Ketahuan

Setelah kepergian Alisha, sebuah mobil berhenti tepat di depan gerbang. Pak satpam pun membuka gerbang tersebut, dia mengernyit saat tahu siapa pemilik mobil itu yang tak lain Kakak dari majikannya. Farhan membuka kaca mobil, dia sengaja tidak turun dari mobil. Sebelum Pak Satpam bertanya, Farhan lebih dulu melempar pertanyaan.

"Al sama Icha masih di rumah apa sudah pergi Pak?" tanya Papi Farhan.

Farhan dan sang istri sengaja singgah ke rumah Mama Icha terlebih dahulu sebelum menghadiri kondangan, karena tempatnya yang memang melewati rumah mereka.

"Baru saja pergi Pak," jawab Pak satpam.

"Terimakasih Pak, kalau gitu saya langsung pamit saja ya," ucap Farhan, baru saja akan menutup kaca mobil, suara Pak satpam menghentikannya.

"Tunggu Pak, tadi Non Alisha bilang, kalau Non Yesha butuh bantuan karena ban mobilnya kempes dan...." Pak satpam menghentikan ucapannya karena melihat Yesha yang menurunkan kaca mobil belakang. Dia tersadar ternyata baru saja di bohongi lagi oleh anak majikannya.

"Maaf Pak, berarti Non Alisha bohong sama saya, yaudah silahkan Bapak lanjut perjalanannya," ucap Pak satpam.

Farhan membunyikan klakson, lalu dia tersenyum sebelum meninggalkan Pak satpam begitu pun dengan Yesha yang juga tersenyum ke arah satpam itu.

"Kebiasaan Alisha suka bawa-bawa nama aku, heran aja sama dia, selalu ada ide untuk kabur dari rumah," celetuk Yesha.

Mami menoleh ke arah Yesha yang duduk di belakang, "Coba kamu nasehatin dia, karena Mami yakin ucapan kamu di dengar sama dia, ketimbang ucapan Mama dan Papanya," ucapnya.

"Selalu Ma, tapi dia cuma bilang iya iya dan enggak pernah di lakukan, mungkin karena belum kebuka hatinya, aku berdoa aja suapaya dia ninggalin hobi berbahaya itu," timpal Yesha.

"Aamiinn, semoga saja," timpal Mami dan Papi.

Di tempat lain, Pak satpam segera menghubungi tuannya, dia mengatakan jika Alisha pergi dari rumah dan Pak satpam paham jika Alisha akan kemana, mengingat Alisha pergi menggunakan motor sportnya, bukan mobil. Tak lama kemudian Papa dan Mama memutuskan untuk pulang, mereka harus sampai rumah terlebih dahulu sebelum Alisha pulang, dan benar saja, Papa menunggu Alisha di pos satpam bahkan beliau menyuruh Pak satpam untuk meninggalkan pos sampai Alisha pulang nanti.

🌻🌻🌻

"Papa?" Alisha menyengir salah tingkah, melihat tatapan tajam setajam silet dari Papanya.

"Masuk!" kata perintah yang paling menakutkan buat Alisha, kalau dia tahu akan seperti ini, tadi harusnya pulang ke rumah sang Tante saja, tapi apalah daya nasi sudah menjadi bubur. Ingat Alisha meskipun nasi sudah menjadi bubur tapi bubur tak kalah enak dengan nasi jika sudah di padu padankan dengan bahan-bahan lainnya.

Alisha memarkirkan motor sportnya ke dalam bagasi, lalu dia masuk ke dalam rumah. Terlihat sang Papa yang sudah duduk di single sofa ruang keluarga, sudah pasti menunggu Alisha.

"Duduk!"

Alisha menurut, dia duduk di sofa sambil menundukkan kepala, takut melihat tatapan sang Papa.

"Kunci motor," Papa menyodorkan tangannya, meminta kunci motor Alisha, "Kunci mobil juga. Untuk seminggu ke depan kamu berangkat kuliah sama supir," ujarnya. "Untuk kunci motor akan Papa kasih sampai kamu benar-benar melupakan balapan liar itu," tambahnya penuh penekanan.

Alisha memberikan kunci motornya pada sang Papa, lalu ia kembali duduk dengan menundukkan kepala.

Papa menghela nafas panjang, sudah beberapa menit keduanya terdiam, Papa yang sedang mengontrol emosinya, sedangkan Alisha memikirkan entah apa.

