Seorang pemuda duduk di sebuah kafe yang sudah di booking oleh Bunda. Sudah sepuluh menit dia duduk menunggu seseorang yang kata sang Bunda akan datang menemuinya, siapa lagi jika bukan gadis yang akan di jodohkan dengannya.
"Nak, Bunda sudah pesan tempat di kafe Pelangi meja nomor sepuluh, Bunda juga sudah memberitahu temen Bunda supaya anaknya datang nanti pukul satu siang, setelah dia selesai kuliah," ucapan sang Mama tadi pagi sebelum Angkasa berangkat ke kampus.
"Baik Ma," jawab Angkasa pasrah. Sebenarnya dia tidak mau di jodohkan, tapi saat melihat Bunda yang begitu antusias dia pun tak tega untuk menolaknya.
Beberapa bulan lalu Bunda memang pernah mengatakan akan menjodohkan Angkasa dengan anak temannya. Bunda bilang anak temannya itu cantik, baik bahkan terlihat kalem menurut sang Bunda. Sikap dan cara berpakainnya pun sopan, saat itu Bunda memutuskan untuk menjodohkan Angkasa dengan anak temannya itu. Mengingat sikap sopan santun gadis itu, membuat Ayu Bunda Angkasa jatuh hati, bahkan Ayu yakin jika gadis itulah yang terbaik untuk Angkasa.
"Maaf Mas, mau pesan apa?" pertanyaan pelayan untuk ketiga kalinya ini mengagetkan Angkasa dari lamunan panjangnya.
"Coffe Late saja Mas," akhirnya Angkasa memilih untuk memesan minuman, karena haus juga menunggu seseorang yang belum tahu seperti apa wajah dan rupanya.
Angkasa sudah menghabiskan satu gelas minuman yang dia pesan, tapi gadis itu tak kunjung datang. Merasa jengah karena hampir sejam dia menunggu, akhirnya Angkasa memilih untuk pergi dari kafe. Biarkan saja jika gadis itu datang, karena dia sudah lelah menunggu. Memangnya Angkasa tidak punya pekerjaan lain apa? Kesal sendiri Angkasa dengan gadis itu. Pertemuan pertama saja membuat dia kesal, dia berjanji tidak akan menemui gadis itu lagi, jika bukan gadis itu yang datang menemuinya.
🌻🌻🌻
"Kenapa Lo? Muka udah kaya tembok runtuh aja?" tanya Nevan, sahabat Angkasa.
Mereka saat ini berada di apartemen Nevan, kebiasaan Angkasa dan teman-temannya berada di sana sejak mereka masih duduk di bangku SMA dulu, bahkan apartemen sahabatnya itu sudah seperti rumah sendiri.
"Kesel gue," keluh Angkasa lalu dia duduk di sofa yang ada di ruangan tersebut. Di sana ada empat pemuda salah satunya Angkasa. Mereka membiarkan Angkasa dengan kekesalannya. Tidak berani bertanya apa yang membuat Angkasa kesal, karena mereka tahu seperti apa sikap Angkasa.
"Kakak-kakak makan siang sudah siap, ayo kalian makan dulu," ucap seorang gadis, membuat Angkasa tersenyum melihat gadis itu. Sudah sejak lama Angkasa menyimpan rasa pada gadis itu, tapi dia tidak berani menyatakan perasaannya, apalagi dia tahu jika gadis itu di larang berpacaran oleh orang tuanya.
"Makan dulu yok, gue dah laper," nyelonong lebih dulu ke dalam dapur, sudah menjadi kebiasaan Rian dan ketiga sahabatnya hanya memakluminya saja.
"Makasih adek-adek Abang yang baik udah mau masakin," ucap Nevan pada kedua adiknya.
Mereka berdua hanya tersenyum menanggapi.
"Bang, kita pulang ya, Nana ada les jam setengah tiga, aku mau antar dia dulu," ucap gadis yang tadi menyuruh mereka makan siang.
"Enggak makan dulu? Ayolah makan bareng sama kita," kali ini Angkasa yang bersuara, dia berharap gadis itu akan menerima tawarannya untuk makan bersama.
"Terimakasih Kak, kasian Nana nanti telat ke tempat les, kami permisi ya," setelah itu dua gadis tersebut berlalu meninggalkan empat pemuda yang sedang menikmati makan siang tersebut.
Setelah menyelesaikan makan siangnya, mereka berempat kembali ke ruang tamu yang biasa mereka tempati untuk mengobrol, bermain game dan lain-lainnya.
"Lo dari mana tadi sebenarnya Ang? Enggak biasanya muka Lo lecek gitu," Rian yang sudah penasaran akhirnya bertanya.
Angkasa menghembuskan nafas berat, lalu dia menceritakan semua kejadian tadi termasuk ucapan sang Bunda beberapa waktu lalu saat mengatakan pada Angkasa jika dia akan di jodohkan.
