertinya sedang mimpi buruk.
Entah apa yang terjadi pada Ravi, dengan spontan dia langsung memeluk gadis cantik itu dan menenangkan nya. Amora pun terbangun dari tidurnya dan menangis di pelukan Ravi karena dia masih bersyukur semua hal buruk itu hanya mimpi.
"Apa kau bermimpi buruk nona Amora?" tanya Ravi saat Amora sudah tenang.
Amora pun hanya mengangguk.
"Siapa kau sebenarnya?, dan kenapa kau terlihat begitu tertekan dan kenapa saat aku menemukan mu kau terlihat seperti nya sedang lari dari pernikahan?" tanya Ravi yang kepo kepada Amora.
Amora hanya diam saja, mencoba mengatur nafasnya.
"Maaf nona bukan maksud ku ingin mengetahui latar belakang mu,aku hanya ingin tahu barang kali aku dapat membantu mu." jelas Ravi yang takut Amora salah pengertian tentang dirinya.
"Tidak apa-apa kok pak Ravi, saya juga tidak bermaksud menutupi semua," ucap Amora. kemudian Amora menceritakan semuanya kepada Ravi termasuk tentang siapa dirinya sebenarnya dan hal yang sudah dia alami sedari dulu sampai hari ini. entah kenapa Amora merasa nyaman bercerita kepada Ravi bahkan dia sambil menangis menjelaskan semuanya kepada Ravi.
Ravi yang mendengar kan semua cerita Amora entah kenapa merasa iba kepada Amora, dan merasa bahwa Amora benar-benar jujur dan benar-benar telah menyesali semua perbuatannya.
"Baiklah nona Amora, saya akan membantu mu, kamu bilang kan kamu tidak memiliki pekerjaan. apa kamu mau bekerja di sini? sebagai asisten pribadi saya? saya jamin kalau kamu tinggal di sini kamu akan nyaman dan para pengincar mu tidak akan berani masuk ke rumah ini." tanya Ravi mencoba memberi solusi.
"benarkah pak Ravi? saya bisa bekerja di sini?anda serius kan?" tanya Amora langsung tersenyum bahagia. karena saat Amora melihat stelan Ravi dan rumah ini Amora yakin bahwa Ravi bukan orang sembarang.
"iya nona Amora, saya serius. kalau keadaan mu besok sudah membaik, besok kau sudah boleh mulai bekerja." kata Ravi.
"baik pak Ravi, terimakasih banyak ya karena sudah menolong saya. saya tidak akan melupakan kebaikan bapak." ucap Amora yang spontan menggenggam tangan Ravi.
"deg.. "jantung Ravi langsung berdegup kencang, entah kenapa dia merasa ada yang beda kepada Amor. padahal dia sudah tahu latar belakang Amora tapi sejak pertama melihat Amora sudah ada sebuah perasaan yang aneh terselip di hati Ravi.
bahkan entah apa yang merasuki Ravi yang mengizinkan Amora tinggal dan bekerja di sini.
"Yasudah kamu istirahat dulu ya,saya mau lanjut Bekerja." ucap Ravi yang melepaskan tangan nya dari genggaman Amora dan terlihat salah tingkah.
Amora hanya mengangguk saja, dan Ravi langsung keluar dari kamar Amora dengan perasaan dan detak jantung yang sudah tidak beraturan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 231 Episodes
Comments
Inik Maybelle
amora memang gadis baik,tapi sebab desakan hidupnya y membuat amo terhimpit sama kekotoran om2 itu.
2022-08-13
0
Eyang Uti Endang
kasian amora smoga cpt mendpt hidayah dr Tuhan
2022-06-18
0
Rafel
Alhamdulillah ada orang baik ..smoga ravi mncintai amora,tidak seperti adam yg menghilang
2022-05-15
0