"Mau sampai kapan kamu seperti ini Sha?" tanya sang Papa, kali ini dengan nada lembut tapi penuh penegasan.

Alisha bungkam, jujur dia tidak memiliki jawaban atas pertanyaan Papanya itu, karena dia belum berniat untuk mengakhiri hobi berbahaya tersebut. Alisha hanya menunduk tanpa mau menatap wajah sang Papa.

"Tatap wajah Papa Sha, dan jawab pertanyaan Papa," lagi-lagi lelaki berumur tiga puluh delapan tahun yang masih terlihat gagah dan tampan itu berkata dengan tenang dan penuh penegasan.

Alisha mengangkat wajahnya, lalu menatap sang Papa sekilas, setelah itu dia kembali menunduk. "Enggak tahu Pa," jawabnya dengan suara lirih, bahkan sang Papa hanya mendengar samar-samar saja.

"Apa? Papa enggak denger Sha?" tanya Papa Al yang memang kurang mendengar jawaban Alisha.

Tapi Alisha bungkam, dia takut benar-benar takut.

"Kamu itu perempuan Sha, bahkan anak perempuan Papa satu-satunya, tapi kenapa kamu justru paling bandel diantara dua sodara laki-lakimu?" Papa menjeda ucapannya sejenak, memijit pelipis, tiba-tiba pusing melanda, "Coba kamu bayangkan, jika nanti kamu punya anak perempuan yang kelakuannya sama seperti kamu, apa yang akan kamu lakukan? Kamu pasti akan melakukan hal yang sama seperti yang Papa dan Mama lakukan ke kamu, iya kan? atau kamu akan membiarkan dia terus bertingkah seperti itu?" tambahnya.

Alisha masih menunduk, benar apa yang dikatakan oleh Papanya. Dia berfikir jika nanti memiliki anak perempuan yang tingkahnya sama seperti dirinya saat ini, dia pasti akan berusaha mencegahnya, apalagi seorang anak perempuan, tapi kan dia bisa jaga diri.

"Papa harap ini yang terahir kalinya, jika kamu melakukan hal yang sama lagi, akan Papa pastikan motor kesayanganmu itu Papa bakar habis," setelah mengatakan itu sang Papa pun meninggalkan Alisha yang masih menunduk, Papa bahkan tidak menunggu Alisha berkata karena sepertinya gadis itu enggan untuk berbicara.

Setelah kepergian Papa, kini Mama yang menghampiri dirinya, duduk disisi Alisha sambil mengelus puncak kepala putrinya.

"Mama tahu ini sangat sulit, apalagi meninggalkan suatu hobi," Mama masih setia mengelus puncak kepala Alisha, "Tapi kami melakukan itu karena sayang sama kamu Sha, kamu sudah bukan anak-anak lagi, kamu sudah dewasa dan mungkin sebentar lagi kamu akan menjadi Ibu, kami tidak mau kamu terlarut dalam hobi bahaya kamu itu, karena kami tidak mau melepaskan kamu ke calon suamimu nanti dalam keadaan yang seperti ini, kami mau kamu berubah sebelum kami menyerahkan kamu pada lelaki yang akan menjadi suamimu kelak, suapaya kamu bisa menjadi istri dan ibu yang baik," ucap Mama panjang lebar.

"Beri aku waktu Ma, aku belum siap untuk benar-benar meninggalkan semua ini," kini Alisha mendongak menatap sang Mama penuh permohonan. Dia memang lebih bisa terbuka pada sang Mama, karena sang Mama selalu mengerti apa yang dia mau.

"Pasti, tapi jangan terlalu lama, karena jika terlalu lama namanya tidak memberi waktu tapi membiarkan," timpal Mama.

"Soal perjodohan...."

Alisha menghentikan ucapannya karena sang Mama lebih dahulu menyela.

"Akan tetap berlanjut, karena Mama tahu betul, dia laki-laki yang pantas buat kamu, insyaallah dia bisa membimbing kamu Sha, dia dewasa pengetahuan tentang agamanya pun baik, jadi tidak ada penolakan," ucap Mama, dia tahu jika Alisha enggan meneruskan perjodohan itu.

Apa Mama salah menilai orang? Dewasa dari mananya? Dia bahkan tidak jauh beda sama aku. Batin Alisha, dia tidak mau mengatakan itu pada Mamanya.