"Serius Lo? Mau Lo di jodohin Ang?" tanya Rian yang lain hanya mengangguk menyetujui pertanyaan Rian.
"Sebenarnya gue ogah, kalian tau sendiri gue suka sama siapa," Angkasa menyugar rambutnya frustasi, mengingat dia mencintai seseorang tapi tidak berani mengungkapkannya. "Tadinya kalo gadis itu dateng, gue mau minta dia buat batalin perjodohan gila ini, tapi nyatanya dia enggak dateng, yaudahlah," tambahnya.
"Kenpa enggak Lo ungkapin aja sih Ang? Kalo keduluan yang lain ntar Lo nyesel," timpal Rian.
"Kalian kan tahu sendiri, gimana dia? Papanya aja enggak ngijini dia pacaran,"
"Ya langsung nikah aja, kok repot," kenapa Rian yang sewot? Angkasa menatap wajah Rian kesal, karena itu bukan solusi yang tepat menurutnya, dan mungkin gadis itu juga akan menolak jika di ajak menikah sekarang.
"Coba deh Lo cari tahu seperti apa gadis yang akan di jodohkan sama Lo itu, siapa tahu dia bisa menarik perhatian Lo," Nevan memberi saran, dia kasihan juga melihat Angkasa.
"Bener tu kata Nevan," kali ini Naga yang berbicara.
"Coba deh ntar gue cari tahu dulu," Angkasa pun menyetujui usulan Nevan.
"Gue balik ya," Angkasa bangkit dari duduknya setelah melihat pesan yang di kirim oleh saudaranya.
"Hati-hati,"
🌻🌻🌻
Seorang gadis masuk ke rumah sang Tante, seperti biasa dia tidak mengucap salam langsung masuk tanpa permisi. Melihat sang Tante yang sedang sibuk di dapur, dia pun menghampirinya.
"Masak apa Tan?" tanya Alisha basa-basi.
"Biasa, makanan kesukaan Arga sama Dinda, mereka kan sebentar lagi pulang," jawab sang Tante, menolah sebentar ke arah Alisha dan kembali melanjutkan kegiatannya.
"Yesha kemana emangnya Tan?" sebenarnya Ayesha lah yang dia cari, tapi seperti biasa Alisha selalu basa-basi menyapa sang Tante lebih dahulu.
"Yesha tadi bilangnya mau mampir ke rumah Omnya dulu gitu," masih sibuk menatap piring di atas meja. "Makan Sha, udah mateng semuanya," tambahnya.
"Aku udah makan tadi Tan, yaudah aku tunggu Yesha di kamar aja deh," Alisha beranjak dari duduknya, dia melangkah menaiki anak tangga menuju kamar Ayesha.
Di dalam kamar Alisha menatap langit-langit kamar sepupunya, ia teringat tadi di kafe. Dia mempunyai ide cemerlang saat tahu siapa laki-laki yang akan di jodohkan dengannya.
Alisha masuk ke dalam kafe, sebenarnya dia lebih dahulu datang, tapi tidak sendiri melainkan bersama dua sahabat laki-lakinya. Bahkan mereka bertiga sudah lebih dahulu sampai sebelum Angkasa sampai ke tempat itu.
Alisha terus menatap meja nomor sepuluh seperti ucapan sang Mama tadi pagi, tak berselang lama seorang pemuda duduk di meja nomor sepuluh dan betapa terkejutnya Alisha saat tahu siapa pemuda itu, ya Alisha mengenal Angkasa karena mereka satu kampus dan Angkasa seniornya di kampus, bukan hanya itu Alisha mengenal Angkasa dalam arena balapan motor, karena beberapa kali mereka mengadu sklil.
Setelah tahu siapa pemuda yang akan di jodohkan dengannya, Alisha pun mengajak dua sahabatnya untuk pergi, biarkan saja Angkasa menunggunya sampai jamuran, ha-ha-ha Alisha tertawa dalam hati, karena dua sahabatnya tidak tahu jika Alisha ke kafe ini akan menemui seseorang.
Tadinya Alisha akan pasrah menerima orang yang di jodohkan dengannya, karena kata sang Mama pemuda itu terlihat dewasa dan bisa membimbing Alisha, tapi ternyata sang Mama salah, Angkasa justru sama bandelnya dengan Alisha, akan jadi apa nanti keluarga mereka jika mereka menikah nanti, Alisha tidak bisa membayangkannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Novie Gwen Naura
nevan anknya Enggar keponakan Nayla...n cew yg disukai angkasa Ayesha ya Thor....
2021-09-25
0
Rosdelita Siregar
aku hadir lagi thor
2021-07-06
0
Dewi Desiawati
😂😂😂😂
pengen ketawa ngebayangin nya🤣🤣🤣
2021-05-16
0