"Iya Ma," kenyataannya Alisha hanya bisa berucap seperti itu

"Insyaallah bulan depan keluarga Tante Ayu akan datang, karena saat ini mereka masih sibuk mengurus perusahaan di Surabaya,"

Alisha menatap sang Mama tidak percaya, secepat itu kah? Padahal dia belum menemukan laki-laki idamannya itu, harus bagaimana sekarang? Alisha mendadak jadi bingung, apalagi jika Mama tahu dia sudah merusak perjodohan itu. Ah, Alisha bingung sendiri, dia harus bagaimana sekarang. Tapi dia harus menghadapi ini semua, karena dia yang memulai jadi dia juga yang harus menyelesaikannya.

Terpopuler

Comments

Nurjannah Rajja

Nurjannah Rajja

Papa mamanya nikah muda dong ya...

2023-07-20

0

Falina Adhianthi

Falina Adhianthi

garasiiiii... 🤭

2022-08-17

1

Rosdelita Siregar

Rosdelita Siregar

semuanya berarti salah orang ya thor

mama icha berfikir yg dia jodohkan sama alisha itu adnan, sementara mama ayu menganggap yg di jodohkan sama angkasa itu ayesha 😄😄😄😄
entar ketemu baru bingung 😄😄

2021-07-07

0

lihat semua
Episodes
1 Perjodohan
2 Untuk Kebaikan
3 Gagal Bertemu
4 Tidak Bisa Menolak
5 Terpesona
6 Jatuh Hati
7 Ajakan Makan Siang
8 Pahlawan Kesiangan
9 Dosen Ganteng
10 Jangan Ganggu
11 Tujuh Purnama
12 Ketahuan
13 Kamu Cantik
14 Menghindar
15 Jus Jeruk Tanpa Gula
16 Cantika
17 Panti Asuhan
18 Apakah Dia Bintang?
19 Foto Itu
20 Dress Baru
21 Bukan Modus
22 Rasa Penasaran
23 Kecewa Lagi
24 Bertemu Kembali
25 Tidak Menyangka
26 Antara Dua Pilihan
27 Kebahagiaan Alisha
28 Orang Yang Di Cari
29 Belajar Memasak
30 Rumah Alisha
31 Jatuh Cinta
32 Kamu Mengenalnya?
33 Pak Dosen Kang Pehape
34 Hari Bahagia
35 Kekacauan
36 Tanpa Ampun
37 Tidak Akan Memaafkan Kamu
38 Di Culik 1
39 Di Culik 2
40 Makin Kesal Di Buatnya
41 Bukan Jodohku, tapi Jodohmu
42 Amplop
43 Bulan Madu 1
44 Bulan Madu 2
45 Bulan Madu 3
46 Cemburu
47 Terkejut
48 Cerita Adnan
49 Final Honeymoon
50 Balapan Lagi
51 Hukuman
52 Demi Kebaikan Kamu
53 Makin Membaik
54 Hari Minggu
55 Berkunjung Ke Panti Asuhan
56 Karena Mama
57 Tak Bersemangat
58 Masa Lalu Biarlah Berlalu
59 Di Jerman
60 Bukan Wanita Idaman
61 Kesempatan Dalam Kesempitan
62 Rejeki Tak Terduga
63 Cemburunya Adnan
64 Cemburu Membawa Berkah
65 Tapi Matikan Lampunya
66 Hotel Kakek
67 Terserah Kamu
68 Aku Sudah Tidak Sabar
69 Apakah Kamu Sudah Siap?
70 Pagi Terindah
71 Kesempatan Dalam Kesempitan
72 Memalukan
73 Makin Pintar
74 Rumah Bunda
75 Servis Apa?
76 Gagal Sebelum Bertindak
77 Jangan Melakukan Itu Lagi
78 Berangkat Juga
79 Miss you
80 Kekhawatiran Alisha
81 Usaha Tanpa Hasil
82 Masalah Baru
83 Panggil Papa dan Mama
84 Pergi
85 Berikan Aku Tumpangan
86 Terjawab Sudah
87 Tempat Terindah
88 Ceroboh Sekali
89 Keanehan Yang Terjadi
90 Sayang Kamu Sejak Pertama Bertemu
91 Bukan Aku, Tapi Kamu
92 Hari Yang Luar Biasa
93 Penasaran Yang Tertunda
94 Serba Salah
95 Sindrom Couvade
96 Jangan Ragu Untuk Mengatakannya
97 Harus Bersyukur
98 Puncak 1
99 Puncak 2
100 Ada Sesuatu Di Balik Semua Ini
101 Puncak 3
102 Akan Melakukan Apa Saja
103 Asinan Vs Martabak
104 Usaha Yang Terbaik
105 Dalam Bahaya
106 Sebuah Kenyataan
107 Luka Lama
108 Memantapkan Hati
109 Demi Kamu
110 Jangan Salahkan Takdir
111 Cemburu
112 Persiapan Melahirkan
113 Kebahagiaan Tiada Tara
114 NEW INFO
115 New Info
116 Segenggam Rasa
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Perjodohan
2
Untuk Kebaikan
3
Gagal Bertemu
4
Tidak Bisa Menolak
5
Terpesona
6
Jatuh Hati
7
Ajakan Makan Siang
8
Pahlawan Kesiangan
9
Dosen Ganteng
10
Jangan Ganggu
11
Tujuh Purnama
12
Ketahuan
13
Kamu Cantik
14
Menghindar
15
Jus Jeruk Tanpa Gula
16
Cantika
17
Panti Asuhan
18
Apakah Dia Bintang?
19
Foto Itu
20
Dress Baru
21
Bukan Modus
22
Rasa Penasaran
23
Kecewa Lagi
24
Bertemu Kembali
25
Tidak Menyangka
26
Antara Dua Pilihan
27
Kebahagiaan Alisha
28
Orang Yang Di Cari
29
Belajar Memasak
30
Rumah Alisha
31
Jatuh Cinta
32
Kamu Mengenalnya?
33
Pak Dosen Kang Pehape
34
Hari Bahagia
35
Kekacauan
36
Tanpa Ampun
37
Tidak Akan Memaafkan Kamu
38
Di Culik 1
39
Di Culik 2
40
Makin Kesal Di Buatnya
41
Bukan Jodohku, tapi Jodohmu
42
Amplop
43
Bulan Madu 1
44
Bulan Madu 2
45
Bulan Madu 3
46
Cemburu
47
Terkejut
48
Cerita Adnan
49
Final Honeymoon
50
Balapan Lagi
51
Hukuman
52
Demi Kebaikan Kamu
53
Makin Membaik
54
Hari Minggu
55
Berkunjung Ke Panti Asuhan
56
Karena Mama
57
Tak Bersemangat
58
Masa Lalu Biarlah Berlalu
59
Di Jerman
60
Bukan Wanita Idaman
61
Kesempatan Dalam Kesempitan
62
Rejeki Tak Terduga
63
Cemburunya Adnan
64
Cemburu Membawa Berkah
65
Tapi Matikan Lampunya
66
Hotel Kakek
67
Terserah Kamu
68
Aku Sudah Tidak Sabar
69
Apakah Kamu Sudah Siap?
70
Pagi Terindah
71
Kesempatan Dalam Kesempitan
72
Memalukan
73
Makin Pintar
74
Rumah Bunda
75
Servis Apa?
76
Gagal Sebelum Bertindak
77
Jangan Melakukan Itu Lagi
78
Berangkat Juga
79
Miss you
80
Kekhawatiran Alisha
81
Usaha Tanpa Hasil
82
Masalah Baru
83
Panggil Papa dan Mama
84
Pergi
85
Berikan Aku Tumpangan
86
Terjawab Sudah
87
Tempat Terindah
88
Ceroboh Sekali
89
Keanehan Yang Terjadi
90
Sayang Kamu Sejak Pertama Bertemu
91
Bukan Aku, Tapi Kamu
92
Hari Yang Luar Biasa
93
Penasaran Yang Tertunda
94
Serba Salah
95
Sindrom Couvade
96
Jangan Ragu Untuk Mengatakannya
97
Harus Bersyukur
98
Puncak 1
99
Puncak 2
100
Ada Sesuatu Di Balik Semua Ini
101
Puncak 3
102
Akan Melakukan Apa Saja
103
Asinan Vs Martabak
104
Usaha Yang Terbaik
105
Dalam Bahaya
106
Sebuah Kenyataan
107
Luka Lama
108
Memantapkan Hati
109
Demi Kamu
110
Jangan Salahkan Takdir
111
Cemburu
112
Persiapan Melahirkan
113
Kebahagiaan Tiada Tara
114
NEW INFO
115
New Info
116
Segenggam Rasa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!